47
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Berdasarkan pada pokok permasalahan yang dikaji, yaitu mengenai Model pembinaan remaja korban napza di Panti Asuhan
Rehabilitasi Narkoba At Tauhid Kecamatan Tembalang Kota Semarang maka penelitian menggunakan pendekatan kualitatif.
Pendekatan kualitatif
adalah prosedur
penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati. Pendekatan ini diarahkan pada
latar dan individu tersebut secara holistic utuh Moleong, 2006:5. Dengan demikian pendekatan kualitatif adalah metode yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, sebagai lawannya adalah
eksperimen di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan
snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi gabungan, analisis data bersifat induktif kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif
lebih menekankan makna daripada generalisasi Sugiyono, 2010:15. Dengan data yang berupa kata-kata maka penelitian kualitatif
mampu menjelaskan alur cerita maupun makna-maknanya.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian ini dilakukan di Panti Asuhan Rehabilitasi
Narkoba At Tauhid, Jalan Gayamsari selatan II No 41A RT 3 RW 3, Kelurahan Sendangguwo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang
C. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian dalam penelitian ini adalah Pengelola Panti Asuhan Rehabilitasi Narkoba dan Remaja yang di bina di Panti
Asuhan Rehabilitasi Narkoba At Tauhid Kecamatan Tembalang Kota Semarang.
D. Fokus Penelitian
1. Faktor-faktor yang menyebabkan penyalahgunaan napza pada
remaja dengan indikator sebagai berikut : a
Pengaruh individu. b
Lingkungan Keluarga. c
Lingkungan sekolah d
Lingkungan teman sebaya e
Lingkungan masyarakat 2.
Peran Panti Asuhan Rehabilitasi dalam melakukan pembinaan. Peran Panti Asuhan Rehabilitasi dalam melakukan
pembinaan menggunakan penyuluhan, perawatan dan pemulihan sehingga korban penyalahgunaan NAPZA dapat kembali
melakukan fungsi sosialnya di Masyarakat.
3. Model pembinaan pada remaja korban napza
Model pembinaan yang diteliti adalah model yang dilaksanakan oleh panti asuhan rehabilitasi baik model
rehabilitasi medis atau rehabilitasi keagamaan maupun gabungan kedua model tersebut. Dalam rehabilitasi medis para korban
yang mengalami sakaw dapat diberi obat pengganti oleh dokter, dan pada model keagamaan rehabilitasi dapat dilakukan dzikir
semalam oleh kiai.
E. Sumber Data Penelitian