Dari hasil perhitungan Tabel 4.19 menunjukkan t hitung 2,303 lebih besar dari t tabel sebesar 1,663 dapat disimpulkan bahwa variabel biaya bahan baku
berpengaruh signifikan positif terhadap pendapatan peternak sapi perah kecamatan Getasan.
Biaya bahan baku mempunyai pengaruh ketiga dominan setelah biaya tenaga kerja dan peralatan terhadap pendapatan
.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa biaya pembelian bibit sapi tidak selalu dilakukan secara rutinitas dan
umumnya para peternak membeli sapi laktasi dengan sistem kredit ke bank sehingga biaya tidak seluruhnya dibebankan pada saat pembelian. Banyak para
peternak tidak membeli sapi namun membesarkan pedet dari hasil perkawinan sapi yang mereka miliki. Dengan menekan biaya yang dikeluarkan untuk
pembelian bibit sapi laktasi maka akan meningkatkan pendapatan peternak sendiri. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Ayu Mutiara 2009 bahwa
biaya bahan baku berpengaruh signifikan terhadap pendapatan. Pada lingkungan usaha ternak, semakin banyak jumlah bibit sapi laktasi
yang dimiliki maka semakin banyak sapi yang menghasilkan susu sehingga meningkatkan pula pendapatan namun hal ini tidak selalu menjadi acuan karena
sapi yang digunakan juga memiliki perbedaan dalam menghasilkan susu setiap harinya.
4.2.2 Pengaruh Biaya Bahan Penolong Terhadap Pendapatan
Penggunaan bahan penolong memiliki peran yang sangat penting bagi peternak.
Untuk meningkatkan
hasil produksi
susu, peternak
harus memperhatikan bahan penolong melengkapi kebutuhan bahan utama. Biaya bahan
penolong ini mencakup pengeluaran untuk pakan hijauan, pakan tambahan dan obat-obatan. Berdasarkan hasil penelitian bahwa yang paling mempengaruhi biaya
bahan penolong adalah pembelian pakan tambahan. Hal ini terjadi karena harga pakan tambahan seperti konsentrat relatif tinggi dibandingkan pakan hijauan dan
obat-obatan relative rendah. Dari hasil perhitungan Tabel 4.19 menunjukan t hitung sebesar 1,945 lebih
besar dari t tabel sebesar 1,663 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel biaya bahan penolong berpengaruh positif terhadap pendapatan peternak
sapi perah kecamatan Getasan. Biaya bahan penolong mempunyai pengaruh terendah dari ketiga variabel
bebas yang lainnya karena sebenarnya bahan penolong seperti pakan hijauan dapat diminimalkan dengan memiliki lahan rumput sendiri ditambah lagi
penggunaan obat-obatan jarang digunakan. Pengeluaran untuk biaya bahan penolong lebih banyak untuk pembelian pakan tambahan seperti ampas
tahu,batakul. Penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu Ayu Mutiara 2007
bahwa variabel bahan penolong berpengaruh terhadap pendapatan.
4.2.3 Pengaruh Biaya Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan
Dari hasil perhitungan statistik Tabel 4.19 menunjukan t hitung 4,629 lebih besar dari t tabel sebesar 1,663 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
variabel biaya tenaga kerja berpengaruh positif terhadap pendapatan peternak sapi perah di kecamatan dan paling dominan mempengaruhi pendapatan.
Tenaga kerja mempengaruh paling dominan mempengaruhi pendapatan peternak. Tenaga kerja digunakan untuk memelihara dan memerah sapi secara
rutinitas. Pada waktu penelitian ditemukan bahwa para peternak juga merangkap sebagai tenaga kerja akan tetapi para peternak tidak bisa melakukan semuanya
sendiri sehingga membutuhkan tenaga kerja dengan imbalan upah. Para tenaga kerja kerja selama sebulan penuh sehingga upah yang diterima pekerja dihitung
hari kerjanya. Para tenaga kerja tersebut bekerja setiap hari karena pemerahan dilakukan setiap hari sehingga upah dihitung per hari. Faktor tenaga kerja sangat
penting untuk kegiatan usaha ternak dan hal ini menurut Soeharjo dan Patong dalam Ogbonna, dkk 2009:12 yang menyatakan bahwa tenaga kerja dalam
kegiatan usahatani merupakan faktor produksi yang penting dan memiliki pengaruh yang besar terhadap kegiatan usaha. Ini berarti menyatakan bahwa
tenaga kerja akan mempengaruhi penerimaan pendapatan.
4.2.5 Pengaruh Biaya Peralatan Terhadap Pendapatan