sesuai blok, perawatan jenazah Rp , kendaraan jenazah Rp
,- ijin pemakaman Rp ,-.
B. Manajemen Pemakaman
. Konsep Manajemen
Manajemen merupakan sebuah bentuk pekerjaan yang mencakup pengkoordinasian sumber daya yang ada ke arah pencapaian sasaran organisasi.
1
Pendapat lain mengatakan bahwa manajemen merupakan proses yang dilakukan oleh satu atau lebih individu untuk mengkoordinasikan aktivitas orang lain untuk
mencapai tujuan-tujuan yang tidak mungkin dapat dicapai oleh tindakan seorang individu.
2
Jika dirujuk pada kedua definisi di atas, maka pengelolaan pada dasarnya merupakan upaya sistematis yang dapat meningkatkan pencapaian
tujuan secara tepat dan hemat. Oleh karena itu, pengelolaan terkait dengan fungsi- fungsi manajemen yang menurut Hersey dan Blanchard terdiri atas perencanaan,
pengorganisasian, pemotivasian, dan pengendalian.
3
Manajemen, menurut Stoner yang dikutip Handoko, dapat diartikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan
usaha-usaha para anggota organisasi dan pengguna sumberdaya organisasi
1
Leslie W. Rue dan Lloyd L. Byars, Management: Skills and Aplication, Boston: Richard D. Irwin, Inc.,
, h. .
2
James H. Donnelly, James L. Gibson, dan John M. Ivancevich, Fundamentals of Management,
Homewood: Bussiness Publication, Inc., , h. .
3
Paul Hersey dan Kenneth H. Blancahard, Management of Organizational Behavior, New Jersey: Prentice-Hall,
, h. .
lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
4
Pendapat lain mengatakan, manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasoian,
pengarahan dan pengawasan aktivitas sebuah organisasi untuk mencapai sasaran tertentu.
5
Dari pendapat-pendapat di atas terlihat bahwa manajemen pada intinya mencakup empat hal, yaitu: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
evaluasi. Masing-masing aspek tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Pertama
, adalah perencanaan. Perencanaan dapat diartikan sebagai proses penetapan tujuan organisasi dan memutuskan bagaimana cara terbaik untuk
mencapai tujuan tersebut Griffin, : . Pada tahapan ini ada dua tugas pokok
yang esensial yang perlu dikerjakan, yakni: a menetapkan tujuan dan b memutuskan cara untuk mencapai tujuan. Penetapan tujuan biasanya untuk
mengantisipasi hal-hal yang mungkin terjadi di masa yang akan datang, sedangkan memutuskan cara terbaik untuk mencapai tujuan merupakan pemilihan
seperangkat alternatif yang terbaik dalam mencapai tujuan tersebut. Tidak jauh berbeda dengan pendapat diatas, Handoko
: membagi perencanaan ini
ke dalam empat tahapan, yakni menetapkan tujuan, b merumuskan keadaan saat ini, c mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan, dan d
mengembangkan rencana kegiatan untuk mencapai tujuan.
4
T. Hani Handoko, Manajemen, Yogyakarta: BPFE, , h. .
5
John H. Jackson dan Vernon A. Musselman, Bussines, New Jersey: Prentice-Hall, , h.
.
Kedua, pengorganisasian. Pengorganisasian dapat diartikan sebagai
pengelompokkan aktivitas dan sumber daya yang ada ke dalam susunan yang logis.
6
Sesuai dengan batasan tersebut, maka pengorganisasian pada dasarnya merupakan pengelompokkan kegiatan-kegiatan yang sama atau relatif sama dan
sumberdaya yang ada ke dalam suatu kegiatan. Unit kegiatan dan sumberdaya tersebut kemudian dilihat kesinergisannya untuk menjadi sebuah kekuatan yang
terintegrasi secara penuh. Dengan demikian masing-masing unit kegiatan dan sumber daya ini pada dasarnya merupakan bagian dari organisasi secara
keseluruhan. Menggabungkan unit kegiatan, dapat diartikan bahwa tanggung jawab dari setiap unit pelaksanaan harus dirumuskan secara tertulis dan jelas
mengenai tugas dan fungsinya. Hal ini dimaksudkan agar terdapat keseimbangan antara tanggung jawab dan wewenang.
Ketiga, pelaksanaan.
Setelah dilakukan
perencanaan dan
pengorganisasian, maka kegiatan selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan perencanaan agar tujuan dan sasaran dapat tercapai. Dalam
melaksanakan suatu pekerjaan, faktor manusia menjadi pendorong maupun penghambat kelancaran tuga suatu organisasi. Dengan demikian upaya untuk
menggerakkan atau memotivasi sangat dominan pengaruhnya terhadap pelaksanaan pekerjaan. Penggerakan atau motivating merupakan pengintegrasian
6
Ricky W. Griffin, Management, New Delhi: A.I.T.B.S.Publisher, , h.
.
seluruh sumberdaya yang dimiliki dan menjadi bagian yang determinan menentukan kinerja karyawan.
7
Keempat, evaluasi. Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam
manajemen. Menurut McGehee dan Thayer, yang dikutip oleh Wexley dan Yukl, evaluasi memiliki dua aspek penting, yaitu: untuk mengetahui sejauh mana
sasaran pendidikan dan pelatihan sudah terpenuhi, dan sebagai bahan perbandingan untuk mengetahui teknik pelatihan yang baik.
8
Kegiatan evaluasi atau penilaian dapat diselenggarakan secara terus menerus, berkala, sewaktu-
waktu pada saat sebelum, sedang, atau setelah suatu kegiatan dilaksanakan. Penilaian merupakan kegiatan penting untuk mengetahui apakah tujuan yang
ditentukan dapat dicapai, apakah pelaksanaan program sesuai dengan rencana, dan dampak apa yang terjadi setelah program dilaksanakan. Di dalam kegiatan
evaluasi tidak lepas dari kegiatan pengendalian yang diartikan untuk memantau pelaksanaan kegiatan ke arah pencapaian tujuan.
. Pelayanan Pemakaman
Sebelum dijelaskan tentang pelayanan pemakaman, terlebih dahulu perlu dijelaskan tentang arti pelayanan. Dalam hubungannya dengan konsep pelayanan,
Han dan Leong menjelaskan bahwa pelayanan sebagai proses atas pelayanan khusus yang terdiri atas sejumlah kegiatan tahap sebelumnya back stage dan
7
Hersey dan Blanchard, Management of Organizational behavior., h. .
8
Wexley, Kenneth N. and Gary A. Yukl, , Perilaku Organisasi dan Psikologi
Personalia, Jakarta: PT. Rineka Cipta,
, h. .
tahap yang akan datang front stage dimana konsumen berinteraksi dengan organisasi jasa pelayanan.
9
Tujuan interaksi itu adalah untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat
memenuhi kepuasan konsumen serta memberikan nilai kepada konsumen yang bersangkutan. Kotler mendefinisikan pelayanan sebagai: “acivity that one party
can offer to another that is essentially intangible and does not result in the ownership of anything.”
10
Definisi menjelaskan bahwa pelayanan merupakan suatu aktivitas yang tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan
daripada dimiliki, serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam menggunakan jasa yang dihasilkan. Sementara itu Lovelock memberikan arti
pelayanan pelanggan sebagai “selling, that involves interactions with customer in person, by telecommunication or by mail. It is designed, performed, and
communicated with two goals in mind operational efficiency and customer satisfaction.”
11
Maknanya adalah bahwa pelayanan terhadap pelanggan dapat dilakukan dengan bantuan teknologi dan media komunikasi. Oleh karena itu, agar
penyedia jasa selalu dalam posisi unggul dan mendapat kepercayaan penuh, maka pelayanan pelanggan harus bersifat proaktif, up to date, efektif dan efisien.
9
Flora Han dan Debbie Leong, Productivity and Service Quality, Singapore: Prentice Hall,
, h. .
10
Eric Laws, Managing Packaged Tourism: Relationships, Responsibilities and Service Quality the Enclusive Holiday Industry,
London: International Thomson Business Press, , h.
.
11
Christopher Lovelock, Product Plus: How Product + Service = Competitive Advantage,
New York: Mc Graw Hill, , h. .
Macaulay dan Cook mengatakan, pelayanan merupakan citra organisasi. Pelayanan yang memuaskan terdiri atas tiga komponen, dan semuanya
mencerminkan citra organisasi. Adapun ketiga komponen itu adalah: a kualitas produk dan layanan yang dihasilkan, b cara karyawan memberikan layanan, dan
c hubungan pribadi yang terbentuk melalui layanan tersebut. Macaulay dan Cook menambahkan bahwa menciptakan citra positif, berarti:
12
a. Membantu pelanggan melihat keistimewaan produk perusahaan melalui cara
terbaik. b.
Melakukan apa saja yang mungkin untuk menampilkan citra positif dari perusahaan dan layanan anda.
c. Mengembangkan hubungan yang mampu membuat pelanggan merasa
diistimewakan dan dihargai sebagai seorang pribadi. d.
Memahami bahwa inti dari pelayanan yang baik adalah belajar untuk berkomunikasi secara baik dengan setiap anggota masyarakat.
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia senantiasa berusaha, baik melalui aktivitas sendiri maupun dengan cara melibatkan orang lain. Aktivitas
adalah suatu proses penggunaan akal, pikiran, panca indera dan anggota badan dengan atau tanpa alat bantu yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan
sesuatu yang diinginkan, baik dalam bentuk barang maupun jasa. Proses
12
Steve Macaulay and Sarah Cook, How to Improve Your Customer Service, Kiat Meningkatkan Pelayanan bagi Pelanggan
, Terjemahan Yoshua dan Sambodo, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
, h. .
pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung inilah yang dinamakan pelayanan Moenir,
: . Sementara itu, Boediono
: mendefinisikan pelayanan sebagai suatu proses bantuan kepada orang lain dengan
cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal agar terciptanya kepuasan dan keberhasilan.
Pelayanan memiliki sejumlah karakteristik yang membedakan dengan aspek-aspek lainnya. Terkait dengan hal tersebut, menurut Kotler dan Armstrong,
suatu perusahaan harus memperhatikan empat karakter khusus suatu pelayanan dalam merencanakan suatu program pemasaran yakni: tanpa wujud service
intangibility , keterikatan jasa pelayanan dan penyedia jasa tidak dapat
dipisahkan service inseparability, variabilitas pelayanan service variabiltiy, dan pelayanan langsung digunakan dan habis service perishability.
13
Tanpa wujud service intangibility berarti bahwa jasapelayanan tidak dapat dilihat, diraba, didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Misalnya,
orang yang akan menjalani operasi wajah tidak dapat melihat hasil operasi itu sebelum dioperasi, dan penumpang pesawat tidak mendapat apapun kecuali tiket
dan janji bahwa mereka akan tiba dengan selamat di tujuan. Untuk mengurangi ketidakpastian, pembeli mencari “tanda” dari kualitas pelayanan itu. Mereka
menarik kesimpulan tentang produk jasa itu melalui tempat, pekerja, harga, perlengkapan dan komunikasi yang dapat mereka amati. Oleh karena itu tugas
13
Philip Kotler and Gary Armstrong, Marketing and Introduction, New Jersey: Prentice Hall International,
, h. .
penyedia jasa pelayanan adalah membuat pelayanan tampak wujud menurut cara- cara tertentu.
Keterikatan pelayanan jasa dan penyedia jasa dimisalkan sebagai suatu produk fisik dihasilkan, kemudian disimpan, lalu dijual, dan akhirnya dikonsumsi.
Sebaliknya pada sisi lain, jasa dijual terlebih dahulu, baru diproduksi dan dikonsumsi pada saat yang sama service are first sold, then produced and
comsumed at the same time .
Service inseparability berarti bahwa jasa pelayanan tidak dapat dipisahkan
dari penyedia jasa pelayanan itu sendiri, baik penyedia jasa itu sebuah mesin atau seseorang, atau suatu kelompok orang organisasi. Bila seorang pegawai
memberikan jasa, maka pegawai itu adalah bagian dari jasa itu. Karena konsumen hadir pada saat jasa dihasilkan atau disediakan, maka interaksi penyedia jasa dan
konsumen adalah suatu keadaan yang unik dalam pemasaran jasa. Keduanya, baik penyedia jasa maupun konsumen sama-sama mempengaruhi hasil keluaran jasa
pelayanan. Variabilitas pelayanan service variabiltiy berarti bahwa kualitas jasa
pelayanan tergantung pada siapa yang menyediakan atau menghasilkan jasa itu, juga tergantung pada kapan, di mana, dan bagaimana jasa pelayanan itu
diselenggarakan. Sebagai contoh, sebuah hotel -- misalnya, Marriot – memiliki reputasi dalam memberikan pelayanan yang lebih baik dari hotel lain. Namun
demikian, masih dalam contoh hotel Marriot, pada satu meja registrasi seorang
karyawan dapat saja tampak ceria dan efisien, namun beberapa meter dari tempat itu bisa saja ada pegawai yang murung dan lamban.
Sementara pelayanan langsung habis service perishability berarti bahwa jasa pelayanan tidak dapat disimpan untuk kemudian dijual kembali atau
digunakan. Seorang dokter menetapkan tarif atas ketidak hadiran pasiennya missappointment
karena nilai jasa itu hanya wujud pada saat itu dan hilang ketika si pasien tidak muncul. Sifat jasa yang demikian bukanlah masalah bila
tingkat permintaan mantap. Namun, bila permintaan berfluktuasi, maka instansi penyedia jasa mengalami masalah.
Setelah di atas dijelaskan tentang pelayanan, selanjutnya dijelaskan tentang pelayanan pemakaman. Pelayanan pemakaman dilaksanakan berdasarkan
urutan-urutan tertentu. Berdasarkan Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor Tahun
tentang Pemakaman Umum Dalam Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, tata cara pemakamnan adalah sebagai berikut:
a. Setiap orang yang meninggal dunia yang akan dimakamkan dan atau diabukan
kremasi harus dilaporkan kepada Lurah dan Pusat Kesehatan Masyarakat setempat serta Dinas Pemakaman.
b. Jenazah yang akan dibawa keluar Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta
harus dilaporkan kepada Lurah setempat dan Dinas Kesehatan. c.
Petugas Pusat Kesehatan Masyarakat setempat mengadakan Pemeriksaan atas jenazah yang bersangkutan dan pemeriksaan oleh Petugas Dinas Kesehatan.
d. Pemeriksaan jenazah tidak perlu dilakukan lagi bagi jenazah yang telah
memiliki surat keterangan pemeriksaan dari Rumah Sakit dengan ketentuan bahwa surat keterangan dimaksud disahkan oleh Pusat Kesehatan Masyarakat
setempat atau oleh Dinas Kesehatan. e.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dikeluarkan izin oleh Dinas Pemakaman. f.
Pemakaman jenazah harus dilakukan dalam jangka waktu dua puluh empatjam setelah yang bersangkutan rneninggal dunia.
g. Penundaan jangka waktu pemakaman maksimal lima hari dan hanya dapat
dilakukan dengan izin Gubernur Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk kecuali bagi yang menderita penyakit menular.
h. Jenazah yang pemakamannya ditunda harus disimpan dalam peti yang di
dalamnya berlapis seng dan tertutup rapat atau dengan cara lain yang persyaratannya ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah atau pejabat yang
ditunjuk. i.
Jenazah yang akan dimakamkan, dibawa ke krematorium dan atau rumah duka harus ditempatkan dalam kendaraan jenazah atau usungan jenazah.
j. Pengangkutan jenazah dapat dilakukan oleh Dinas Pemakaman.
Agar kegiatan pemakaman berlangsung dengan baik, maka diperlukan perizinan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Untuk menggunakan tanah makam harus memiliki izin penggunaan tanah
makam dari Gubernur Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk. b.
Permohonan izin penggunaan tanah makam harus diajukan oleh keluarga atau ahli waris atau pihak yang bertanggung jawab atas jenazah yang
bersangkutan, kepada Gubernur Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk. c.
Gubernur Kepala Daerah menetapkan tata cara permohonan dan perpanjangan izin penggunaan tanah makam.
d. Pemegang izin herkewajiban mentaati dan melaksanakan semua ketentuan
dan persyaratan yang tercantum dalam surat izin penggunaan tanah makarn. e.
Izin penggunaan tanah makam berlaku untuk tiga tahun, dan dapat diperpanjang setiap tiga tahun.
f. Permohonan perpanjangan izin penggunaan tanah makarn dapat diajukan
paling lambat tiga bulan setelah izin berakhir. g.
Apabila izin penggunaan tanah makam diperpanjang setelah lewat jangka waktu dikenakan retribusi tambahan sepanjang belum digunakan untuk
pemakaman jenazah lain. Selain itu proses pemakaman terkait pula dengan penggunaan tanah
makam, dengan ketentuan sebagai berikut: a.
Tiap petak tanah makam di taman pemakaman umum, harus dipergunakan untuk pemakaman dengan cara bergiliran atau berulang pada tiap berakhirnya
penggunaan tanah makam. b.
Tiap petak tanah makam di taman pemakaman umum dipergunakan untuk pemakaman
tumpangan, kecuali
apabila keadaan
tanahnya tidak
memungkinkan. c.
Pemakaman tumpang dilakukan diantara jenazah anggota keluarga clan apabila bukan anggota keluarga, harus ada izin tertulis dari keluarga ahli waris
atau pihak yang bertanggung jawab atas jenazah yang ditumpangi d.
Pemakaman tumpangan dapat dilakukan di atas atau di samping jenazah Yang telah dimakamkan, dengan ketentuan bahwa jarak antara jenazah dengan
permukaan tanah minimal satu meter. e.
Pemakaman tumpangan dapat dilakukan sesudah jenazah lama dimakamkan minimal satu tahun.
Waktu pemakaman yang meliputi menggali, memindahkan dan mengabukan kremasi jenazah dilakukan antara pukul
sampai dengan pukul
, kecuali apabila Gubernur Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk mengizinkan dilakukan pekerjaan tersebut diperpanjang.
Di setiap pemakaman biasanya terdapat kantor pemakaman. Adapun pelayanan secara umum yang diberikan oleh kantor pemakaman meliputi:
a. Pemakaman jenazah bagi ahli waris yang tidak mampu.
b. Pemakaman jenazah terlantar yang tidak diketahui ahli warisnya.
c. Izin penggunaan tanah makam
d. Izin penggunaan tanah makam tumpangan
e. Perpanjangan IPTM
f. Pemakaian peralatan perawatan jenazah
g. Pemakaian kendaraan jenazah dan perlengkapannya
h. Pemakaian lokasi taman pemakaman untuk shooting film
i. Izin pemasangan plaket makam
j. Izin mengangkut jenazah ke luar negeri
k. Izin mengangkut jenazah ke luar wilayahnya.
l. Izin pengabuan jenazahkerangka jenazah
m. Izin penggalian dan pemindahan jenazahkerangka jenazah.
n. Izin usaha dan daftar ulang izin usaha di bidang pelayanan pemakaman dan
pengabuan kremasi.
. Prosedur Pemakaman
Secara umum, pemakaman jenazah dilakukan berdasarkan prosedur. Setidaknya ada lima prosedur umum yang dilakukan dalam proses pemakaman
jenazah, yaitu: a.
Meminta surat keterangan laporan kematian dari kelurahan setempat. b.
Meminta surat keterangan pemeriksaan jenazah dari rumah sakit atau puskesmas.
c. Menyerahkan foto copy kartu keluarga
d. Menyerahkan foto copy orang yang meninggal
e. Ahli waris memesan tempat ke Tempat Pemakaman Umum sesuai dengan
blok petak tanah makam yang diinginkan. f.
Membayar retribusi sesuai dengan petak tanah maka yang dikehendaki dan ahli waris mendapat surat IPTM yang berlaku untuk jangka waktu tertentu.
g. Untuk pemakaman tumpangan membayar retribusi
dari retribusi pemakaman baru dan ahli waris mendapat surat IPTM.
. Perawatan
Perawatan atau pemeliharaan adalah semua tindakan yang penting dengan tujuan untuk menghasilkan produk yang baik atau untuk mengembalikan kedalam
keadaan yang memuaskan Dhillon, :
. Perawatan adalah sebuah operasi atau aktivitas yang harus dilakukan secara berkala dengan tujuan untuk
mempercepat pergantian kerusakan dengan sumber daya yang ada. Perawatan juga ditujukan untuk mengembalikan suatu sistem pada kondisinya agar dapat
berfungsi sebagaimana mestinya. Pada umumnya, semakin tingginya aktivitas perbaikan dalam sebuah sistem, kebutuhan akan manajemen dan pengendalian di
perawatan menjadi semakin penting. Blanchard :
mengklasifikasi perawatan menjadi enam bagian, yaitu:
a. Corrective Maintenance, merupakan perawatan yang terjadwal ketika suatu
sistem mengalami kegagalan untuk memperbaiki sistem pada kondisi tertentu. b.
Preventive Maintenance, meliputi semua aktivitas yang terjadwal untuk menjaga sistemproduk dalam kondisi operasi tertentu. Jadwal perawatan
meliputi periode inspeksi. c.
Predictive Maintenance, sering berhubungan dengan memonitor kondisi program perawatan preventif dimana metode memonitor secara langsung
digunakan untuk menentukan kondisi peralatan secara teliti. d.
Maintenance Prevention, merupakan usaha mengarahkan maintenance free design
yang digunakan dalam konsep Total Predictive Maintenance TPM. Melalui desain dan pengembangan peralatan, keandalan dan pemeliharaan
dengan meminimalkan downtime dapat meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya siklus hidup.
e. Adaptive Maintenance, menggunakan software komputer untuk memproses
data yang diperlukan untuk perawatan. f.
Perfective Maintenance, meningkatkan kinerja, pembungkusanpengepakan pemeliharaan dengan menggunakan software komputer.
Aktivitas perawatan memiliki tujuan tertentu. Menurut Corder :
tujuan perawatan antara lain: memperpanjang kegunaan aset, menjamin ketersediaan optimum, menjamin kesiapan operasional, dan menjamin
keselamatan orang yang menggunakan sarana. Pemakaman sebagai fasilitas umum juga membutuhkan perawatan secara
berkala agar dapat terpelihara dengan baik. Perawatan antara lain dilakukan dengan kegiatan pembersihan makam dan pengaturan taman makam oleh para
petugas makam dari kantor pelayanan pemakaman. Perawatan di pemakaman dilakukan baik oleh petugas makam maupun oleh para ahli warisnya sendiri.
BAB IV JUAL BELI TANAH WAKAF
DI TPU PONDOK GEDE DAN TPU PONDOK RANGON
A. Jual Beli Tanah Wakaf di TPU Pondok Gede dan TPU Pondok Rangon
. Jual Beli Tanah Wakaf di TPU Pondok Gede
Dalam Islam memakamkan atau menguburkan jenazah hukumnya adalah fardu kifayah sebagaimana halnya memandikan, mengafani, dan mensalatkan
jenazah. Oleh karena itu, dalam Islam memakamkan jenazah merupakan hal yang wajib sehingga harus dilakukan oleh umat Islam. Dalam usaha pemakaman
membutuhkan lahan, sehingga dibutuhkan area pemakaman yang cukup agar dapat menampung jenazah yang akan dimakamkan.
Seiring dengan semakin menyempitnya lahan di kota-kota besar seperti Jakarta, maka pemakaman jenazah bukan lagi menjadi sesuatu yang murah dan
bahkan dirasakan mahal oleh sejumlah kalangan tertentu. Lahan-lahan di kota besar cenderung lebih diprioritaskan sebagai area bisnis dibandingkan untuk
fasilitas umum seperti pemakaman. Di masa mendatang, seiring dengan pertambahan penduduk dan pesatnya perkembangan kota, maka memakamkan
jenazah akan menjadi hal yang sulit dan semakin mahal. Meskipun berbagai metode dikembangkan dalam manajemen pemakaman, seperti makam tumpang,