Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Tentang Herpes Simpleks pada Mahasiswa Akademi Kebidanan Helvetia Medan

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH :

RAJA HASAYANGAN SIREGAR 090100357

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012


(2)

KARYA TULIS ILMIAH INI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH KELULUSAN SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

RAJA HASAYANGAN SIREGAR 090100357

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Gambaran Pengetahuan dan Sikap Tentang Herpes Simpleks pada Mahasiswa Akademi Kebidanan Helvetia Medan

Nama NIM

: :

RajaHasayanganSiregar 090100357

Pembimbing

(dr. Ariyati Yosi, Sp.KK) NIP. 19740906 200801 2 015

Penguji I

(dr. Widiraharjo, Sp.P) NIP. 19550620 198103 1 003

Penguji II

(dr. Gerben F Hutabarat, DTM&H, SpMK) NIP. 130 318 029

Medan, 13 Desember 2012 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

( Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH ) NIP. 19540220 198011 1 001


(4)

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah dengan Judul :

Gambaran Pengetahuan dan SikapTentang Herpes Simpleks Pada Mahasiswa Akademi Kebidanan Helvetia Medan

Yang dipersiapkan oleh:

Raja Hasayangan Siregar 090100357

Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui untuk dilanjutkan ke Seminar Laporan Hasil Karya Tulis Ilmiah.

Medan, 7 Desember 2012 Disetujui,

Dosen Pembimbing,

( dr. Ariyati Yosi, Sp.KK ) NIP. 19740906 2008012 015


(5)

ABSTRAK

Latar belakang : Herpes simpleks adalah infeksi akut suatu lesi akut berupa vesikel berkelompok di atas daerah yang eritema, dapat satu atau beberapa kelompok terutama pada atau dekat sambungan mukokutan. Herpes simpleks disebabkan oleh herpes simpleks virus (HSV) tipe I atau tipe II yang dapat berlangsung primer maupun rekurens. Herpes simpleks disebut juga fever blister, cold sore, herpes febrilis, herpes labialis, herpes genitalis.Penyakit ini dapat menyebar melalui kontak kulit terutama bagian jari tangan.

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa AKBID Helvetia Medan tentang Herpes Simpleks.

Metode : Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptifdengan pendekatan cross-sectional.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2012 di AKBID Helvetia Medan.Dengan menggunakan metode simple random sampling, diperoleh sampel sebanyak 76 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner, kemudian dilakukan pengolahan data dan tabulasi hasil.Tiap nilai jawaban dianalisis dan diinterpretasikan dengan skala pengukuran, yaitu kategori baik, sedang dan kurang.

Hasil : Setelah melakukan penelitian, diperoleh tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa AKBID Helvetia Medan tentang Herpes Simpleks, yaitu sebanyak 78,9% responden memiliki tingkat pengetahuan baik, 21,1% memiliki tingkat pengetahuan sedang, 97,4% memiliki tingkat sikap baik, 2,6% memiliki tingkat sikap sedang.

Kesimpulan : Secara keseluruhan, tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa AKBID Helvetia Medantentang Herpes Simpleks sudah baik.

Kata kunci : Herpes Simpleks, Pengetahuan, Sikap, Mahasiswa,AKBID Helvetia Medan


(6)

ABSTRACT

Background :Herpes simplex is an acute infection of an acute lesion in the form of vesicles clustered in the area of erythema, may be one or several groups, especially at or near the mucocutaneous connection. Herpes simplex is caused by the herpes simplex virus (HSV) type I or type II, which can last primary and recurrence. Herpes simplex is also called fever blisters, cold sores, herpes febrilis, herpes labialis, genital herpes. The disease can be spread through contact with the skin, especially the fingers.

Objective : This study aims to describe level of knowledge and attitude of students about Herpes simplex.

Methods : This descriptive study using cross-sectional approach. The research was conducted in November 2012 at AKBID Helvetia Medan. By using simple random sampling method, obtained sample of 76 people according to the inclusion and exclusion criteria. Data were collected by distributing questionnaires, and conducted data processing and tabulation of results. Each value of the answers were analyzed and interpreted with the scale of measurement: the good category, sufficient, and bad.

Results : After conducting a study, acquired the level of knowledge and attitudes of students at AKBID Helvetia Medan about Herpes simplex, as many as78.9% of respondents have good knowledge level, 21.1% have sufficient knowledge level, 97.4% have good attitude level, 2.6% have sufficient attitude level.

Conclusion : Overall, the level of knowledge and attitude of students at AKBID Helvetia Medanabout Herpes simples is good.

Keywords : Herpes simplex, Knowledge, Attitudes, Students, AKBID Helvetia Medan


(7)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang dengan limpahan rahmat, karunia, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Serta tidak lupa shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi besar kita Rasulullah Muhammad SAW, dan kepada keluarga beserta sahabatnya sekalian, yang telah menuntun umatnya untuk selalu berpegang di jalan-Nya.

Rasa cinta, kasih, dan sayang penulis sampaikan kepada kedua orang tua, Ayahanda dan Ibunda tercinta, Drs. H.Ahmad Raja Thamrin Siregar, MM dan Hj.Ratna Sari Harahap, yang telah mencurahkan kasih sayang, membesarkan, mendidik, dan memberikan dukungan moril maupun materil, serta doa kepada penulis sebagai dorongan motivasi terbesar untuk menyelesaikan pendidikan selama ini. Dalam doa mereka terkandung harapan kesuksesan bagi penulis.

Sebagai salah satu area kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang dokter umum, yaitu kemampuan mawas diri dan mengembangkan diri serta belajar sepanjang hayat, maka penyusunan karya tulis ilmiah ini dimaksudkan untuk melengkapi salah satu persyaratan yang harus dipenuhi tersebut dalam memperoleh gelar Sarjana Kedokteran dalam menyelesaikan pendidikan di program studi Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Alhamdulillah, akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan judul Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap Tentang Herpes Simpleks Pada Mahasiswa Akademi Kebidanan Helvetia Medan.

Penyelesaian karya tulis ilmiah ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, dengan kerendahan hati penulis mengucapkan ucapan terima kasih yang tulus kepada :

1) Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc.(CTM), Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan kesempatan


(8)

kepada penulis untuk mengikuti program studi Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2) Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program studi Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3) dr. Ariyati Yosi, Sp.KK, selaku Dosen Pembimbing yang dengan sepenuh hati telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mendukung, membimbing, mengoreksi, dan mengarahkan penulis dengan sabar mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya karya tulis ilmiah ini dengan baik.

4) dr. Widiraharjo, Sp.P(K), selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan kritik dan saran demi perbaikan karya tulis ilmiah ini

5) dr. Gerben F Hutabarat, DTM&H, Msc., Sp.MK, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan kritik dan saran demi perbaikan karya tulis ilmiah ini. 6) Direktur, Pembantu Direktur, dan rekan-rekan mahasiswa Akademi

Kebidanan Helvetia Medan yang telah banyak membantu dalam penelitian ini. 7) Seluruh Dosen Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

yang telah mendidik penulis selama perkuliahan.

8) Seluruh Staf Pegawai Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memberi bantuan selama perkuliahan.

9) Kakanda kandung tersayang Purnama Sari Siregar, S.H., M.Hum; Siti Fatimah Siregar, S.E.; Rina Sari Siregar, S.E.; yang senantiasa memberikan kasih sayang dan semangat yang menjadi dorongan motivasi penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

10)Seluruh rekan mahasiswaFakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan tahun 2009, khususnya sahabat - sahabat terbaikMuhammad Arif Siregar, Candra Rukmana Dalimunthe, Muhammad Rizky Ananda Hasibuan, Rizki Ananda Lubis, Adi Retno, Fariz Nugraha Akbar, Baginda Yusuf Siregar, Abduh Halim Perdana Aritonang, dan Furqan Arief.

11)Teman - teman sedosen pembimbing, Esmeth Bin Ab Rahim dan Siska Situmorang.


(9)

12)Semua pihak yang tidak tersebutkan satu per satu, yang telah membantu, mendukung, dan mendoakan penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Untuk seluruh dukungan yang diberikan kepada penulis selama ini, penulis mengucapkan terima kasih.Hanya Allah SWT yang mampu memberikan balasan berlipat ganda kepada orang - orang tersebut.

Akhir kata, dengan kemampuan yang masih terbatas, penulis sangat menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih memiliki banyak kekurangan, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan karya tulis ilmiah ini, serta izinkanlah penulis memohon maaf atas segala kesalahan, kekhilafan, dan kekurangan yang telah penulis lakukan selama proses penyusunan karya tulis ilmiah ini. Besar harapan penulis, semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan sumbangsih bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang ilmu kedokteran, dan dapat bermanfaat bagi rekan - rekan pembaca sekalian.Amin Ya Rabbal’alamin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Medan, 7 Desember 2012 Penulis,


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ……….

LEMBAR PERSETUJUAN ………

ABSTRAK ………

ABSTRACT ………...

KATA PENGANTAR ………..

DAFTAR ISI ……….

DAFTAR TABEL ………

DAFTAR GAMBAR ………....

DAFTAR SINGKATAN ………..

DAFTAR LAMPIRAN ………

BAB 1 PENDAHULUAN ………

1.1. Latar Belakang ………..

1.2. Rumusan Masalah ………

1.3. Tujuan Penelitian ………..

1.3.1. Tujuan Umum ………

1.3.2. Tujuan Khusus ………...

1.4. Manfaat Penelitian ………

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ………...

2.1. Kulit ………...

2.1.1. Definisi Kulit………

2.1.2. Anatomi Kulit ………..

2.1.3. Adneksa Kulit ……….. 2.1.4. Faal Kulit ………..

2.2. Herpes Simpleks ………...

2.2.1. Definisi Herpes Simpleks ……….

2.2.2. Epidemiologi Herpes Simpleks………

ii iii iv v vi ix xii xiii xiv xv 1

1 2 2 2 2 2

3

3 3 3 4 5 6 6 6


(11)

2.2.3. Etiologi Herpes Simpleks ……… 2.2.4. Patogenesis Herpes Simpleks……… 2.2.5. Gejala Klinis Herpes Simpleks ……… 2.2.6. Pemeriksaan Penunjang Herpes Simpleks ………... 2.2.7. Diagnosa Banding Herpes Simpleks……….

2.2.8. Penatalaksanaan Herpes Simpleks ………...

2.2.9. Komplikasi Herpes Simpleks ………... 2.2.10. Prognosis Herpes Simpleks ………..

2.3. Pengetahuan ………

2.3.1. Definisi Pengetahuan ………...

2.3.2. Tingkat Pengetahuan ………

2.4. Sikap ……….

2.4.1. Pengertian Sikap ………..

2.4.2. Komponen Sikap ………..

2.4.3. Tingkatan Sikap ………...

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ………

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ………

3.2. Definisi Operasional ……….

3.2.1. Pengetahuan ………...

3.2.2. Sikap ………...

BAB 4 METODE PENELITIAN ………

4.1. Jenis Penelitian ………...

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ………

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ………

4.3.1. Populasi Penelitian ……….

4.3.2. Sampel Penelitian ………...

4.4. Teknik Pengumpulan Data ………..

4.6. Pengolahan dan Analisis Data ………

4.5.1. Pengolahan Data ……… 6 7 8 9 10 10 10 11 11 11 11 12 12 13 13

15 15 15 15 16

17

17 17 17 17 17 19 20 20


(12)

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….

5.1. Hasil Penelitian ………. 5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ………...

5.1.2. Hasil Analisis Data ……….

5.2. Pembahasan ………..

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ………...

6.1. Kesimpulan ………... 6.2. Saran ……….

DAFTAR PUSTAKA ………..

LAMPIRAN ……….

21 21 21 21 23

24

24 24

25 27


(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ……….. 19

Tabel 5.1. Distribusi Jawaban Pengetahuan Responden ……… 21

Tabel 5.2. Distribusi Jawaban Sikap Responden ……… 22

Tabel 5.3. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden ……….. 22


(14)

DAFTAR SINGKATAN

AKBID : Akademi Kebidanan


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup ………. 28

Lampiran 2 Kuesioner Pengetahuan……… 29

Lampiran 3 Kuesioner Sikap………... 32

Lampiran 4 Lembar Penjelasan kepada Responden Penelitian ……….. 33

Lampiran 5 Lembar Informed Consent ……… 34

Lampiran 6 Uji Validitas Kuesioner ………... 35

Lampiran 7 Uji Reliabilitas Kuesioner ………... 38

Lampiran 8 Data Induk Responden……… 39

Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiran 11 Lampiran 12

Output SPSS………

Lembar Izin Penelitian ………

Lembar Ethical Clearance ………

Lembar Balasan Penelitian ………. 43 49 50 51


(16)

ABSTRAK

Latar belakang : Herpes simpleks adalah infeksi akut suatu lesi akut berupa vesikel berkelompok di atas daerah yang eritema, dapat satu atau beberapa kelompok terutama pada atau dekat sambungan mukokutan. Herpes simpleks disebabkan oleh herpes simpleks virus (HSV) tipe I atau tipe II yang dapat berlangsung primer maupun rekurens. Herpes simpleks disebut juga fever blister, cold sore, herpes febrilis, herpes labialis, herpes genitalis.Penyakit ini dapat menyebar melalui kontak kulit terutama bagian jari tangan.

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa AKBID Helvetia Medan tentang Herpes Simpleks.

Metode : Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptifdengan pendekatan cross-sectional.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2012 di AKBID Helvetia Medan.Dengan menggunakan metode simple random sampling, diperoleh sampel sebanyak 76 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner, kemudian dilakukan pengolahan data dan tabulasi hasil.Tiap nilai jawaban dianalisis dan diinterpretasikan dengan skala pengukuran, yaitu kategori baik, sedang dan kurang.

Hasil : Setelah melakukan penelitian, diperoleh tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa AKBID Helvetia Medan tentang Herpes Simpleks, yaitu sebanyak 78,9% responden memiliki tingkat pengetahuan baik, 21,1% memiliki tingkat pengetahuan sedang, 97,4% memiliki tingkat sikap baik, 2,6% memiliki tingkat sikap sedang.

Kesimpulan : Secara keseluruhan, tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa AKBID Helvetia Medantentang Herpes Simpleks sudah baik.

Kata kunci : Herpes Simpleks, Pengetahuan, Sikap, Mahasiswa,AKBID Helvetia Medan


(17)

ABSTRACT

Background :Herpes simplex is an acute infection of an acute lesion in the form of vesicles clustered in the area of erythema, may be one or several groups, especially at or near the mucocutaneous connection. Herpes simplex is caused by the herpes simplex virus (HSV) type I or type II, which can last primary and recurrence. Herpes simplex is also called fever blisters, cold sores, herpes febrilis, herpes labialis, genital herpes. The disease can be spread through contact with the skin, especially the fingers.

Objective : This study aims to describe level of knowledge and attitude of students about Herpes simplex.

Methods : This descriptive study using cross-sectional approach. The research was conducted in November 2012 at AKBID Helvetia Medan. By using simple random sampling method, obtained sample of 76 people according to the inclusion and exclusion criteria. Data were collected by distributing questionnaires, and conducted data processing and tabulation of results. Each value of the answers were analyzed and interpreted with the scale of measurement: the good category, sufficient, and bad.

Results : After conducting a study, acquired the level of knowledge and attitudes of students at AKBID Helvetia Medan about Herpes simplex, as many as78.9% of respondents have good knowledge level, 21.1% have sufficient knowledge level, 97.4% have good attitude level, 2.6% have sufficient attitude level.

Conclusion : Overall, the level of knowledge and attitude of students at AKBID Helvetia Medanabout Herpes simples is good.

Keywords : Herpes simplex, Knowledge, Attitudes, Students, AKBID Helvetia Medan


(18)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Herpes simpleks adalah infeksi akut suatu lesi akut berupa vesikel berkelompok di atas daerah yang eritema, dapat satu atau beberapa kelompok terutama pada atau dekat sambungan mukokutan.Herpes simpleks disebabkan oleh herpes simpleks virus (HSV) tipe I atau tipe II yang dapat berlangsung primer maupun rekurens. Herpes simpleks disebut juga fever blister, cold sore, herpes febrilis, herpes labialis, herpes genitalis (Handoko, 2010).

Penyakit herpes simpleks tersebar kosmopolit dan menyerang baik pria maupun wanita dengan frekuensi yang tidak berbeda (Siregar, 2005). Sekitar 50 juta penduduk di Amerika Serikat menderita infeksi HSV pada usia 12 tahun atau lebih (Habif, 2004). Infeksi primer oleh HSV tipe I biasanya dimulai pada usia anak-anak, sedangkan infeksi HSV tipe II biasanya terjadi sebanyak 25-50% dari populasi (Sterry, 2006) pada dekade II atau III dan berhubungan dengan peningkatan aktivitas seksual. Infeksi HSV berlangsung dalam tiga tingkat : infeksi primer, fase laten dan infeksi rekurens (Handoko, 2010).

Pada infeksi primer tempat predileksi HSV tipe I di daerah pinggang ke atas terutama daerah mulut dan hidung yang biasanya dimulai pada usia anak-anak. Inokulasi dapat terjadi secara kebetulan, misalnya kontak kulit pada perawat, dokter, dokter gigi dan tenaga kesehatan lainnya yang tidak menggunakan sarung tangan dan mengalami Herpetic Whitlow pada jari tangannya (Sterry, 2006).Dilaporkan juga bahwa Herpetic Whitlow sering didapati pada wanita dengan herpes genital (Habif, 2004).Virus ini juga sebagai penyebab herpes ensefalitis (Handoko, 2010).Gejala yang ditimbulkan berupa perasaan gatal, rasa terbakar, eritema, malaise, demam dan nyeri otot (Siregar, 2005).


(19)

Belum diketahuinya bagaimana tingkat pengetahuan para mahasiswa AKBID Helvetia Medan tentang herpes simpleks yang dapat menular melalui kontak kulit daerah genital.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengetahuan dan sikap para mahasiswa AKBID Helvetia Medantentang herpes simpleks.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menilai pengetahuan para mahasiswa akademi

kebidananHelvetia Medan tentang herpes simpleks.

2. Untuk mengetahui sikap para mahasiswaakademi kebidananHelvetia Medan untuk mencegah penularan herpes simpleks.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Peneliti

Penelitian ini diharapkan menjadi penambah pengetahuan tentang gambaran pengetahuan para mahasiswa AKBID Helvetia Medantentang herpes simpleks dan dalam upaya pencegahan penularannya.

2. Bidan

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan para

mahasiswaakademi kebidanan agar lebih memperhatikan perilaku apa saja yang dapat mencegah penularan herpes simpleks.


(20)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kulit

2.1.1. DefinisiKulit

Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia.Luas kulit orang dewasa sekitar 1.5 m2 dengan berat kira-kira 15% berat badan (Wasitaatmadja, 2010).

2.1.2 Anatomi Kulit

Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu: lapisan epidermis, lapisan dermis, dan lapisan subkutis. Lapisan epidermis terdiri atas:

(1) Stratum korneum (lapisan tanduk) merupakan lapisan kulit yang terluar dan terdiri atas sel-sel gepeng yang mati, tidak berinti, dan keratin.

(2) Stratum lusidum merupakan lapisan sel-sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang telah menjadi protein.

(3) Stratum granulosum (lapisan keratohialin) yaitu dua atau tiga lapis sel-sel gepeng dengan sitoplasma butir kasar dan berinti di antaranya. (4) Stratum spinosum (stratum Malphigi) terdiri atas beberapa lapis sel

yang berbentuk poligonal dengan besar yang berbeda akibat adanya proses mitosis.

(5) Stratum basale terbentuk oleh sel-sel berbentuk kubus (kolumnar) yang tersusun vertikal dan berbaris seperti pagar (palisade).

Lapisan dermis berada di bawah lapisan epidermis dan lebih tebal daripada lapisan epidermis. Lapisan ini terdiri atas lapisan elastik dan fibrosa padat dengan elemen-elemen selular dan folikel rambut. Secara garis besar dibagi menjadi dua bagian yaitu:

(1) Pars papilare, yaitu bagian yang menonjol ke epidermis yang berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah.


(21)

(2) Pars retikulare, yaitu bagian yang menonjol ke arah subkutan yang berisi serabut-serabut penunjang misalnya: serabut kolagen, elastin, dan retikulin.

Lapisan subkutis adalah kelanjutan dermis yang terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel lemak. Lapisan sel-sel lemak disebut panikulus adiposa yang berfungsi sebagai cadangan makanan. Di lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah, dan getah bening (Wasitaatmadja, 2010).

2.1.3 Adneksa Kulit

Adneksa kulit terdiri atas kelenjar-kelenjar kulit, rambut, dan kuku. Kelenjar kulit di lapisan dermis terdiri atas:

(1) Kelenjar keringat (glandula sudorifera) ada dua jenis yaitu kelenjar ekrin yang kecil terletak dangkal di dermis dengan sekret yang encer dan kelenjar apokrin yang lebih besar terletak lebih dalam dengan sekret lebih kental.

(2) Kelenjar palit (glandula sebasea) terletak di seluruh permukaan kulit manusia kecuali telapak tangan dan kaki. Kelenjar ini disebut juga kelenjar holokrin karena tidak berlumen dan sekretnya berasal dari dekomposisi sel-sel kelenjar.

Kuku adalah bagian terminal lapisan tanduk (stratum korneum) yang menebal. Bagian kuku yang terbenam dalam kulit jari disebut akar kuku (nail root), bagian yang terbuka di atas dasar jaringan lunak kulit pada ujung jari disebut badan kuku (nail plate), dan yang paling ujung adalah bagian kuku yang bebas. Kuku tumbuh dengan kecepatan sekitar 1mm per minggu.

Rambut memliki bagian yang terbenam dalam kulit (akar rambut) dan bagian yang berada di luar kulit (batang rambut). Ada dua tipe rambut, yaitu lanugo merupakan rambut halus tidak berpigmen pada bayi dan terminal merupakan rambut yang lebih kasar dengan banyak pigmen serta mempunyai medula pada orang dewasa. Rambut tumbuh secara siklik, fase anagen (pertumbuhan) berlangsung 2-6 tahun dengan kecepatan sekitar 0.35mm per hari.


(22)

Fase telogen (istirahat) berlangsung beberapa bulan. Di antara kedua fase tersebut terdapat fase katagen (Wasitaatmadja, 2010).

2.1.4 Faal Kulit

1. Fungsi proteksi, menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik atau mekanis, gangguan kimiawi, gangguan yang bersifat panas, dan gangguan infeksi luar dengan adanya bantalan lemak.Menurut Menurut Lazarus (1999) bahwa stres adalah keadaan internal yang dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik dari tubuh atau kondisi lingkungan dan sosial yang dinilai potensial membahayakan, tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu untuk mengatasinya. 2. Fungsi absorpsi, kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan

dan benda padat dengan permeabilitas terhadap O2, CO2, dan uap air

sehingga kulit ikut ambil bagian dalam fungsi respirasi. Penyerapan berlangsung melalui celah antar sel, menembus sel epidermis atau melalui muara saluran kelenjar.

3. Fungsi ekskresi, kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan amonia.

4. Fungsi persepsi, kulit mengandung ujung-ujung saraf sensoris di dermis dan subkutis. Rangsang panas oleh badan-badan Ruffini di dermis dan subkutis, rangsang dingin oleh badan-badan Krause di dermis. Badan Meissner di papila dermis dan badan Merkel Ranvier di epidermis berperan terhadap rabaan. Sedangkan rangsang tekanan oleh badan Paccini di epidermis.

5. Fungsi pengaturan suhu tubuh, dengan cara mengeluarkan keringat dan mengerutkan pembuluh darah kulit.

6. Fungsi pembentukan pigmen. 7. Fungsi keratinisasi.


(23)

8. Fungsi pembentukan vitamin D, dengan mengubah 7 dihidroksi kolesterol melalui pertolongan sinar matahari (Wasitaatmadja, 2010).

2.2 Herpes Simpleks

2.2.1 Definisi Herpes Simpleks

Herpes simpleks adalah infeksi akut yang disebabkan oleh herpes simpleks virus (HSV) tipe I atau tipe II yang ditandai dengan adanya vesikel yang berkelompok di atas kulit yang sembab dan eritematosa pada daerah dekat mukokutan (Handoko, 2010).

2.2.2 Epidemiologi Herpes Simpleks

Penyakit herpes simpleks tersebar kosmopolit dan menyerang baik pria maupun wanita dengan frekuensi yang tidak berbeda. Infeksi primer oleh herpes simpleks virus (HSV) tipe I biasa pada usia anak-anak, sedangkan infeksi HSV tipe II biasa terjadi pada dekade II atau III dan berhubungan dengan peningkatan aktivitas seksual (Handoko, 2010). Infeksi genital yang berulang 6 kali lebih sering daripada infeksi berulang pada oral-labial; infeksi HSV tipe II pada daerah genital lebih sering kambuh daripada infeksi HSV tipe I di daerah genital; dan infeksi HSV tipe I pada oral-labial lebih sering kambuh daripada infeksi HSV tipe II di daerah oral.Walaupun begitu infeksi dapat terjadi di mana saja pada kulit dan infeksi pada satu area tidak menutup kemungkinan bahwa infeksi dapat menyebar ke bagian lain (Habif, 2004).

2.2.3 Etiologi Herpes Simpleks

Herpes simpleks virus (HSV) tipe I dan II merupakan virus herpes hominis yang merupakan virus DNA. Pembagian tipe I dan II berdasarkan karakteristik pertumbuhan pada media kultur, antigenic marker dan lokasi klinis tempat predileksi (Handoko, 2010). HSV tipe I sering dihubungkan dengan infeksi oral sedangkan HSV tipe II dihubungkan dengan infeksi genital. Semakin seringnya infeksi HSV tipe I di daerah genital dan infeksi HSV tipe II di daerah


(24)

oral kemungkinan disebabkan oleh kontak seksual dengan cara oral-genital (Habif, 2004).

Menurut Wolff (2007) infeksi HSV tipe I pada daerah labialis 80-90%, urogenital 10-30%, herpetic whitlow pada usia< 20 tahun, dan neonatal 30%. Sedangkan HSV tipe II di daerah labialis 10-20%, urogenital 70-90%, herpetic whitlow pada usia> 20 tahun, dan neonatal 70%.

2.2.4 Patogenesis Herpes Simpleks

Infeksi primer: HSV masuk melalui defek kecil pada kulit atau mukosa dan bereplikasi lokal lalu menyebar melalui akson ke ganglia sensoris dan terus bereplikasi. Dengan penyebaran sentrifugal oleh saraf-saraf lainnya menginfeksi daerah yang lebih luas. Setelah infeksi primer HSV masuk dalam masa laten di ganglia sensoris (Sterry, 2006).

Infeksi rekuren: pengaktifan kembali HSV oleh berbagai macam rangsangan (sinar UV, demam) sehingga menyebabkan gejala klinis (Sterry, 2006).

Menurut Habif (2004) infeksi HSV ada dua tahap: infeksi primer, virus menyerang ganglion saraf; dan tahap kedua, dengan karakteristik kambuhnya penyakit di tempat yang sama. Pada infeksi primer kebanyakan tanpa gejala dan hanya dapat dideteksi dengan kenanikan titer antibody IgG. Seperti kebanyakan infeksi virus, keparahan penyakit meningkat seiring bertambahnya usia. Virus dapat menyebar melalui udara via droplets, kontak langsung dengan lesi, atau kontak dengan cairan yang mengandung virus seperti ludah. Gejala yang timbul 3 sampai 7 hari atau lebih setelah kontak yaitu: kulit yang lembek disertai nyeri, parestesia ringan, atau rasa terbakar akan timbul sebelum terjadi lesi pada daerah yang terinfeksi. Nyeri lokal, pusing, rasa gatal, dan demam adalah karakteristik gejala prodormal.

Vesikel pada infeksi primer HSV lebih banyak dan menyebar dibandingkan infeksi yang rekuren. Setiap vesikel tersebut berukuran sama besar, berlawanan dengan vesikel pada herpes zoster yang beragam ukurannya. Mukosa membran pada daerah yang lesi mengeluarkan eksudat yang dapat mengakibatkan


(25)

terjadinya krusta. Lesi tersebut akan bertahan selama 2 sampai 4 minggu kecuali terjadi infeksi sekunder dan akan sembuh tanpa jaringan parut (Habif, 2004).

Virus akan bereplikasi di tempat infeksi primer lalu viron akan ditransportasikan oleh saraf via retrograde axonal flow ke ganglia dorsal dan masuk masa laten di ganglion. Trauma kulit lokal (misalnya: paparan sinar ultraviolet, abrasi) atau perubahan sistemik (misalnya: menstruasi, kelelahan, demam) akan mengaktifasi kembali virus tersebut yang akan berjalan turun melalui saraf perifer ke tempat yang telah terinfeksi sehingga terjadi infeksi rekuren. Gejala berupa rasa gatal atau terbakar terjadi selama 2 sampai 24 jam dan dalam 12 jam lesi tersebut berubah dari kulit yang eritem menjadi papula hingga terbentuk vesikel berbentuk kubah yang kemudian akan ruptur menjadi erosi pada daerah mulut dan vagina atau erosi yang ditutupi oleh krusta pada bibir dan kulit. Krusta tersebut akan meluruh dalam waktu sekitar 8 hari lalu kulit tersebut akan reepitelisasi dan berwarna merah muda (Habif, 2004).

Infeksi HSV dapat menyebar ke bagian kulit mana saja, misalnya: mengenai jari-jari tangan (herpetic whitlow) terutama pada dokter gigi dan perawat yang melakukan kontak kulit dengan penderita. Tenaga kesehatan yang sering terpapar dengan sekresi oral merupakan orang yang paling sering terinfeksi (Habif, 2004). Bisa juga mengenai para pegulat (herpes gladiatorum) maupun olahraga lain yang melakukan kontak tubuh (misalnya rugby) yang dapat menyebar ke seluruh anggota tim (Sterry, 2006).

2.2.5 Gejala Klinis Herpes Simpleks

Infeksi herpes simpleks virus berlangsung dalam tiga tahap: infeksi primer, fase laten dan infeksi rekuren. Pada infeksi primer herpes simpleks tipe I tempat predileksinya pada daerah mulut dan hidung pada usia anak-anak. Sedangkan infeksi primer herpes simpleks virus tipe II tempat predileksinya daerah pinggang ke bawah terutama daerah genital.Infeksi primer berlangsung lebih lama dan lebih berat sekitar tiga minggu dan sering disertai gejala sistemik, misalnya demam, malaise dan anoreksia.Kelainan klinis yang dijumpai berupa vesikel berkelompok di atas kulit yang sembab dan eritematosa, berisi cairan


(26)

jernih dan menjadi seropurulen, dapat menjadi krusta dan dapat mengalami ulserasi (Handoko, 2010).

Pada fase laten penderita tidak ditemukan kelainan klinis, tetapi herpes simpleks virus dapat ditemukan dalam keadaan tidak aktif pada ganglion dorsalis (Handoko, 2010).

Pada tahap infeksi rekuren herpes simpleks virus yang semula tidak aktif di ganglia dorsalis menjadi aktif oleh mekanisme pacu (misalnya: demam, infeksi, hubungan seksual) lalu mencapai kulit sehingga menimbulkan gejala klinis yang lebih ringan dan berlangsung sekitar tujuh sampai sepuluh hari disertai gejala prodormal lokal berupa rasa panas, gatal dan nyeri. Infeksi rekuren dapat timbul pada tempat yang sama atau tempat lain di sekitarnya (Handoko, 2010).

2.2.6 Pemeriksaan Penunjang Herpes Simpleks

Herpes simpleks virus (HSV) dapat ditemukan pada vesikel dan dapat dibiakkan.Pada keadaan tidak ada lesi dapat diperiksa antibodi HSV.Dengan tes Tzanck dengan pewarnaan Giemsa dapat ditemukan sel datia berinti banyak dan badan inklusi intranuklear (Handoko, 2010).

Tes Tzanck dapat diselesaikan dalam waktu 30 menit atau kurang.Caranya dengan membuka vesikel dan korek dengan lembut pada dasar vesikel tersebut lalu letakkan pada gelas obyek kemudian biarkan mongering sambil difiksasi dengan alkohol atau dipanaskan.Selanjutnya beri pewarnaan (5% methylene blue, Wright, Giemsa) selama beberapa detik, cuci dan keringkan, beri minyak emersi dan tutupi dengan gelas penutup. Jika positif terinfeksi hasilnya berupa keratinosit yang multinuklear dan berukuran besar berwarna biru (Frankel, 2006).

Identifikasi virus dengan PCR, mikroskop elektron, atau kultur (Sterry, 2006). Tes serologi menggunakan enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) spesifik HSV tipe II dapat membedakan siapa yang telah terinfeksi dan siapa yang berpotensi besar menularkan infeksi (McPhee, 2007).


(27)

2.2.7 Diagnosa Banding Herpes Simpleks

Herpes simpleks pada daerah sekitar mulut dan hidung harus dibedakan dengan impetigo vesikobulosa.Pada daerah genital harus dibedakan dengan ulkus durum, ulkus mole dan ulkus mikstum (Handoko, 2010).

Pada Barankin (2006) diagnosa banding HSV tipe I yaitu stomatitis aftosa, penyakit tangan-kaki-mulut, dan impetigo.Sedangkan diagnosa banding HSV tipe II yaitu chancroid, sifilis, dan erupsi oleh obat-obatan.

2.2.8 Penatalaksanaan Herpes Simpleks

Pada lesi yang dini dapat digunakan obat topikal berupa salap/krim yang mengandung preparat idoksuridin (stoxil, viruguent, virunguent-P) atau preparat asiklovir (zovirax).Pengobatan oral preparat asiklovir dengan dosis 5x200mg per hari selama 5 hari mempersingkat kelangsungan penyakit dan memperpanjang masa rekuren.Pemberian parenteral asiklovir atau preparat adenine arabinosid (vitarabin) dengan tujuan penyakit yang lebih berat atau terjadi komplikasi pada organ dalam (Handoko, 2010).

Untuk terapi sistemik digunakan asiklovir, valasiklovir, atau famsiklovir. Jika pasien mengalami rekuren enam kali dalam setahun, pertimbangkan untuk menggunakan asiklovir 400 mg atau valasiklovir 1000 mg oral setiap hari selama satu tahun. Untuk obat oles digunakan lotion zinc oxide atau calamine.Pada wanita hamil diberi vaksin HSV sedangkan pada bayi yang terinfeksi HSV disuntikkan asiklovir intra vena (Sterry, 2006).

2.2.9 Komplikasi Herpes Simpleks

Komplikasinya yaitu: pioderma, ekzema herpetikum, herpeticwhithlow, herpes gladiatorum (pada pegulat yang menular melalui kontak), esophagitis, infeksi neonatus, keratitis, dan ensefalitis (McPhee, 2007).

Menurut Hunter (2003) komplikasi herpes simpleks adalah herpes ensefalitis atau meningitis tanpa ada kelainan kulit dahulu, vesikel yang menyebar luas ke seluruh tubuh, ekzema herpeticum, jaringan parut, dan eritema multiforme.


(28)

2.2.10 Prognosis Herpes Simpleks

Pengobatan dini dan tepat memberi prognosis yang lebih baik, yakni masa penyakit berlangsung lebih singkat dan rekuren lebih jarang.Pada orang dengan gangguan imunitas, infeksi dapat menyebar ke organ-organ dalam dan dapat berakibat fatal. Prognosis akan lebih baik seiring dengan meningkatnya usia seperti pada orang dewasa (Handoko, 2010).

Penderita HSV harus menghindari kontak dengan orang lain saat tahap akut sampai lesi sembuh sempurna. Infeksi di daerah genital pada wanita hamil dapat menyerang bayinya, dan wanita tersebut harus memberi tahu pada dokter kandungannya jika mereka mempunyai gejala atau tanda infeksi HSV pada daerah genitalnya (Shaw, 2006).

2.3 Pengetahuan

2.3.1 Definisi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan adalah sesuatu hal yang diketahui bila seseorang telah melakukan penginderaan yang meliputi indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan peraba terhadap suatu obyek. Pengetahuan diperoleh dari hasil usaha seseorang dalam mencari tahu rangsangan berupa obyek dari luar terlebih dahulu melalui proses sensorik dan interaksi dirinya terhadap lingkungan sosial. Melalui hal inilah, seseorang dapat memperoleh pengetahuan baru tentang suatu obyek.Dalam teori kognitif, pengetahuan merupakan hasil interaksi timbal balik antara seseorang dengan lingkungan sosial yang menghasilkan pengalaman tertentu.

Tingkat Pengetahuan

Notoadmodjo (2007) menyatakan tingkat pengetahuan terbagi enam yaitu:

1. Tahu, artinya kemampuan dalam mengingat kembali suatu materi yang telah dipelajari.

2. Memahami, artinya kemampuan dalam memberi penjelasan tentang obyek dan dapat menginterpretasi materi secara benar.


(29)

3. Aplikasi, artinya kemampuan dalam menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya.

4. Analisis, artinya kemampuan dalam menguraikan materi ke dalam struktur tersebut yang masih ada kaitan antara satu sama lain.

5. Sintesa, artinya kemampuan dalam meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dengan kata lain dalam bentuk keseluruhan baru. 6. Evaluasi, artinya kemampuan dalam melakukan penilaian terhadap

suatu materi atau obyek.

Pengetahuan sebagai intermediateimpact atau hasil jangka menengah memiliki pengaruh pada perkembangan perilaku.Perilaku ialah kegiatan atau aktivitas dari makhluk hidup terhadap stimulus atau rangsangan baik dapat diamati secara langsung, maupun tidak langsung.Perilaku manusia meliputi hal-hal seperti berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, berpikir, persepsi, dan juga emosi (Notoatmodjo, 2007).Lebih lanjut, Notoadmodjo mengutip pendapat Benyamin Bloom, perilaku manusia terbagi menjadi tiga domain perilaku yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.Oleh para ahli pendidikan dan untuk kepentingan pengukuran hasil pendidikan, ketiga domain ini diukur dari pengetahuan, sikap, dan tindakan.

Dengan tingkat pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, perilaku seseorang akan baik dan dapat berlangsung lama.Sebaliknya, bila perilaku tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran positif, maka perilaku tersebut tidak bertahan lama (Notoatmodjo, 2007).

2.4 Sikap

2.4.1 Pengertian Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulasi atau objek, manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya bisa ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup, sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu dalam kehidupan sehari-hari (Notoatmodjo, 2007).


(30)

2.4.2 Komponen Sikap

Dalam bagian lain Allport (1954) dalam Notoatmojo (2007) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok yaitu : kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek, kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek, kecenderungan untuk bertindak. Komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (totalattitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosional memegang peranan penting.

2.4.3 Tingkatan Sikap

Menurut Notoatmodjo (2007) menjelaskan bahwa seperti halnya dengan pengatahuan, sikap ini juga memiliki beberapa tingkatan yaitu:

1. Menerima (receiving) diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

2. Merespon (responding) yang berarti memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

3. Menghargai (valuing) yang berarti mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.

4. Bertanggung Jawab (responsible) yaitu bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi.

Adapun indikator untuk mengetahui tingkat sikap terhadap kesehatan, antara lain dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Sikap terhadap sakit dan penyakit

Adalah bagaimana penilaian atau pendapat seseorang terhadap gejala atau tanda-tanda penyakit, penyebab penyakit, cara penularan penyakit, cara pencegahan penyakit.

2. Sikap tentang cara pemeliharaan dan cara hidup sehat

Adalah penilaian atau pendapat seseorang terhadap cara-cara memelihara dan cara-cara (berperilaku) hidup sehat. Dengan perkataan


(31)

lain pendapat atau penilaian terhadap makanan, minuman, olahraga, relaksasi (istirahat) atau istirahat cukup.

3. Sikap terhadap kesehatan lingkungan

Adalah pendapat atau penilaian seseorang terhadap lingkungan dan pengaruhnya terhadap kesehatan.


(32)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

3.2 Definisi Operasional 3.2.1 Pengetahuan

Pengetahuan tentang herpes simpleksyaitu segala sesuatu yang diketahui oleh responden tentang penyakit herpes simpleks.

Cara ukur dengan kuesioner.

Alat ukur berdasarkan kuesioner, yang terdiri dari 10 pertanyaan dengan tiga pilihan jawaban, yaitu:

1. Benar 2. Salah 3. Tidak Tahu

Jawaban yang tepat diberi nilai 2, jawaban yang tidak tepat diberi nilai 1, dan jawaban tidak tahu diberi nilai 0. Selanjutnya, Arikunto (2007) menjelaskan bahwa penilaian dibagi sama rata sesuai dengan jumlah kategori sehingga dikategorikan sebagai berikut:

1. Tingkat pengetahuan baik (skor jawaban responden 13-20 > 75% dari nilai tertinggi).

2. Tingkat pengetahuan sedang (skor jawaban responden 5-12 40-75% dari nilai tertinggi).

3. Tingkat pengetahuan kurang (skor jawaban responden 0-4 < 40% dari nilai tertinggi).

Skala pengukuran berupa ordinal.

Herpes Simpleks Pengetahuan dan sikap


(33)

3.2.2 Sikap

Sikap tentang herpes simpleks yaitu segala tindakan atau reaksi responden untuk mencegah penularan herpes simpleks.

Cara ukur dengan kuesioner.

Jumlah pertanyaan untuk mengukur sikap ada 5.Jawaban yang benar diberi nilai 1 dan diberi nilai 0 jika jawaban salah sehingga skor tertinggi yang dapat dicapai responden adalah 5.

Berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh responden, maka sikap responden dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu:

1. Nilai baik, apabila responden memperoleh nilai 5 atau melebihi 75% dari total nilai.

2. Nilai sedang, apabila responden memperoleh nilai 2-4 atau 40%-75% dari total nilai.

3. Nilai kurang, apabila responden memperoleh nilai 0-1 atau kurang dari 40% total nilai.


(34)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini merupakanpenelitian deskriptif denganpendekatan desain penelitian potong lintang (cross sectional) karena data diambil secara langsung pada sekali pengambilan dan bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap mahasiswa AKBID Helvetia Medan mengenai penyakit Herpes Simpleks

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Oktober 2012 di AKBID Helvetia Medan.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1 Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah mahasiswa tingkat III AKBID Helvetia Medan sebanyak 365 orang.

4.3.2 Sampel Penelitian

Penarikan sampel penelitian sering dilakukan dalam suatu penelitian oleh beberapa alasan seperti jumlah populasi yang sangat besar sehingga seluruh populasi tidak mungkin diperiksa karena memakai waktu yang lama, adanya homogenitas atau sifat kesamaan dalam populasi, dan ketelitian terhadap pengukuran sampel akan lebih baik dibandingkan populasi. Alasan lain berupa lebih murah, lebih mudah, lebih cepat, lebih akurat, lebih spesifik, dan mewakili populasi (Wahyuni, 2007).

Teknik penarikan sampel dilakukan dengan teknik randomisasi sederhana (Simple Random Sampling). Metode ini mengambil sampel dari semua

mahasiswa tingkat IIIAKBID Helvetia Medan tanpa mempedulikan


(35)

Perhitungan besar sampel dengan menggunakan rumus menurut Wahyuni (2007) sebagai berikut:

N . Z21-α/2 p. (1-p) (N-1) d2 + Z21-α/2 p. (1-p)

365 . (1.96) 2. 0.5 . (1-0.5) (365-1).(0.1)2+(1.96)2.(0.5)2

Keterangan

n = Besar sampel minimum.

Z1- α/2 = Nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu (1,96). p = Harga proporsi di populasi (0,5).

d = Kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir (10% = 0,1). N = Jumlah populasi (365).

Maka besar sampel minimal yang diperlukan adalah 76 orang.

Kriteria Inklusi

a. Bersedia mengisi dan menyelesaikan kuesioner. b. Mampu berbahasa Indonesia dengan baik.

c. Mampu membaca dan menulis.

Kriteria Eksklusi

a. Menolak berpartisipasi dalam pengisian kuesioner. b. Pengisian kuesioner tidak lengkap.

n =

n =


(36)

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara langsung kepada responden dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner terlebih dahulu akan diuji validitas dan reliabilitasnya dengan aplikasi program komputer. Validitas menunjukkan sejauh mana ukuran yang diperoleh benar-benar menyatakan hasil pengukuran yang ingin diukur. Sedangkan reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2009).

Uji validitas yang digunakan adalah dengan teknik moment product correlation/pearson correlation sedangkan uji reliabilitasnya dengan menggunakan Alpha Cronbach.

Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Variabel Nomor

Pertanyaan

Total Pearson Correlation

Status Cronbach’s Alpha

Status

Pengetahuan 1

2 3 4 5 6 7 8 9 10 0,534 0,557 0,732 0,660 0,755 0,523 0,623 0,454 0,526 0,639 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

0,831 Reliabel

Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel 11 12 13 14 15 0,801 0,581 0,842 0,852 0,736 Valid Valid Valid Valid Valid Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel

Sikap 16

17 18 19 20 0,648 0,599 0,889 0,737 0,597 Valid Valid Valid Valid Valid

0,679 Reliabel

Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel

Adapun kesimpulan dari hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner adalah sebagai berikut :


(37)

1) Nilai r tabel pada jumlah data (n=20) dengan taraf signifikansi 0,05 adalah 0,444.

2) Untuk validitas, seluruh nilai r hitung yang didapat adalah lebih besar dari nilai r tabel, sehingga seluruh butir pertanyaan berstatus valid dan dapat digunakan dalam penelitian.

3) Untuk reliabilitas, seluruh nilai Alpha yang didapat adalah lebih besar dari nilai r tabel, sehingga seluruh butir pertanyaan berstatus reliabel dan dapat digunakan sebagai alat ukur yang sahih.

4.5 Pengolahan dan Analisis Data 4.5.1 Pengolahan Data

Data diolah dan dianalisis secara komputerisasi menggunakan program komputer yang meliputi langkah-langkah sebagai berikut (Wahyuni, 2007) :

1. Editing

Memeriksa kembali kelengkapan setiap lembar kuesioner yaitu kelengkapan jawaban, keseragaman jawaban, dan kejelasan penulisan identitas.

2. Coding

Setelah data terkumpul dan dikoreksi, selanjutnya diberi kode oleh peneliti secara manual dimulai dari kode sampel, jenis kelamin, jurusan, skor penilaian tingkat pengetahuan, tingkat pengetahuan herpes simpleks, dan sikap terhadap herpes simpleks.

3. Entry

Data yang telah melewati proses coding lalu dimasukkan ke dalam program komputer.

4. Cleaning data

Semua data yang telah dimasukkan ke dalam komputer diperiksa kembali apakah sudah sesuai dengan data penelitian.

5. Saving

Data dalam komputer lalu disimpan untuk dianalisis. 6. Analisis data


(38)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Akademi Kebidanan Helvetia berlokasi di jalan Kapten Sumarsono No. 107, Kelurahan Helvetia, Kecamatan Sunggal Deli Serdang, Medan. AKBID ini sudah terakreditasi peringkat B. Selain itu ada juga Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Helvetia, Akademi Keperawatan Helvetia, dan Rumah Sakit Umum Helvetia dengan lokasi yang saling bersebelahan.

5.1.2. Hasil Analisis Data

Data lengkap jawaban responden berdasarkan pengetahuan dan sikap tentang Herpes Simpleks dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 5.1. Distribusi Jawaban Pengetahuan Responden

Pertanyaan / pernyataan

Jawaban responden

Benar Salah Tidak Tahu

n % n % n %

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 76 68 75 70 51 66 58 71 49 49 33 67 70 60 48 100 89,5 98,7 92,1 67,1 86,8 76,3 93,4 64,5 64,5 43,4 88,2 92,1 78,9 63,2 0 7 1 0 19 9 7 3 17 5 16 8 4 8 17 0 9,2 1,3 0 25 11,8 9,2 3,9 22,4 6,6 21,1 10,5 5,3 10,5 22,4 0 1 0 6 6 1 11 2 10 22 27 1 2 8 11 0 1,3 0 7,9 7,9 1,3 14,5 2,6 13,2 28,9 35,5 1,3 2,6 10,5 14,5


(39)

Dari tabel 5.1. menunjukkan bahwa pengetahuan tentang Herpes Simpleks yang paling banyak diketahui responden adalah Penyakit Herpes Simpleks adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Herpes simplex virus, yaitu sebanyak 76 orang (100%). Sedangkan pengetahuan bahwa Herpetic whitlow merupakan infeksi Herpes simplex viruspada jari tangan, hanya diketahui oleh 33 orang (43,4%).

Tabel 5.2. Distribusi Jawaban Sikap Responden

Pernyataan

Jawaban responden Sangat

setuju/Setuju

Tidak Setuju/ Sangat Tidak

Setuju

n % n %

S1 S2 S3 S4 S5

74 74 76 73 76

97,4 97,4 100 96,1 100

2 2 0 3 0

2,6 2,6 0 3,9

0

Dari tabel 5.2. menunjukkan pernyataan bahwa ‘Menggunakan sarung tangan dapat mencegah penularan herpes simpleks’ (nomor 3) dan ’ Mensterilisasi alat-alat yang dapat digunakan kembali akan mencegah penularan herpes’ (nomor 5) paling banyak dijawab ‘sangat setuju/setuju’ oleh responden, yaitu sebanyak 76 orang (100%). Sedangkan pernyataan bahwa ‘Sebelum memeriksa pasien baiknya saya menanyakan apakah ada riwayat terinfeksi’ (nomor 4) paling banyak dijawab ‘tidak setuju/sangat tidak setuju’, yaitu sebanyak 3 orang (3,9%).

Berdasarkan data - data yang telah diperoleh tersebut maka dapat diperoleh pula tingkat pengetahuan, sikap, dan, tindakan responden tentang Herpes Simpleks yang dapat dilihat pada tabel - tabel berikut :

Tabel 5.3. Distribusi Tingkat Pengetahuan

Tingkat Pengetahuan n (orang) %

Baik Sedang Kurang

60 16 0

78,9 21,1 0


(40)

Dari tabel 5.3.menunjukkan bahwa dari 76 orang responden, 60 orang (78,9%) memiliki tingkat pengetahuan baik dan 16 orang (21,1%) memiliki tingkat pengetahuan sedang

Tabel 5.4. Distribusi Tingkat Sikap

Tingkat Sikap n (orang) %

Baik Sedang Kurang

74 2 0

97,4 2,6

0

Jumlah 76 100

Dari tabel 5.4.menunjukkan bahwa dari 76 orang responden, 74 orang (97,4%) memiliki tingkat sikap baik dan 2 orang (2,6%) memiliki tingkat sikap sedang.

5.2. Pembahasan

Berdasarkan tabel 5.3. dapat dilihat bahwa dari 76 orang mahasiswa yang ikut serta dalam penelitian ini, 60 orang (78,9%) memiliki pengetahuan baik, 16 orang (21,1%) memiliki pengetahuan sedang, dan tidak ada yang pengetahuannya kurang. Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswa di AKBID Helvetia Medan sudah baik.Hal ini bisa menjadi suatu pertanda bahwa sistem pendidikan yang dijalankan di AKBID tersebut sudah tergolong baik.Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2011) bahwa pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Berdasarkan tabel 5.4.dapat dilihat bahwa dari 76 orang mahasiswa, sebanyak 74 orang (97,4%) sudah bersikap baik, 2(2,6)% orang bersikap sedang, dan tidak ada yang bersikap kurang. Data ini menunjukkan bahwa para mahasiswa AKBID Helvetia Medan sudah mengerti bagaimana sebaiknya mereka bersikap dengan pengetahuan yang telah mereka dapatkan.


(41)

Berdasarkan tabel 5.5.dengan tingkat pengetahuan yang baik maka baik pula sikap yang akan ditunjukkan pada 60 orang (100%) responden. Lalu dengan tingkat pengetahuan sedang ada yang bersikap baik sebanyak 14 orang (87,5%) dan ada yang bersikap sedang sebanyak 2 orang (12,5%). Dari data ini terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap. Hal ini membuktikan asumsi peneliti bahwa dengan tingkat pengetahuan yang baik maka akan baik pula sikap yang akan ditunjukkan.


(42)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa :

1) Dari 76 orang, pengetahuan mahasiswa tentang Herpes Simpleks di AKBID Helvetia Medanyang berkategori baik sebanyak 60 orang (78,9%) dan yang berkategori sedang sebanyak 16 orang (21,1%).

2) Dari 76 orang, sikap mahasiswa tentang Herpes Simpleks di AKBID Helvetia Medan yang berkategori baik sebanyak 74 orang (97,4%) dan yang berkategori sedang sebanyak 2 orang (2,6%).

6.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti menyarankan agar : 1) Para mahasiswaAKBIDsebaiknya dapat memanfaatkan lebih baik lagi

berbagai fasilitas yang tersedia, seperti perpustakaan dan akses internet untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam mengenai Herpes Simpleks. 2) Para mahasiswaAKBID sebaiknya lebih berhati-hati dan menggunakan alat

pelindung diri saat memeriksa pasien dan melakukan tindakan medis

3) Para peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian serupa sebaiknya dapat menggunakan variabel yang lebih beragam dan populasi yang lebih luas serta sampel yang lebih besar.

4) Para pembaca sebaiknya lebih memperhatikan segala faktor risiko serta gejala klinis penyakit Herpes Simpleks dan segera memeriksakan diri ke dokter apabila timbul kelainan yang ditemukan.


(43)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., 2010.Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.262-296.

Barankin, Benjamin, Freiman, Anatoli, 2006. Derm Notes Dermatology Clinical Pocket Guide. Philadelphia: F. A. Davis Company. 98-100.

Berger, Timothy G., 2007. Skin, Hair, & Nails. In: McPhee, Stephen J., Papadaxis, Maxine A., Tierney, Lawrence M. CURRENT Medical Diagnosis & Treatment.46th Edition. San Francisco, California: McGraw-Hill’s.109-111.

Graham-Brown, R., Burns, T., 2005.Infeksi Bakteri dan Virus. Dalam: Lecture Notes Dermatologi. Edisi 8. Jakarta: Erlangga. 28-29.

Habif, Thomas P., 2004. Warts, Herpes Simplex, and Other Viral Infections. In: Clinical Dermatology: A Color Guide to Diagnosis and Therapy. 4th Edition. Philadelphia, Pennsylvania: Mosby.381-389.

Handoko, Ronny P., 2010. Herpes Simpleks. Dalam: Djuanda, A., Hamzah, M., Aisah, S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Keenam. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 380-382.

Hunter, John, Savin, John, Dahl, Mark, 2003.Infections. In:Clinical Dermatology. 3rdedition.Massachusetts, USA: Blackwell Science. 208-209.

Notoatmodjo, S., 2011.Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta. 146-153.

Shaw, James C., 2006. Herpes Simplex. In: Frankel, David H. Field Guide to Clinical Dermatology. 2nd edition. Brooklyn, New York: Lippincott Williams & Wilkins. 74-75.

Siregar, R.S., 2005. Penyakit Virus. Dalam: Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi 2. Jakarta: EGC. 80-84.

Sterry, W., Paus, R., Burgdorf, W., 2006.Viral Diseases. In: Thieme Clinical Companions Dermatology. New York: Thieme. 57-60.


(44)

Wahyuni, A.S., 2007. Statistika Kedokteran. Jakarta: Bamboedoea Communication. 108-122.

Wasitaatmadja, Sjarif M, 2010. Anatomi Kulit. Dalam: Djuanda, A., Hamzah, M., Aisah, S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 3-5.

Wasitaatmadja, Sjarif M, 2010. Faal Kulit. Dalam: Djuanda, A., Hamzah, M., Aisah, S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Keenam. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 7-8.

Wolff, Klaus, Johnson, Richard A., Suurmond, Dick, 2007. Viral Infections of Skin and Mucosa. In: Fitzpatrick’s Color Atlas & Synopsis of Clinical Dermatology. 5th edition.McGraw-Hill’s.442-696.


(45)

Lampiran 1

RIWAYAT HIDUP PENELITI

Nama : Raja Hasayangan Siregar

Tempat/ tanggal lahir : Medan, Sumut, Indonesia / 21 Desember 1990

Pekerjaan : Mahasiswa

Agama : Islam

Alamat : Jalan Kasuari No.15, Medan, Sumatera Utara, Indonesia.

Nomor Telepon : 081376601216

Orang Tua : Ayah : H. Drs. Ahmad Raja Thamrin Siregar, MM

Ibu : Hj. Ratna Sari Harahap Riwayat Pendidikan : TK Medina Medan (1995-1996)

TK Perwanis Medan (1996-1997)

SD Percobaan Negeri Medan (1997-1998) SD Negeri Sibolga (1998-2001)

SD Percobaan Negeri Medan (2001-2003) SMP Negeri 1 Medan (2003-2006)

SMA Negeri 2 Medan (2006-2009)

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (2009-sekarang)


(46)

Lampiran 2

KUESIONER

Gambaran Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Kebidanan Tentang Herpes Simpleks di AKBID Helvetia Medan

IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Jenis Kelamin : No. responden :

Tanggal :

Kuesioner Pengetahuan

Petunjuk Pengisian: Isilah data dibawah ini dengan tepat dan benar. Berilah tanda silang (x) atau lingkari pada pilihan yang tersedia.

1. Penyakit Herpes Simpleks adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Herpes simpleks virus.

a. Benar. b. Salah. c. Tidak tahu.

2. Penyakit Herpes Simpleks ditandai dengan vesikel berkelompok di atas kulit yang sembab dan eritematosa.

a. Benar. b. Salah. c. Tidak tahu.

3. Penyakit Herpes Simpleks dapat menyerang pria dan wanita. a. Benar.

b. Salah. c. Tidak tahu.

4. Herpes simpleks virus terbagi dua tipe: tipe I dan tipe II. a. Benar.

b. Salah. c. Tidak tahu.


(47)

5. Herpes simpleks virus tipe I biasanya mengenai anak-anak di daerah sekitar mulut.

a. Benar. b. Salah. c. Tidak tahu.

6. Herpes simpleks virus tipe II biasanya menginfeksi daerah pinggang ke bawah terutama daerah genital.

a. Benar. b. Salah. c. Tidaktahu.

7. Infeksi herpes simpleks virus berlangsung dalam tiga tahap: infeksi primer, fase laten, infeksi rekuren.

a. Benar. b. Salah. c. Tidak tahu.

8. Gejala klinis yang ditimbulkan pada infeksi primer berupa rasa gatal, rasa terbakar, eritema, malaise, demam dan nyeri otot.

a. Benar. b. Salah. c. Tidak tahu.

9. Pada fase laten tidak ada gejala klinis yang ditemukan. a. Benar.

b. Salah. c. Tidak tahu.

10.Tes Tzanck dapat mengkonfiramsi adanya infeksi herpes simpleks. a. Benar.

b. Salah. c. Tidak tahu.

11.Herpetic whitlow merupakan infeksi herpes simpleks virus pada jari tangan.

a. Benar. b. Salah. c. Tidak tahu.


(48)

12.Penggunaan sarung tangan saat memeriksa pasien dapat mencegah penularan herpes simpleks.

a. Benar. b. Salah. c. Tidak tahu.

13.Kontak seksual dengan cara oral-genital dapat menularkan herpes simpleks.

a. Benar. b. Salah. c. Tidak tahu.

14.Herpes simpleks dapat menyerang ibu hamil dan bayi yang baru lahir. a. Benar.

b. Salah. c. Tidak tahu.

15.Ibu hamil pada trimester ketiga berpotensi terkena herpes simpleks. a. Benar.

b. Salah. c. Tidak tahu.


(49)

Lampiran 3 Kuesioner Sikap

Petunjukpengisian:Berilahtandasilang()padakolom

jawabanyangtersediasesuai dengansituasidankondisiyang anda

alami,dimanaSS:SangatSetuju,S:Setuju,TS: Tidak Setuju, STS: Sangat Tidak

Setuju.

NO

PERNYATAAN STS TS S SS

1. Sayalebih berhati-hatijika memeriksa pasien yang positif herpes simpleks.

2. Saya harus menghindari kontak kulit pada penderita herpes simpleks dengan lesi aktif. 3. Menggunakan sarung tangan dapat

mencegah penularan herpes simpleks. 4. Sebelum memeriksa pasien baiknya saya

menanyakan apakah ada riwayat terinfeksi herpes simpleks.

5. Mensterilisasi alat-alat yang dapat digunakan kembali akan mencegah penularan herpes simpleks.


(50)

Lampiran 4

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBYEK PENELITIAN

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Salam sejahtera

Dengan hormat,

Sebelumnya saya mengucapkan terimakasih kepada Saudara/Saudari atas kesediaannya meluangkan waktu untuk mengisi surat persetujuan dan kuesioner ini.

Saya Raja Hasayangan Siregar, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara stambuk 2009. Saat ini saya sedang mengerjakan penelitian guna melengkapi Karya Tulis Ilmiah yang menjadi kewajiban saya untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran USU. Adapun judul penelitian saya adalah Gambaran Pengetahuan dan Sikap Tentang Herpes Simpleks pada Mahasiswa Akademi Kebidanan Helvetia Medan

Untuk itu saya mohon kesediaan Saudara/Saudari untuk ikut serta dalam penelitian ini, yaitu sebagai responden. Saya akan menanyakan beberapa hal seputar identitas, pengetahuan, dan sikap Saudara/Saudari mengenai Herpes Simpleks. Informasi yang diberikan saya jamin kerahasiaannya.

Demikian informasi ini saya sampaikan.Atas partisipasi dan kesediaan waktu, saya ucapkan terima kasih.Semoga partisipasi Saudara/Saudari dalam penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 2012


(51)

(Raja Hasayangan Siregar)

Lampiran 5

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertandatangan di bawah ini,

Nama :

Alamat :

Setelah mendapatkan penjelasan dan memahami sepenuhnya tentang penelitian,

Judul Penelitian : Gambaran Pengetahuan dan Sikap Tentang Herpes Simpleks pada Mahasiswa Akademi Kebidanan Helvetia Medan

Nama Peneliti : Raja Hasayangan Siregar

Institusi : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Jenis Penelitian : Deskriptif dengan pendekatan cross sectional

Lokasi Penelitian : AKBID Helvetia Jalan Kapten Sumarsono No. 107,

Medan, Sumatera Utara

Dengan ini menyatakan bersedia mengikuti penelitian tersebut secara sukarela sebagai reponden penelitian.


(52)

35 ( ) Correlations Total .534** .015 20 .557* .011 20 .732** .000 20 .660** .002 20 .755** .000 20 .523* .018 20 .623** .003 20 .454* .045 20 p20 .816** .000 20 .902** .000 20 .718** .000 20 .871** .000 20 .839** .000 20 .753** .000 20 .820** .000 20 .818** .000 20 p19 .879** .000 20 .846** .000 20 .758** .000 20 .880** .000 20 .797** .000 20 .882** .000 20 .887** .000 20 .687** .001 20 p18 .748** .000 20 .558* .011 20 .728** .000 20 .788** .000 20 .708** .000 20 .658** .002 20 .585** .007 20 .444* .050 20 p17 .773** .000 20 .793** .000 20 .723** .000 20 .689** .001 20 .701** .000 20 .591* .006 20 .598** .000 20 .445* .050 20 p16 .646** .002 20 .614** .004 20 .611** .004 20 .565* .009 20 .696** .000 20 .603** .000 20 .710** .000 20 .727** .000 20 p15 .446* .049 20 .707** .000 20 .482* .032 20 .525* .017 20 .645** .002 20 .693** .000 20 .643** .002 20 .623** .003 20 p14 .810** .000 20 .884** .000 20 .803** .000 20 .811** .000 20 .752** .000 20 .703** .000 20 .584* .007 20 .523* .018 20 p13 .609** .004 20 .641** .002 20 .621** .003 20 .709** .000 20 .743** .000 20 .698** .000 20 .647** .002 20 .664** .002 20 p12 .474* .035 20 .539* .013 20 .561* .010 20 .574** .008 20 .535* .014 20 .554* .011 20 .606** .004 20 .577** .008 20 p11 .563* .010 20 .540* .013 20 .559* .011 20 .515* .020 20 .587** .007 20 .519* .020 20 .562* .010 20 .567* .009 20 p10 .546* .012 20 .516* .020 20 .528* .015 20 .544* .012 20 .542* .013 20 .502* .024 20 .534* .014 20 .527* .015 20 p9 .673** .001 20 .681** .001 20 .683** .001 20 .632** .003 20 .518* .020 20 .483* .032 20 .491* .026 20 .492* .026 20 p8 .688** .001 20 .627** .003 20 .639** .003 20 .588** .007 20 .602** .005 20 .517* .020 20 .506* .023 20 1 20 p7 .507* .023 20 .622** .003 20 .601** .005 20 .633** .003 20 .630** .003 20 .543* .013 20 1 20 .506* .023 20 p6 .509* .022 20 .501* .024 20 .508* .022 20 .556* .011 20 .572** .008 20 1 20 .543* .013 20 .517* .020 20 p5 .505* .023 20 .573** .008 20 .582** .007 20 .575** .008 20 1 20 .572** .008 20 .630** .003 20 .602** .005 20 p4 .458* .042 20 .547* .012 20 .560* .010 20 1 20 .575** .008 20 .556* .011 20 .633** .003 20 .588** .007 20 p3 .649** .002 20 .684** .001 20 1 20 .560* .010 20 .582** .007 20 .508* .022 20 .601** .005 20 .639** .003 20 p2 .566* .009 20 1 20 .684** .001 20 .547* .012 20 .573** .008 20 .501* .024 20 .622** .003 20 .627** .003 20 p1 1 20 .566* .009 20 .649** .002 20 .458* .042 20 .505* .023 20 .509* .022 20 .507* .023 20 .688** .001 20 Universitas Sumatera Utara


(53)

36 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 .801** .000 20 .581** .007 20 .842** .000 20 .852** .000 20 .736** .000 20 .648** .002 20 .599** .005 20 .889** .000 20 .737** .000 20 .702** .000 20 .486* .030 20 .631** .003 20 .680** .001 20 .695** .000 20 .704** .000 20 .577** .000 20 .576** .008 20 .697** .000 20 .615** .004 20 .475* .035 20 .610** .004 20 .801** .000 20 .536* .014 20 .537* .014 20 .845** .008 20 .688** .001 20 1 20 .650** .002 20 .886** .001 20 .885** .000 20 .850** .000 20 .473* .035 20 .791** .000 20 .448* .048 20 1 20 .688** .001 20 .667** .002 20 .533* .014 20 .564* .010 20 .522* .018 20 .744** .000 20 .827** .000 20 1 20 .448* .048 20 .845** .000 20 .740** .000 20 .738** .000 20 .677** .001 20 .652** .002 20 .447* .049 20 1 20 .827** .000 20 .791** .000 20 .537* .014 20 .545* .012 20 .481* .032 20 .455* .044 20 .624** .003 20 1 20 .447* .049 20 .744** .000 20 .473* .035 20 .536* .014 20 .694** .000 20 .660** .002 20 .888** .000 20 1 20 .624** .003 20 .652** .002 20 .522* .018 20 .850** .000 20 .801** .000 20 .751** .000 20 .730** .000 20 1 20 .888** .000 20 .455* .044 20 .677** .001 20 .564* .010 20 .885** .000 20 .610** .004 20 .459* .042 20 1 20 .730** .000 20 .660** .002 20 .481* .032 20 .738** .000 20 .533* .014 20 .886** .000 20 .475* .035 20 1 20 .459* .042 20 .751** .000 20 .694** .000 20 .545* .012 20 .740** .000 20 .667** .002 20 .650** .002 20 .615** .004 20 .541* .013 20 .538* .013 20 .679** .001 20 .659** .002 20 .618** .004 20 .608** .004 20 .628** .003 20 .794** .000 20 .520* .019 20 .789** .000 20 .832** .000 20 .690** .000 20 .800** .000 20 .739** .000 20 .781** .000 20 .792** .000 20 .692** .000 20 .733** .000 20 .567* .009 20 .577** .008 20 .664** .002 20 .523* .018 20 .623** .003 20 .727** .000 20 .445* .050 20 .444* .050 20 .687** .001 20 .562* .010 20 .606** .004 20 .647** .002 20 .584** .007 20 .643** .002 20 .710** .000 20 .598** .007 20 .585** .007 20 .887** .000 20 .519* .020 20 .554* .011 20 .698** .000 20 .703** .000 20 .693** .000 20 .603** .005 20 .591** .006 20 .658** .002 20 .882** .000 20 .587** .007 20 .535* .014 20 .743** .000 20 .752** .000 20 .645** .002 20 .696** .000 20 .701** .000 20 .708** .000 20 .797** .000 20 .515* .020 20 .574** .008 20 .709** .000 20 .811** .000 20 .525* .017 20 .545* .009 20 .689** .001 20 .788** .000 20 .880** .000 20 .559* .011 20 .561* .010 20 .621** .003 20 .803** .000 20 .482* .032 20 .611** .004 20 .723** .000 20 .728** .000 20 .758** .000 20 .540* .013 20 .539* .013 20 .641** .002 20 .884** .000 20 .707** .000 20 .614** .004 20 .793** .000 20 .558* .011 20 .846** .000 20 .563* .010 20 .474* .035 20 .609** .004 20 .810** .000 20 .446* .049 20 .646** .002 20 .773** .000 20 .748 .000 20 .879** .000 20 Universitas Sumatera Utara


(54)

37

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

p11

p12

p13

p14

p15

p16

p17

p18

p19 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Universitas

Sumatera


(55)

Pearson Correlat

ion

Sig. (2

-tailed)

N Pearson Correlat

ion

Sig. (2

-tailed)

N

p

20

T

o

ta

l

Lampiran 7

UJI RELIABILITAS KUESIONER

PENGETAHUAN

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.831 15

SIKAP

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items


(56)

39 Sikap Ting kat Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik To tal 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 p 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 p 4 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 p 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 p 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 p 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Pengetahuan Ting kat Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik To tal 27 23 24 23 25 25 30 23 27 28 28 30 30 30 29 28 p 15 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 p 14 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 p 13 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 p 12 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 p 11 2 0 1 0 0 1 2 0 1 0 0 2 2 2 2 1 p 10 2 0 1 0 0 0 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 p 9 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 p 8 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 p 7 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 p 6 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 p 5 0 0 1 0 1 2 2 0 1 2 2 2 2 2 2 2 p 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 p 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 p 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Universitas Sumatera Utara


(57)

40 p 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Inisial Nama KZB F ISS IA FY NSH TMG E SRW AM H VAA A EFS NEP Na Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sedang Sedang Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5 5 5 5 4 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Baik Baik Baik Baik Baik Baik 23 27 27 23 30 25 21 16 22 22 21 24 25 29 25 26 30 0 2 2 1 2 2 0 0 2 1 0 0 1 2 1 1 2 0 2 2 2 2 2 0 0 2 2 0 0 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 1 2 2 2 2 2 2 2 2 0 1 1 1 2 0 0 0 0 0 0 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 0 1 0 2 1 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 0 2 1 2 2 1 2 0 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Universitas Sumatera Utara


(58)

41 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 RVD JPAU YA RA Y NH Ni Ma S Me Ri Bu MS AS AF SP SR SAG Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Baik Baik Baik Sedang Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sedang Sedang Baik Baik Baik Baik Baik Baik 24 30 30 21 24 30 30 30 25 28 18 18 29 27 30 30 27 27 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 0 2 2 0 0 2 2 2 0 2 0 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 0 0 2 2 2 0 0 0 0 2 0 2 2 2 2 0 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Universitas Sumatera Utara


(59)

42 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 JF SFPW SFPW DP DGNS Is Su RP MP RY NAS AKS ARB AU EB SBY JK NR Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Sedang Sedang Sedang Baik Sedang Baik Sedang Baik Baik Baik Baik Sedang Baik Sedang 19 22 20 30 18 25 23 30 22 25 26 19 26 18 0 1 0 2 2 2 1 2 2 2 1 0 2 2 2 2 1 2 1 1 0 2 2 1 2 0 2 o 2 1 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 1 1 1 2 2 2 1 0 0 0 0 2 0 2 1 2 2 2 0 2 0 1 2 2 1 1 1 2 1 0 0 2 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 1 2 2 2 0 0 1 0 2 0 2 2 2 1 1 2 1 2 0 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 0 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 0 1 2 2 2 2 Universitas Sumatera Utara


(60)

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

SS SLK AMG NM NA SC

S

N

N

S

ib

S

u

s

Ra Ti RA SL NS MD MS NH

Lampiran 9

OUTPUT SPSS

DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN

P1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Benar 76 100.0 100.0 100.0

P2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Tahu 1 1.3 1.3 1.3

Salah 7 9.2 9.2 10.5

Benar 68 89.5 89.5 100.0

Total 76 100.0 100.0

P3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 1 1.3 1.3 1.3

Benar 75 98.7 98.7 100.0

Total 76 100.0 100.0

P4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(61)

Valid Tidak Tahu 6 7.9 7.9 7.9

Benar 70 92.1 92.1 100.0

Total 76 100.0 100.0

P5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Tahu 6 7.9 7.9 7.9

Salah 19 25.0 25.0 32.9

Benar 51 67.1 67.1 100.0

Total 76 100.0 100.0

P6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Tahu 1 1.3 1.3 1.3

Salah 9 11.8 11.8 13.2

Benar 66 86.8 86.8 100.0

Total 76 100.0 100.0

P7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Tahu 11 14.5 14.5 14.5

Salah 7 9.2 9.2 23.7

Benar 58 76.3 76.3 100.0

Total 76 100.0 100.0

P8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(62)

Salah 3 3.9 3.9 6.6

Benar 71 93.4 93.4 100.0

Total 76 100.0 100.0

P9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Tahu 10 13.2 13.2 13.2

Salah 17 22.4 22.4 35.5

Benar 49 64.5 64.5 100.0

Total 76 100.0 100.0

P10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Tahu 22 28.9 28.9 28.9

Salah 5 6.6 6.6 35.5

Benar 49 64.5 64.5 100.0

Total 76 100.0 100.0

P11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Tahu 27 35.5 35.5 35.5

Salah 16 21.1 21.1 56.6

Benar 33 43.4 43.4 100.0

Total 76 100.0 100.0

P12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(63)

Valid Tidak Tahu 1 1.3 1.3 1.3

Salah 8 10.5 10.5 11.8

Benar 67 88.2 88.2 100.0

Total 76 100.0 100.0

P13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Tahu 2 2.6 2.6 2.6

Salah 4 5.3 5.3 7.9

Benar 70 92.1 92.1 100.0

Total 76 100.0 100.0

P14

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Tahu 8 10.5 10.5 10.5

Salah 8 10.5 10.5 21.1

Benar 60 78.9 78.9 100.0

Total 76 100.0 100.0

P15

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Tahu 11 14.5 14.5 14.5

Salah 17 22.4 22.4 36.8

Benar 48 63.2 63.2 100.0

Total 76 100.0 100.0

S1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(64)

Valid Tidak Setuju/Sangat Tidak Setuju

2 2.6 2.6 2.6

Setuju/Sangat Setuju 74 97.4 97.4 100.0

Total 76 100.0 100.0

S2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Tidak Setuju/Sangat Tidak

Setuju

2 2.6 2.6 2.6

Setuju/Sangat Setuju 74 97.4 97.4 100.0

Total 76 100.0 100.0

S3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Setuju/Sangat Setuju 76 100.0 100.0 100.0

S4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Tidak Setuju/Sangat Tidak

Setuju

3 3.9 3.9 3.9

Setuju/Sangat Setuju 73 96.1 96.1 100.0

Total 76 100.0 100.0

S5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(65)

Tingkat Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 60 78.9 78.9 78.9

Sedang 16 21.1 21.1 100.0

Total 76 100.0 100.0

TIngkat Sikap

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 74 97.4 97.4 97.4

Sedang 2 2.6 2.6 100.0


(66)

(1)

Valid Tidak Tahu 1 1.3 1.3 1.3

Salah 8 10.5 10.5 11.8

Benar 67 88.2 88.2 100.0

Total 76 100.0 100.0

P13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Tahu 2 2.6 2.6 2.6

Salah 4 5.3 5.3 7.9

Benar 70 92.1 92.1 100.0

Total 76 100.0 100.0

P14

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Tahu 8 10.5 10.5 10.5

Salah 8 10.5 10.5 21.1

Benar 60 78.9 78.9 100.0

Total 76 100.0 100.0

P15

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Tahu 11 14.5 14.5 14.5

Salah 17 22.4 22.4 36.8

Benar 48 63.2 63.2 100.0

Total 76 100.0 100.0

S1


(2)

Valid Tidak Setuju/Sangat Tidak Setuju

2 2.6 2.6 2.6

Setuju/Sangat Setuju 74 97.4 97.4 100.0

Total 76 100.0 100.0

S2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Tidak Setuju/Sangat Tidak

Setuju

2 2.6 2.6 2.6

Setuju/Sangat Setuju 74 97.4 97.4 100.0

Total 76 100.0 100.0

S3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Setuju/Sangat Setuju 76 100.0 100.0 100.0

S4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Tidak Setuju/Sangat Tidak

Setuju

3 3.9 3.9 3.9

Setuju/Sangat Setuju 73 96.1 96.1 100.0

Total 76 100.0 100.0

S5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Setuju/Sangat Setuju 76 100.0 100.0 100.0


(3)

Tingkat Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 60 78.9 78.9 78.9

Sedang 16 21.1 21.1 100.0

Total 76 100.0 100.0

TIngkat Sikap

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 74 97.4 97.4 97.4

Sedang 2 2.6 2.6 100.0


(4)

(5)

(6)