Energi Metabolisme Sejati Retensi Nitrogen Semu

77 Proses fermentasi BIS dengan kapang Trichoderma reesei ternyata mampu meningkatkan nilai kecernaan mannan nya. Hal ini terlihat dengan nilai kecernaan mannan BISF yang mencapai 30.68. Meskipun tidak terlampau tinggi, akan tetapi jauh lebih baik apabila kita bandingkan dengan nilai kecernaan mannan dari BIS yang tidak difermentasi. Peningkatan nilai kecernaan mannan ini bukan disebabkan ayam mampu mencerna polisakarida mannan dalam tubuhnya, akan tetapi perlakuan selama proses fermentasi yang membuat nilai ketersediaan karbohidrat yang lebih baik. Hal ini bisa dilihat dari nilai total gula terlarut dan nilai energi metabolisme sejati TME yang meningkat akibat proses hidrolisis pada mannan BIS terjadi dengan baik. Kecernaan mannnan yang meningkat menyebabkan ketersediaan biologis yang meningkat.

4. Energi Metabolisme Sejati

Faktor yang mempengaruhi kandungan energi metabolisme suatu pakan adalah kandungan pati, serat kasar, lemak dan protein. Selain dari bahan makanan yang banyak mengandung vitamin B kompleks, kandungan energi metabolismenya akan meningkat karena vitamin B terlibat dalam proses metabolisme energi Amrullah 2003. Nilai rataan beberapa peubah dalam pengukuran energi metabolisme disajikan pada Tabel 29. Tabel 29 Nilai rataan beberapa peubah dalam pengukuran energi metabolisme Jenis sampel Peubah yang dihitung BIS BISF Energi bruto pakan kkalkg 3 968 ± 145.60 b 4 100 ± 201.80 a Berat ekskreta g 22.77 ± 2.29 a 23.11 ± 2.52 a Energi bruto ekskreta kkalkg 3 433 ± 285.60 a 3 436 ± 72.20 a Energi metabolisme semu kkalkg 1 730.65 ± 331.91 b 1 836.96 ± 201.30 a Energi metabolisme semu terkoreksi nitrogen kkalkg 3 117.87 ± 148.21 b 3 276.29 ± 144.80 a Energi metabolisme sejati kkalkg 1 824.13 ± 205.81 b 1 930.44 ± 43.10 a Energi metabolisme sejati terkoreksi nitrogen kkalkg 1 816.72 ± 208.27 b 1 924.69 ± 40.90 a Tabel 29 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kandungan energi bruto pakan BISF nyata lebih tinggi p0.05 dari energi bruto BIS. Demikian pula halnya kandungan energi metabolisme semu, energi metabolisme semu terkoreksi N dan energi metabolisme sejati, baik yang terkoreksi N maupun 78 tidak, ternyata pada BISF lebih tinggi bila dibandingkan dengan BIS. Hal ini membuktikan bahwa dengan fermentasi menggunakan kapang Trichoderma reesei mampu meningkatkan kandungan energi metabolisme semu maupun energi metabolisme sejati. Berdasarkan hasil penelitian Chong et al. 1998 kandungan TME pada BIS yang diperoleh dengan screw pressed adalah 2 900 Kkalkg, sedangkan yang BIS diperoleh dengan solvent extracted adalah 2 874 Kkalkg. Terdapat hubungan yang positif antara kandungan energi metabolisme sejati dengan total gula terlarut. Semakin tinggi kandungan TME suatu bahan pakan, maka kandungan total gula terlarutnya pun tinggi.

5. Retensi Nitrogen Semu

Berdasarkan hasil uji t test, ternyata protein kasar feses pada ayam yang diberi BISF 33.67 lebih tinggi dibanding BIS 28.54, demikian pula halnya dengan konsumsi protein ayam yang diberi BISF 11.79 g lebih tinggi dari ayam yang diberi BIS 9.99 g. Namun ekskresi protein terkoreksi, retensi protein terkoreksi, pada ayam yang diberi BISF jauh lebih tinggi dibanding dengan ayam yang diberi BIS sehingga mempengaruhi terhadap retensi nitrogen semu, yaitu pada ayam yang diberi bahan pakan BISF memberikan nilai retensi nitrogen semu yang lebih rendah dibanding ayam yang diberi BIS. Secara lengkap data retensi nitrogen dan peubah yang mendukung lainnya disajikan pada Tabel 30. Tabel 30 Nilai rataan beberapa peubah dalam retensi nitrogen semu Perlakuan Peubah yang dihitung BIS BISF Protein kasar feses

28.54 ± 0.06 a 33.67 ± 0.01 b