daerah tersebut. Nilai yang kurang dari satu menyatakan keadaan yang sebaliknya.
Rumus di atas dapat juga digunakan untuk variable lain, seperti: jumlah unit usaha atau perusahaan, nilai penjualan, nilai ekspor Balassa index atau
Revealed Comparative Advantage index. Namun karena data mengenai jumlah pekerja relatif lebih banyak tersedia, maka variable yang banyak
digunakan adalah jumlah pekerja untuk suatu industri tertentu. Metode Location Quotient merupakan metode yang umum digunakan
untuk mengidentifikasi klaster industri regional Bergman Feser 1999. Penggunaan metode Location Quotient secara tersendiri tidak dapat
mengidentifikasi keberadaan klaster industri karena hanya dapat memperlihatkan adanya aglomerasi dari sektor industri tertentu, namun tidak
dapat mendeteksi saling keterkaitan antara sektor industri. Bergman Feser 1999. Untuk itu teknik Location Quotient perlu dilengkapi dengan teknik
lainnya sehingga dapat diperoleh komposisi suatu klaster industri dengan unsur-unsur yang saling mendukung dan saling terkait.
3.3 Analisa Shift-Share
Analisa Shift-Share merupakan teknik yang sangat berguna untuk membandingkan perubahan atau pertumbuhan berbagai sektor industri di
suatu daerah dengan wilayah nasional atau wilayah referensi lain. Analisa ini merupakan analisa men genai dinamika perubahan dan pertumbuhan industri
suatu daerah dan akan dapat menjawab, apakah industri yang berlokasi di wilayah tersebut termasuk dalam kelompok industri yang secara nasional
merupakan industri yang memiliki keunggulan kompetitif, yang dapat dijadikan target untuk dijadikan industri unggulan dari wilayah tersebut Dinc
2002. Analisa ini menguraikan penyebab perubahan kegiatan industri suatu
daerah menjadi tiga komponen: national share, industrial mix dan regional share. Penguraian ini dapat dilakukan berdasarkan jumlah tenaga kerja,
pendapatan, nilai penjualan atau faktor-faktor ekonomi lainnya. Sebagaimana analisa Location Quotient, maka variabel yang banyak digunakan dalam
analisa ini adalah jumlah tenaga kerja, karena pada umumnya data tenaga kerja lebih mudah diperoleh dibandingkan data apabila dipilih variabel yang
lain. Komponen National share adalah banyaknya pertambahan lapangan
kerja pada kegiatan industri tertentu di suatu wilayah, seandainya proporsi perubahannya sama dengan laju pertumbuhan kegiatan industri nasional
selama periode yang diamati. Hal ini dapat digunakan oleh daerah yang bersangkutan untuk mengukur apakah industri tertentu di daerah itu tumbuh
lebih cepat atau lebih lambat dari pertumbuhan rata-rata industri nasional Tarigan 2004. Karena industri daerah merupakan bagian dari kegiatan
industri nasional, maka diasumsikan bahwa pertumbuhan industri nasional akan mempengaruhi kegiatan industri d i daerah secara proporsional. Rumus
untuk komponen National share NS dari kegiatan industri adalah : NS = ? E
t ir
g
n
………………………………………………… 2 Dimana :
E
t ir
= Jumlah tenaga kerja pada industri i di daerah r, pada waktu t g
n
= Laju pertumbuhan tenaga kerja industri secara keseluruhan di daerah referensi n
Komponen Industrial mix atau Proportional sh ift mengukur besarnya perubahan lapangan kerja pada kegiatan industri tertentu di daerah yang
ditimbulkan oleh komposisi industri di daerah tersebut. Komponen ini menggambarkan sejauh mana suatu daerah memiliki spesialisasi pada industri
tersebut. Komponen ini akan positif di daerah -daerah yang berspesialisasi dalam sektor-sektor yang secara nasional tumbuh lebih cepat dari rata-rata
industri, dan negatif di daerah-daerah yang berspesialisasi dalam sektor-sektor yang secara nasional tumbuh lebih lambat dari rata-rata industri.
Rumusan untuk Industrial mix IM adalah : IM = ? E
t ir
g
in
– g
n
………………………………………… 3 Dimana :
E
t ir
= Jumlah tenaga kerja pada industri i di daerah r, pada waktu awal t
g
in
= Laju pertumbuhan tenaga kerja pada industri i di wilayah referensi n, periode t – t + 1
g
n
= Laju pertumbuhan tenaga kerja industri secara keseluruhan di daerah referensi n, periode t – t + 1
Komponen Regional share atau Differential shift mengukur perubahan lapangan kerja pada suatu industri tertentu d i daerah yang disebabkan adanya
perbedaan antara laju pertumbuhan industri tertentu tersebut d idaerah dengan laju pertumbuhan industri yang sama pada tingkat nasional. Komponen ini
memperlihatkan pertumbuhan atau kemunduran yang ditimbulkan oleh posisi daya saing industri yang bersangkutan yang ada di daerah tersebut yang
disebabkan oleh faktor-faktor lokasi. Suatu daerah yang mempunyai keuntungan lokasional seperti: sumber daya alam, sumber daya manusia yang
baik, infrastruktur yang mendukung, dsb, akan memiliki komponen Regional share yang positif, sedangkan daerah yang secara lokasional tidak terlalu
menguntungkan akan mempunyai komponen Regional share yang negatif. Rumus untuk Regional share RS adalah :
RS = ? E
t ir
g
ir
– g
in
………………………………………… 4 Dimana :
E
t ir
= Jumlah tenaga kerja pada industri i di daerah r, pada waktu awal t g
ir
= Laju pertumbuhan tenaga kerja pada industri i di daerah r, periode t–t +1 g
in
= Laju pertumbuhan tenaga kerja pada industri i di wilayah referensi n, periode t – t + 1
Total shift TS adalah penjumlahan dari ketiga komponen tersebut di atas: TS = ? E
t ir
g
n
+ ? E
t ir
g
in
– g
n
+ ? E
t ir
g
ir
– g
in
………… 5 Hasil dari analisa Shift-share dapat sedikit membantu untuk mengetahui
kondisi ekonomi di suatu daerah, namun tidak cukup untuk mengetahui kekuatan atau kelemahan sesungguhnya mengenai ekonomi daerah tersebut.
Temuan dari analisa ini perlu didukung oleh metod e-metode lain untuk mengetahui dengan lebih baik keadaan industri-industri kunci di daerah
tersebut. Analisa ini menggunakan asumsi-asumsi, yang tidak semuanya bisa terpenuhi. Asumsi yang digunakan mencakup Dinc 2002 :
1 Teknologi yang digunakan di daerah adalah setingkat dengan teknologi yang secara nasional digunakan.
2 Produktivitas tenaga kerja di daerah adalah sama dengan produktivitas tenaga kerja secara nasional.
3 Pola permintaan di daerah adalah sama dengan pola permintaan rata-rata nasional.
4 Mengabaikan adanya perdagangan antar wilayah dan perdagangan internasional.
3.4 Analytical Hierarchy Process