2.7. Karakteristik penderita apendisitis
Insiden tertinggi pada kelompok umur 20-30 tahun, setelah itu menurun. Insiden pada laki-laki dan perempuan umunya sebanding, kecuali pada umur 20-
30 tahun, insindens lelaki lebih tinggi.
2.8. Komplikasi
Komplikasi yang paling sering adalah perforasi apendisitis. Perforasi usus buntu dapat mengakibatkan periappendiceal abses pengumpulan nanah yang terinfeksi atau
peritonitis difus infeksi selaput perut dan panggul. Alasan utama untuk perforasi appendiceal adalah keterlambatan dalam diagnosis dan perawatan. Secara umum,
semakin lama waktu tunda antara diagnosis dan operasi, semakin besar kemungkinan perforasi. Risiko perforasi 36 jam setelah onset gejala setidaknya 15. Oleh karena itu,
setelah didiagnosa radang usus buntu, operasi harus dilakukan tanpa menunda-nunda. Komplikasi jarang terjadi pada apendisitis adalah penyumbatan usus.
Penyumbatan terjadi ketika peradangan usus buntu sekitarnya menyebabkan otot usus untuk berhenti bekerja, dan ini mencegah isi usus yang lewat. Jika penyumbatan usus di
atas mulai mengisi dengan cairan dan gas, distensi perut, mual dan muntah dapat terjadi. Kemudian mungkin perlu untuk mengeluarkan isi usus melalui pipa melewati hidung dan
kerongkongan dan ke dalam perut dan usus. Sebuah komplikasi apendisitis ditakuti adalah sepsis, suatu kondisi dimana
bakteri menginfeksi masuk ke darah dan perjalanan ke bagian tubuh lainnya. Kebanyakan komplikasi setelah apendektomi adalah Hugh A.F. Dudley, 1992:
1. Infeksi luka,
2. Abses residual,
3. Sumbatan usus akut,
4. Ileus paralitik, dan
5. Fistula tinja eksternal,
2.9. Pengobatan apendisitis
Bila diagnosis klinis sudah jelas, tindakan paling tepat dan merupakan satu-satunya pilihan yang baik adalah apendektomi. Pada apendisitis tanpa
10
Universitas Sumatera Utara
komplikasi biasanya tidak diperlukan pemberian antibiotik, kecuali pada apendisitis gangrenosa atau apendisitis perforate. Penundaan tindak bedah sambil
memberikan antibiotik dapat mengakibatkan abses atau perforasi Wim De Jong, 2004.
Apendektomi bisa dilakukan secara terbuka ataupun dengan cara laparskopi. Bila apendektomi terbuka, insisi McBurney paling banyak dipilih oleh
ahli bedah. Pada penderita yang diagnosisnya tidak jelas sebaiknya dilakukan observasi terlebih dahulu. Pemeriksaan laboratorium dan ultrasonografi bisa
dilakukan bila dalam observasi masih terdapat keraguan. Bila tersedia laparoskop, tindakan laparoskopi diagnostic pada kasus meragukan dapat segera menentukan
akan dilakukan operasi atau tidak Wim De Jong, 2004. 11
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :
1.2. Variabel dan Definisi Operasional
1. Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai
cacing apendiks. Infeksi ini bisa mengakibatkan pernanahan. Bila infeksi bertambah parah, apendiks itu bisa pecah.
2. Karakteristik adalah ciri-ciri dari individu yang terdiri dari demografi seperti
jenis kelamin, umur serta status sosial seperti, tengkat pendidikan, perkerjaan, ras, status ekonomi dan sebagainya.
3. Umur adalah satuan waktu yang mengukur keberadaan sesuatu yaitu berupa
tahun, bulan dan hari. Umur terbagi atas masa kanak-kanak5-11 tahun, masa remaja12-17 tahun, masa dewasa18-40 tahun, masa tua40-65 tahun dan
masa lanjut usia 65 tahun.
4. Jenis Kelamin adalah kelas atau kelompok yang terbentuk dalam suatu
spesies sebagai sarana atau sebagai akibat digunakannya proses
reproduksi seksual
untuk mempertahankan keberlangsungan spesies itu.
5. Suku yang ditinjau adalah suku Batak, suku Jawa, suku Karo, suku Melayu,
dan suku Minang.
6. Pekerjaan yang ditinjau yaitu terdiri dari Pegawai Negeri Sipil, wiraswasta,
pelajar,petaninelayan dan penderita apendisitis dengan status pension.
Umur Jenis kelamin
Suku Pekerjaan
Apendisitis 12
Universitas Sumatera Utara