Penelitian Tahap II Pemasaran

67

2. Penelitian Tahap II

Penelitian tahap II bertujuan untuk menentukan konsentrasi ekstrak teh hijau yang mengandung total polifenol tinggi namun tidak menghambat pertumbuhan bakteri asam laktat dalam produk minuman fermentasi soygurt. Analisis utama yang menentukan pemilihan konsentrasi ekstrak yaitu analisis total polifenol dan analisis total BAL. Ekstrak teh hijau yang digunakan adalah ekstrak rebus dengan proses pembuatan seperti tertera pada Gambar 9. Ekstrak teh hijau yang digunakan dalam penelitian ini terstandarisasi dari proses pembuatannya. Total polifenol rata-rata yang terkandung dalam ekstrak yaitu 197 mgl. Kadar tersebut ditetapkan sebagai standar kandungan polifenol ekstrak teh hijau yang digunakan dalam pembuatan minuman soygurt. Data hasil analisa total polifenol ekstrak dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Data hasil analisa total polifenol ekstrak teh hijau Sampel Absorbansi Total Polifenol mgl Rata-rata Ulangan 1 0.634 195 197 mgl 0.638 199 Ulangan 2 0.634 195 0.635 196 Konsentrasi ekstrak yang ditambahkan ke dalam produk yaitu 0.5; 1; 1.5; 2; 2.5; 3; 3.5; dan 4. Terdapat dua perlakuan penambahan ekstrak teh hijau untuk masing-masing konsentrasi yaitu penambahan yang dilakukan sebelum proses fermentasi dan penambahan yang dilakukan setelah fermentasi selesai. Dua perlakuan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak teh hijau terhadap pertumbuhan bakteri asam laktat selama proses fermentasi. Dari hasil analisis, dapat dilihat bagaimana interaksi antara perbedaan konsentrasi ekstrak dan waktu penambahan ekstrak terhadap pertumbuhan bakteri asam laktat dalam produk. 68 a. Total Polifenol Berdasarkan hasil analisis total polifenol, peningkatan konsentrasi ekstrak teh hijau yang ditambahkan mengakibatkan peningkatan terhadap total polifenol yang terkandung dalam produk. Kandungan polifenol yang terukur pada kontrol yaitu sebesar 23.36 mgl. Kandungan polifenol pada masing-masing sampel lainnya tertera pada Tabel 8. Perhitungannya menggunakan kurva standar asam tanat yang dibuat pada konsentrasi 0- 50 mgl, sehingga total polifenol produk dianggap sebagai total asam tannat. Pembacaannya menggunakan metode spektrofotometri pada λ=760 nm. Kurva standar asam tannat terlampir pada Lampiran 6, sedangkan data hasil analisis total polifenol produk secara lengkap terdapat pada Lampiran 7. Tabel 8. Total polifenol formula minuman soygurt penelitian tahap II Sampel Ul Rata-rata per ulangan mgl Rata-rata per sampel mgl Sampel Ul Rata-rata per ulangan mgl Rata-rata per sampel mgl K 1 22.61 23.36 B1 1 23.45 23.71 2 23.64 2 23.97 A1 1 23.84 23.75 B2 1 23.80 24.20 2 23.66 2 24.6 A2 1 24.01 23.87 B3 1 24.49 24.29 2 24.09 2 24.09 A3 1 25.13 24.54 B4 1 24.71 24.85 2 23.94 2 24.98 A4 1 25.24 24.63 B5 1 26.65 26.85 2 24.11 2 25.70 A5 1 25.27 24.82 B6 1 27.35 26.89 2 24.36 2 26.42 A6 1 26.19 25.51 B7 1 27.84 27.19 2 24.83 2 26.54 A7 1 27.24 26.38 B8 1 29.33 28.41 2 25.51 2 27.50 A8 1 27.56 26.87 2 26.17 Keterangan : K : kontrol A : formula minuman soygurt dengan penambahan ekstrak teh hijau sebelum inkubasi B : formula minuman soygurt dengan penambahan ekstrak teh hijau setelah inkubasi A1 : 0.5 A2 : 1 A3 : 1.5 A4 : 2 A5 : 2.5 A6 : 3 A7 : 3.5 A8 : 4 B1 : 0.5 B2 : 1 B3 : 1.5 B4 : 2 B5 : 2.5 B6 : 3 B7 : 3.5 B8 : 4 69 Secara statistik, perlakuan penambahan ekstrak teh hijau pada berbagai konsentrasi mulai dari 0.5-4 memberikan pengaruh yang nyata terhadap total polifenol produk akhir p=0.00. Namun, waktu penambahan ekstrak ternyata tidak berpengaruh nyata terhadap total polifenol produk akhir dengan signifikansi sebesar 0.205. Perbedaan yang nyata muncul pada total polifenol formula kontrol dengan total polifenol sampel dengan penambahan ekstrak teh hijau dengan signifikansi sebesar 0.028. Penambahan ekstrak teh hijau sampai konsentrasi 1 memiliki kandungan polifenol yang tidak berbeda nyata dengan total polifenol pada formula kontrol. Peningkatan total polifenol terus terjadi pada formula dengan konsentrasi ekstrak teh hijau yang lebih tinggi dan jumlahnya berbeda nyata dengan kontrol. Hasil analisis sidik ragam terhadap total polifenol produk minuman soygurt terlampir pada Lampiran 8. Ekstrak teh hijau yang ditambahkan sebelum inkubasi mengalami proses fermentasi bersama dengan bahan baku minuman soygurt lainnya. Menurut Shahidi dan Naczk 1995, senyawa-senyawa polifenol akan terurai menjadi komponen-komponen fenolik yang lebih sederhana setelah proses fermentasi. Berdasarkan Tabel 8, total polifenol yang terukur pada sampel-sampel kode B penambahan ekstrak setelah inkubasi umumnya lebih tinggi dibandingkan sampel-sampel kode A penambahan ekstrak sebelum inkubasi. Hal ini mungkin berkaitan dengan degradasi polifenol yang terjadi akibat proses fermentasi. Namun, penurunan kadar total polifenol yang terjadi tidak signifikan berdasarkan uji statistik yang dilakukan. Dari hasil analisis tersebut, pemilihan konsentrasi ekstrak yang akan digunakan untuk tahap selanjutnya adalah konsentrasi dengan rata-rata tertinggi dan berbeda nyata dengan kontrol. Namun, pemilihan kadar ekstrak tetap harus mempertimbangkan jumlah total BAL yang terhitung dari analisis total BAL yang dilakukan terhadap masing-masing sampel. Jika dilihat dari parameter total polifenol, formula yang terpilih untuk 70 digunakan pada tahap penelitian selanjutnya adalah formula B8 dengan total polifenol sebesar 28.41 mgl. b. Total BAL Hasil analisis BAL terhadap produk akhir tertera pada Tabel 9 dan Tabel 10. Dari kedua tabel dapat disimpulkan bahwa total BAL yang terhitung pada sampel kode A penambahan ekstrak teh hijau pra- fermentasi yaitu ± 10 5 cfuml. Hasil yang berbeda terlihat pada sampel kode B penambahan ekstrak teh hijau pasca-fermentasi dimana pertumbuhan bakteri asam laktat mencapai jumlah minimal 10 6 cfuml. Perbedaan antara keduanya sampai 1 log pertumbuhan, sehingga waktu penambahan dapat dikatakan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan bakteri asam laktat. Pertumbuhan BAL pada sampel kode B mencapai 10 6 cfuml, angka ini masih memenuhi syarat minuman probiotik walaupun jumlahnya mendekati batas bawah kisaran yang dianjurkan. Berdasarkan Tabel 9 dan Tabel 10, formula minuman soygurt yang memiliki kandungan BAL tertinggi yaitu sampel B4 dengan total BAL sebanyak 5.2 × 10 6 cfuml. Untuk selengkapnya, data analisis total BAL dari masing-masing sampel dapat dilihat pada Lampiran 9. Tabel 9. Total BAL minuman soygurt dengan penambahan ekstrak teh hijau sebelum inkubasi Formula Ulangan Jumlah koloni cfuml Rata-rata cfuml K 1 2 7.0 x 10 6 2.8 x 10 6 4.9 x 10 6 A1 1 2 6.4 x 10 5 4.9 x 10 5 5.6 x 10 5 A2 1 2 7.1 x 10 5 1.5 x 10 5 4.3 x 10 5 A3 1 2 5.4 x 10 5 7.7 x 10 5 6.5 x 10 5 A4 1 2 1.5 x 10 5 5.7 x 10 5 3.6 x 10 5 A5 1 2 6.3 x 10 5 6.7 x 10 5 6.5 x 10 5 A6 1 2 4.5 x 10 5 5.4 x 10 5 4.9 x 10 5 A7 1 2 9.3 x 10 5 5.8 x 10 5 7.5 x 10 5 A8 1 2 1.5 x 10 5 8.1x 10 5 4.8 x 10 5 71 Tabel 10. Total BAL minuman soygurt dengan penambahan ekstrak teh hijau setelah inkubasi Formula Ulangan Jumlah koloni cfuml Rata-rata cfuml B1 1 2 1.6 x 10 6 9.0 x 10 5 1.2 x 10 6 B2 1 2 3.8 x 10 6 1.0 x 10 6 2.4 x 10 6 B3 1 2 1.1 x 10 6 2.5 x 10 6 1.8 x 10 6 B4 1 2 4.2 x 10 6 6.2 x 10 6 5.2 x 10 6 B5 1 2 2.8 x 10 6 5.7 x 10 6 4.2 x 10 6 B6 1 2 3.4 x 10 6 1.5 x 10 6 2.4 x 10 6 B7 1 2 3.7 x 10 6 5.3 x 10 6 4.5 x 10 6 B8 1 2 3.9 x 10 6 5.0 x 10 6 4.4 x 10 6 Pada Lampiran 10, dilampirkan data analisis sidik ragam terhadap interaksi antara total polifenol dan waktu penambahan terhadap total BAL dari produk minuman soygurt. Dari data tersebut diketahui bahwa interaksi antara total polifenol dan waktu penambahan ekstrak teh hijau tidak berpengaruh nyata terhadap total BAL produk p=0.445. Perlakuan penambahan ekstrak teh hijau sampai konsentrasi 4 juga tidak berpengaruh nyata terhadap total BAL produk p=0.063. Namun, waktu penambahan ekstrak teh hijau berpengaruh nyata terhadap total BAL dengan signifikansi sebesar 0.000. Dari hasil uji lanjut Duncan terhadap pengaruh waktu inkubasi terhadap total BAL, dapat dilihat bahwa rata- rata total BAL pada formula-formula yang ditambahkan ekstrak teh hijau setelah inkubasi tidak berbeda nyata dengan kontrol formula tanpa penambahan ekstrak, sedangkan rata-rata total BAL antara formula- formula yang ditambahkan ekstrak teh hijau sebelum inkubasi berbeda signifikan dengan kontrol. Pemilihan formula yang akan digunakan pada penelitian tahap selanjutnya didasarkan pada kandungan total BAL dan total polifenol tertinggi. Karena waktu penambahan berpengaruh nyata terhadap total BAL, maka formula yang dipilih ialah formula dengan penambahan ekstrak setelah inkubasi, yaitu formula dengan kode B. Jumlah konsentrasi yang ditambahkan yaitu 4 formula B8. Formula yang dipilih bukan formula B4 penambahan ekstrak sebanyak 2 yang 72 mengandung jumlah total BAL tertinggi, karena secara statistik perbedaan tingkat konsentrasi ekstrak teh hijau tidak berpengaruh nyata terhadap total BAL, sehingga pemilihan formula dipilih berdasarkan kandungan total polifenol tertinggi. Formula B8 merupakan formula minuman soygurt dengan kandungan susu skim sebanyak 1.5 yang ditambahkan ekstrak teh hijau sebanyak 4 setelah proses fermentasi produk berakhir. Untuk tahap selanjutnya, formula B8 akan dimodifikasi dengan penambahan flavor untuk meningkatkan daya penerimaan produk oleh panelis. Komposisi formula B8 secara rinci dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Komposisi bahan tambahan minuman soygurt terpilih formula B8 Nama bahan Persentase Satuan Susu skim 1.5 gram100 ml Gula pasir 5 gram100 ml Pektin 0.25 gram100 ml Ekstrak teh hijau 4 ml100 ml c. Nilai TAT Nilai TAT yang terukur pada masing-masing formula minuman soygurt tertera pada Tabel 12. Nilai TAT tertinggi yaitu 0.41 pada formula B5, sedangkan nilai terendah yaitu 0.34 pada formula A2. Nilai TAT keseluruhan produk tidak berbeda nyata antar sampel, bahkan cenderung sama antar sampel yang berbeda Lampiran 11. Hal ini disebabkan oleh kandungan laktosa yang sama pada setiap sampel yang diujikan. Seluruh sampel sama-sama mengandung susu skim sebesar 1.5 dari volum total sesuai dengan formula yang terpilih pada penelitian tahap I. Susu skim merupakan satu-satunya sumber laktosa dalam produk yang dapat dipergunakan oleh bakteri asam laktat untuk melangsungkan proses fermentasi. Apabila laktosa yang tersedia pada 73 setiap sampel sama, maka asam laktat yang dihasilkan pun akan sama atau paling tidak hanya sedikit perbedaan yang muncul. Menurut SNI yogurt SNI 01.2981-1992, kadar asam laktat minimal yang terdapat dalam yogurt ialah 0.5. Nilai TAT yang terukur pada masing-masing formula minuman soygurt dalam penelitian ini tidak memenuhi kriteria tersebut karena kisaran nilainya adalah antara 0.34- 0.41. Namun, jumlah tersebut memenuhi standar minimum kandungan asam laktat yang ditetapkan oleh Codex Alimentarius Commission terhadap produk minuman susu fermentasi, yaitu 0.3 CODEX STAN 243-2003. Tabel 12. Rata-rata nilai TAT minuman soygurt pada penelitian tahap II Sampel Ul Nilai TAT Rata-rata Sampel Ul Nilai TAT Rata-rata K 1 0.38 0.39 B1 1 0.38 0.38 2 0.39 2 0.38 A1 1 0.38 0.38 B2 1 0.38 0.36 2 0.38 2 0.34 A2 1 0.34 0.34 B3 1 0.36 0.39 2 0.34 2 0.42 A3 1 0.38 0.35 B4 1 0.38 0.40 2 0.32 2 0.42 A4 1 0.38 0.38 B5 1 0.42 0.41 2 0.38 2 0.39 A5 1 0.38 0.36 B6 1 0.40 0.41 2 0.34 2 0.41 A6 1 0.38 0.40 B7 1 0.38 0.36 2 0.41 2 0.34 A7 1 0.38 0.39 B8 1 0.36 0.40 2 0.39 2 0.43 A8 1 0.40 0.37 2 0.34 d. Nilai pH Nilai pH yang terukur pada keseluruhan sampel minuman soygurt dengan ekstrak teh hijau juga tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan secara statistik Lampiran 12. Histogram data pengukuran nilai pH yang terukur pada sampel-sampel pada penelitian tahap II dapat dilihat pada Gambar 15. 74 Dari grafik pada Gambar 15 terlihat bahwa nilai pH yang terukur pada sampel-sampel kode A lebih tinggi dibanding sampel-sampel kode B. Hal ini berarti bahwa produksi asam pada sampel yang ditambahkan ekstrak teh hijau setelah inkubasi lebih banyak dibanding pada sampel- sampel yang penambahan ekstrak teh hijaunya dilakukan sebelum fermentasi. Polifenol dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis strain bakteri asam laktat, sehingga produksi asam oleh bakteri pun menurun Shahidi dan Naczk, 1995. Gambar 15. Nilai pH formula minuman soygurt penelitian tahap II 4,22 4,26 4,21 4,26 4,19 4,23 4,19 4,23 4,16 4,22 4,18 4,22 4,18 4,21 4,19 4,21 4,20 4,1 4,12 4,14 4,16 4,18 4,2 4,22 4,24 4,26 R a ta -r at a N ilai p H Kontrol 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 Konsentrasi susu skim

3. Penelitian Tahap III