Uji Hipotesis dalam Metode Permukaan Respon

sumbu koordinatnya, sehingga dihasilkan fungsi respon sebagai berikut Raymond et al., 2008: 411. 22 ̂ ̂ dengan : : Variabel independen baru hasil transformasi ̂ : Harga taksiran y pada titik stasioner : Konstanta yang merupakan nilai eigen dari matrik Karakteristik dari permukaan respon ditentukan oleh harga . Jika nilainya semua positif maka adalah titik minimum, sedangkan jika semua negatif maka adalah titik maksimum, jika harganya berbeda tanda di antara harga , maka merupakan titik pelana Raymond et al., 2008: 406-407.

2.2.5 Uji Hipotesis dalam Metode Permukaan Respon

Analisis pada pemecahan masalah menggunakan metode permukaan respon adalah memperkecil sisaan residual dari sebuah regresi. Sehingga parameter hanya dipengaruhi oleh . Uji yang digunakan adalah sebagai berikut.

2.2.5.1 Uji Signifikan pada Regresi

Uji signifikan pada regresi digunakan untuk menentukan variabel-variabel bebas memberikan sumbangan yang berarti dalam model atau tidak. Hasil pengujiannya sebagai berikut. Hipotesis: Kriteria Pengujian: Jika maka terima dan jika maka tolak . Untuk uji signifikan pada regresi disajikan pada Tabel 2.3 berikut. Tabel 2.3 Analisis Varian pada Regresi Sumber Keragaman Jumlah Kuadrat Derajat Kebebasan Kuadrat Tengah Regresi Sisaan Total dengan rumus-rumus pada jumlah kuadrat Raymond et al., 2008: 56-61 23 ∑ ̂ ∑ Substitusikan ̂ , diperoleh 24 Karena , maka diperoleh persamaan akhir 25 Jumlah kuadrat total memiliki rumus atau . Dengan ∑ ̅ ∑ ∑ ∑ sehingga diperoleh 26 ∑ Dari , maka diperoleh rumus jumlah kuadrat regresi berikut. 27 ∑ ∑ ∑ Sedangkan untuk observasinya dapat dicari menggunakan rumus 28 ⁄ ⁄ dan tabel menggunakan , untuk dan dapat dicari dengan 29 dan 30

2.2.5.2 Uji Lack of Fit

Lack of Fit adalah model yang belum tepat atau tidak terdapat kecocokan antara data dengan model Sembiring, 2003: 144. Diperlukan sumber khusus untuk mendapatkan penaksir yang tak bias dan tidak tergantung pada model. Sumber khusus itu adalah replikasi yang dengan sengaja dibuat dalam rancangan penelitian. Replikasi dibedakan dengan pengulangan pengukuran Sembiring, 2003: 145. Tujuannya adalah untuk mengukur variasi pada suatu nilai . Variasi seperti itu terjadi karena pengaruh acak, bukan karena model yang keliru.Variasi memberikan penaksir yang tidak tergantung pada model. Jumlah kuadrat yang muncul dari replikasi disebut jumlah kuadrat galat murni, sedangkan jumlah kuadrat akibat belum cocoknya model disebut jumlah kuadrat kekurangcocokan. Jadi, bila ada replikasi, maka jumlah kuadrat sisa dapat diuraikan atas komponennya sebagai berikut. 31 dengan hipotesisnya seebagai berikut. Hipotesis: Kriteria Pengujian: Jika maka terima dan jika maka tolak . Untuk uji lack of fit dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut. Tabel 2.4 Uji Lack of Fit Sumber Keragaman Jumlah Kuadrat Derajat Kebebasan Kuadrat Tengah Lack of Fit Galat Murni banyaknya pengulangan dengan rumus-rumus pada jumlah kuadrat Sembiring, 2003: 147-148 32 ∑ ∑ ̅ dan 33 Sedangkan untuk observasinya dapat dicari menggunakan rumus 34

2.2.5.3 Uji Kelengkungan Kuadrat

Pada percobaan faktorial , terdapat kombinasi perlakuan pada percobaan yang terdiri dari rancangan faktorial dan titik pusat. Untuk menguji adanya kelengkungan kuadrat pada model menggunakan rumus sebagai berikut Raymond et al., 2008: 208. Hipotesis: ∑ ∑ Kriteria Pengujian: Jika maka terima dan jika maka tolak 35 ̅ ̅ di mana: = Banyaknya rancangan faktorial = Banyaknya titik pusat ̅ = Jumlah respon pada rancangan fatorial ̅ = Jumlah respon pada titik pusat = Rata-rata kuadrat dari kelengkungan kuadrat

2.2.5.4 Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui kualitas keberartian regresi antara tiap- tiap variabel bebas terdapat pengaruh atau tidak terhadap variabel terikat. Hasil pengujiannya sebagai berikut. Hipotesis: Kriteria Pengujian: Jika maka terima dan jika maka tolak . Rumus: Untuk menguji uji t digunakan terlebih dahulu uji korelasi pearson product moment dengan rumus ∑ ∑ ∑ √ ∑ ∑ ∑ ∑ di mana: = Besarnya korelasi antara variabel dan n= Banyaknya data dan rumus nya adalah √ √

2.3 Steepest Ascent