Mediasi Non-Penal ANALISIS PENYELESAIAN TINDAK PIDANA BERBASIS KEARIFAN LOKAL ADAT LAMPUNG (Studi Kasus Di Kecamatan Bandar Mataram Kabupaten Lampung Tengah)

Pramuka, dan penggarapan kesehatan masyarakat dengan pendidikan agama juga merupakan upaya-upaya non penal dalam mencegah dan menanggulangi kejahatan. 42 Penggunaan keadilan restoratif dalam penyelesaian tindak pidana di luar pengadilan oleh banyak penulis kajian tentang restoratif seperti Duff dan Zehr, lembaga musyawarah ini dikenal sebagai mediasi yang sangat melembaga dalam sistem peradilan perdata, dalam konsep mediasi proses dialog dikenal dengan sebagai media komunikasi yang menjadi modal utama dalam penyelenggaraan lembaga mediasi. Keseluruhan proses mediasi itulah yang dapat ditemui baik dalam model penyelenggaraan keadilan restoratif seperti: 43 a. Victim Offender Mediation VOM : mediasi antara pelaku dan korban yaitu suatu forum yang mendorong adanya pertemuan antara pelaku dan korban yang dibantu oleh mediator sebagai koordinator dan fasilitator dalam pertemuan tersebut. b. Conferencing yaitu suatu forum yang sama dengan VOM, tetapi dalam bentuk ini terdapat perbedaan yaitu pelibatan penyelesaian bukan hanya melibatkan pelaku dan korban langsung primary victim , tetapi juga korban tidak langsung secondary victim , seperti keluarga dan kawan dekat pelaku. Adapun alasan pelibatan para pihak tersebut adalah karena mereka mungkin terkena dampak baik langsung, ataupun tak langsung atas tindak pidana yang terjadi atau mereka memiliki kepedulian yang tinggi dan kepentingan akan hasil musyawarah serta mereka juga dapat 42 Lilik Mulyadi. Op. Cit,. hlm 165. 43 Ibid. hlm 77. berpartisipasi dalam mengupayakan keberhasilan proses dan tujuan akhirnya. c. Circles , suatu model penerapan keadilan restoratif yang pelibatannya paling luas dibandingkan dengan dua bentuk sebelumnya, yaitu forum yang bukan hanya korban, pelaku, keluarga atau mediator saja tetapi juga anggota masyarakat yang merasa berkepntingan dengan perkara tersebut. Melihat tiga hal tersebut maka jelas bahwa Circles mengakomodir pelaksanaan keadilan restoratif di Indonesia dalam pelaksanaan hukum pidana adat di Indonesia karena pelaksanaannya yang melibatkan masyarakat luas khususnya masyarakat adat Lampung yang memutuskan perkara pidana adat dengan hasil musyawarah atau yang lebih dikenal dengan sidang merwatin yang dilaksanakan oleh para Perwatin atau penyimbang-penyimbang adat yang sudah berhak dan memiliki kewenangan dalam melakukan sidang musyawar adat tersebut. Berdasarkan hasil penelitian Bank Dunia, sebagian besar warga Indonesia mendapatkan keadilan bukan dari gedung pengadilan, melainkan dari mekanisme penyelesaian secara informal dari komunitasnya. Menurut Matt Stephens , peneliti Bank Dunia melakukan penelitian di Nusa Tenggara Barat, Maluku, Sumatra Barat, Kalimantan Tengah dan Jawa Timur sebanyak 80 sengketa yang ada di masyarakat mampu diselesaikan secara informal di tingkat komunitasnya tanpa peran pengadilan sama sekali. 44 Penyelesaian Mediasi Non-Penal yang dilakukan oleh masyarakat adat pada dasar nya memiliki aspek-aspek positif, di antaranya: 45 a. Hakim perdamaian di desa bertindak mencari fakta, meminta nasihat kepada tetua-tetua adat dalam masyarakat. Putusannya diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat dan juga putusannya dapat diterima oleh para pihak dan memuaskan masyarakat secara keseluruhan. b. Pelaksanaan sanksi melibatkan para pihak, hal tersebut menunjukan adanya tenggang rasa toleransi yang tinggi diantara para pihak. c. Suasana rukun dan damai antara para pihak dapat dikembalikan serta integrasi masyarakat dapat dipertahankan.

C. Hukum Pidana Adat

Hukum adat adalah hukum Indonesia asli yang tidak tertulis dalam bentuk perundang-undangan Republik Indonesia, yang disana sini mengandung unsur agama. 46 Koesno menjelaskan tentang perkembangan konsep-konsep hukum adat dari sejak dulu sampai kini, menurutnya ada lima konsep hukum adat yaitu : 47 1. Konsep kita sendiri yang kuno yaitu pengertian yuridis, bersifat metafisis berujud sebagai prinsip-prinsip normatif tentang hidup bersama menurut pandangangan hidup rakyat kita, berkedudukan strategis. 44 Racmadi Usman. “Pilihan Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan”. Bandung. Citra Aditya Bhakti. 2013. hlm 195 . 45 Ibid. hlm 196. 46 I Made Widnyana. “Hukum Pidana Adat dalam Pembaharuan Hukum Pidana”. Jakarta .Fikahati Aneska, 2013 hlm 111. 47 Hilman Hadikusuma. “Hukum Pidana Adat”. Bandung. Alumni, 1984, hlm 18. 2. Konsep barat, dengan nama adatrecht , pengertiannya bermula murni sosial empiris kemudian disamping itu berkembang pula pengertian yang yuridis versi barat. 3. Konsep ilmiah hukum modern, dengan nama hukum adat. Konsep ini yang yuridis versi barat. 4. Konsep ideologis nasional berujud sebagai ide hukum bangsa kita beserta segala prinsip-prinsipnya yang normatif dan bersumber pada nilai-nilai budaya kita. 5. Konsep nasional dan yuridis, dalam hal ini diberi nama hukum dasar. Hukum pidana adat adalah hukum asli masyarakat Indonesia yang sudah muncul sejak dahulu kala bahkan ribuan tahun yang lalu sebelum Indonesia merdeka, hal ini dilandasi bahwa hukum adat dalam salah satu unsurnya adalah mengandung unsur agama yang dikuti dan ditaati oleh masyarakat secara terus menerus atau berkelanjutan dari satu generasi generasi selanjutnya. Hukum Pidana Adat adalah hukum yang menunjukan peristiwa dan perbuatan yang harus diselesaikan di hukum dikarenakan peristiwa dan perbuatan itu telah mengganggu keseimbangan masyarakat. Perbedaannya hukum pidana barat yang menekankan peristiwa apa yang dapat diancam dengan hukuman serta macam apa hukumannya dikarenakan peristiwa itu bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. 48 Hukum Pidana Adat adalah hukum yang hidup living law dan akan terus hidup selama manusia budaya ia tidak dapat dihapus dengan peraturan perundang-undangan andai kata 48 Mahrur Ali. Dasar-Dasar Hukum Pidana. Jakarta. Sinar Grafika. 2011. hlm 256. diadakan juga undang-undang yang menghapuskannya akan percuma juga malahan hukum pidana perundang-undangan akan kehilangan sumber kekayaannya, oleh karena hukum pidana adat itu lebih dekat hubungannya dengan antropologi dan sosiologi dari pandangan hukum perundang-undangan. 49 Hukum dalam bahasa Yunani disebut ius , ius dibedakan dengan lege yang berarti undang-undang, lege adalah hukum dalam arti sempit sedangkan ius dalam arti luas oleh sebab ius meliputi baik meliputi hukum tertulis maupun peraturan perundang-undangan lege dan hukum tidak tertulis atau hukum kebiasaan customary law, adat law, dan convention . 50 Maka dalam konteks yang sedang dibahas, yang dimaksud dengan hukum adalah ius : 51 1. Tertulis: a. Peraturan perundang-undangan. b. Yurisprudensi keputusan Hakim. c. Perjanjian meliputi Traktat publik dan kontrak privat 2. Tidak Tertulis a. Hukum agama b. Hukum kebiasaan meliputi hukum rakyat customary law dan hukum negara convention 3. Hukum adat adat law

1. Sumber Hukum Pidana Adat