4.1.3 Deskripsi Variabel Penelitian
4.1.3.1 Biaya Bahan Baku Biaya bahan Baku merupakan biaya untuk membeli bibit sapi laktasi yang
produktif. Biaya bahan baku ini diakumilasikan dalam 300 hari untuk satu ekor sapi laktasi. Hasil penelitian untuk biaya bahan baku dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Biaya Bibit Sapi Perah Laktasi
No Biaya bahan baku Rp
Jumlah orang Persentase
1 1.050.000-3.240.000
35 38,46
2 3.240.001-5.430.000
39 42,86
3 5.430.001-7.620.000
14 15,38
4 7.628.001-9.810.000
1 1,10
5 9.810.001-1.200.000
2 2,20
Total 91
100,00
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diketahui sebanyak 39 responden 42,86 mengeluarkan biaya bibit laktasi antara Rp3.240.001-Rp5.430.000
sedangkan 1 responden 1,1 mengeluarkan biaya antara Rp7.628.001- Rp9.810.000
artinya rata-rata peternak mengeluarkan biaya untuk pembelian bahan baku kurang dari Rp5.430.000.
4.1.3.2 Biaya Bahan Penolong Biaya Bahan penolong dalam penelitian ini adalah biaya yang dikeluarkan
untuk menyediakan pakan hijauan, pakan tambahan dan obat-obatan untuk konsumsi sapi laktasi. Hasil penelitian untuk biaya bahan penolong adalah sebagai
berikut
a. Pakan Hijauan Pakan hijauan merupakan pakan utama yang dikonsumsi sapi perah. Untuk
mendapatakan pakan hijauan, para responden juga mengeluarkan biaya untuk membeli pakan hijauan. Adapun biaya yang dikeluarkan peternak untuk
membeli pakan hijauan untuk satu ekor sapi laktasi tahun 2010 pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Biaya Pakan Hijauan Pada Responden
No Biaya Pakan Hijauan Rp
Jumlah orang Persentase
1 180.000-324.000
37 40,66
2 324.001-468.000
38 41,76
3 468.001-612000
4 61.2001-75.6000
2 2,20
5 756.000-900.000
14 15,38
Total 91
100,00
Sumber : data primer yang diolah
Tabel 4.6 di atas dapat diketahui sebanyak 38 responden 31,43 mengeluarkan biaya bahan pakan hijauan antara Rp324.001-Rp468.000.
sedangkan 2 responden 2,20 mengeluarkan biaya antara Rp612.001- Rp756.000. Artinya rata-rata peternak mengeluarkan biaya untuk pembelian
pakan hijauan kurang dari Rp324.000 untuk satu ekor sapi laktasi dalam 300 hari.
b. Pakan Tambahan Pakan tambahan merupakan pakan untuk memenuhi asupan giji ternak
selain dari pakan hijauan. Pakan tambahan seperti ampas tahu, betakul memiliki kandunga giji yang baik bagi sapi laktasi yaitu meningkatkan hasil produksi
susu sapi. Peternak membeli pakan tambahan dari pasar atau pedagang. Adapun
biaya yang dikeluarkan peternak untuk membeli pakan tambahan pada tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Biaya Pakan Tambahan Pada Responden
No Biaya Pakan TambahanRp
Jumlah orang Persentase
1 1.200.000-2.160.000
37 40,66
2 2.160.001-3.120.000
37 40,66
3 3.120.001-4.080.000
1 1,10
4 4.080.001-5.040.000
1 1,10
5 5.040.001-6.000.000
15 16,48
Total 91
100,00
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.7 di atas dapat diketahui sebanyak 74 responden 81,32 mengeluarkan biaya bahan pakan tambahan antara Rp1.200.000
–Rp3.120.000. sedangkan 2 responden 2,20 mengeluarkan biaya antara Rp3.120.001-
Rp5.040.000, artinya rata-rata peternak mengeluarkan biaya untuk pembelian pakan hijauan kurang dari Rp3.120.000 untuk satu ekor sapi laktasi dalam 300
hari. c. Obat-obatan
Biaya obat adalah biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan ternak Rizqikuta, 2009. Adapun biaya yang
dikeluarkan peternak untuk membeli obat-obatan pada tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8 Biaya Obat-obatan Pada Responden
No Biaya Obat-obatan Rp
Jumlah orang Persentase
1 15.000-27.000
35 38,46
2 27.001-39.000
32 35,16
3 39.001-51.000
4 4,40
4 51.001-63.000
2 2,20
5 63.001-75.000
18 19,78
Total 91
100,00
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.8 di atas dapat diketahui sebanyak 35 responden 31,46 mengeluarkan biaya bahan pakan hijauan antara Rp15.000
–Rp27.000 sedangkan 2 responden 2,20 mengeluarkan biaya antara Rp51.001
–Rp63.000, artinya rata- rata peternak mengeluarkan biaya untuk pembelian obat-obatan kurang dari
Rp27.000 untuk satu ekor sapi laktasi dalam 300 hari. Hal ini berarti bahwa peternak mengeluarkan biaya obat-obatan tergolong rendah dibandingkan dengan
biaya pakan konsentrat. 4.1.3.3 Biaya Tenaga Kerja
a. Jumlah Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang penting dan perlu
diperhitungkan dalam proses produksi baik dari segi jumlah, kualitas dan jenis tenaga kerja. Setiap proses produksi diperlukan tenaga kerja yang memadai.
Jumlah tenaga kerja yang diperlukan disesuaikan dengan kebutuhan sampai tingkat tertentu sehingga jumlahnya optimal. Untuk mengetahui penggunaan
tenaga kerja tenak sapi perah tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9 Penggunaan Tenaga Kerja Pada Responden
No Jumlah Penggunaan Tenaga
Kerja Jumlah
Persentase 1
1 orang 60
65,93 2
2 orang 30
32,97 3
3 orang 1
1,10 Total
91 100,00
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa usaha ternak sapi perah kecamatan Getasan sebagian besar memiliki tenaga kerja 1 orang yaitu sebanyak 60 orang atau
sekitar 65,93, Banyak sedikitnya jumlah tenaga kerja ini menunjukkan besar usaha ternak sapi perah. Semakin banyak tenaga kerja yang dimiliki maka
semakin besar pula usahanya. Sebaliknya semakin sedikit tenaga kerja yang dimiliki maka semakin kecil pula usahanya yang dikelolanya.
b. Upah Tenaga Kerja Tenaga kerja yang digunakan dalam produksi harus mempunyai keahlian
yang baik agar mampu mengolah produk menjadi barang yang berkualitas. Untuk membayar tenaga kerja, setiap peternak harus mengeluarkan upah yang
sesuai dengan keahliannya dan lama bekerja
.
Adapun rata-rata upah tenaga kerja usaha ternak sapi perah tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 4.10.
Tabel 4.10 Rata-rata Upah Tenaga Kerja Pada Responden
Upah per hari Rp Total Upah Rp
Rata-rata Upah per orang Rp 5000-15000
137.725.000 1.119.715,45
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa peternak memberi upah pada tenaga kerja antara Rp5.000 sampai Rp15.000 per hari dengan upah rata-rata per
orang sebesar Rp1.119.715 dalam 300 hari. 4.1.3.4 Biaya Peralatan
Peralatan adalah alat-alat yang digunakan peternak untuk menunjang proses produksi. Adapun jenis peralatan yang digunakan dalam usaha sapi perah
laktasi milkcand, sabit, sepatu boot, spon, ember, sapu dan lain-lain. Pembelian peralatan, merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pembelian peralatan yang
digunakan sebagai penunjang proses produksikegiatan usaha. Dalam penelitian ini peralatan usaha ternak sapi perah dinyatakan dengan rupiah. Adapun biaya
peralatan usaha ternak sapi perah tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 4.11.
Tabel 4.11 Biaya Peralatan Responden
No Biaya Peralatan Rp
Jumlah orang Persentase
1 7.000-77.100
84 93,32
2 77.200-147.300
3 3,29
3 147.400-217.500
3 3,29
4 217.600-287.800
5 358000
1 1,10
Total 91
100,00
Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.11 menunjukkan bahwa sebagian besar peternak mengeluarkan
biaya untuk pembelian peralatan berkisar Rp 7.000-Rp 77.200 yaitu sebanyak 84 orang atau 93,32. Biaya peralatan tahun 2010 tergolong pada tingkat yang
rendah. Biaya Peralatan sebenarnya dapat ditekan lebih kecil lagi jika pemeliharaan dilakukan secara rutinitas.
4.1.3.5 Pendapatan Pendapatan dalam penelitian ini berasal dari penerimaan hasil penjualan
susu sapi setiap harinya. Penerimaan dari hasil penjualan merupakan perkalian antara hasil produksi dengan harga jual. Semakin besar kuantitas produksi susu
sapi dan harga jual tinggi maka pendapatan peternak juga akan meningkat atau sebaliknya. Produksi Susu merupakan hasil akhir dari proses produksi yang
diwujudkan sebagai susu murni segar yang siap untuk dijual ke pasar bebas. Adapun rata-rata produksi susu perah dan harga jual untuk tahun 2010 dapat
dilihat pada tabel 4.12.
Tabel 4.12 Rata-rata Produksi Susu liter Pada Responden
No Rata-rata produksi liter Jumlah orang
Persentase 1
2100-2520 17
18,68 2
2521-2940 19
20,88 3
2941-3360 20
21,98 4
3361-3780 25
27,47 5
3781-4200 10
10,99 Total
91 100,00
Sumber: Data primer yang diolah Tabel di 4.12 menunjukkan sebanyak 25 responden 27,47 memiliki
hasil produksi susu sebanyak 3361-3780 liter, 20 responden 21,98 produksi susu sebanyak 2941-3360 liter, 19 respoden 20,88 memiliki hasil produksi susu
sebanyak 2521-2940 liter, 17 responden 18,68 memiliki hasil produksi susu sebanyak 2100-2520 liter dan 10 responden 10,99 memiliki hasil produksi
susu sebanyak 3781-4200 liter, artinya bahwa rata-rata peternak dapat memperoleh susu dibawah 3780 liter dalam 300 hari. Rata-rata harga jual susu
per liter antara Rp2.600 sampai Rp2.900 pada tahun 2010. Secara umun harga jual susu stabil, naik turunnya harga susu biasanya berkisar Rp100 - Rp300 per
liternya. Perhitungan pendapatan berkaitan dengan jumlah produksi susu dan harga jula yang berlaku.
4.1.4 Analisis Data