Kesimpulan Saran HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Pada penelitian ini ditemukan bahwa dengan pemberian tuak yang mengandung alkohol 20 0,5 mlhariekororal, akan menyebabkan kecenderungan terjadinya hemolisis darah baik melalui fragilitas maupun krenasi. Hal ini disebabkan karena tuak yang dipasarkan dimasyarakat terdapat kandungan kadar alkohol 20 dapat menyebabkan terjadinya gangguan hematologi. Tetapi pada penelitian ini terbukti bahwa dengan pemberian vitamin E 0,25mggBBhari oral ditemukan terjadinya penurunan hemolisis melalui fragilitas dan krenasi eritrosit.

5.2. Saran

Untuk mencegah terjadinya peningkatan hemolisis darah baik melalui fragilitas dan krenasi akibat radikal bebas maka perlu asupan antioksidan yang memadai dalam tubuh dan diharapkan pada peneliti selanjutnya perlu adanya pemberian vitamin E dengan dosis lebih tinggi dan pemberian vitamin dengan waktu yang berbeda. 43 Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA Abdollahi M, Ranjbar A, Shadnia S, Nikfar S Rezale A. 2004. Pestiscides and Oxidative Stress : a review. Med sci.monit 106: 141-147. Almaster, S. 2004, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Gramedia Pustaka Utama.Jakarta. Arief S. 2008. Radikal bebas. Bagian Ilmu Kesehatan Anak.Surabaya. On line at http:www.pediatrik.combuletin06224113752-x0zu6l.pdf [accessed 2 Februari 2008]. Chandrasoma, P dan Taylor, C. R. 2005, Ringkasan Patologi Anatomi, EGC. Jakarta. Fleming, M., S. J. Mihic, dan R. A. Harris. 2007, Etanol Dasar Farmakologi Terapi, EGC. Jakarta. Gunawan, S. G. 2008, Farmakologi dan Terapi, FKUI. Jakarta Guyton Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Terjemahan : Setiawan Irawati, Edisi Kesembilan. Jakarta : Penerbit EGC Hariyatmi. 2004. Kemampuan Vitamin E Sebagai Antioksidan Terhadap Radikal Bebas Pada Lanjut Usia. Jurnal MIPA. 14 1: 52 – 60 Huang H., Appel, L.J., Crot, K. D., Miller, E. R., Mori, T. A. Puddley, I. B. 2002, Effects of vitamin C and E on in vivo lipid peroxidation: results of randomized controlled trial. Am J Clin Nutr, 76, 549-555. . Kay I. 2002. Pengantar Fisiologi Hewan. Terjemahan : Isnaeni W. Semarang : Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, UNNES.. Laurance dan Bachrach. 1964. Azas Umum Uji Toksikologi Dalam Petunnjuk Praktikum Toksiokologi. Editor imono Agro Donatus, Yogyakarta : Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi UGM, Hal.32. Lautan J. 1997. Radikal Bebas pada Eritrosit dan Lekosit. Kopertis Wilayah-I dpk Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara, Medan: Cermin Dunia Kedokteran 116: 49-52. Universitas Sumatera Utara Marianti A Wulan C. 2006. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan. Semarang: Laboratorium Fisiologi Hewan Jurusan Biologi FMIPA UNNES. Masters, S. B. 2002, Farmakologi Dasar dan Klinik katzung : Alkohol, Salemba Medika. Jakarta. May J, Qu Z Mendirat ta S. 1998. Protection and Recycling of alfa-Tocopherol in Human Erythrocytes by Intra Cellular Ascorbic Acid. .Arch. Biochem. Biophys. 3492: 281-289. Pavlovic V, Cekic S, Rankovic G Stoiljkovic N. 2005. Antioxidant and Pro- oxidant Effect of Ascocbic Acid. Acta Medica Medianae. 44 1: 65-69 . Srivastava A, Srivastava M Raizada R. 2005. Ninenty Day Toxicity And One Generation Reproduction Study In Rats Exposed To Allethrin Based Liquid Mosquito Repellent. Jurnal of Toxicological Sciences 31 1: 1-7. Sudjadi dan Rohman, A. 2008, Analisis Kuantitatif Obat, Gadjah Mada Universitas Press. Yogyakarta Suhartono E, Fachir H Setiawan B. 2007. Kapita Sketsa Biokimia Stres Oksidatif Dasar dan Penyakit. Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin: Pustaka Banua. Syamsulina Revianti. 2003. Efek Proteksi Ekstrak Buah Merah Pandanus Conoideus Lam Terhadap Stres Oksidatif di Eritrosit Rattus norvegicus galur wistar yang Terpapar Asap Rokok Kretek. Penelitian eksperimental laboratories. Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 : PENENTUAN KADAR ALKOHOL SECARA KUALITATIF DAN KUANTITATIF DARI HASIL FERMENTASI Fermentasi adalah perubahan kimia dalam bahan pangan yang disebabkan enzim. Enzim yang berperan dapat dihasilkan oleh mikroorganisme atau telah ada dalam bahan pangan. Prinsip Pelaksanaan Berdasarkan uji kualitatif dari alkohol yang mengalami reaksi oksidasi reduksi dimana alkohol dioksidasi menjadi aldehid dan dengan pemanasan terbentuk asam karboksilat, dimana K2Cr2O7 sebagai oksidator mengalami reduksi dari Cr 6+ menjadi Cr 3+ yang ditandai dengan terjadinya perubahan warna dari bening menjadi kuning kehijauan dan dengan pemanasan terbentuk larutan biru. Bahan yang akan di Destilasi 1. Nira aren asli rasa manis 2. Nira + Raru rasa manis 3. Tuak Asli adalah nira + raru kemudian dibuat sedikit di gelas lalu digantung dipohon kemudian nira aren asli menetes-netes ketempat penampungan dan menjadi tuak asli 4. Tuak yang siap dipasarkan Universitas Sumatera Utara Lanjutan lampiran 1 Prosedur Kerja Destilasi 1. Nira asli dimasukkan kedalam labu alas 500 ml. 2. Kemudian dipanaskan 70 s.d 100°C sampai mendidih dengan rentang waktu 30 pemanasan. 3. Setelah mendidih didinginkan sampai gelembung-gelembung air hilang ± 5 kemudian dipanaskan kembali 10 yang kedua mendidih dan didinginkan selama ± 5, demikian seterusnya. 4. Setelah sampel selesai didestilasi kemudian diambil sebanyak 5 ml + 3 tetes K2CrO7 dan dipanaskan sampai berubah warna, ternyata tidak ada perubahan warna dan kesimpulan sementara : tidak ada etanol pada nira asli pada proses destilasi kualitas. Prosedur Kerja dan Alat-alat I. Alat-alat terdiri dari : Labu alas 500 ml, bunsen lampu yang bahan bakarnya dari alkohol, kondensor, penjepit tabung, tabung reaksi, termometer 360 o C, erlen mayer, pipet tetes, elektro mantel, plastik dan karet, statif dan klem, selang, cok sambung, ember plastik, teflon, dlukol, labu ukur, buret, statik pen klem, tabung reaksi, aquadest, galass ukur , beaker glass 500 ml, dan gabus karet.

II. Bahan

Nira, es batu, fermentasi 500 ml nira, K2CrO7 kalium bikromat. Universitas Sumatera Utara Lanjutan lampiran 1

III. Prosedur Kerja secara kualitas

1. Masukkan nira 500 ml ke dalam labu alas 2. Dirangkai alat destilasi 3. Didestilasi pada suhu 78°C 4. Destilasinya di bagi ke dalam 2 tabung reaksi: Tabung I Tabung II - ditambahkan 3 tetes K2CrO7 - diamati perubahan yang terjadi - ditambahkan 3 tetes K2CrO7 - dipanaskan - diamati perubahan yang terjadi Lukum, 2006.

IV. Prosedur Kerja Secara kuantitas A. Tuak Asli

1. Ambil 5 ml tuak asli lalu masukkan ke dalam tabung reaksi 2. Encerkan dengan aquadest ke labu ukur sampai 100 ml 3. Setelah diencerkan diambil 1 ml masukkan ke tabung reaksi + 5 ml K2CrO7 dipanaskan sampai suhu 80°C selama 15 kemudian didinginkan sampai dingin 4. Masukkan sampel kedalam elmeyer + Ferosin 3 tetes sebagai indikator 5. Masukkan Aluminium Ferosulfat FeNH42 sebanyak 2,3 ml kedalam Buret sebatas tinggi pandangan mata, sampai berubah warna Universitas Sumatera Utara Lanjutan lampiran 1

B. Nira Campur Raru

1. Ambil 5 ml tuak asli lalu masukkan ke dalam tabung reaksi 2. Encerkan dengan aquadest ke labu ukur sampai 100 ml 3. Setelah diencerkan diambil 1 ml masukkan ke tabung reaksi + 5 ml K2CrO7 dipanaskan sampai suhu 80°C selama 15 kemudian didinginkan sampai dingin 4. Masukkan sampel kedalam elmeyer + Ferosin 3 tetes sebagai indikator 5. Masukkan Aluminium Ferosulfat FeNH42 sebanyak 7,5 ml kedalam Buret sebatas tinggi pandangan mata, sampai berubah warna

C. Nira Asli

1. Ambil 5 ml tuak asli lalu masukkan ke dalam tabung reaksi 2. Encerkan dengan aquadest ke labu ukur sampai 100 ml 3. Setelah diencerkan diambil 1 ml masukkan ke tabung reaksi + 5 ml K2CrO7 dipanaskan sampai suhu 80°C selama 15 kemudian didinginkan sampai dingin 4. Masukkan sampel kedalam elmeyer + Ferosin 3 tetes sebagai indikator 5. Masukkan Aluminium Ferosulfat FeNH42 sebanyak 2,4 ml kedalam Buret sebatas tinggi pandangan mata, sampai berubah warna

D. Tuak yang dipasarkan di masyarakat

1. Ambil 5 ml tuak asli lalu masukkan ke dalam tabung reaksi Universitas Sumatera Utara Lanjutan lampiran 1 2. Encerkan dengan aquadest ke labu ukur sampai 100 ml 3. Setelah diencerkan diambil 1 ml masukkan ke tabung reaksi + 5 ml K2CrO7 dipanaskan sampai suhu 80°C selama 15 kemudian didinginkan sampai dingin 4. Masukkan sampel kedalam elmeyer + Ferosin 3 tetes sebagai indikator 5. Masukkan Aluminium Ferosulfat FeNH42 sebanyak 3,7 ml kedalam Buret sebatas tinggi pandangan mata, sampai berubah warna Demikianlah hal ini dilakukan selama 3 hari berturut-turut untuk mengetahui konsentrasi etanol didalam nira aren asli, nira + raru, tuak asli dan tuak yang dipasarkan di masyarakat. Data : Volume Titrasi Larutan NH42 Fe SO4 0,393 N No. Sampel Hari I Hari II Hari III 1. Tuak Asli 2,3 ml 3,1 ml 3,9 ml 2. Nira + Raru 7,5 ml 7,7 ml 8,0 ml 3. Nira Asli 2,4 ml 3,5 ml 4,5 ml 4. Tuak di Pasarkan 3,7 ml 4,5 ml 4,9 ml Data : Kadar Etanol Persen No. Sampel Hari I Hari II Hari III 1. Tuak Asli 12,07 16,97 21,88 2. Nira + Raru 43,97 45,20 47,04 3. Nira Asli 12,68 19,43 25,56 4. Tuak di Pasarkan 20,66 25,56 28,02 Universitas Sumatera Utara Lanjutan lampiran 1 Sumber : Meriani,Noradina, Sion Sembiring.Kesaktian dan Norong di Laboratorium BiokimiaKBM FMIPA Biologi Universitas Sumatera Utara Medan, tanggal 28 s.d 31 April 2010 . 1. Penentuan kurva kalibrasi larutan Etanol standar X = Konsentrasi Etanol Y = Volume titrasi larutan NH 4 Fe Cso, 0,393 N X Y Xy X 2 2 0,6 1,2 4 5 1,2 6,0 25 8 1,1 13,6 64 11 2,1 23,1 121 14 2,6 36,4 196 ∑x = 40 2y = 8,2 ∑xy = 80,3 ∑x 2 = 410 Persamaan Garis Regresi Y = ax + b Dimana : 163 , 1600 2050 328 5 , 401 40 410 5 2 , 8 40 3 , 80 5 2 2 2 = − − = − − = Σ − Σ Σ Σ − Σ = x x n y x xy n a 333 , 1600 2050 3212 3362 40 410 5 3 , 80 40 410 2 , 8 2 2 2 2 2 = − − = − − = Σ − Σ Σ Σ − Σ = x x n xy x x y b Maka persamaan garis Regresi : Y = 0,163 x + 0,333 Universitas Sumatera Utara Lanjutan lampiran 1 2. Penentuan kadar Etanol sampel Dengan menggunakan garis regresi maka kadar etanol sampel dapat ditentukan Y=ax + b, dimana x : kadar etanol sampel y : volume titrasi larutan NH 2 Fe So 4 2 0,393 Data volume titrasi larutan NH 2 Fe So 4 2 0,393 N No Sampel Hari I Hari II Hari III 1 Tuak asli 2,3 ml 3,1 ml 3,9 ml 2 Nira + raru 7,5 ml 7,7 ml 8,0 ml 3 Nira asli 2,4 ml 3,5 ml 4,5 ml 4 Tuak pasaran 3,7 ml 4,5 ml 4.9 ml - kadar etanol tuak asli hari I y = ax + b 2,3 = 0,163x + 0,333 07 , 12 163 , 333 , 3 , 2 = − x Data kadar etanol sampel : No Sampel Hari I Hari II Hari III 1 Tuak asli 12,07 16,97 21,88 2 Nira + raru 43,97 45,20 47,04 3 Nira asli 12,68 19,43 25,56 4 Tuak pasaran 20 25,56 28,02 Universitas Sumatera Utara Lampiran 2 : KONVERSI PERHITUNGAN DOSIS ANTARA JENIS HEWAN Konversi perhitungan dosis antara jenis hewan Donatus, 1996 Mencit 20 g Tikus 200 g Marmot 400 g Kelinci 1,5 g Kera 4 kg Anjing 12 kg Manusia 70 kg Mencit 20 g 1,0 7,0 12,25 27,8 64,1 124,2 387,9 Tikus 200 g 0,14 1,0 1,74 3,9 9,2 17,8 56,0 Marmot 400 g 0,08 0,57 1,0 2,25 5,2 10,2 31,5 Kelinci 1.5 g 0,04 0,25 0,44 1,0 2,4 4,5 14,2 Kera 4 kg 0,016 0,11 0,19 0,42 1,0 1,9 6,1 Anjing 12 kg 0,008 0,06 0,10 0,22 0,52 1,0 3,1 Manusia 70 kg 0,0026 0,018 0,031 0,07 0,16 0,32 1,0 Universitas Sumatera Utara Lampiran 3 1. Analisis Hemolisis Karena Fragilitas Tabel 1. Rata-rata hasil hemolisis karena fragilitas Perlakuan Ulangan P0 P1 P2 P3 P4 P5 1. 60 80 40 60 60 2. 80 100 40 60 60 3. 60 80 20 60 80 4. 80 100 100 40 60 40 5. 40 80 100 40 80 40 6. 20 20 100 20 40 40 Rata-rata 23,33 66,67 93,33 33,33 60,00 53,33 SD 32,04 27,33 10,33 10,33 12,65 16,33 Keterangan: P0= aquadest 30 hari; P1=tuak 20 selama 15 hari, selanjutnya aquadest sampai 30 hari; P2= tuak 20 sampai 30 hari; P3=tuak 20 15 hari, selanjutnya vitamin E 25mg sampai 30 hari; P4= tuak 20 30 hari, vitamin E 25mg dari hari ke 16 sampai 30 hari. P5= Tuak 20 dan vitamin E selama 30 hari. Tests of Normality .267 6 .200 .809 6 .070 .237 6 .200 .927 6 .554 .237 6 .200 .927 6 .554 .407 6 .002 .640 6 .001 .333 6 .036 .827 6 .101 .293 6 .117 .822 6 .091 kelompok P0 P1 P2 P3 P4 P5 hemolisis Statistic df Sig. Statistic df Sig. Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk This is a lower bound of the true significance. . Lilliefors Significance Correction a. Test of Homogeneity of Variance 1.752 5 30 .153 1.318 5 30 .283 1.318 5 19.268 .298 1.617 5 30 .186 Based on Mean Based on Median Based on Median and with adjusted df Based on trimmed mean hemolisis Levene Statistic df1 df2 Sig. Universitas Sumatera Utara Lanjutan lampiran 3 4.0 3.5 3.0 2.5 Level 4.0 3.5 3.0 2.5 2.0 S p read Slope = -.354 Power for transformation = 1.354 Plot of LN of Spread vs LN of Level Spread vs. Level Plot of hemolisis by kelompok