4
Bila kondisi tersebut berlangsung terus-menerus dalam kurun waktu tertentu maka akan mengakibatkan kepunahan. Di lain pihak penurunan kualitas
lingkungan yang di indikasikan dengan laju sedimentasi yang cukup tinggi sebagai akibat penambangan timah di daratan maupun perairan pantai yang
semakin banyak dilakukan oleh masyarakat penambang timah inkonvensional TI memberikan andil dalam proses degradasi lingkungan. Akibat dari faktor-faktor
diatas, maka ukuran maksimum, jumlah dan frekwensi penemuan siput di alam juga berkurang.
Sebagai salah satu sumber penopang ekonomi masyarakat, penelitian terhadap sumber daya siput Gonggong diarahkan kepada pemulihan habitat dan
populasi biota tersebut agar rekruitmen secara alamiah serta pasokan bibit lewat kegiatan budidaya perairan dapat berlangsung secara berkesinambungan.
Dalam rangka usaha menjamin kelestarian siput gonggong di daerah Teluk Klabat diperlukan informasi mengenai biologi dan ekologi dasar dengan
pendekatan terhadap analisa populasi dan habitat siput di alam yang mengkaji beberapa elemen seperti ukuran, sebaran populasi, kepadatan populasi,
kematangan gonad dan kandungan gizi siput, terhadap faktor-faktor lingkungan yang meliputi parameter fisika, kimia perairan yang berpengaruh di Teluk
Klabat. Secara umum kerangka pemikiran dari penelitian ini disajikan pada Gambar 1.
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Menelaah sebaran populasi berdasarkan karakteristik habitat siput
gonggong Strombus turturella. 2. Mengkaji potensi reproduksi siput gonggong Strombus turturella.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang status siput gonggong Strombus turturella di Teluk Klabat, yang dapat digunakan
sebagai dasar pengelolaan sumberdaya siput gonggong di alam, agar
5
keberadaannya dapat terus berlangsung dan akan menambah pendapatan masyarakat pesisir yang berada di Teluk Klabat
6
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Ekosistem Pantai
Komponen Abiotik
Komponen Biotik
Potensi Reproduksi
Karakteristikm morfometrik
Sebaran Kepadatan dan Kelimpahan
Degradasi Lingkungan
Kualitas Perairan Kualitas Sedimen
Populasi Siput Gonggong
Berat Tubuh
Morfologi dan Anatomi
Reproduksi
TKG
Ukuran Kematangan
Status Populasi
7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi Siput Gonggong Strombus turturella
Klasifikasi Siput Gonggong Strombus turturella menurut Ruppert dan Barnes 1994; adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia Filum
: Mollusca Kelas
: Gastropoda Subkelas : Prosobranchia
Ordo : Megagastropoda
Famili : Strombidae
Genus : Strombus
Spesies : Strombus turturella
Menurut Morton 1979; , siput gonggong termasuk dalam Genus Strombus,
Famili Strombidae, Super Famili Strombacea dan Ordo Megagastropoda.
2.2. Morfologi dan Anatomi
Siput gonggong memiliki satu cangkang yang memperlihatkan perputaran spiral dengan sudut 180ยบ, disebut torsion pilinanputaran , umumnya putaran
cangkang bersifat dekstral kekanan, yaitu putaran yang terjadi saat pertumbuhan berlawanan dengan arah jarum jam seperti pada Gambar 2 Barnes, 1967;
Dharma, 1988. Linder 1975, mencatat ciri-ciri gonggong lainnya ialah memiliki cangkang berbentuk seperti kerucut, terdiri dari tiga lapisan
periostrakum, lapisan prismatik yang terdiri dari kristal kalsium karbonat dan lapisan nacre lapisan mutiara. Bentuk kepala jelas, mempunyai tentakel, mata
dan radula serta probosis yang besar yang berguna untuk menyapu dan menyedot makanan yang bercampur dengan lumpur yang berada di dasar perairan Barnes,
1994.
8
Gambar 2. Bentuk cangkang Gonggong Strombus turturella Dody, 2006
Sebagian besar jenis-jenis siput mempunyai tutup cangkang yang disebut operkulum yang menempel pada kakinya. Pada saat sedang tidak sedang berjalan,
operkulum ini menutupi bagian bukaan cangkang Kozloff, 1990. Operkulum berbentuk pipih memanjang dan bergerigi Gambar 2, yang berfungsi ganda
untuk melindungi tubuh yang berada dalam cangkang, dan sebagai alat bantu berpindah tempat Ruppert et al, 1994.
Cangkang Kaki
Operkulum
Gambar 3. Bentuk Operkulum Strombus turturella Ruppert et al, 1994
Menurut Ruppert dan Barnes 1994, siput gonggong memiliki cangkang yang tepinya menebal dan berwarna serta memiliki tutup memipih panjang
dengan siphon. Cangkang siput gonggong terdiri atas 4 lapisan, lapisan terluar adalah Periostrakum yang merupakan lapisan tipis terdiri dari bahan protein
seperti zat tanduk, disebut conchiolin atau conchin. Pada lapisan ini terdapat
9
endapan pigmen berwarna. Periostrakum berfungsi untuk melindungi lapisan
dibawahnya yang terdiri dari kalsium karbonat terhadap erosi.
Lapisan kalsium karbonat terdiri atas 3 lapisan atau lebih, yang terkuat adalah prismatik atau palisade, lapisan tengah atau lamella dan paling dalam
adalah lapisan nacre atau hypostrakum. Lapisan prismatik terdiri atas kristal kalsite yang tersusun vertikal, masing-masing diseliputi matrik protein yang tipis,
Lapisan tengah dan lapisan nakre terdiri atas lembaran-lembaran aragonite dalam matrik organik tipis Suwignyo dkk, 2005. Sebagian besar jenis-jenis siput
mempunyai tutup cangkang yang disebut operkulum yang menempel pada kakinya. Pada saat sedang tidak sedang berjalan, operkulum ini menutupi bagian
bukaan cangkang Kozloff, 1990
2.3. Habitat dan Adaptasi