sesuai  blok,  perawatan  jenazah  Rp ,  kendaraan  jenazah  Rp
,- ijin pemakaman Rp ,-.
B. Manajemen Pemakaman
. Konsep Manajemen
Manajemen  merupakan  sebuah  bentuk  pekerjaan  yang  mencakup pengkoordinasian sumber daya yang ada ke arah pencapaian sasaran organisasi.
1
Pendapat  lain  mengatakan  bahwa  manajemen  merupakan  proses  yang  dilakukan oleh satu atau lebih individu untuk mengkoordinasikan aktivitas orang lain untuk
mencapai tujuan-tujuan  yang tidak  mungkin dapat dicapai oleh tindakan seorang individu.
2
Jika  dirujuk  pada  kedua  definisi  di  atas,  maka  pengelolaan  pada dasarnya  merupakan  upaya  sistematis  yang  dapat  meningkatkan  pencapaian
tujuan secara tepat dan hemat. Oleh karena itu, pengelolaan terkait dengan fungsi- fungsi manajemen yang menurut Hersey dan Blanchard terdiri atas perencanaan,
pengorganisasian, pemotivasian, dan pengendalian.
3
Manajemen,  menurut  Stoner  yang  dikutip  Handoko,  dapat  diartikan sebagai  proses  perencanaan,  pengorganisasian,  pengarahan,  dan  pengawasan
usaha-usaha  para  anggota  organisasi  dan  pengguna  sumberdaya  organisasi
1
Leslie  W.  Rue  dan  Lloyd  L.  Byars,  Management:  Skills  and  Aplication,  Boston: Richard D. Irwin, Inc.,
, h.  .
2
James H. Donnelly, James L. Gibson, dan John M. Ivancevich, Fundamentals of Management,
Homewood: Bussiness Publication, Inc., , h.  .
3
Paul Hersey dan Kenneth H. Blancahard, Management of Organizational Behavior, New Jersey: Prentice-Hall,
, h.  .
lainnya  agar  mencapai  tujuan  organisasi  yang  telah  ditetapkan.
4
Pendapat  lain mengatakan,  manajemen  adalah  proses  perencanaan,  pengorganisasoian,
pengarahan dan pengawasan aktivitas  sebuah organisasi untuk  mencapai  sasaran tertentu.
5
Dari  pendapat-pendapat  di  atas  terlihat  bahwa  manajemen  pada  intinya mencakup   empat  hal,  yaitu:  perencanaan,  pengorganisasian,  pelaksanaan  dan
evaluasi. Masing-masing aspek tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Pertama
, adalah perencanaan. Perencanaan dapat diartikan sebagai proses penetapan  tujuan  organisasi  dan  memutuskan  bagaimana  cara  terbaik  untuk
mencapai tujuan tersebut Griffin, :  . Pada tahapan ini ada dua tugas pokok
yang  esensial  yang  perlu  dikerjakan,  yakni:  a  menetapkan  tujuan  dan  b memutuskan  cara  untuk  mencapai  tujuan.  Penetapan  tujuan    biasanya    untuk
mengantisipasi    hal-hal    yang  mungkin  terjadi  di  masa  yang  akan  datang, sedangkan memutuskan cara terbaik untuk mencapai tujuan merupakan pemilihan
seperangkat  alternatif  yang  terbaik  dalam  mencapai  tujuan  tersebut.  Tidak  jauh berbeda  dengan  pendapat  diatas,  Handoko
: membagi  perencanaan  ini
ke dalam empat tahapan, yakni menetapkan tujuan, b merumuskan keadaan saat ini,  c  mengidentifikasi  segala  kemudahan  dan  hambatan,  dan  d
mengembangkan rencana kegiatan untuk mencapai tujuan.
4
T. Hani Handoko, Manajemen, Yogyakarta: BPFE, , h.  .
5
John H. Jackson dan Vernon A. Musselman, Bussines, New Jersey: Prentice-Hall, , h.
.
Kedua, pengorganisasian.  Pengorganisasian  dapat  diartikan  sebagai
pengelompokkan  aktivitas  dan  sumber  daya  yang  ada  ke  dalam  susunan  yang logis.
6
Sesuai  dengan  batasan  tersebut,  maka  pengorganisasian  pada  dasarnya merupakan  pengelompokkan  kegiatan-kegiatan  yang  sama  atau  relatif  sama  dan
sumberdaya  yang  ada  ke  dalam  suatu  kegiatan.  Unit  kegiatan  dan  sumberdaya tersebut  kemudian  dilihat  kesinergisannya  untuk  menjadi  sebuah  kekuatan  yang
terintegrasi  secara  penuh.  Dengan  demikian  masing-masing  unit  kegiatan  dan sumber  daya  ini  pada  dasarnya  merupakan  bagian  dari  organisasi  secara
keseluruhan.  Menggabungkan  unit  kegiatan,  dapat  diartikan  bahwa  tanggung jawab  dari  setiap  unit  pelaksanaan  harus  dirumuskan  secara  tertulis  dan  jelas
mengenai tugas dan fungsinya. Hal ini dimaksudkan agar terdapat keseimbangan antara tanggung jawab dan wewenang.
Ketiga, pelaksanaan.
Setelah dilakukan
perencanaan dan
pengorganisasian, maka kegiatan selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan yang sesuai  dengan  perencanaan  agar  tujuan  dan  sasaran  dapat  tercapai.  Dalam
melaksanakan  suatu  pekerjaan,  faktor  manusia  menjadi  pendorong  maupun penghambat  kelancaran  tuga  suatu  organisasi.  Dengan  demikian  upaya  untuk
menggerakkan    atau  memotivasi  sangat  dominan  pengaruhnya  terhadap pelaksanaan pekerjaan. Penggerakan atau motivating  merupakan pengintegrasian
6
Ricky W. Griffin, Management, New Delhi: A.I.T.B.S.Publisher, , h.
.
seluruh  sumberdaya  yang  dimiliki  dan  menjadi  bagian  yang  determinan menentukan kinerja karyawan.
7
Keempat, evaluasi.  Evaluasi  merupakan  langkah  terakhir  dalam
manajemen. Menurut McGehee dan Thayer, yang dikutip oleh Wexley dan Yukl, evaluasi  memiliki  dua  aspek  penting,  yaitu:     untuk  mengetahui  sejauh  mana
sasaran  pendidikan  dan  pelatihan  sudah  terpenuhi,  dan     sebagai  bahan perbandingan  untuk  mengetahui  teknik  pelatihan  yang  baik.
8
Kegiatan  evaluasi atau  penilaian  dapat  diselenggarakan  secara  terus  menerus,  berkala,  sewaktu-
waktu  pada  saat  sebelum,  sedang,  atau  setelah  suatu  kegiatan  dilaksanakan. Penilaian  merupakan  kegiatan  penting  untuk  mengetahui  apakah  tujuan  yang
ditentukan  dapat  dicapai,  apakah  pelaksanaan  program  sesuai  dengan  rencana, dan  dampak  apa  yang  terjadi  setelah  program  dilaksanakan.  Di  dalam  kegiatan
evaluasi  tidak  lepas  dari  kegiatan  pengendalian  yang  diartikan  untuk  memantau pelaksanaan kegiatan ke arah pencapaian tujuan.
. Pelayanan Pemakaman
Sebelum  dijelaskan  tentang  pelayanan  pemakaman,  terlebih  dahulu  perlu dijelaskan tentang arti pelayanan. Dalam hubungannya dengan konsep pelayanan,
Han  dan  Leong  menjelaskan  bahwa  pelayanan  sebagai  proses  atas  pelayanan khusus  yang  terdiri  atas  sejumlah  kegiatan  tahap  sebelumnya  back  stage  dan
7
Hersey dan Blanchard, Management of Organizational behavior., h. .
8
Wexley, Kenneth N. and Gary A. Yukl, , Perilaku Organisasi dan Psikologi
Personalia, Jakarta: PT. Rineka Cipta,
, h. .
tahap  yang  akan  datang  front  stage  dimana  konsumen  berinteraksi  dengan organisasi  jasa  pelayanan.
9
Tujuan  interaksi  itu  adalah  untuk  memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat
memenuhi  kepuasan  konsumen  serta  memberikan  nilai  kepada  konsumen  yang bersangkutan.  Kotler  mendefinisikan  pelayanan  sebagai:  “acivity  that  one  party
can  offer  to  another  that  is  essentially  intangible  and  does  not  result  in  the ownership  of  anything.”
10
Definisi  menjelaskan  bahwa  pelayanan  merupakan suatu  aktivitas  yang  tidak  berwujud  dan  cepat  hilang,  lebih  dapat  dirasakan
daripada  dimiliki,  serta  pelanggan  lebih  dapat  berpartisipasi  aktif  dalam menggunakan  jasa  yang  dihasilkan.  Sementara  itu  Lovelock  memberikan  arti
pelayanan pelanggan sebagai “selling, that involves interactions with customer in person,  by  telecommunication  or  by  mail.  It  is  designed,  performed,  and
communicated  with  two  goals  in  mind  operational  efficiency  and  customer satisfaction.”
11
Maknanya  adalah  bahwa  pelayanan  terhadap  pelanggan  dapat dilakukan dengan bantuan teknologi dan media komunikasi. Oleh karena itu, agar
penyedia jasa selalu dalam posisi unggul dan mendapat kepercayaan penuh, maka pelayanan pelanggan harus bersifat proaktif, up to date, efektif dan efisien.
9
Flora Han dan Debbie Leong, Productivity and Service Quality, Singapore: Prentice Hall,
, h. .
10
Eric Laws, Managing Packaged Tourism: Relationships, Responsibilities and Service Quality the Enclusive Holiday Industry,
London: International Thomson Business Press, , h.
.
11
Christopher Lovelock, Product Plus: How Product + Service = Competitive Advantage,
New York: Mc Graw Hill, , h.  .
Macaulay  dan  Cook  mengatakan,  pelayanan  merupakan  citra  organisasi. Pelayanan  yang  memuaskan  terdiri  atas  tiga  komponen,  dan  semuanya
mencerminkan citra organisasi. Adapun ketiga komponen itu adalah: a kualitas produk dan layanan yang dihasilkan, b cara karyawan memberikan layanan, dan
c  hubungan  pribadi  yang  terbentuk  melalui  layanan  tersebut.  Macaulay  dan Cook menambahkan bahwa menciptakan citra positif, berarti:
12
a. Membantu pelanggan  melihat keistimewaan produk perusahaan  melalui cara
terbaik. b.
Melakukan  apa  saja  yang  mungkin  untuk  menampilkan  citra  positif  dari perusahaan dan layanan anda.
c. Mengembangkan  hubungan  yang  mampu  membuat  pelanggan  merasa
diistimewakan dan dihargai sebagai seorang pribadi. d.
Memahami  bahwa  inti  dari  pelayanan  yang  baik  adalah  belajar  untuk berkomunikasi secara baik dengan setiap anggota masyarakat.
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia senantiasa berusaha, baik melalui  aktivitas  sendiri  maupun  dengan  cara  melibatkan  orang  lain.  Aktivitas
adalah  suatu  proses  penggunaan  akal,  pikiran,  panca  indera  dan  anggota  badan dengan  atau tanpa alat bantu  yang dilakukan oleh seseorang untuk  mendapatkan
sesuatu  yang  diinginkan,  baik  dalam  bentuk  barang  maupun  jasa.  Proses
12
Steve Macaulay and Sarah Cook, How to Improve Your Customer Service, Kiat Meningkatkan Pelayanan bagi Pelanggan
, Terjemahan Yoshua dan Sambodo, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
, h. .
pemenuhan  kebutuhan  melalui  aktivitas  orang  lain  secara  langsung  inilah  yang dinamakan  pelayanan  Moenir,
: .  Sementara  itu,  Boediono
: mendefinisikan pelayanan sebagai suatu proses bantuan kepada orang lain dengan
cara-cara  tertentu  yang  memerlukan  kepekaan  dan  hubungan  interpersonal  agar terciptanya kepuasan dan keberhasilan.
Pelayanan  memiliki  sejumlah  karakteristik  yang  membedakan  dengan aspek-aspek lainnya. Terkait dengan hal tersebut, menurut Kotler dan Armstrong,
suatu  perusahaan  harus  memperhatikan  empat  karakter  khusus  suatu  pelayanan dalam  merencanakan  suatu  program  pemasaran  yakni:     tanpa  wujud  service
intangibility ,     keterikatan  jasa  pelayanan  dan  penyedia  jasa  tidak  dapat
dipisahkan service inseparability,   variabilitas pelayanan service variabiltiy, dan   pelayanan langsung digunakan dan habis service perishability.
13
Tanpa  wujud  service  intangibility  berarti  bahwa  jasapelayanan  tidak dapat  dilihat,  diraba,  didengar,  atau  dicium  sebelum  jasa  itu  dibeli.  Misalnya,
orang  yang  akan  menjalani  operasi  wajah  tidak  dapat  melihat  hasil  operasi  itu sebelum dioperasi, dan penumpang pesawat tidak mendapat apapun kecuali tiket
dan  janji  bahwa  mereka  akan  tiba  dengan  selamat  di  tujuan.  Untuk  mengurangi ketidakpastian,  pembeli  mencari  “tanda”  dari  kualitas  pelayanan  itu.  Mereka
menarik  kesimpulan  tentang  produk  jasa  itu  melalui  tempat,  pekerja,  harga, perlengkapan  dan  komunikasi  yang  dapat  mereka  amati.  Oleh  karena  itu  tugas
13
Philip Kotler and Gary Armstrong, Marketing and Introduction, New Jersey: Prentice Hall International,
, h. .
penyedia jasa pelayanan adalah membuat pelayanan tampak wujud menurut cara- cara tertentu.
Keterikatan  pelayanan  jasa  dan  penyedia  jasa  dimisalkan  sebagai  suatu produk fisik dihasilkan, kemudian disimpan, lalu dijual, dan akhirnya dikonsumsi.
Sebaliknya  pada  sisi  lain,  jasa  dijual  terlebih  dahulu,  baru  diproduksi  dan dikonsumsi  pada  saat  yang  sama  service  are  first  sold,  then  produced  and
comsumed at the same time .
Service inseparability berarti bahwa jasa pelayanan tidak dapat dipisahkan
dari penyedia jasa pelayanan itu sendiri, baik penyedia jasa itu sebuah mesin atau seseorang,  atau  suatu  kelompok  orang  organisasi.  Bila  seorang  pegawai
memberikan jasa, maka pegawai itu adalah bagian dari jasa itu. Karena konsumen hadir pada saat jasa dihasilkan atau disediakan, maka interaksi penyedia jasa dan
konsumen adalah suatu keadaan yang unik dalam pemasaran jasa. Keduanya, baik penyedia  jasa  maupun  konsumen  sama-sama  mempengaruhi  hasil  keluaran  jasa
pelayanan. Variabilitas  pelayanan  service  variabiltiy  berarti  bahwa  kualitas  jasa
pelayanan  tergantung  pada  siapa  yang  menyediakan  atau  menghasilkan  jasa  itu, juga  tergantung  pada  kapan,  di  mana,  dan  bagaimana  jasa  pelayanan  itu
diselenggarakan.  Sebagai  contoh,  sebuah  hotel  --  misalnya,  Marriot  –  memiliki reputasi  dalam  memberikan  pelayanan  yang  lebih  baik  dari  hotel  lain.  Namun
demikian,  masih  dalam  contoh  hotel  Marriot,  pada  satu  meja  registrasi  seorang
karyawan dapat saja tampak ceria dan efisien, namun beberapa meter dari tempat itu bisa saja ada pegawai yang murung dan lamban.
Sementara pelayanan langsung habis service perishability berarti bahwa jasa  pelayanan  tidak  dapat  disimpan  untuk  kemudian  dijual  kembali  atau
digunakan.  Seorang  dokter  menetapkan  tarif  atas  ketidak  hadiran  pasiennya missappointment
karena  nilai  jasa  itu  hanya  wujud  pada  saat  itu  dan  hilang ketika  si  pasien  tidak  muncul.  Sifat  jasa  yang  demikian  bukanlah  masalah  bila
tingkat  permintaan  mantap.  Namun,  bila  permintaan  berfluktuasi,  maka  instansi penyedia jasa mengalami masalah.
Setelah  di  atas  dijelaskan  tentang  pelayanan,  selanjutnya  dijelaskan tentang pelayanan pemakaman. Pelayanan pemakaman dilaksanakan berdasarkan
urutan-urutan  tertentu.  Berdasarkan  Peraturan  Daerah  DKI  Jakarta  Nomor Tahun
tentang Pemakaman Umum Dalam Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, tata cara pemakamnan adalah sebagai berikut:
a. Setiap orang yang meninggal dunia yang akan dimakamkan dan atau diabukan
kremasi  harus  dilaporkan  kepada  Lurah  dan  Pusat  Kesehatan  Masyarakat setempat serta Dinas Pemakaman.
b. Jenazah  yang  akan  dibawa  keluar  Wilayah  Daerah  Khusus  Ibukota  Jakarta
harus dilaporkan kepada Lurah setempat dan Dinas Kesehatan. c.
Petugas Pusat Kesehatan Masyarakat setempat mengadakan Pemeriksaan atas jenazah yang bersangkutan dan pemeriksaan oleh Petugas Dinas Kesehatan.
d. Pemeriksaan  jenazah  tidak  perlu  dilakukan  lagi  bagi  jenazah  yang  telah
memiliki  surat  keterangan  pemeriksaan  dari  Rumah  Sakit  dengan  ketentuan bahwa surat keterangan dimaksud disahkan oleh Pusat Kesehatan Masyarakat
setempat atau oleh Dinas Kesehatan. e.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dikeluarkan izin oleh Dinas Pemakaman. f.
Pemakaman  jenazah  harus  dilakukan  dalam  jangka  waktu    dua  puluh empatjam setelah yang bersangkutan rneninggal dunia.
g. Penundaan jangka waktu pemakaman maksimal  lima hari dan hanya dapat
dilakukan  dengan  izin  Gubernur  Kepala  Daerah  atau  pejabat  yang  ditunjuk kecuali bagi yang menderita penyakit menular.
h. Jenazah  yang  pemakamannya  ditunda  harus  disimpan  dalam  peti  yang  di
dalamnya  berlapis  seng  dan  tertutup  rapat  atau  dengan  cara  lain  yang persyaratannya  ditetapkan  oleh  Gubernur  Kepala  Daerah  atau  pejabat  yang
ditunjuk. i.
Jenazah  yang  akan  dimakamkan,  dibawa  ke  krematorium  dan  atau  rumah duka harus ditempatkan dalam kendaraan jenazah atau usungan jenazah.
j. Pengangkutan jenazah dapat dilakukan oleh Dinas Pemakaman.
Agar  kegiatan  pemakaman  berlangsung  dengan  baik,  maka  diperlukan perizinan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Untuk  menggunakan  tanah  makam  harus  memiliki  izin  penggunaan  tanah
makam dari Gubernur Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk. b.
Permohonan izin penggunaan tanah makam harus diajukan oleh keluarga atau ahli  waris  atau  pihak  yang  bertanggung  jawab  atas  jenazah  yang
bersangkutan, kepada Gubernur Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk. c.
Gubernur Kepala Daerah menetapkan tata cara permohonan dan perpanjangan izin penggunaan tanah makam.
d. Pemegang  izin  herkewajiban  mentaati  dan  melaksanakan  semua  ketentuan
dan persyaratan yang tercantum dalam surat izin penggunaan tanah makarn. e.
Izin  penggunaan  tanah  makam  berlaku  untuk  tiga  tahun,  dan  dapat diperpanjang setiap tiga tahun.
f. Permohonan  perpanjangan  izin  penggunaan  tanah  makarn  dapat  diajukan
paling lambat   tiga bulan setelah izin berakhir. g.
Apabila  izin  penggunaan  tanah  makam  diperpanjang  setelah  lewat  jangka waktu    dikenakan  retribusi  tambahan  sepanjang  belum  digunakan  untuk
pemakaman jenazah lain. Selain  itu  proses  pemakaman  terkait  pula  dengan  penggunaan  tanah
makam, dengan ketentuan sebagai berikut: a.
Tiap  petak  tanah  makam  di  taman  pemakaman  umum,  harus  dipergunakan untuk pemakaman dengan cara bergiliran atau berulang pada tiap berakhirnya
penggunaan tanah makam. b.
Tiap  petak  tanah  makam  di  taman  pemakaman  umum  dipergunakan  untuk pemakaman
tumpangan, kecuali
apabila keadaan
tanahnya tidak
memungkinkan. c.
Pemakaman  tumpang  dilakukan  diantara  jenazah  anggota  keluarga  clan apabila bukan anggota keluarga, harus ada izin tertulis dari keluarga ahli waris
atau pihak yang bertanggung jawab atas jenazah yang ditumpangi d.
Pemakaman tumpangan dapat dilakukan di atas atau di samping jenazah Yang telah  dimakamkan,  dengan  ketentuan  bahwa  jarak  antara  jenazah  dengan
permukaan tanah minimal   satu meter. e.
Pemakaman  tumpangan  dapat  dilakukan  sesudah  jenazah  lama  dimakamkan minimal   satu tahun.
Waktu  pemakaman  yang  meliputi  menggali,  memindahkan  dan mengabukan  kremasi  jenazah  dilakukan  antara  pukul
sampai  dengan pukul
, kecuali apabila Gubernur Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk mengizinkan dilakukan pekerjaan tersebut diperpanjang.
Di  setiap  pemakaman  biasanya  terdapat  kantor  pemakaman.  Adapun pelayanan secara umum yang diberikan oleh kantor pemakaman meliputi:
a. Pemakaman jenazah bagi ahli waris yang tidak mampu.
b. Pemakaman jenazah terlantar yang tidak diketahui ahli warisnya.
c. Izin penggunaan tanah makam
d. Izin penggunaan tanah makam tumpangan
e. Perpanjangan IPTM
f. Pemakaian peralatan perawatan jenazah
g. Pemakaian kendaraan jenazah dan perlengkapannya
h. Pemakaian lokasi taman pemakaman untuk shooting film
i. Izin pemasangan plaket makam
j. Izin mengangkut jenazah ke luar negeri
k. Izin mengangkut jenazah ke luar wilayahnya.
l. Izin pengabuan jenazahkerangka jenazah
m. Izin penggalian dan pemindahan jenazahkerangka jenazah.
n. Izin usaha dan daftar ulang  izin usaha di  bidang  pelayanan pemakaman dan
pengabuan kremasi.
. Prosedur Pemakaman
Secara  umum,  pemakaman  jenazah  dilakukan  berdasarkan  prosedur. Setidaknya  ada  lima  prosedur  umum  yang  dilakukan  dalam  proses  pemakaman
jenazah, yaitu: a.
Meminta surat keterangan laporan kematian dari kelurahan setempat. b.
Meminta  surat  keterangan  pemeriksaan  jenazah  dari  rumah  sakit  atau puskesmas.
c. Menyerahkan foto copy kartu keluarga
d. Menyerahkan foto copy orang yang meninggal
e. Ahli  waris  memesan  tempat  ke  Tempat  Pemakaman  Umum  sesuai  dengan
blok petak tanah makam yang diinginkan. f.
Membayar  retribusi  sesuai  dengan  petak  tanah  maka  yang  dikehendaki  dan ahli waris mendapat surat IPTM yang berlaku untuk jangka waktu tertentu.
g. Untuk  pemakaman  tumpangan  membayar  retribusi
dari  retribusi pemakaman baru dan ahli waris mendapat surat IPTM.
. Perawatan
Perawatan atau pemeliharaan adalah semua tindakan yang penting dengan tujuan untuk menghasilkan produk yang baik atau untuk mengembalikan kedalam
keadaan  yang  memuaskan Dhillon, :
. Perawatan adalah sebuah operasi atau  aktivitas  yang  harus  dilakukan  secara  berkala  dengan  tujuan  untuk
mempercepat  pergantian  kerusakan  dengan  sumber  daya  yang  ada.  Perawatan juga  ditujukan  untuk  mengembalikan  suatu  sistem  pada  kondisinya  agar  dapat
berfungsi  sebagaimana  mestinya.  Pada  umumnya,  semakin  tingginya  aktivitas perbaikan dalam sebuah sistem, kebutuhan akan manajemen dan pengendalian di
perawatan  menjadi  semakin  penting.  Blanchard :
mengklasifikasi perawatan menjadi   enam bagian, yaitu:
a. Corrective  Maintenance,  merupakan  perawatan  yang  terjadwal  ketika  suatu
sistem mengalami kegagalan untuk memperbaiki sistem pada kondisi tertentu. b.
Preventive  Maintenance,  meliputi  semua  aktivitas  yang  terjadwal  untuk menjaga  sistemproduk  dalam  kondisi  operasi  tertentu.  Jadwal  perawatan
meliputi periode inspeksi. c.
Predictive  Maintenance,  sering  berhubungan  dengan  memonitor  kondisi program  perawatan  preventif  dimana  metode  memonitor  secara  langsung
digunakan untuk menentukan kondisi peralatan secara teliti. d.
Maintenance  Prevention,  merupakan  usaha  mengarahkan  maintenance  free design
yang  digunakan  dalam  konsep  Total  Predictive  Maintenance  TPM. Melalui  desain  dan  pengembangan  peralatan,  keandalan  dan  pemeliharaan
dengan  meminimalkan  downtime  dapat  meningkatkan  produktivitas  dan mengurangi biaya siklus hidup.
e. Adaptive  Maintenance,  menggunakan  software  komputer  untuk  memproses
data yang diperlukan untuk perawatan. f.
Perfective  Maintenance,  meningkatkan  kinerja,  pembungkusanpengepakan pemeliharaan dengan menggunakan software komputer.
Aktivitas perawatan  memiliki tujuan tertentu. Menurut Corder :
tujuan  perawatan  antara  lain:     memperpanjang  kegunaan  aset,     menjamin ketersediaan  optimum,     menjamin  kesiapan  operasional,  dan     menjamin
keselamatan orang yang menggunakan sarana. Pemakaman sebagai  fasilitas umum  juga  membutuhkan perawatan  secara
berkala  agar  dapat  terpelihara  dengan  baik.  Perawatan  antara  lain  dilakukan dengan  kegiatan  pembersihan  makam  dan  pengaturan  taman  makam  oleh  para
petugas  makam  dari  kantor  pelayanan  pemakaman.  Perawatan  di  pemakaman dilakukan baik oleh petugas makam maupun oleh para ahli warisnya sendiri.
BAB IV JUAL BELI TANAH WAKAF
DI TPU PONDOK GEDE DAN TPU PONDOK RANGON
A. Jual Beli Tanah Wakaf  di TPU Pondok Gede dan TPU Pondok Rangon
. Jual Beli Tanah Wakaf di TPU Pondok Gede
Dalam  Islam  memakamkan  atau  menguburkan  jenazah  hukumnya  adalah fardu  kifayah  sebagaimana  halnya  memandikan,  mengafani,  dan  mensalatkan
jenazah. Oleh karena itu, dalam Islam memakamkan jenazah merupakan hal yang wajib  sehingga  harus  dilakukan  oleh  umat  Islam.  Dalam  usaha  pemakaman
membutuhkan  lahan,  sehingga  dibutuhkan  area  pemakaman  yang  cukup  agar dapat menampung jenazah yang akan dimakamkan.
Seiring  dengan  semakin  menyempitnya  lahan  di  kota-kota  besar  seperti Jakarta,  maka  pemakaman  jenazah  bukan  lagi  menjadi  sesuatu  yang  murah  dan
bahkan  dirasakan  mahal  oleh  sejumlah  kalangan  tertentu.  Lahan-lahan  di  kota besar  cenderung  lebih  diprioritaskan  sebagai  area  bisnis  dibandingkan  untuk
fasilitas  umum  seperti  pemakaman.  Di  masa  mendatang,  seiring  dengan pertambahan  penduduk  dan  pesatnya  perkembangan  kota,  maka  memakamkan
jenazah  akan  menjadi  hal  yang  sulit  dan  semakin  mahal.  Meskipun  berbagai metode  dikembangkan  dalam  manajemen  pemakaman,  seperti  makam  tumpang,