berusaha menerapkan ketujuh komponen utama pendekatan kontekstual tersebut dalam pembelajaran mengidentifikasi perangkat keras komputer.
2.1.3.2 Strategi dan Karakteristik Pendekatan Kontekstual
Menurut Supinah 2013:11 dalam artikelnya yang berjudul Pembelajaran Kontekstual? Mengapa tidak? dapat diketahui bahwa strategi pendekatan
kontekstual antara lain 1 problem-based didasarkan pada masalah, masalah nyata menjadi awal mula dari pendekatan kontekstual ini. Suatu pembelajaran
dengan pendekatan kontekstual ini akan mengkaitkan keterampilan berpikir kritis siswa dengan masalah-masalah yang muncul. 2 using multiple contexts
menggunakan beraneka ragam hubungan, pengalaman pendekatan kontekstual ini diperkaya ketika para siswa belajar keterampilan didalam berbagai konteks
yaitu sekolah, masyarakat, tempat kerja, dan keluarga. 3 drawing upon student diversity menggambarkan keanekaragaman siswa, keanekaragaman yang
dimiliki oleh siswa akan menciptakan perbedaan-perbedaan. Perbedaan-perbedaan tersebut yang menjadi daya dorong belajar dan dapat memperbanyak
kompleksitas kepada pengalaman pendekatan kontekstual. 4 supporting self regulated
learning membantu
perkembangan pembelajaran
mandiri, pengalaman pendekatan kontekstual ini memberikan cukup dukungan untuk
membantu siswa berubah dari ketergantungan ke pembelajaran yang mandiri. 5 using interdependent learning groups menggunakan kelompok-kelompok belajar
yang saling bergantung, dalam kegiatan pembelajaran belajar gup dan belajar bermasyarakat merupakan suatu usaha untuk berbagi pengetahuan, berorientasi
pada tujuan, dan semua menginginkan mengajar dan belajar dari satu dengan yang lain. Dalam hal ini pendidik bertindak sebagai pelatih, fasilitator dan penasehat.
6 employing authentic assesment memanfaatkan penilaian yang sesungguhnya, penilaian yang sesungguhnya digunakan untuk memonitor kemajuan siswa dan
menginformasikan pelaksanaan pengajaran. Artinya penilaian yang sesungguhnya ini menunjukkan bahwa pembelajaran telah terjadi menyatu kedalam proses
pembelajaran dan menyiapkan para siswa dengan peluang dan arah untuk peningkatan. Sehingga, keenam hal tersebut beliau simpulkan menjadi
karakteristik dari pendekatan kontekstual, ditambah dengan satu karakteristik lagi, yaitu pendekatan kontekstual memerlukan pemikiran yang lebih tinggi kritis dan
kreatif. Sedangkan menurut Komalasari 2012:7 beliau menyatakan bahwa
terdapat delapan karakteristik dari pendekatan kontekstual yang dikemukakan oleh Johnson yaitu sebagai berikut:
1 making mainingful connections membuat hubungan penuh
makna; 2 doing significiant work melakukan pekerjaan penting; 3 self-regulated learning belajar mengatur sendiri; 4
collaborating kerja sama; 5 critical and creative thinking berpikir kritis dan kreatif; 6 nurturing the individual
memelihara individu; 7 reaching high standards mencapai standar tinggi; 8 using authentic assessment mengadakan
asesmen autentik.
Jadi dapat diketahui bahwa karakteristik dari pendekatan kontekstual tidak jauh dari komponen yang ada dalam pendekatan kontekstual.
2.1.3.3 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kontekstual