Penyesuaian- Penyesuaian pada Lanjut Usia

2.2.4 Penyesuaian- Penyesuaian pada Lanjut Usia

Beberapa penyesuaian yang dihadapi para lanjut usia yang sangat mempengaruhi kesehatan jiwanya diantaranya a. Penyesuaian terhadap masalah kesehatan Setelah orang memasuki lanjut usia umumnya mulai dihinggapi adanya kondisi fisik yang bersifat patologis berganda, misalnya tenaga berkurang, kulit makin keriput, gigi mulai rontok, tulang makin rapuh, dan lain-lain Kuntjoro, 2002. Adapun perubahan fisik yang dialami meliputi seluruh sistem tubuh yakni sistem pendengaran, penglihatan, persarafan, dan sistem tubuh lainya Nugroho, 1999. b. Penyesuaian pekerjan dan masa pensiun Sikap kerja sangat penting bagi semua tingkat usia terutama usia lanjut karena sikap kerja ini tidak hanya kualitas kerja yang mereka lakukan tetapi juga sikapnya terhadap masa pensiun yang akan datang Hurlock, 1999. Masa pensiun seringkali dianggap sebagai suatu kondisi yang tidak menyenangkan sehingga menjelang masa tiba mereka merasa cemas pada kehidupan yang akan dihadapinya. Oleh karena itu, sebagian lanjut usia umumnya kurang menikmati masa tua dengan hidup santai, namun sebaliknya mengalami masalah kejiwaan maupun fisik Rini, 2001. c. Penyesuaian terhadap berbagai perubahan dalam keluarga Penyesuaian yang dihadapi lanjut usia diantaranya hubungan dengan pasangan, perubahan perlaku, seksual dan sikap sosialnya, dan status ekonomi. Khususnya aspek sosial pada lanjut usia yang pada umumnya mengalami penurunan fungsi tubuh sering menimbulkan keterasingan. Dari segi ekonomi, pendapatan yang diperoleh lanjut usia akan berkurang karena tidak memiliki pekerjaan lagi Kuntjoro, 2002. Selain itu, lanjut usia akan Universitas Sumatera Utara merasa sulit untuk menyesuaikan diri dengan permasalahan keuangan karena menyadari kecilnya kesempatan untuk memecahkan masalah tersebut Hurlock, 1999 d. Penyesuaian terhadap hilangnya pasangan dan orang yang dicintai Penyesuaian utama yang harus dilakukan oleh lanjut usia adalah penyesuaian yang dilakukan karena kehilangan pasangan hidup. Kehilangan tersebut dapat disebabkan oleh kematian atau penceraian Hurlock, 1999. Kondisi ini mengakibatkan gangguan emosional dimana lanjut usia akan merasa sedih akibat kehilangan orang yang dicintainya Hidayat, 2004. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dalam penelitian ini disusun sesuai dengan Hamid, 2000 yang mendefenisikan kebutuhan Spiritual adalah kebutuhan untuk mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan memenuhi kewajiban agama, serta kebutuhan untuk mendapatkan maaf atau pengampunan, mencintai, menjalin hubungan rasa percaya dengan Tuhan. Spiritual merupakan kebutuhan setiap individu untuk mempertahankan keyakinan dan memenuhi kewajiban agama, karateristik spiritual meliputi hubungan dengan diri-sendiri, orang lain, hubungan dengan alam, dan hubungannya dengan Tuhan Kozier, Erb, Blais Wilkinson, 1995. Pada kerangka konsep ini menjelaskan tentang 2 konsep dimensi spiritual yaitu dimensi vertikal dan horizontal, dimana dimensi yang digunakan adalah dimensi horizontal karena dimensi ini dapat diukur dan mempunyai batas, yang terdiri dari: hubungan dengan diri sendiri, hubungan dengan orang lain, dan hubungan dengan alam, sedangkan dimensi vertikal tidak dapat diukur dan tidak mempunyai batas karena berhubungan dengan Tuhan atau Yang Maha Tinggi yang menentukan kehidupan seseorang. Universitas Sumatera Utara