Rasio Aktivitas Rasio Solvabilitas

2.2.3 Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas menunjukkan bagaimana sumber daya telah dimanfaatkan secara optimal, kemudian dengan cara membandingkan rasio aktivitas dengan standar industri, maka dapat diketahui tingkat efisiensi perusahaan dalam industri Sartono, 2010:118. Menurut Meta 2010 rasio aktivitas menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang di investasikan untuk menghasilkan revenue. Berdasarkan pendapat diatas dapat diartikan bahwa rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui aktivitas aktiva pada tingkat kegiatan tertentu. Rasio aktivitas dapat diukur dengan periode pengumpulan piutang, perputaran piutang, perputaran persediaan, perputaran aktiva tetap, perputaran total aktiva atau total asset turnover TATO Sartono, 2010:119. Penelitian ini menggunakan TATO untuk mengukur rasio aktivitas. TATO merupakan salah satu rasio aktivitas yang membandingkan antara penjualan dengan total aktiva. Rasio ini dipilih karena bila dibandingkan dengan rasio aktivitas lainnya, rasio ini bisa mewakili secara keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba. Tingkat perputaran ini juga ditentukan oleh perputaran elemen aktiva itu sendiri Sartono, 2010:120.

2.2.4 Rasio Solvabilitas

Menurut Riyanto 2008:32 solvabilitas perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasi. Kemudian menurut Sartono 2010:120 rasio solvabilitas berfungsi untuk mengukur proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai investasinya. Berdasarkan pendapat diatas maka dapat diartikan bahwa rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajiban finansialnya. Pengukuran rasio solvabilitas dapat dilakukan dengan debt ratio, debt to equity ratio DER, time interest earned ratio, fixed charge coverage, dan debt service coverage. Pada penelitian ini rasio yang dipilih adalah Debt to Equity Ratio DER. DER merupakan rasio yang membandingkan total hutang dengan total ekuitas. Fatimah 2013 menyatakan, apabila terjadi aktivitas akuisisi maka pembiayaan melalui hutang akan dapat mendongkrak kekuatan perusahaan dalam membiayai perusahaanya karena kemampuan perusahaan dalam mengandalkan modal sendiri sering kali terbatas. Semakin baik kinerja perusahaan maka perusahaan akan mampu membiayai hutang-hutang perusahaan.

2.3 Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Analisis Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Akuisisi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2010

0 67 115

Analisis Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Akuisisi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2010

1 86 87

ANALISIS MANAJEMEN LABA SERTA KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGAKUISISI SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009-2012

0 14 47

ANALISIS MANAJEMEN LABA DAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGAKUISISI SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI

1 12 31

ANALISIS MANAJEMEN LABA SEBELUM MERGER DAN AKUISISI DAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGAKUISISI SEBELUM DAN Analisis Manajemen Laba Dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indones

0 0 14

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI PADA PERUSAHAAN PUBLIK DI INDONESIA (Studi pada Perusahaan Publik Non-Keuangan yang Melakukan Merger dan Akuisisi Tahun 2001-2009).

2 2 15

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI

0 1 21

Analisis Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Akuisisi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2010

0 0 10

Analisis Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Akuisisi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2010

0 0 14

ANALISIS PERBANDINGAN ABNORMAL RETURN DAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN AKUISISI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI

0 0 20