Daya tarik peserta didik terhadap bahan ajar pada umumnya lebih banyak dari bagian sampul. Oleh sebab itu, bagian sampul dianjurkan untuk menampilkan
gambar, kombinasi warna, dan ukuran huruf yang serasi. Selain itu, dalam bahan ajar juga dapat diberikan tugas dan latihan yang dikemas dengan
menarik sehingga peserta didik tidak merasa bosan.
2.2.2 Pembelajaran Tematik
Teori pembelajaran tematik yang menjadi acuan dalam penelitian ini meliputi hakikat pembelajaran tematik, karakteristik pembelajaran tematik, dan
prinsip-prinsip pembelajaran tematik.
2.2.2.1 Hakikat Pembelajaran Tematik
Sejak bergulirnya kurikulum 1994, konsep tentang pendekatan terpadu atau disebut juga pendekatan tematik sudah mulai direkomendasikan penerapannya
terutama dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan bahasa Inggris di jenjang pendidikan Sekalah Menengah Pertama SMP dan Sekolah Menengah Atas
SMA. Menurut Dixon dan Collins 1991:7 pembelajaran tematik adalah suatu
pembelajaran yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa dengan mengaitkan dengan sebuah
tema. Oleh karena itu siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari itu melalui pengalaman langsung serta menghubungkannya dengan konsep lain
yang sudah mereka pahami.
Esensi pembelajaran tematik adalah berupaya memberikan pengalaman belajar yang bermakna meaningfull bagi peserta didik melalui kajian
interdisipliner. Misalnya suatu topik bahasandapat didekati dari perspektif berbagai disiplin ilmu. Tim Pengembang PGSD-II dan S2 1997 mengartikan,
pembelajaran tematik adalah suatu konsep pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman yang bermakna
kepada peserta didik. Bermakna artinya, peserta didik memperoleh suatu struktur kognitif yang terpadu, konsep-konsep yang dipelajari peserta didik diperoleh
melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep-konsep yang sudah mereka pahami.
Pendekatan Tematik adalah pendekatan yang mengambil tema yang akan diberikan pada siswa sesuai dengan kemampuannya, dimaksudkan agar tidak
terjadi kerancuan dalam berfikir Miarso 2007. Strategi pembelajaran tematik juga diartikan sebagai strategi pembelajaran kontekstual yang mengedepankan
gagasan jamak atau makro. Dengan demkian, pembelajaran tematik disikapi sebagai sebuah wawasan
dan aktivitas berpikir dalam merancang pembelajaran yang ditujukan untuk menghubungkan tema, topik, maupun pemahaman dan keterampilan yang
diperoleh peserta didik secara utuh dan padu.
2.2.2.2 Karakteristik Pembelajaran Tematik
Hilda Karli 2007 menyebutkan beberapa strategi pembelajaran tematik mempunyai karakteristik-karakteristik di antaranya.
1 Holistik. Suatu peristiwa atau topik yang menjadi pusat perhatian diamati dan
dikaji dari beberapa sudut bidang studi sekaligus.
2 Bermakna. Pengkajian suatu topik dari berbagai macam aspek
memungkinkan terbentuknya jalinan struktur kognitif yang dimiliki siswa. Pada gilirannya akan berdampak pada kemaknaan dari materi yang dipelajari.
Proses pembelajaran lebih fungsional.
3 Otentik. Pembelajaran tematik memungkinkan siswa memahami secara
langsung konsep dan prinsip yang akan dipelajari. Karena mereka mengalami sendiri aktivitas belajar. Mereka mamahami hasil belajarnya sendiri yang
diperolah dari interaksinya dengan berbagai sumber belajar, objek, fakta, peristiwa, dan bukan sekadar hasil pemberitahuan gurunya. Informasi dan
pengetahuan yang diperoleh sifatnya menjadi otentik.
4 Aktif. Pembelajaran tematik pada dasarnya dikembangkan berdasarkan
pendekatan discovery inquiry. Siswa terlibat aktif, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasinya.
2.2.2.3 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Tematik