Aktifitas Perusahaan Gambaran Umum Perusahaan

harga saham naik. Sebaliknya, penurunan dividen atau kenaikan dividen yang lebih kecil dari yang diperkirakan merupakan suatu isyarat bahwa manajemen meramalkan laba di masa yang akan datang rendah, hal ini akan menyebabkan reaksi negatif sehingga harga saham turun. Bagi para investor informasi dividen yield dapat dilihat sebagai tanda atau sinyal prospek perusahaan dimasa depan. Secara matematis, rumus untuk menghitung dividen yield adalah sebagai berikut: Sumber: Warsono,2003:27. Berdasarkan data yang terkumpul diperoleh gambaran dividen yield pada perusahaan sektor Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2010 sebagai berikut : Tabel 4.1 Perkembangan Dividen Yield Perusahaan sektor Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010 No Emiten Closing Price DPS 2007 2008 2009 2010 2007 2008 2009 2010 1 Tempo Scan Pasific 3325 400 730 1710 2,49 7,50 3,49 10,00 2 Indocement Tunggal Prakarsa 2575 930 3550 4875 4,00 14,99 22,50 26,29 3 Semen Gresik 5600 4600 13700 15950 14,97 21,52 30,85 30,63 4 Univeler Indonesia 6750 7800 11050 16500 25,70 31,49 39,90 44,39 5 Berlina 990 320 600 1600 5,00 5,00 8,69 9,00 6 Kalbe Farma 1260 400 1300 3250 999,9 1,25 2,49 7,00 7 Supreme Cable Manufacturing and commerce 1000 1450 1310 1950 3,00 2,99 3,00 9,00 Jumlah 21500 15900 32240 45835 1.055.06 84,74 110,92 136,31 Sumber: Laporan keuangan data diolah DY = Dividen Perlembar saham x100 Harga saham Dari tabel diatas dapat diperoleh dividen yield sektor industri manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia pada setiap tahunnya sebagai berikut: Tabel 4.2 Data Dividen Yield Tahun 2007-2010 No Emiten Kode Saham Dividen Yield 2007 2008 2009 2010 1 Tempo Scan Pasific TPSC 3,33 18,75 4,79 5,85 2 Indocement Tunggal Prakarsa INTP 0,49 3,26 1,64 1,65 3 Semen Gresik SMGR 2,67 5,15 4,09 3,24 4 Univeler Indonesia UNVR 3,81 4,04 3,61 2,69 5 Berlina BRNA 5,05 27,19 14,50 5,63 6 Kalbe Farma KBLF 0,79 3,13 1,92 2,15 7 Supreme Cable Manufacturing and commerce SCCO 2,07 2,07 2,29 4,62 Jumlah 18,21 63,59 32,84 25,83 Perkembangan - -15,42 13,96 -1,06 Naikturun - Naik Turun Naik Rata-Rata 2,60 9,08 4,69 3,69 Tertinggi 5,05 27,19 14,50 5,85 Terendah 0,49 2,07 1,64 1,65 Sumber: Laporan keuangan data diolah Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dividen yield pada sektor manufaktur cukup tinggi. Bila dilihat dari nilai rata-ratanya, dividen yield Berlina Tbk merupakan yang paling tinggi, yaitu rata-rata sebesar 27,19 selama periode 2007- 2010. Hal ini bisa disebabkan adanya peningkatan penjualan yang signifikan pada tahun 2008 pada PT. Berlina Tbk, sehingga para investor menjadi tertarik untuk menanamkan sahamnya. Semakin membaiknya prospek perusahaan dalam menghasilkan laba maka akan semakin tinggi pula tingkat pengembalian yang akan mereka peroleh. Sebaliknya dividen yield Indocement Tunggal Prakarsa Tbk merupakan yang paling rendah diantara bank tersebut, yaitu rata-rata hanya 0,49 selama periode tahun 2007-2010. Hal ini disebabkan pada tahun 2007 PT. Indocement Tunggal Prakarsa sedang menyelesaikan proyek modifikasi pabrik ke delapan di Citeureup. sehingga para investor tidak menanamkan sahamnya dalam bentuk dividen yang pada akhirnya menyebabkan rendahnya nilai dividen yield pada tahun 2007 di perusahaan tersebut. Penjelasan untuk data dividen yield sebagai berikut : 1. Pada tahun 2007 rata-rata dividen yield pada sektor manufaktur tercatat sebesar 2,60 kali. Dividen yield tertinggi diperoleh oleh Berlina Tbk sebesar 5,05 kali dan dividen yield terendah dialami oleh Indocement Tunggal Prakarsa tercatat 0,49 kali. 2. Pada tahun 2008 rata-rata dividen yield pada sektor manufaktur tercatat sebesar 9,08 kali. Dividen yield tertinggi diperoleh oleh Berlina yaitu sebesar 27,19 kali, Hal ini bisa disebabkan adanya peningkatan penjualan yang signifikan pada tahun 2008 sehingga para investor pun tertarik untuk menanamkan sahamnya karena semakin membaiknya prospek perusahaan dalam menghasilkan laba maka akan semakin tinggi pula tingkat pengembalian yang akan mereka dapatkan. sedangkan dividen yield terendah dialami oleh Supreme Cable Manufacturing and commerce sebesar 2,07 kali. 3. Pada tahun 2009 rata-rata dividen yield pada sektor manufaktur mengalami penurunan menjadi sebesar 4,69 kali dari tahun sebelumnya sebesar 9,08 kali. Dividen yield tertinggi dipegang oleh Berlina Tbk sebesar 14,50 kali. Sedangkan dividen yield terendah dialami oleh Indocement Tunggal Prakarsa sebesar 1,64 kali, dimana perolehan dividen yield di tahun 2009 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan pada tahun 2009 masih terkena dampak dari krisis ekonomi yang membuat hampir seluruh perusahaan mengalami penurunan investasi, sehingga kinerja perusahaan mengalami penurunan dan investor banyak yang menarik investasinya yang mengakibatkan rendahnya nilai dividen yield pada sektor manufaktur. 4. Pada tahun 2010 rata-rata dividen yield pada sektor manufaktur tercatat sebesar 3,69 kali, perolehan dividen yield ini menurun dari tahun sebelumnya sebesar 4,69 kali, hal ini bisa terjadi karena rendahnya laba. Perolehan rata-rata dividen yield tertinggi diperoleh oleh Tempo Scan Pasific Tbk. sebesar 5,85, hal ini dikarenakan pada tahun 2010 para investor masih tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan ini sehingga harga sahamnya meningkat yang kemudian berpengaruh terhadap meningkatnya dividen yield. Sedangkan dividen yield terendah dialami oleh Indocement Tunggal Prakarsa Tbk yaitu sebesar 1,65. Untuk lebih jelasnya perkembangan rata-rata Dividen Yield pada perusahaan Sektor Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2007 -2010 dapat dilihat pada gambar dibawah ini : 2,6 9,08 4,69 3,69 2007 2008 2009 2010 Dividen Yield Dividen Yield Gambar 4.1 Rata-rata Dividen Yield pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2007 -2010 Berdasarkan tabel dan gambar di atas, diketahui bahwa rata- rata dividen yield pada perusahaan sektor manufaktur di BEI selama periode tahun 2007-2010 cenderung berfluktuasi. Pada tahun awal penelitian rata-rata dividen yield tahun 2007 sebesar 2,60 kali. Tahun 2008 naik sebesar 9,08 kali dari tahun sebelumnya, akan tetapi kenaikan tersebut tidak bertahan lama karena pada tahun 2009 dividen yield mengalami penurunan yang sangat tajam dipicu terjadinya krisis global, menurun sebesar 4,69 dari tahun sebelumnya, hal ini dikarenakan oleh kekhawatiran investor atas sejumlah dana yang telah diinvestasikan di sektor manufaktur sehingga banyak investor menjual saham-sahamnya karena perusahaan sektor manufaktur ini terkena dampak dari adanya krisis global yang melanda dunia sehingga tidak mampu menghasilan laba yang di targetkan. Hal ini memicu sentimen negatif pasar yang mengakibatkan penarikan dana besar- besaran yang dilakukan oleh para investor dan berimbas pada penurunan harga saham perusahaan-perusahaan sektor manufaktur sehingga hal tersebut mempengaruhi nilai return saham. Hal ini didukung oleh Kewon, et. All., 2005:135, Myron Gordon dan John Lintner berpendapat bahwa dividen tinggi adalah yang terbaik, investor lebih suka pembagian dividen karena investor lebih suka kepastian tentang return investasinya serta mengantisipasi resiko ketidakpastian kebangkrutan perusahaan.

4.2.2 Deskriptif Arus Kas Operasi Perusahaan Manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia BEI Arus kas yang digunakan dalam penelitian ini adalah arus kas operasi operating cash flow, arus kas operasi adalah kas yang disediakan oleh aktivitas operasi adalah kelebihan penerimaan kas atas pengeluaran kas dari aktivitas operasi, yang ditentukan dengan mengonversi laba bersih atas dasar akrual menjadi dasar kas. Besarnya Arus kas operasi suatu perusahaan bisa dihitung berdasarkan informasi laporan keuangan. Dalam penelitian ini Penulis memakai laporan keuangan tahunan dari tahun 2007 sampai 2010 dalam bentuk idx, dan annual report. Secara sistematis arus kas operasi dapat dirumuskan sebagai berikut: Sumber : Brigham Houston 2010:108 Nilai arus kas operasi perusahaan sektor Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Arus Kas Operasi = NOPAT + Penyusutan dan amortisasi Tabel 4.3 Perkembangan Arus Kas Operasi Perusahaan sektor Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010 Sumber: Laporan keuangan data diolah Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa arus kas operasi pada sektor manufaktur mayoritas bernilai positif setiap tahunnya. Artinya setiap sektor manufaktur tersebut hampir meraup keuntungan setiap tahunnya, kecuali pada tahun 2009. Bila dilihat dari nilai rata-ratanya, arus kas operai Berlina merupakan yang paling tinggi, yaitu rata-rata sebesar 60,380,243,328,000 selama periode 2007-2010. Hal ini disebabkan oleh total aktiva yang diberikan perusahaan memberikan laba maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan dan akan meningkatkan pertumbuhan modal sendiri sehingga investor tetap percaya dan tertarik dalam berinvestasi karena perusahaan dinilai memiliki kinerja yang bagus dan lebih efisien dalam No Emiten Kode Saham Arus Kas Operasi 2007 2008 2009 2010 1 Tempo Scan Pasific TPSC 2,977,921,367,000 2,826,332,559,000 3,918,833,010,000 5,780,893,030,030 2 Indocement Tunggal Prakarsa INTP 1,407,614,937,574 1,619,202,132,220 3,184,421,623,015 3,376,092,402,560 3 Semen Gresik SMGR 2,074,598,275,000 2,628,307,576,000 4,246,497,651,000 3,359,368,000,000 4 Univeler Indonesia UNVR 2,250,013,000,000 2,785,785,000,000 3,280,710,000,000 3,617,102,000,000 5 Berlina BRNA 12,697,251,924,000 15,869,582,296,000 27,083,258,750,000 60,380,243,328,000 6 Kalbe Farma KBLF 3,628,982,388,460 8,077,005,353,440 1,363,583,440,601 1,253,907,863,696 7 Supreme Cable Manufacturing and commerce SCCO 22,638,554,648,900 20,701,720,000,000 9,631,780,000,000 1,920,711,000,000 Jumlah 4.764.793.653.000.000 5.199.793.491.000.000 4.551.674.101.000.000 7.968.831.762.000.000 Perkembangan - 1.515.888.080 -1.092.500.451 3.340.743.707 Naikturun - Naik Naik Naik Rata-Rata 680.684.807.571.428 742.827.641.571.428 650.239.157.285.714 1.138.404.537.428.571 Tertinggi 22,638,554,648,900 20,701,720,000,000 27,083,258,750,000 60,380,243,328,000 Terendah 1,407,614,937,574 1,619,202,132,220 1,363,583,440,601 1,253,907,863,696 memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba bagi pemegang saham. Sebaliknya arus kas operasi Kalbe Farma merupakan yang paling rendah diantara sektor manufaktur tersebut, yaitu rata-rata hanya 1,253,907,863,696 periode tahun 2007-2010. Penjelasan untuk data arus kas operasi sebagai berikut : 1. Pada tahun 2007 rata-rata arus kas operasi pada sektor manufaktur tercatat sebesar 680.684.807.571.428 arus kas operasi tertinggi diperoleh oleh Supreme Cable Manufacturing and commerce yaitu sebesar 22,638,554,648,900. Sedangkan arus kas operasi terendah dialami oleh Indocement Tunggal Prakarsa sebesar 1,407,614,937,574. 2. Pada tahun 2008 rata-rata arus kas operasi pada sektor manufaktur tercatat sebesar 742.827.641.571.428 dimana perolehan ini mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Arus kas operasi terbesar diperoleh oleh PT. Supreme Cable Manufacturing and commerce Tbk sebesar 20,701,720,000,000. Rata-rata arus kas operasi pada sektor manufaktur pada tahun 2008 ini mengalami kenaikan, Sedangkan arus kas operasi terendah dialami oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk yaitu sebesar 1,619,202,132,220 hal ini dikarenakan jumlah kaslaba bersih mengalami penurunan pada perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 3. Pada tahun 2009 rata-rata arus kas operasi pada sektor manufaktur mengalami penurunan menjadi sebesar 650.239.157.285.714 arus kas operasi tertinggi dipegang oleh Berlina yaitu sebesar 27,083,258,750,000 . Penurunan ini disebabkan adanya pengeluaran kas dalam membiayai operasi perusahaan dan sedikitnya penerimaan laba bersihkas pada perusahaan sebagai akibat dari kelanjutan krisis keuangan global yang terjadi tahun 2008. Sedangkan arus kas operasi yang tinggi pada PT. Belina ini disebabkan kinerja perusahaan yang baik dalam mengelola aktivitas penghasilanpendapatan perusahaan labakas sehingga pada tahun ini Berlina mengalami kenaikan arus kas operasi. Sedangkan arus kas operasi terendah dialami Kalbe Farma yaitu sebesar 1,363,583,440,601 Hal ini disebabkan oleh total aktivakas yang digunakan perusahaan hanya sedikit memberikan laba sebagai akibat krisis keuangan global dan perusahaan dinilai memiliki kinerja yang menurun dalam memanfaatkan aset yang dimilikinya untuk mendapatkan laba bagi pemegang saham. 4. Pada tahun 2010 rata-rata arus kas operasi pada sektor manufaktur tercatat sebesar 1.138.404.537.428.571. Arus kas operasi terbesar dipegang oleh Berlina sebesar 60,380,243,328,000, peningkatan cukup tajam dari tahun sebelumnya sebesar 27,083,258,750,000 hal ini disebabkan kinerja perusahaan yang baik dalam mengelola aktivitas penghasilanpendapatan perusahaan labakas sehingga pada tahun ini Berlina mengalami kenaikan arus kas operasi sehingga investor semakin percaya dan tertarik dalam berinvestasi karena perusahaan dinilai memiliki kinerja yang bagus dan lebih efisien dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba bagi pemegang saham. Sedangkan perolehan arus kas operasi terendah dialami oleh Supreme Cable Manufacturing and commerce yaitu 1,920,711,000,000 hal ini

Dokumen yang terkait

Pengaruh Komponen Laporan Laba Rugi dan Komponen Arus Kas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011

4 67 109

Pengaruh Arus Kas Total, Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi Dan Arus Kas Pendanaan Terhadap Harga Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Sub Sektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

7 61 91

Pengaruh Komponen Laporan Arus Kas Dan Dividen Payout Ratio Terhadap Return Saham Dengan Earning Per Share Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

1 39 114

Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Dividen Kas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

23 155 93

Laba Bersih dan Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Tunai pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 37 92

Pengaruh Informasi Arus Kas terhadap Volume Perdagangan Saham pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

6 60 88

Pengaruh Earnings dan Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Tunai Yang Diterima Oleh Pemegang Saham Perusahaan Manufaktur, tbk di Bursa Efek Jakarta

0 28 111

Pengaruh kandungan informasi komponen laporan arus kas, tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap return saham (capital gain) dan dividen tunai : studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia

0 3 121

Pengaruh laporan arus kas dan likuiditas perusahaan terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di BEI

0 8 82

PENGARUH ARUS KAS OPERASI, ARUS KAS INVESTASI, ARUS KAS PENDANAAN DAN LABA BERSIH TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

2 4 12