Peningkatan prestasi belajar IPS menggunakan pendekatan kontekstual pada siswa kelas V SDN Banyakan Mertoyudan Magelang.

(1)

viii

ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SDN

BANYAKAN MERTOYUDAN MAGELANG

Oleh: M. Fanzon NIM.101132025

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa tentang menghargai jasa para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan pelajaran IPS SDN Banyakan Mertoyudan Magelang tahun pelajaran 2011/2012.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah 22 siswa kelas V SDN Banyakan Mertoyudan Magelang tahun pelajaran 2011/2012. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes tertulis berbentuk pilihan ganda. Untuk menguji validitas instrumen, digunakan pendapat dari ahli (expert judgment).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas V SDN Banyakan Mertoyudan Magelang tahun 2011/2012. Hal ini ditunjukan oleh nilai rata-rata ulangan siswa kondisi awal 65, meningkat menjadi 74,31 pada siklus I. Siswa yang memenuhi KKM (70) pada kondisi awal 11 (50%) siswa dan pada siklus I 17 (77,27%) siswa.


(2)

ix

ABSTRACT

INCREASED ACADEMIC ACHIEVEMENT IN SOCIAL STUDIES WITH

CONTEXTUAL APPROACH TO FIFTH GRADE’S ELEMENTARY

STUDENTS OF SDN BANYAKAN

Oleh: M. Fanzon NIM.101132025

This research aims to determine that applying contextual approach in lessons specifically in IPS (social studies) of 5th graduate elementary students of SDN Banyakan Mertoyudan Magelang can increase student’s achievement to learn how to appreciate the merit of our predecessor during the period of defending the independence of Indonesia.

This research object was classroom action ressearch. The subjects of this research were 22 students of 5th class in SDN Banyakan, Mertoyudan, Magelang in 2011/2012. The reasearch instruments used multiple choice questions for students. The technique of the instruments validity used judgment expert.

The results show that applying contextual approach in lessons specifically in IPS (social studies) of 5th graduate elementary students of SDN Banyakan Mertoyudan Magelang can increase student’s achievement. In first cycle student’s achievement increased from 65 to 74.31. The student who pass the KKM (70) at beginning are 11 (50%) and at first cycle are 17 (77,27%) student’s.


(3)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MENGGUNAKAN

PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SDN

BANYAKAN MERTOYUDAN MAGELANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh : M. FANZON

101132025

PROGRAM SARJANA (S1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2012


(4)

(5)

(6)

iv

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobil‘alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Kupersembahkan karya ini untuk:

Bapak dan Ibu (alm) tercinta yang telah meluapkan kasih sayangnya. Terimakasih atas pengorbanan yang telah kalian berikan.

Pendamping hidupku dan anak-anakku yang telah mewarnai hari-hariku. Terimakasih atas doa dan semangatnya.

Rekan-rekan sejawat yang telah berjuang bersama-sama. Almamaterku.


(7)

v

MOTTO

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya

sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai,

kerjakanlah dengan sungguh-sungguh yang lain.

Q.S. Al Insyirah: 5

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sebelum

mereka mengubah keadaannya sendiri (QS. Ar-

Ra’d 13: 11)


(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : M. Fanzon NIM : 101132025

Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali bagian-bagian tertentu yang saya ambil sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata cara dan etika penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Yogyakarta, 15 Oktober 2012 Yang menyatakan,


(9)

vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEGIATAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : M. Fanzon NIM : 101132025

Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SDN BANYAKAN MERTOYUDAN MAGELANG”

Demikian saya memberitahukan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 15 Oktober 2012 Yang menyatakan,


(10)

viii

ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SDN

BANYAKAN MERTOYUDAN MAGELANG

Oleh: M. Fanzon NIM.101132025

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa tentang menghargai jasa para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan pelajaran IPS SDN Banyakan Mertoyudan Magelang tahun pelajaran 2011/2012.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah 22 siswa kelas V SDN Banyakan Mertoyudan Magelang tahun pelajaran 2011/2012. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes tertulis berbentuk pilihan ganda. Untuk menguji validitas instrumen, digunakan pendapat dari ahli (expert judgment).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas V SDN Banyakan Mertoyudan Magelang tahun 2011/2012. Hal ini ditunjukan oleh nilai rata-rata ulangan siswa kondisi awal 65, meningkat menjadi 74,31 pada siklus I. Siswa yang memenuhi KKM (70) pada kondisi awal 11 (50%) siswa dan pada siklus I 17 (77,27%) siswa.


(11)

ix

ABSTRACT

INCREASED ACADEMIC ACHIEVEMENT IN SOCIAL STUDIES WITH

CONTEXTUAL APPROACH TO FIFTH GRADE’S ELEMENTARY

STUDENTS OF SDN BANYAKAN

Oleh: M. Fanzon NIM.101132025

This research aims to determine that applying contextual approach in lessons specifically in IPS (social studies) of 5th graduate elementary students of SDN Banyakan Mertoyudan Magelang can increase student’s achievement to learn how to appreciate the merit of our predecessor during the period of defending the independence of Indonesia.

This research object was classroom action ressearch. The subjects of this research were 22 students of 5th class in SDN Banyakan, Mertoyudan, Magelang in 2011/2012. The reasearch instruments used multiple choice questions for students. The technique of the instruments validity used judgment expert.

The results show that applying contextual approach in lessons specifically in IPS (social studies) of 5th graduate elementary students of SDN Banyakan Mertoyudan Magelang can increase student’s achievement. In first cycle student’s achievement increased from 65 to 74.31. The student who pass the KKM (70) at beginning are 11 (50%) and at first cycle are 17 (77,27%) student’s.


(12)

x

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah dan pertolongan kepada hamba-Nya, sehingga dengan hidayah dan pertolongan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dari banyak pihak yang dengan ikhlas telah merelakan waktu dan tenaganya untuk membantu penulis menyusun skripsi. Selanjutnya, pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan izin penelitian.

2. Romo G. Nugrahanta S. J., S.S., B.ST., selaku Ketua Program Studi PGSD yang telah memberikan bantuan untuk kelancaran penyelesaian skripsi. 3. Bapak Drs. Y. B. Adimassana, M. A., selaku pembimbing yang telah

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi.

4. Kepala SDN Banyakan Mertoyudan Magelang dan rekan sejawat. 5. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Yogyakarta, 15 Oktober 2012

Penulis


(13)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Ajaran 2011/2012 ... 28

Tabel 2. Kisi-kisi Soal Akhir Siklus I ... 34

Tabel 3. Kisi-kisi Soal Akhir Siklus II ... 35

Tabel 4. Kondisi awal prestasi belajar dan kondisi akhir yang diharapkan ... 39

Tabel 5. Hasil Ulangan Siswa pada Siklus I ... 39

Tabel 6. Rata-rata Hasil Ulangan Siswa Sebelum dan Sesudah Tindakan ... 42


(14)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Silabus ... 2. RPP ... 3. Kisi-kisi Soal ... 4. Hasil Nilai Formatif Siswa ...


(15)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………. i

HALAMAN PERSETUJUAN ...………... ii

HALAMAN PENGESAHAN ………... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ..……….…. iv

HALAMAN MOTTO ………... v

HALAMAN KEASLIAN KARYA ……….………. vi

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...………. vii

ABSTRAK ...………. viii

KATA PENGANTAR ………... x

DAFTAR TABEL ……….…... xi

DAFTAR LAMPIRAN ……….…….…... xii

DAFTAR ISI ………. xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ..………. 1

B. Pembatasan Masalah ..……….. 4

C. Rumusan Masalah ……… 4

D. Pemecahan Masalah ………. 4

E. Batasan Pengertian ………... 5

F. Tujuan Penelitian ………... 5

G. Manfaat Hasil Penelitian ...………... 6

BAB II LANDASAN TEORI ………... 8

A. Kajian Pustaka. ………. 8 1. Tinjauan Belajar dan Pembelajaran ….………

a. Belajar ………..

b. Pembelajaran ………

c. Pretasi Belajar ………..

8 8 9 10

2. Pengajaran IPS ..………...

a. Pengertian IPS …………....………..

11 11


(16)

xiv

b. Kesulitan Belajar IPS ………...………. c. Menghargai Jasa Para Pahlawn dalam

Mempertahankan Kemerdekaan .……….

11

12

3. Metode Mengajar ……… 13

B. Penelitian–penelitian Terdahulu ……….. 23

C. Kerangka Berfikir …..………... 24

D. Hipotesis Tindakan ………..……... 25

BAB III METODE PENELITIAN ……… 26

A. Jenis Penelitian ...………..… 26

B. Setting Penelitian ………. 27

C. Rencana Tindakan Tiap Siklus ……… 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..……… 38

A. Hasil Penelitian ...………..…. 38

B. Pembahasan ...………..……. 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 47

A. Kesimpulan ...………..…….. 47

B. Saran ...………..………. C. Keterbatasan Penelitian ………..…. 47 48 DAFTAR PUSTAKA ………... 49


(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dibahas latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, pemecahan masalah, dan manfaat peneltian

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan UU RI no. 2 tahun 1989, pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Pendidikan Nasional adalah yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan yang berdasarkan pada pancasila dan UUD 1945. Dengan demikian Indonesia mengharapkan kepada para pendidik untuk berperan aktif sebagai tulang punggung dalam perkembangan masa depan bangsa ini, karena dari sanalah sumber daya manusia yang berkualitas dibentuk. Melalui pendidikan akan menghasilkan manusia yang berkualitas. Manusia yang berkualitas sebagaimana yang dicita-citakan dalam pendidikan nasional adalah manusia seutuhnya yaitu manusia yang beriamn dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan pembelajaran Ilmu Pengtahuan Sosial (IPS) di Sekolah Dasar (SD) dapat dilihat di dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan SD 2006. Mata pelajaran


(18)

IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1). Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; 2). Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, memecahkan masalah dan ketrampilan dalam kehidupan sosial; 3). Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; 4). Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk ditingkat lokal, nasional maupun global.

Menghargai jasa para pahlawan terdapat pada silabus mata pelajaran IPS tingkat SD/ MI kelas V semester dua pada Standar Kompetensi (SK) 2. Menghargai Peranan Tokoh Perjuangan dan Masyarakat dalam Mempersiapkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia. Berdasarkan SK tersebut Kompetensi Dasar (KD) yang harus dikuasai siswa dan materi pokok yang yang diajarkan oleh guru adalah sebagai berikut:

Kompetensi Dasar (KD) Materi Pokok/ Pelajaran 2.4. Menghargai Jasa Para Pahlawan dalam

Mempertahankan Kemerdekaan

Perjuangan mempertahankan kemerdekaan.

Sumber: Kurikulum Satuan Pendidikan Tingkat SD IPS Tahun 2006

Berdasarkan hasil ulangan siswa kelas V SDN Banyakan tahun pelajaran 2010/2011 semester dua tentang “Menghargai Jasa Para Pahlawan dalam Mempertahankan Kemerdekaan” hanya memiliki nilai rata-rata 65. Sebanyak 56% dari dari 25 siswa tidak tuntas pada KD ini. Nilai tersebut tidak sesuai dengan KKM yang diharapkan. KKM untuk mata pelajaran IPS adalah 70. Pada pembelajaran IPS


(19)

sehari-hari guru sudah menjelaskan secara lisan, tertulis di papan tulis, memberikan contoh bahkan memberikan soal-soal latihan, namun ketika diberi kesempatan untuk bertanya sedikit sekali siswa yang mengajukan pertanyaan. Ketika guru yang bertanya kepada siswa, hanya beberapa siswa saja yang bisa menjawab dengan tepat dan itupun siswa yang tergolong pandai di kelas. Dan ketika diberi tes untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi “Menghargai Jasa Para Pahlawan dalam Mempertahankan Kemerdekaan” hasil rata-rata nilai siswa rendah. Rendahnya penguasaan materi tersebut disebabkan karena guru kurang tepat dalam memilih cara atau media dalam pembelajaran.

Menurut Peter Shea (depdiknas, 2004: 14) siswa belajar 10% dari apa yang siswa baca; 20% dari apa yang didengar; 30% dari apa yang dilihat; 50% dari apa yang dilihat dan didengar; 70% dari apa yang siswa katakan dan 90% dari apa yang siswa katakan dan lakukan. Jadi siswa akan lebih memahami materi pembelajaran melalui pengalaman belajar. Semakin konkrit materi atau jika siswa mengalami sendiri maka siswa akan lebih mudah mengingat dan memahami materi yang dipelajari.

Berdasarkan kondisi rendahnya prestasi atau hasil belajar siswa dan dengan mempertimbangkan pendapat Peter Shea tentang pengalaman belajar maka dilakukan upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa, salah satunya adalah dengan pendekatakan kontekstual. Pengguanaan pendekatan kontekstual pada materi


(20)

menghargai jasa para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.

B. Pembatasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini dibatasi hanya pada siswa kelas V SDN Banyakan Mertoyudan Magelang

2. Penelitian ini dibatasi hanya pada menghargai jasa para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan dengan pendekatan kontekstual untuk matapelajaran IPS.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah apakah pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar tentang menghargai jasa para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan pada mata pelajaran IPS pada siswa kelas V di SDN Banyakan Mertoyudan Magelang?

D. Pemecahan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, peneliti menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar siswa tentang


(21)

menghargai jasa para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan pelajaran IPS kelas V SDN Banyakan Mertoyudan Magelang.

E. Batasan Istilah

Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti membatasi penggunaan istilah-istilah yang berkaitan dengan materi penelitian, yaitu:

1. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku melalui praktek dan latihan sejak lahir sehingga anak memperoleh pengalaman yang berguna bagi dirinya. 2. Prestasi belajar adalah hasil yang telah diperoleh setelah melakukan praktek dan

latihan yang mengakibatkan perubahan dalam dirinya dari apa yang telah dipelajari dan mendapatkan pengalamn yang bermanfaat bagi dirinya.

3. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu yang mempelajari berbagai kenyataan sosial dalam kehidupan sehari-hari yang bersumber dari ilmu bumi, ekonomi, sejarah, antropologi, sosial dan tata negara.

4. Menghargai jasa pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan.

5. Pendekatan kontekstual adalah pembelajaran yang mengkaitkan antara materi pelajaran dengan situasi dunia nyata siswa.

F. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa


(22)

tentang menghargai jasa para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan pelajaran IPS SDN Banyakan Mertoyudan Magelang

G. Manfaat Hasil Penelitian

1. Bagi peneliti

Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam hal PTK dan meningkatkan wawasan tentang menghargai jasa para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan dengan pendekatan kontekstual. Peneliti adalah guru yang langsung terjun pada proses pembelajaran sehingga dapat mengetahui kendala-kendala apa saja yang menyebabkan keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai tujuan pembelajaran sehinga peneliti dapat melakukan intropeksi diri. Hal apa saja yang menjadikan kendala yang menyebabkan pembelajaran kurang optimal.

2. Bagi siswa

Dapat membantu memecahkan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran sehingga siswa dapat mengenal tentang menghargai jasa para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan yang ada di sekitar lingkungan. 3. Bagi guru atau rekan sejawat

Menambah wawasan dan alternatif pembelajaran guru dalam meningkatkan prestasi belajar pada materi menghargai jasa para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan.


(23)

4. Bagi sekolah

Sebagai masukan kepada sekolah tentang pendekatan kontekstual sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dan meningkatkan minat siswa dalam belajar.


(24)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dibahas kajian pustaka hasil-hasil penelitian terdahulu, kerangka berfikir dan hipotesis tindakan

A. Kajian Pustaka

1. Tinjauan Belajar dan Pembelajaran a. Belajar

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Santrock dan Yessen (1994) mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang relative permanen karena adanya pengalaman. Reber (1988) mendefinisikan belajar dalam dua pengertian, pertama, belajar sebagai proses memperoleh pengetahuan dan kedua, belajar sebagai perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat. Dari berbagai definisi dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalamaan dalam wujud perubahan tingkah laku karena adanya interaksi individu dengan lingkungan.

Syaiful Bahri dalam buku ”Psikologi Belajar” menerangkan beberapa pengertian belajar. Menurut James O. Whittaker belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan


(25)

pengalaman. Cronbach mengatakan learning is shown by change in

behavior as a result of experience. Belajar sebagai suatu aktivitas yang

ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Howard L Kingskey berpendapat learning is the process by which

behavior (in broader sense) is originated or changed through practice or

training. Belajar adalah suatu proses dimana tingkah laku (dalam arti

luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan. Jadi bisa dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku melalui latihan dan pengalaman.

b. Pembelajaran

Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suasana atau memberi pelayanan agar siswa belajar. Perbedaan antara belajar dan pembelajaran pada penekanannya. Masalah belajar lebih menekankan pada bahasan tentang siswa dan proses yang menyertai dalam rangka perubahan tingkah lakunya. Adapun pembahasan mengenai pembelajaran lebih menekankan pada guru dalam upayanya untuk membuat siswa dapat belajar.

Menurut Oemar Hamalik (2009: 57) dalam buku kurikulum dan pembelajaran dikatakan bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan menurut Komaruddin (2000: 179) dalam buku Syaiful Sagala (2010: 12) pembelajaran adalah suatu kegiatan untuk


(26)

memperoleh pengetahuan atau pemahaman atau keterampilan (termasuk penguasaan kognitif, afektif dan psikomotorik) melalui studi, pengajaran, atau pengalaman.

c. Prestasi Belajar

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Cece Wijaya, prestasi belajar itu dapat berupa pernyataan dalam bentuk angka dan nilai tingkah laku. Pernyataan tersebut diperkuat oleh Thorndike dan Hasein yang menyatakan bahwa hasil belajar akan diketahui bila terjadi perubahan tingkah laku yang akan dinyatakan dalam angka atau nilai (Cece Wijaya, 1994: 27). Menurut Hadari Nawawi (1998: 100), prestasi belajar adalah tingkatan keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes, mengenai sejumlah materi tertentu.

Tulus Tu’u (2004: 75) mendefinisikan prestasi belajar siswa sebagai berikut:

1) Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah.

2) Prestasi belajar siswa tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa dan evaluasi.


(27)

3) Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukan melalui nilai atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya. 2. Pengajaran IPS

a. Pengertian IPS

IPS adalah ilmu yang mempelajari berbagai kenyataan sosial dalam kehidupan sehari-hari yang bersumber dari ilmu bumi, ekonomi, antropologi, sosiologi dan tata negara (Kurikulum Pendidikan Dasar oleh Dr. Magfuri, hal 4).

b. Kesulitan Belajar IPS

Sehubungan dengan permasalahan yang ada di jenjang SD khususnya di SDN Banyakan Mertoyudan dan terutama pada kemampuan menjelaskan menghargai jasa pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan. Masalah ini terjadi dikarenakan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah:

1) Contoh-contoh yang diberikan terkadang masih abstrak 2) Penggunaan media pengajaran kurang maksimal

3) Penggunaan metode mengajar yang kurang bervariasi

Dari faktor-faktor di atas, faktor yang akan diatasi dalam rencana penelitian ini adalah kurang penggunaan media pengajaran oleh guru yang kurang maksimal. Sehubungan kondisi rendahnya prestasi atau hasil belajar siswa tersebut beberapa upaya dilakukan salah satunya adalah dengan pendekatakan kontekstual. Pengguanaan pendekatan


(28)

kontekstual pada materi menghargai jasa para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.

c. Menghargai Jasa Para Pahlawan dalam Mempertahankan Kemerdekaan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari sekolah dasar yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat mata pelajaran geografi, sejarah, sosiologi dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga negara yang cinta damai. Dari beberapa unsur IPS penulis mencoba membahas tentang menghargai jasa para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan yaitu bentuk penghargaan yang tak kalah penting adalah mencontoh sikap-sikap positif yang mereka tunjukkan dan meneruskan perjuangan mereka. Sikap tokoh-tokoh bangsa yang patut kita contoh antara lain:

1) Rela berjuang demi bangsa dan negara

2) Berpendirian tetapi juga menghormati pendapat orang lain. Para tokoh bangsa terkenal memegang teguh pendapat dan memerjuangkan pendapatnya. Namun, ketika suatu kesepakatan bersama telah diambil dengan lapang dada mereka menerima


(29)

keputusan tersebut (Endang Susilaningsih dan Linda S. Limbong, 2008: 171).

3. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran berarti cara yang dilakukan dalam proses pembelajaran sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal. Dalam pembelajaran terdapat beragam jenis metode pembelajaran. Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kelemahan. Guru dapat memilih metode yang dipandang tepat dalam kegiatan pembelajaran.

Menurut D. H. De Quljoe dan A. Gozali mengatakan bahwa macam-macam metode pengajaran sebagai berikut:

a. Metode ceramah b. Metode tanya jawab c. Metode diskusi d. Metode resitasi

e. Metode demonstrasi dan eksperimen f. Metode kerja kelompok

g. Metode karya wisata

Dari metode-metode mengajar tersebut di atas ada beberapa metode yang sering digunakan dalam proses belajar mengajar di SD pada umumnya dan pelajaran IPS khususnya.


(30)

Adapun kebaikan dan keburukan masing-masing metode tersebut akan diterangkan sebagai berikut:

a. Metode ceramah

Metode ceramah adalah suatu cara menyampaikan bahan pengajaran kepada anak secara lesan. Keberhasilan metode ceramah ini tidak semata-mata karena kehebatan guru dalam bermain kata-kata atau kalimat tetapi juga didukung oleh alat-alat pembantu lain seperti gambar, potret, benda, barang tiruan, film, peta dan sebagainya.

Kebaikan metode ini antara lain sebagai berikut: 1) dapat diikuti anak didik dalam jumlah banyak 2) guru dapat menguasai seluruh kelas

3) organisasi kelas sangat sederhana

4) tidak membutuhkan alat pelajaran yang banyak Sedangkan keburukan-keburukannya antara lain:

1) guru kurang mengetahui sejauh mana penguasaan materi yang sudah diberikan

2) dapat menimbulkan verbalisme

3) anak cepat bosan kalau ceramahnya kurang menarik b. Metode tanya jawab

Metode tanya jawab adalah suatu cara mengajar dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan anak menguasai bahan pelajaran yang diberikan.


(31)

Maksud dari memberikan pertanyaan adalah: 1) memperhatikan keaktifan anak belajar

2) meningkatkan anak dalam belajar 3) menanamkan kesadaran tanggung jawab 4) mengadakan penilaian

Kebaikan metode ini adalah: 1) metode ini baik dan efektif 2) memenuhi prinsip aktifilet 3) melatih mengemukakan pendapat

Adapun keburukannya antara lain: 1) pertanyaan kurang jelas

2) kadang-kadang kurang memperhatikan kemampuan individu 3) anak salah pengertian tentang pertanyaan guru

c. Metode resitasi

Metode resitasi adalah suatu cara mengajar dengan jalan memberikan tugas pekerjaan atau pekerjaan rumah pada anak. Dalam memberikan pekerjaan rumah perlu diingat bahwa bahan harus sesuai dengan bahan yang pernah diberikan dan guru harus mengontrol betul-betul. Kebaikan dari metode ini adalah:

1) hasil belajar sudah diingat

2) inisiatif dan usaha belajar anak terpupuk 3) memupuk rasa tanggung jawab


(32)

Adapun keburukannya adalah: 1) kadang kurang pengawasan 2) prinsip individualistis dilupakan 3) guru kadang kurang menghargai anak d. Metode karya wisata

Metode karya wisata adalah metode penyampaian materi dengan cara membawa langsung anak didik ke objek di luar kelas atau lingkungan kehidupan nyata agar siswa dapat mengamati secara langsung.

Kebaikan metode ini adalah: 1) anak mendapat pengalaman langsung 2) anak merasakan lebih puas

3) dapat memupuk inisiatif dan tanggung jawab Adapun keburukannya adalah:

1) pengawasan kurang terfokus

2) anak sulit dikendalikan jika anak berjumlah banyak memerlukan waktu dan biaya yang banyak

e. Pendekatan Kontekstual

Pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang membantu para guru dalam mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara penegetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masayarakat (Nurhadi, 2003: 4).


(33)

Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar. Seseorang belajar apa dan kapan waktunya tergantung pada lingkungan, mereka dianggap penting dan relevan dalam kehidupan sehari-hari.

Seseorang mempelajari sesuatu karena mereka memiliki kesempatan untuk menerapkan pembelajaran ini dalam kehidupan sehari-hari. Upaya guru untuk membantu siswa memahami relevansi materi pembelajaran yang dipelajarinya itu adalah dengan melakukan suatu pendekatan yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan apa yang dipelajarinya di kelas. Pembelajaran kontekstual terfokus pada perkembangan ilmu, pemahaman, keterampilan siswa, dan juga pemahaman kontekstual siswa tentang hubungan mata pelajaran yang dipelajarinya dengan dunia nyata (Sumiati Asri, 2009: 13).

E. Mulyasa (2007: 103) menjelaskan bahwa pendekatan kontekstual memungkinkan proses belajar yang tenang dan menyenangkan karena pembelajaran dilakukan secara alamiah sehingga peserta didik langsung mempraktikan apa yang dipelajari. Pendekatan kontekstual mendorong peserta didik memahami hakikat, makna dan manfaat belajar sehingga memungkinkan mereka rajin dan termotivasi untuk senatiasa belajar.


(34)

John Dewey (1918) merumuskan kurikulum dam metodologi pembelajaran yang berkaitan dengan pengalaman dan minat siswa. Siswa akan belajar dengan baik jika yang dipelajarinya terkait dengan pengetahuan dan kegiatan yang telah diketahuinya dan terjadi di sekelilingnya.

Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran yang diajarkan dengan dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari (Depdiknas 2004: 18).

Ada tujuh komponen dalam pendekatan kontektual. Komponen-komponen tersebut adalah (Lukmanul Hakiim, 2009: 57-61):

1) Kontruktivisme (constructivism)

Kontruktivisme adalah mengembangkan pemikiran siswa akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan yang baru.

2) Bertanya (questioning)

Dengan bertanya dapat mengembangkan sifat ingin tahu siswa. 3) Menemukan (inquiry)

Siswa diberi pembelajaran untuk menangani permasalahan yang mereka hadapi ketika berhadapan dengan dunia nyata.


(35)

4) Masyarakat belajar (learning community)

Siswa hidup dalam lingkungan masyarakat, dengan demikian masayarakat dapat dijadikan sumber daya untuk mengembangkan pemahaman pembelajaran kontekstual.

5) Permodelan (modeling)

Permodelan artinya menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran. Siswa akan lebih memahami materi jika dalam pembelajaran guru menghadirkan model. Siswa akan mampu mengamati dan mencontoh apa yang ditunjukkan oleh guru.

6) Refleksi (reflection)

Refleksi merupakan ringkasan dari pembelajaran yang telah dilakukan siswa dan guru dalam proses pembelajaran.

7) Penilaian sebenarnya

Penilaian sebenarnya adalah melakukan peneilaian sebenarnya dengan berbagai cara. Tugas guru adalah menilai sejauh mana keberhasilan pembelajaran.

Untuk memahami pembelajaran kontekstual ada enam prinsip dalam pembelajaran kontekstual (Sumiati dan Asra, 2009: 18), yaitu:

1) Menekankan pada pemecahan masalah

2) Mengenal kegiatan mengajar terjadi pada berbagai konteks seperti rumah, masyarakat dan tempat bekerja

3) Mengarahkan siswa untuk menjadi pembelajar yang aktif 4) Menekankan pembelajaran dalam konteks kehidupan siswa


(36)

5) Mendorong siswa belajar dari satu dengan lainnya dan belajar bersama-sama

6) Menggunakan penilaian otentik.

Beberapa catatan dalam penerapan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual yaitu:

1) kontekstual adalah model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa secara penuh baik fisik maupun mental

2) kontekstual memandang bahwa belajar bukan menghafal, akan tetapi proses berpengalaman dalam kehidupan nyata

3) Kelas dalam pembelajaran kontekstual bukan sebagai tempat untuk memperoleh informasi, akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan peserta didik di lapangan

4) Materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri, bukan hasil pemberian dari orang lain (Wina Sanjaya, 2006: 270-272).

Kebaikan-kebaikan metode kontektual antara lain: 1) mengutamakan pada pengetahuan dan dunia nyata 2) mengembangkan daya fikir siswa

3) berpusat pada siswa

4) mengembangkan siswa aktif, kritis dan memecahkan masalah 5) siswa belajar menyenangkan, mengasyikan dan tidak

membosankan.

Kelemahan metode ini adalah:


(37)

2) daya pikir siswa berbeda-beda

3) kadang sulit mengendalikan siswa dengan jumlah yang banyak Penerapan pembelajaran kontekstual dalam pokok bahasan “Menghargai Jasa Para Pahlawan dalam Mempertahankan Kemerdekaan”. Berikut ini peneliti sajikan skema pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran dengan pendekatan kontekstual.

No Komponen

1. Kontruktivisme (constructivism)

a. menggali pengetahuan awal siswa

b. mengembangkan pemikiran siswa akan belajar lebih bermakna

c. mengaitkan pengetahuan awal tentang “Menghargai Jasa Para Pahlawan dalam

Mempertahankan Kemerdekaan” dengan dunia nyata

2. Bertanya (questioning)

a. setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi

b.siswa berdiskusi secara klasikal

c. siswa bersama guru membuat kesimpulan 3. Menemukan (inquiry)

a. Siswa diberi masalah atau tugas kelompok b.Siswa menyelesaikan masalah

c. Siswa menyimpulkan dalam diskusi

4. Masyarakat belajar (learning community)

a. pembagian kelas menjadi beberapa kelompok (satu kelompok antara 4-5 siswa)

b.siswa belajar dengan berdiskusi dalam kelompok untuk memecahkan masalah dan mencari solusinya

c. siswa dibawa ke monumen 5. Permodelan

(modeling)

d.guru memberikan contoh cara kerja LKS e. dalam proses pembelajaran guru mengajarkan

dalam bentuk model bukan hanya lesan

6. Refleksi (reflection) Siswa mengungkapkan (lesan/ tulisan) yang telah dipelajari secara kelompok atau mandiri

7. Penilaian sebenarnya Penilaian sebenarnya meliputi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor


(38)

Berdasarkan skema di atas, proses pembelajaran konsep “Menghargai Jasa Para Pahlawan dalam Mempertahankan Kemerdekaan” dengan pendekatan kontekstual dilaksanakan sebagai berikut:

1) pendahuluan yaitu memberiksn apersepsi dengan menggali pengetahuan siswa dalam kehidupan sehari-hari yang berkaiatan dengan “Menghargai Jasa Para Pahlawan dalam Mempertahankan Kemerdekaan”

2) pembagian kelompok yang terdiri dari empat sampai lima siswa yang memiliki kemampuan akademik yang berbeda-beda. Pembegian kelompok dengan menjadikan siswa yang berbeda-beda kemampuannya dimaksudkan agar siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit, sehingga mereka dapat saling mendiskusikan masalah-masalah dengan teman sekelompoknya 3) memberikan permasalahan kepada siswa berupa pertanyaan pada

LKS. Bersama teman sekelompoknya siswa memecahkan masalah. Diharapkan siswa dapat menemukan sendiri berdasarkan pengalaman dan pengetahuan serta mendiskusikan dengan kelompoknya. Dilanjutkan dengan menarik kesimpulan.

4) Presentasi yaitu memberikan kesempatan setiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi.

5) Diskusi secara klasikal dimaksudkan agar siswa saling melengkapi hasil temuan antar kelompok satu dengan kelompok lainnya.


(39)

6) Refleksi yaitu siswa mengungkapkan kembali secara lisan atau tulisan apa yang telah mereka pelajari untuk mengetahui sejauh mana respon siswa terhadap pokok bahasan “Menghargai Jasa Para Pahlawan dalam Mempertahankan Kemerdekaan”.

B. Penelitian-penelitian Terdahulu

Ivan Stevanus (2010) meneliti tentang Perbedaan Penerapan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat Kontekstual dan Kooperatif pada Mata Pelajaran IPS SD. Hasil penelitiannya adalah:

1. Ada peningkatan hasil belajar setelah guru menerapkan model pembelajaran STM

2. Ada peningkatan hasil belajar setelah guru menerapkan model pembelajaran kontekstual

3. Ada peningkatan hasil belajar setelah guru menerapkan model pembelajaran kooperatif

4. Dari ketiga model tersebut, model pembelajaran kontekstual memperoleh hasil yang paling tinggi

Carmi (2010) meneliti tentang Pendekatan Kontekstual dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS pada Pokok Bahasan Kenampakan Alam (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas IV SDN Mekarsari Cikalongkulon Cianjur). Skripsi. Hasil penelitiannya adalah:

1. Ada peningkatan kesiapan menerima pelajaran, menyimak tujuan yang disampaikan guru, melakukan pengamatan terhadap objek, aktif mengadakan


(40)

latihan, mengemukakan pengalaman yang berkaitan dengan materi pelajaran, berani mengemukakan pedapat, aktif bertanya jawab dan berani tampil di depan.

2. Hasil belajar siklus I : 58,52; II : 66,67; III : 75

3. Jadi pendekatan kontekstual berpengaruh positif terhadap kemampuan siswa dalam memahami materi kenampakan alam.

I Ketut Wirta, S.Pd (2010) meneliti tentang Model Pembelajaran Kontekstual dan Asesmen Penerapan Kinerja untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Siswa Kelas VIII B di SMPN 4 Nusa Penida tahun ajaran 2009/2010. Hasil penelitiannya adalah:

1. Keaktifan belajar dalam mata pelajaran IPS meningkat, dengan persentase angka rata-rata kelas pada siklus I: 69,81% dan pada siklus II: 73,46%. Peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 3,65%

2. Ada peningkatan hasil belajar dalam mata pelajaran IPS dengan persentase nilai rata-rata kelas pada siklus I : 58,52; II : 66,67, meningkat 0,24%

Dari ketiga penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan kontekstual dapat membantu dalam proses belajar mengajar di sekolah. Pendekatan tersebut mampu meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar peserta didik, khususnya pada mata pelajaran IPS.

C. Kerangka Berpikir

Untuk meningkatkan prestasi belajar IPS siswa tidak dapat lepas dari penggunaan alat peraga dan pendekatan pembelajaran yang tepat karena alat


(41)

peraga dan pendekatan pembelajaran harus diperhatikan sungguh-sungguh. Peningkatan dan pengembangan penggunaan alat peraga dan pendekatan kontekstual sangat penting dalam peningkatan prestasi belajar IPS.

Prestasi belajar siswa dipengaruhi faktor intern dan ekstern. Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri sendiri yaitu berupa kemauan yang kuat, kebutuhan jiwa dan minat yang kuat. Sedangkan faktor ekstern adalah yang berasal dari luar diri manusia seperti masyarakat, keluarga dan sarana prasarana.

Prestasi belajar siswa akan meningkat secara optimal jika siswa selalu berlatih. Diharapkan jika siswa rajin berlatih maka prestasi belajar IPS siswa akan meningkat. Sebaliknya jika siswa malas berlatih maka prestasi belajar IPS siswa akan menurun. Disamping siswa rajin berlatih dan guru dalam pembelajaran menggunakan pendekatan pemebelajaran kontekstual maka prestasi belajar IPS siswa akan tinggi.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka, penelitian-penelitian yang relevan dan kerangka berpikir maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: Penggunaan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran IPS tentang menghargai jasa para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SDN Banyakan Mertoyudan Magelang tahun 2011/2012.


(42)

26

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini membahas jenis penelitian, setting penelitian, rencana tindakan, pengumpulan data, instrumen validitas dan analisi data, dan kriteria keberhasilan.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Menurut Supardi (Suharsimi Arikunto, 2006: 104), penelitian tindakan kelas (PTK) didefinisikan sebagai bentuk kajian yang bersifat refleksi oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional sari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan serta memperbaiki kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan. Desain PTK yang diikuti dalam penelitian ini adalah dari Kemmis dan Taggart yang diambil dari buku karangan Kasbolah (2001: 10). Yang memuat 4 langkah, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.


(43)

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 1. Rencana Tindakan Setiap Siklus

B. Setting Penelitian

1. Tempat penelitian : SDN Banyakan Mertoyudan Magelang

2. Subjek penelitian : Semua siswa kelas V SDN Banyakan Mertoyudan Magelang, sejumlah 22 siswa.

3. Objek penelitian : Peningkatan prestasi belajar siswa kelas V pada pelajaran IPS tentang menghargai jasa para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan 4. Waktu penelitian : Pengambilan data dilakukan antara bulan Januari

2. Pelaksanaan tindakan

3. observasi

4. refleksi 1. Rencana tindakan

2. Pelaksanaan tindakan 1. Rencana tindakan

3. observasi 4. refleksi

?

SIKLUS I


(44)

sampai dengan April tahun pelajaran 2011/2012. Analisis data dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juni.

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Ajaran 2011/2012

C. Rencana Tindakan

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan persiapan-persiapan agar rencana penelitian dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

1. Persiapan

a. Permintaan ijin pada kepala sekolah

Persiapan yang dilakukan pada awal penelitian adalah meminta ijin kepada kepala sekolah SDN Banyakan Mertoyudan Magelang. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan penelitian berjalan lancar.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mengetahui kondisi awal prestasi siswa dan kendala-kendala yang dialami dalam proses belajar mengajar.

No. Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep 1 Pengumpulan data

awal 2 Observasi

3 Ijin pengambilan data 4 Pengambilan data 5 Analisia data 6 Penyusunan data 7 Pengajuan proposal 8 Pelaksanaan penelitian 9 Konsultasi/ revisi

10 Laporan/ revisi laporan 11 Ujian skripsi


(45)

c. Identifikasi masalah

Setelah melakukan wawancara, maka peneliti dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang ada dan menentukan tindak lanjut.

d. Mengkaji kompetensi dasar dan materi pokoknya

Mengkaji kompetensi dasar dan materi pokok dilakukan dengan merumuskan isi materi dan kompetensi dasar yang bermasalah sehingga diperoleh indikator dari materi yag bermasalah.

e. Menyusun rencana siklus

Perencanaan siklus dilakukan dengan menentukan banyaknya siklus yang akan dilakukan dalam PTK ini.

f. Menyiapkan sumber bahan pengajaran g. Menyusun silabus, RPP, dan LKS

h. Membuat kisi-kisi dan soal tes atau evaluasi pada siklus I dan II 2. Rancangan Penelitian

Sebelum melaksanakan penelitian ini, peneliti melakukan perencanaan beberapa langkah atau rancangan penelitian. Langkah-langkah tersebut di antaranya adalah:

a. Perencanaan:

Perencanaan merupakan kegiatan yang disusun sebelum tindakan dimulai. Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah peneliti mengetahui masalah dalam pembelajaran


(46)

b. Pelaksanaan tindakan:

Pelaksanaan tindakan merupakan perlakuan yang dilaksanakan oleh peneliti sesuai dengan perencanaan yang disusun sebelumnya

c. Pengamatan:

Pengamatan atau observasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pengamat untuk mengumpulkan informasi tentang tindakan yang dilakukan peneliti termasuk pengaruh yang ditimbulkan oleh perlakuan guru

d. Refleksi:

Refleksi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengkaji dan menganalisis hasil observasi, terutama untuk melihat berbagai kelemahan yang perlu diperbaiki.

3. Rencana Tindakan Tiap Siklus

Penelitian ini akan dilaksanakan dalam 2 siklus. Langkah-langkah dalam dua siklus tersebut diantaranya adalah:

a. Siklus I

1) Rencana Tindakan Siklus I

Menyusun silabus, RPP, LKS dan mempersiapkan instrumen. 2) Pelaksanaan Tindakan Siklus I

a) Kegiatan pembelajaran diawali dengan salam pembuka dan apersepsi

b) Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan materi menghargai jasa para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan


(47)

c) Siswa memperhatikan gambar para pahlawan

d) Siswa mendengarkan penjelasan tentang gambar-gambar para pahlawan. Siswa diajak ke monumen terdekat.

e) Siswa secara berkelompok mengidentifikasikan gambar-gambar para pahlawan sebelum kemerdekaan, pahlawan proklamasi dan pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan. Siswa menyebutkan beberapa bentuk penghargaan terhadap para pahlawan dengan mengisi LKS

f) Siswa mengumpulkan LKS 3) Observasi Siklus I

a) Mencatat hal-hal penting dalam kegiatan pembelajaran pada lembar observasi

b) Mengoreksi LKS 4) Refleksi Siklus I

a) Mengidentifikasikan kendala yang dihadapi, kekurangan dan temuan-temuan selama kegiatan pembelajaran.

b) Berdiskusi dengan rekan sejawat tentang kendala yang dihadapi, kekurangan dan temuan-temuan selama kegiatan pembelajaran. c) Membandingkan hasil yang sudah dicapai dengan indikator

keberhasilan yang sudah ditetapkan sebelumnya untuk merencanakan kegiatan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.


(48)

b. Siklus II

1) Rencana Tindakan Siklus II

a) Kegiatan daiawali dengan salam pembuka.

b) Apersepsi dengan mengingatkan kembali pelajaran pada pertemuan sebelumnya.

c) Siswa berkumpul pada kelompok masing-masing, pengelompokan sesuai pertemuan sebelumnya. Siswa diajak ke monumen terdekat.

d) Siswa diberi tanya jawab tentang materi pada pertemuan sebelumnya.

e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran materi menghargai jasa para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan. f) Siswa memperhatikan gambar-gambar pahlawan

mengidentifikasikan sesuai dengan macam pahlawan.

g) Siswa menyebutkan macam pahlawan dan bentuk-bentuk penghargaan terhadap para pahlawan.

h) Siswa mengisi lembar kerja dalam kelompok kemudian dikumpulkan.

i) Siswa mengerjakan soal-soal yang telah disiapkan guru secara individu.

2) Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan.


(49)

3) Observasi Siklus II

a) Mencatat hal-hal penting dalam kegiatan pembelajaran pada lembar observasi

b) Mengoreksi LKS 4) Refleksi Siklus II

a) Mengidentifikasikan kendala yang dihadapi, kekurangan dan temuan-temuan selama kegiatan pembelajaran.

b) Berdiskusi dengan rekan sejawat tentang kendala yang dihadapi, kekurangan dan temuan-temuan selama kegiatan pembelajaran. c) Membandingkan hasil yang sudah dicapai dengan indikator

keberhasilan yang sudah ditetapkan sebelumnya untuk merencanakan kegiatan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.

c. Pengumpulan Data dan Instrumen 1) Peubah

Dalam penelitian ini peubahnya adalah prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS khususnya menghargai jasa para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan.

2) Indikator

Peningkatan prestasi belajar siswa dalam menyimpulkan hasil pengamatan monumen para pahlawan dakam mempertahankan kemerdekaan.


(50)

3) Jenis Data

Data diperoleh dari skor ulangan. 4) Cara Pengumpulan Data

a) Dokumentasi: mengumpulkan dokumen-dokumen yang sudah tersedia.

b) Observasi: melakuakan pengamatan terhadap subjek penelitian. 5) Instrumen

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah 20 soal-soal ulangan tentang menghargai jasa para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan.

Kisi-kisi Soal Siklus I

Standar Kompetensi:

2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Kompetensi Dasar:

2.4. Menghargai Perjuangan Para Tokoh dalam Mempertahankan Kemerdekaan

Tabel 2. Kisi-kisi Soal Akhir Siklus I

Indikator No Soal Bentuk Soal

1. Menyebutkan tokoh-tokoh perjuangan mempertahankan kemerdekaan.

2. Menyebutkan perang-perang yang terjadi dalam rangka mempertahankan

kemerdekaan.

3. Menjelaskan perang-perang yang terjadi dalam rangka mempertahankan

1, 2, 8, 12

3, 6, 10, 11

Pilihan Ganda


(51)

kemerdekaan.

4. Memberikan contoh sikap menghargai jasa tokoh-tokoh

pejuang dalam

mempertahankan kemerdekaan RI.

5, 7

4, 9, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20

Kisi-kisi Soal Siklus II

Tabel 3. Kisi-kisi Soal Akhir Siklus II

Indikator No Soal Bentuk Soal

1. Menyebutkan perjanjian/ perundingan dalam rangka mempertahankan

kemerdekaan Indonesia. 2. Menjelaskan perjanjian/

perundingan dalam rangka mempertahankan

kemerdekaan Indonesia. 3. Menyebutkan tokoh-tokoh

yang terlibat dalam perjanjian atau perundingan

dalam rangka

mempertahankan

kemerdekaan Indonesia. 4. Memberikan contoh usaha

siswa sebagai pemuda penerus bangsa dalam mempertahankan

kemerdekaan RI.

6, 7, 11

3, 8, 10, 12, 14

1, 2, 4, 5, 9, 13

15, 16, 17, 18, 19, 20

Pilihan Ganda

6) Validitas Soal

Untuk menguji validitas soal, dapat digunakan pendapat dari ahli (expert judgment). Dalam hal ini, setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan materi/teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli.


(52)

Ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun tersebut. Ahli memberikan keputusan: instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin dirombak total (Sugiyono, 2009: 177).

Tim ahli yang dimaksud adalah dosen pembimbing. Butir-butir soal yang digunakan dikonsultasikan dengan dosen pembimbing.

4. Analisis Data

a. Kriteria Keberhasilan

Tabel 4. Kondisi awal prestasi belajar dan kondisi akhir yang diharapkan.

No Peubah Indikator Kondisi awal

Kondisi pada akhir siklus

Siklus I Siklus II Prestasi

belajar

Rata-rata nilai anak dalam mengerjakan soal-soal ulangan tentang “Menghargai jasa para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan”

65 67,5 70

Siswa mencapai KKM (70)

50% 70% 75%

b. Langkah-langkah Analisis 1) Penyekoran

Benar: 1 Salah: 0


(53)

3) Menghitung skor rata-rata kelas dengan rumus

4) Mempertimbangkan tingkat prestasi pada akhir setiap siklus dengan kondisi awal untuk menentukan apakah ada perubahan peningkatan prestasi atau tidak.


(54)

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas hasil penelitian dan pembahasan

A. Hasil Penelitian

Penelitinan Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar IPS Menggunakan Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas V Banyakan Mertoyudan Magelang, dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2012-19 Mei 2012. Penelitian ini terdiri dari 2 (dua) siklus, setiap siklus terdiri dari 4 (empat) bagian yaitu rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

1. Siklus I

a. Rencana Kegiatan

Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap perencanaan ini sesuai dengan rencana yaitu menyiapkan silabus, RPP, LKS serta instrumen yang akan diujikan pada akhir siklus 1.

b. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan Belajar dan Mengajar pada siklus 1 dilaksanakan 1 kali pertemuan dua jam pelajaran pada tanggal 10 Mei 2012 di kelas V dengan jumlah siswa 22. Pembelajaran berlangsung dengan pendekatan kontekstual dan media gambar dalam menghargai jasa para pahlawan mempertahankan kemerdekaan dan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Pada akhir siklus 1 diadakan ulangan dengan bentuk soal pilihan ganda sebanyak 20 soal. Dengan ulangan ini


(55)

peneliti depat mengetahui sejauh mana prestasi belajar siswa setelah menerima pembelajaran.

c. Observasi

Pengamatan ini dilakukan peneliti dengan bantuan teman sejawat. Observasi ini dilakukan selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan mengisi lembar pengamatan. Pengamatan yang dilakukan guru pamong (teman sejawat) adalah memantau apakah peneliti telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan recana pelaksanaan pembelajaran atau tidak, dan mengamati keikutsertaan siswa dalam pembelajaran. Adapun hal yang diperoleh peneliti ketika pembelajaran berlangsung yaitu siswa kelihatan semangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran, khususnya dalam berdiskusi tentang menghargai jasa para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan RI. Disamping itu peneliti melaksakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Sehingga hasilnya sesuai dengan yang diharapkan. Pada akhir siklus I (pertama) dilaksanakan ulangan yang bertujuan untuk mengukur prestasi belajar siswa. Adapun hasil dari ulangan harian yang didapat oleh siswa kelas V pada siklus I dijelaskan pada tabel dibawah ini.

Tabel 5. Hasil Ulangan Siswa pada Siklus I

No Nama Nilai Tuntas Tidak Tuntas

1 LW 60 -

2 BP 60 -


(56)

No Nama Nilai Tuntas Tidak Tuntas

4 PA 50 -

5 AA 80 -

6 AID 70 -

7 BN 70 -

8 DKW 90 -

9 EDS 70 -

10 FIN 85 -

11 FD 70 -

12 GF 80 -

13 GPN 75 -

14 LHM 65 -

15 LH 85 -

16 NA 90 -

17 NS 65 -

18 NTK 80 -

19 AR 90 -

20 RF 80 -

21 SR 80 -

22 SH 70 -

Jumlah 1635 17 5

Rata-rata 74,32

Persentase 77,27% 22,73%

d. Refleksi

1) Keberhasilan siswa pada siklus I yaitu siswa mampu menguasai materi tentang menghargai jasa para pahlawan dalam


(57)

mempertahankan kemerdekaan RI, sehingga dalam mengerjakan soal banyak jawaban yang tepat. Karena penjelasan dengan pendekatan kontekstual dan dilengkapi media yang lain. Dalam pengamatan media gambar dan berdiskusi, siswa bersemangat, kreatif, dan bekerjasama dalam kelompoknya.

2) Pada akhir siklus I ternyata siswa sudah berhasil mencapai target prestasi belajar yang direncanakan untuk dicapai pada akhir siklus II. Rata-rata nilai siswa adalah 74,32 dari target 70. Persentase ketuntasan siswa adalah 77,27%. Oleh karena itulah peneliti menghentikan penelitiannya pada siklus I.

Dari hasil ulangan, siswa pada tabel 5 diperoleh nilai rata-rata kelas 74,32 melebihi nilai rata-rata kondisi awal yaitu 65. Dari hasil ulangan tersebut, siswa yang mendapat nilai 70 atau lebih adalah 17 siswa atau 77,27% dari jumlah seluruh siswa 22. Sedang siswa yang nilainya masih dibawah 70 ada 5 siswa atau 22,73%, peneliti menentukan nilai KKM 70. Nilai rata-rata kelas pada siklus I sudah memenuhi target pada siklus I, karena nilai rata-rata kelas pada siklus I mencapai 74,32 (lebih besar 9,32), maka penelitian dihentikan pada siklus I. Karena rata-rata nilai ulangan kelas telah memenuhi indikator keberhasilan siklus.

Peningkatan prestasi belajar siswa dari sebelum dilakulan penelitian sampai hasil akhir pelaksanaan siklus I dapat dilihat pada tabel 6.


(58)

Tabel 6. Rata-rata Hasil Ulangan Siswa Sebelum dan Sesudah Tindakan

Peubah Indikator Kondisi Awal

Siklus I Siklus 2 Target Pencapaian Target Penca

paian Prestasi

belajar

Rata-rata nilai kelas dalam mengerjakan soal ulangan tentang menghargai jasa para pahlawan dalam

mempertahankan kemerdekaan RI

65 67,5 74,32 70 -

Persentasi jumlah siswa mencapai KKM (70)

50% 70 77,27% 75 -

Berdasarkan tabel 5 terdapat kenaikan rata-rata nilai ulangan sampai akhir siklus I. Data awal sebelum adanya tindakan nilai rata-rata hasil ulangan siswa adalah 65 dan pada akhir siklus I rata-rata nilai ulangan siswa mencapai 74,32. Pada hasil ulangan siklus I yang mendapat nilai 70 atau lebih ada 17 siswa atau 77,27 % dari 22 siswa dan siswa yang nilainya kurang dari 70 ada 5 siswa atau 22,73 % dari 22 siswa. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata kelas meningkat dan sudah melebihi indikator keberhasilan penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa peningkatan prestasi belajar siswa sudah tercapai dan penelitian tidak perlu dilanjutkan.


(59)

B. Pembahasan

Tabel 7. Hasil Penelitian dan Sesudah Tindakan

No Nama

Nilai Kondisi

Awal

Sesudah Tindakan

Siklus I Siklus II

Nilai

Ketuntasan

Nilai

Ketuntasan

Ya Tidak Ya Tidak

1 LW 45 60 -

2 BP 50 60 -

3 MS 60 70 -

4 PA 50 50 -

5 AA 70 80 -

6 AID 65 70 -

7 BN 60 70 -

8 DKW 80 90 -

9 EDS 65 70 -

10 FIN 80 85 -

11 FD 70 70 -

12 GF 70 80 -

13 GPN 70 75 -

14 LHM 60 65 -

15 LH 70 85 -

16 NA 75 90 -


(60)

No Nama

Nilai Kondisi

Awal

Sesudah Tindakan

Siklus I Siklus II

Nilai

Ketuntasan

Nilai

Ketuntasan

Ya Tidak Ya Tidak

18 NTK 60 80 -

19 AR 70 90 -

20 RF 75 80 -

21 SR 70 80 -

22 SH 50 70 -

Total 1430 1635 17 5

Persentase 77,27% 22,73%

Nilai Rata-rata

65 74,32

Hasil nilai Formatif kondisi Awal dua siswa mendapat nilai 80, dua siswa mendapat nilai 75, tujuh siswa mendapat nilai 70, empat siswa mendapat nilai 60,tiga siswa mendapat nilai 65, tiga siswa mendapat nilai 50 dan satu mendapat nilai 45. Pada ulangan siklus I mendapat nilai 90 tiga siswa, dua siswa mendapat nilai 85, lima siswa mendapat nilai 80, satu siswa mendapat nilai 75, enam siswa mendapat nilai 70, dua siswa mendapat nilai 65, dua siswa mendapat 60, dan satu siswa mendapat nilai 50. Dari data tersebut, yang memperoleh nilai ulangan harian di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada nilai ulangan kondisi awal sebanyak 11 siswa atau mencapai 50% dari 22 siswa. Sebanyak 11 siswa masih memperoleh nilai ulangan dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau 50%. Pada ulangan siklus I tiga siswa mendapat nilai 90, dua siswa mendapat


(61)

nilai 85, lima siswa mendapat nilai 80, satu siswa mendapat 75, enam siswa mendapat nilai 70, dua siswa mendapat nilai 65, dua siswa mendapat nilai 60 dan satu siswa mendapat nilai 50. Berdasarkan data tersebut yang memperoleh nilai ulangan harian di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada ulangan siklus I sebanyak 17 siswa atau mencapai 77,27%. Sebanyak 5 siswa yang masih memperoleh nilai rata-rata di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau 22,73% dari 22 siswa. Penelitian pada siklus I ini nilai rata-rata kelas yang diperoleh telah mencapai indikator keberhasilan akhir siklus I, maka siklus I tidak perlu dilanjutkan.

Dari hasil penelitian ini yang telah dijabarkan di atas ada lima siswa atau 22,73 % dari 22 siswa yang tidak mengalami perubahan peningkatan, karena pola belajar dan kemampuan mereka yang tidak berubah dan tetap pada belajar mereka masing-masing. Dari data nilai kondisi awal sebanyak 11 siswa 50% siswa belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), setelah tindakan pada siklus I lima siswa atau 22,73% dari 22 siswa jadi mengalami peningkatan presentasi ketuntasan 27,27%. Dengan demikian hasil penelitian ini membuktikan hipotesis bahwa pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V SDN Banyakan Mertoyudan Magelang tahun ajaran 2011/2012. Hasil dari penelitian yang terdiri dari data awal atau sebelum tindakan dan sesudah tindakan siklus I ada tidaknya ketuntasan berdasarkan nilai yang diperoleh tiap siswa dapat ditunjukkan pada tabel 5.

Pada penelitian tindakan kelas ini terlihat bahwa terdapat kenaikan rata-rata nilai ulangan siswa yang cukup besar yaitu sebanyak 14,33%. Dengan


(62)

pendekatan kontekstual terlihat bahwa siswa menjadi lebih mudah memahami materi karena siswa mempelajari hal-hal yang terkait dengan dunia nyata. Mempelajari materi IPS dengan gambar akan membantu siswa dalam belajar karena siswa tidak hanya mendengar tetapi juga melihat. Semakin banyak indra yang digunakan dan semakin konkrit materi akan membantu siswa untuk menstimulus atau membentuk sendiri pemahaman mereka terhadap materi yang sedang dipelajari. Lingkungan belajar siswa juga mampu mempengaruhi siswa dalam proses belajar mengajar. Dengan diajak ke monumen pembelajaran menjadi tidak monoton sehingga siswa tidak jenuh. Siswa menjadi lebih semangat belajar sehingga mudah dalam memahami materi.


(63)

47

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab 5 ini akan membahas kesimpulan dan saran

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar IPS tentang Menghargai Jasa Para Pahlawan dalam Merpertahankan Kemerdekaan dengan Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas V SDN Banyakan Mertoyudan Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012”, dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan pendekatan kontekstual pada pelajaran IPS bab menghargai jasa para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SDN Banyakan semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Nilai rata kondisi awal 65 pada akhir siklus satu rata-rata nilai ulangan siswa menjadi 74,32 (meningkat sebesar 14,33%). Jumlah siswa yang memenuhi KKM (70) pada kondisi awal 50% (11 siswa) meningkat menjadi 77,27% (17 siswa) pada siklus I.

B. Saran

Dari hasil Penelitian Tindakan Kelas yang peneliti laksanakan dapat diberikan saran-saran sebagai berikut:


(64)

Penggunaan pendekatan kontekstual pada pelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, maka diharapkan bagi para guru mampu mengimplementasikan pendekatan tersebut dalam pembelajaran

2. Bagi Sekolah

Penggunaan pendekatan kontekstual pada pelajaran IPS bab menghargai jasa para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa, maka diharapkan sekolah mampu memberikan fasilitas yang mampu menunjang pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual

3. Bagi peneliti yang lain

Hendaknya peneliti yang lain mampu mengembangkan penelitian dengan pendekatan yang lebih bervariasi untuk meningkatkan mutu pendidikan

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan sesuai prosedur ilmiah, namun demikian masih memiliki keterbatasan. Adapun keterbatasan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Target keberhasilan dalam penelitian ini terlalu rendah, sehingga mudah tercapai dalam satu siklus

2. Penelitian ini hanya terdiri dari satu siklus pembelajaran, padahal idealnya

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari minimal dua siklus pembelajaran. Mengingat keterbatasan waktu, peneliti tidak melanjutkan dengan siklus II.


(65)

DAFTAR PUSTAKA

Carmi. Pendekatan Kontekstual dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS pada

Pokok Bahasan Kenampakan Alam. www. Respository.upi.edu.

Depdiknas. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk Satuan

Pendidikan Dasar SD/MI (Semester I dan II). Jakarta: Cipta Jaya.

E. Mulyasa. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Endang Susilaningsih dan Linda S. Limbong. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial

untuk SD/MI Kelas 5. Jakarta: Aneka Ilmu.

I Ketut Wirta, S.Pd. Model Pembelajaran Kontekstual dan Asesmen Penerapan

Kinerja untuk Meningkatkan Aktivitas dan Pretasi Siswa Kelas VIII B di SMPN 4 Nusa Penida tahun ajaran 2009/2010. SMPN 4 Nusa Penida.

Ivan Stevanus. Perbedaan Pemerapan Model Pembelajaran Sains Teknologi

Masyarakat Kontekstual dan Kooperatif pada Mata Pelajaran IPS SD.

FKIP Universitas Katolik Indonesia, Atmajaya.

Kasbolah Kasihani. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Negeri Malang.

Lukmanul Hakiim. 200). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Magfuri. 199). Kurikulum Pendidikan Dasar.

Nurhadi dan Senduk, Agus Gerrard. 2003. Kontekstual dan Penerapannya dalam

KBK. Malang: UM Press

Oemar Hamalik. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Siti Partini Suardiman. 1980. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Studing.


(66)

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

_____. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

_____. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Sumiati Asra. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Syaiful Bahri Djamarah. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Syaiful Sagala. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Wina Sanjaya. 2009. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

. 2006. strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


(67)

(68)

Siklus I Satuan Pendidikan : SD

Mata Pelajaran : IPS Kelas/ Semester : V/ 2 Standar Kompetensi :

2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia Kompetensi Dasar Materi Pelajaran Nilai Budaya Karakter Kegiatan Pembelajaran

Indikator Penilaian Waktu Sumber

2. 4. Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahan kan kemerdekaan Perjuangan mempertahan kan kemerdekaan

Rasa ingin tahu Mandiri Kreatif Kerja keras Disiplin Demokrasi Tanggung jawab Menghargai prestasi Jujur Menyanikan bersama “Maju Tak Gentar” Berdiskusi peristiwa 10 November 1945 di Surabaya Mencari informasi penyebab terjadinya peristiwa Mencatat kronologis peristiwa pertempuran Ambarawa dan Medan Area

1. Menyebutkan para tokoh perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan di Indonesia.

2. Menjelaskan perang-perang yang terjadi dalam rangka mempertahankan kemerdekaan. 3. Menyebutkan pertempuran yang

terjadi dalam rangka mempertahankan kemerdekaan. 4. Memberi contoh-contoh sikap

menghargai jasa tokoh-tokoh pejuang dalam mempertahankan kemerdekaan

Tes tertulis

2 X 35 menit

Kurikulum KTSP Th. 2006

IPS V, Aneka Ilmu Tantya Husni P, Th. 2008,

IPS 5, Semarang, Pusat Perbukuan Dep. Dik. Bud. (Hal 120-124)


(69)

(70)

Nama sekolah : SDN Banyakan Mata pelajaran : IPS

Kelas/ semester : V / 2 Pertemuan ke- :

Alokasi waktu : 2 x 35 menit

A. Standar kompetensi:

2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

B. Kompetensi dasar:

2. 4. Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.

C. Indikator:

1. Menyebutkan para tokoh perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan di Indonesia. 2. Menjelaskan perang-perang yang terjadi dalam rangka mempertahankan kemerdekaan. 3. Menyebutkan pertempuran yang terjadi dalam rangka mempertahankan kemerdekaan. 4. Memberi contoh-contoh sikap menghargai jasa tokoh-tokoh pejuang dalam

mempertahankan kemerdekaan

D. Tujuan Pembelajaran:

1. Setelah memperhatikan penjelasan guru, siswa dapat menyebutkan tokoh-tokoh perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan

2. Setelah membaca dan memperhatikan gambar, siswa dapat menjelaskan pertempuran-pertempuran yang terjadi dalam mepertahankan kemerdekaan

3. Setelah dilakukan diskusi tentang pertempuran yang terjadi dalam mempertahankan kemerdekaan, siswa dapat meneyebutkan pertempuran-pertempuran yang terjadi dalam mempertahankan kemerdekaan RI.

4. Setelah memperhatikan penjelasan guru, siswa dapat memberi contoh sikap menghargai jasa tokoh-tokoh pejuang dalam mempertahankan kemerdekaan RI.

5. Melalui diskusi tentang menghargai jasa para pejuang dalam mempertahankan kemerdekaan, siswa cermat teliti, berani, dan menyumbangkan idenya dalam melaporkan hasil diskusi.


(71)

Sumber :

Kurikulum KTSP Th. 2006

IPS V, Tantya Husni P, Th. 2008, Aneka Ilmu, Semarang. IPS 5, Pusat Perbukuan Dep. Dik. Bud. (Hal 120-124)

F. Metode Pembelajaran :

1. Pendekatan : Contextual Cooperative Learning (Pembelajaran Kooperatif Kontekstual) 2. Metode :

a. Ceramah bervariasi b. Tanya Jawab c. Diskusi d. Penugasan

G. Langkah – Langkah Pembelajaran :

1. Pendahuluan

a. Guru membuka dengan doa dan salam b. Guru mengecek kehadiran siswa

c. Guru mengajak siswa-siswinya menyanyikan bersama “Maju Tak Gentar” 2. Kegiatan inti

a. Anak dibagi dalam kelompok, tiap kelompok terdiri atas 4-5 murid, kemudian diajak ke monumen.

b. Setiap kelompok diberi materi untuk didiskusikan

c. Siswa membaca petunjuk diskusi dalam LKS, kemudian melaksanakan tugas di dalamnya.

d. Siswa secara berkelompok mengidentifikasikan gambar-gambar para pahlawan sebelum kemerdekaan, pahlawan proklamasi dan pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan. Siswa menyebutkan beberapa bentuk penghargaan terhadap para pahlawan dengan mengisi LKS

e. Siswa mengisikan LKS sesuai petunjuk dan menjawab pertanyaan dalam LKS dan dilaporkan kepada guru.

f. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dengan cermat, teliti, dan penuh tanggung jawab.


(72)

b. Guru menganalisa hasil diskusi sebelumnya dan hasil tes formatif c. Guru menguatkan kesimpulan

H. Evaluasi :

1. Prosedur Pre tes Proses Pos tes 2. Teknik Penilaian

Tes Lesan Tes Tertulis

Non-tes : a) Perbuatan

b) Produk lain misal: keaktifan siswa, kliping 3. Instrumen


(73)

Kalian sudah melihat foto-foto para pahlawan bangsa. Kalian juga sudah mengetahui siapa yang termasuk Pahlawan Nasional, Pahlawan Kemerdekaan, Pahlawan Revolusi, Pahlawan Proklamator, Pahlawan mempertahankan kemerdekaan, dan Pahlawan Pengisi Kemerdekaan.

Lengkapilah tabel di bawah ini!

No Nama Pahlawan Proklamator Peranannya

No Nama Pahlawan Mempertahankan Kemerdekaan Peranannya

Sikap mengharagai jasa para pahlawan bangsa harus kita tanamkan sejak dini. Bentuk-bentuk penghargaan yang bagaimanakah yang diberikan kepada para pahlawan dalam mepertahankan kemerdekaan? Diskusikanlah dengan kelompok kalian, kemudian jawab/isilah tabel dibawah ini! No Bentuk-bentuk penghargaan terhadap para pahlawan

1 2 3 4 5


(74)

No Nama Keterangan Sedang Baik Sangat Baik

1 2 3 4 5

Rubrik Pengamatan Ketrampilan

No Nama Aspek Ketrampilan

Ketepatan Kecepatan Kesopanan Ketelitian 1

2 3 4 5

Skor A= 80-100 C= 56-65 B= 60-80 D < 60

Instrumen :

Berilah tanda silang (X) pada huruf a,b,c,d yang merupakan jawaban yang tepat!


(75)

Nama sekolah : SDN Banyakan Mata pelajaran : IPS

Kelas/ semester : V / 2 Pertemuan ke- :

Alokasi waktu : 2 x 35 menit

A. Standar kompetensi:

2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

B. Kompetensi dasar:

2. 4. Menghargai prjangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.

C. Indikator:

1. Menyebutkan perjanjian/ perundingan dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

2. Menjelaskan perjanjian/ perundingan dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

3. Menyebutkan tokoh-tokoh yang terlibat dalam perjanjian atau perundingan dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

4. Memberikan contoh usaha siswa sebagai pemuda penerus bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan RI.

D. Tujuan Pembelajaran:

1. Setelah memperhatikan penjelasan guru dan melihat foto-foto perjuangan para pahlawan, siswa dapat menjelaskan tokoh-tokoh perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan 2. Setelah membaca dan memperhatikan gambar perjanjian, siswa dapat menjelaskan

perjanjian yang dilakukan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia

3. Setelah dilakukan diskusi tentang tokoh-tokoh yang terlibat dalam perjanjian, siswa dapat menyebutkan tokoh-tokoh yang terlibat dalam perjanjian linggarjati, meja bundar dan renville.


(76)

tanggung jawab.

E. Alat dan Sumber:

Alat : Media gambar pahlawan Sumber :

Kurikulum KTSP Th. 2006

Tantya Husni P, Th. 2008, IPS 5, Semarang, Aneka Ilmu, Pusat Perbukuan Dep. Dik. Bud. (Hal 120-124)

F. Metode Pembelajaran :

1. Pendekatan : Contextual Cooperative Learning (Pembelajaran Kooperatif Kontekstual) 2. Metode :

a. Ceramah bervariasi b. Tanya Jawab c. Diskusi d. Penugasan

G. Langkah – Langkah Pembelajaran :

1. Pendahuluan

a. Guru membuka dengan doa dan salam b. Guru mengecek kehadiran siswa

c. Guru mengajak siswa-siswinya menyanyikan bersama “Halo-halo Bandung” 2. Kegiatan inti

a. Anak dibagi dalam kelompok, tiap kelompok terdiri atas 4-5 murid, kemudian diajak ke monumen.

b. Setiap kelompok diberi materi untuk didiskusikan

c. Siswa membaca petunjuk diskusi dalam LKS, kemudian melaksanakan tugas di dalamnya.

d. Siswa mengisi LKS sesuai petunjuk, kemudian menyelesaikan tugas pada LKS dan dilaporkan kepada guru.


(1)

(2)

KISI-KISI SOAL SIKLUS II

Indikator No Soal Bentuk Soal

1. Menyebutkan perjanjian/ perundingan dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Indonesia. 2. Menjelaskan perjanjian/

perundingan dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Indonesia. 3. Menyebutkan

tokoh-tokoh yang terlibat dalam perjanjian atau perundingan dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Indonesia. 4. Memberikan contoh

usaha siswa sebagai pemuda penerus bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan RI.

6, 7, 11

3, 8, 10, 12, 14

1, 2, 4, 5, 9, 13

15, 16, 17, 18, 19, 20

Pilihan Ganda

SOAL

1. Pada Perjanjian Renville, delegasi Indonesia yang mewakili adalah … a. Amir Syarifudin

b. Abdul Kadir Widjojoatmodjo

c. J. H. Van Marseveen d. Moh. Hatta

2. Tentara Belanda dalam Perjanjian Renville diwakili oleh … a. Amir Syarifudin

b. Abdul Kadir Widjojoatmodjo

c. J. H. Van Marseveen d. Moh. Hatta

3. Perundingan yang dilaksanakan sebagai hasil usaha Komisi Tiga Negara (KTN) adalah … a. Konferensi Meja Bundar

b. Perundingan Linggarjati

c. Perundingan Renville d. Perundingan Roem-Royen 4. Komisi Tiga Negara (KTN) terdiri atas negara …

a. Australia, Belgia dan Swedia

b. Amerika Serikat, Swedia dan Belgia c. Australia, Belgia dan Amerika Serikat d. Austria, Belgia dan Amerika Serikat

5. Dalam perundingan Linggarjati, pihak Indonesia dipimpin oleh … a. Van Mook

b. H. Agus Salim

c. Amir Syarifudin d. Sutan Syahrir


(3)

6. Wilayah Republik Indonesia menjadi sempit setelah terjadi perjanjian … a. Linggarjati

b. Renville

c. Roem-Royen d. KMB

7. Linggarjati terletak di sebelah selatan kota … a. Bandung

b. Cirebon

c. Sumedang d. Subang 8. Tujuan Konferensi Meja Bundar di Den Haag adalah …

a. Menghentikan gerakan militer

b. Mempercepat kedaulatan Indonesia c. Menarik pasukan Belanda dari Indonesia d. Mempercepat kedaulatan Belanda

9. Delegasi BFO dalam Konferensi Meja Bundar dipimpin oleh … a. Sultan Hamid II

b. Ir. Soekarno

c. Van Merseven d. Ahmad Soebarjo 10. Agresi Militer I oleh Belanda terjadi pada tanggal …

a. 21 Juni 1947 b. 12 Juni 1947

c. 12 Juli 1947 d. 21 Juli 1947

11. Konflik akibat Agresi Militer I Belanda dapat diselesaikan melalui perundingan … a. Perundingan Renville

b. Konferensi Meja Bundar

c. Perundingan Linggarjati d. Perundingan Roem-Royen 12. Pada agresi militer II, Belanda memusatkan serangannya ke kota …

a. Jakarta b. Semarang

c. Bukittinggi d. Yogyakarta

13. Pemerintah Darurat Republik Indonesia pada masa Agresi Militer II adalah … a. Padang

b. Sawahlunto

c. Bukittinggi d. Batusangkar

14. Pada Agresi Militer II, Bung Hatta ditangkap oleh Belanda kemudian ditawan di … a. Brastagi

b. Bangka

c. Deli d. Ende 15. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa …

a. Guru b. Pemimpin c. Pahlawan d. Orangtua


(4)

16. Contoh sikap kita sebagai pelajar dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa kita adalah … a. Belajar sungguh-sungguh agar mendapat hadiah dari Ayah

b. Bermalas-malasan dan hanya bermain saja

c. Belajar sungguh-sungguh agar tidak menjadi bangsa yang terjajah d. Mencontek agar nilai kita lebih baik daripada teman kita

17. Semboyan yang harus kita tanamkan pada diri kita agar semakin baik adalah … a. Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin

b. Hari ini sama dengan hari kemarin c. Hari ini lebih buruk dari hari kemarin d. Hari ini tidak ada perubahan

18. Salah satu cara untuk mempertahankan keutuhan bangsa adalah dengan cara menjaga

kerukunan, berikut ini yang mencerminkan sikap menjaga kerukunan adalah …

a. Membeda-bedakan suku bangsa saat berteman b. Tolong menolong tanpa membedakan status c. Menghina teman yang beda agama

d. Iri terhadap teman yang lebih kaya

19. Jika ada dua teman yang berkelahi, sikap saya adalah … a. Ikut-ikutan karena salah satunya adalah sahabat saya b. Membiarkan begitu saja seakan tidak terjadi apa-apa c. Acuh tak acuh berpura-pura tidak tahu

d. Berusaha melerai agar tidak ada yang terluka

20. Berikut ini sikap siswa yang tidak mencerminkan jiwa kepahlawanan adalah … a. Tekun dan rajin belajar untuk mencapai cita-cita

b. Bila ada materi yang tidak dimengerti bertanya pada Guru c. Mencontek saat ulangan agar mendapat nilai yang baik


(5)

Fakultm Keguruan dan llmu Pendidikan

UNTYENSITAS SANATA DtrANMA

YOGYAItANTA

Nomor : Hal ,

389. 38. D/FKIP /Vn/ 20 t2 Permohonan Ijin Penelitian

Kepada

Yth. Bapak/Ibu Kepala SD Negeri Banyakan D i t e m p a t

Dengan hormat,

Dengan ini kami memohonkan ijin bagi mahasiswa kami,

Nama

No. Mahasiswa Program Studi Jurusan Fakultas

Perguruan Tinggi

, M. Fanzon, B.A. 1 0 1 1 3 2 0 2 5

Pendidikan Guru Sekolah Dasar (program SKGJ-ppKHB) Ilmu Pendidikan

Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma yogyakarta

untuk melaksanakan penelitian dalam rangka persiapan penyusunan skripsinya, dengan ketentuan bahwa waktu penelitian disesuaikan dengan waktu yang diberikan oleh pihak sekolah.

Judul skripsi : Peningkatan Prestasi Belajar IPS Menggunakan pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas V SDN Banyakan Mertoyudan Magelang

Dosen Pembimbing : Drs. Y.B. Adimassana, M.A.

Atas perhatian dan ijin yang diberikan, kami ucapkan terima kasih,

Yogyakarta, 26 Juli 2OL2

Yth. Kepala Disdikpora Kabupaten Magelang Mahasiswa ybs.


(6)

PEMERINTAHAN KABUPATEN MAGELANG DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

SEKOLAII DASAR NEGERI BAI\IYAKAN KECAMATAN MERTOYUDAN

Alamat: Jl. Prajenan Baru Banyakan Mertoyudan Magerang s6172

SURAT KETERANGAII

N o: 421.2 /26A / 20.t0.05.sN 2012 Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama NIP

Pangkat, GOL./ ruang Jabatan

Unit Ke{a

Menerangkan dengan sesungguhnya bahwa:

Nama NIM

Prodi/ Fakultas Perguruan Tinggi

JUMryEM

19600906 t979lt 2004

PEMBINA/ IV A

Kepala SDN Banyakan Kecamatan Mertoyudan

SDN Banyakan

M. FANZON, BA t01132025

Pendidikan Guru Sekolah Dasar/ FKIP Universitas Sanata Dharma yogyakarta Telah melaksanakan penelitian di sDN Banyakan pada bulan Januari_Juni.

DENgAN JUdUI PCNEIitiAN ..PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MENGGLINAKAN

PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SDN BANYAKAN MERTOYUDAN MAGELANG".

Demikian Surat Keterangan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

, A.Ma.Pd


Dokumen yang terkait

Peningkatan prestasi belajar IPA melalui pendekatan kontekstual pada siswa kelas VI

0 2 48

Peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar menggunakan pendekatan kontekstual pada mata pelajaran PKn untuk siswa kelas II SDN Kledokan.

0 5 275

Peningkatan prestasi belajar IPA tentang proses pembentukan tanah karena pelapukan menggunakan pendekatan kontekstual bagi siswa kelas V SDN Tamanagung 3 Muntilan.

0 2 114

Peningkatan prestasi belajar IPA tentang materi sifat-sifat cahaya menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada siswa kelas V SD Negeri Banyurojo 1 Mertoyudan Magelang.

0 2 142

Peningkatan prestasi belajar matematika tentang materi bangun ruang sederhana dengan menggunakan media gambar pada siswa kelas IV semester genap SDN Banyakan Mertoyudan - USD Repository

0 1 104

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN SISWA KELAS V SDN PASURUHAN I MERTOYUDAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011-2012

0 0 124

Peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan metode demonstrasi eksperimen pada materi gaya mata pelajaran IPA pada siswa kelas IV SDN Banyakan Mertoyudan Magelang semester genap - USD Repository

0 0 88

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SDN BANYAKAN MERTOYUDAN MAGELANG

0 0 86

Peningkatan minat dan prestasi belajar IPA siswa kelas V SD Kanisius Gamping menggunakan pendekatan kontekstual - USD Repository

0 0 411

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI SELOMULYO MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

1 1 373