32 menunjukkan bahwa tingkat kebutuhan air tanaman terus meningkat seiring
pertumbuhan tanaman. Nilai evapotranspirasi tanaman ETc pada setiap pertumbuhan tanaman diperlukan untuk menentukan jumlah air irigasi yang
dibutuhkan tanaman agar dapat tumbuh optimal dengan hasil maksimal. Oleh karena itu diperlukan pengkajian mengenai waktu musim tanam yang sesuai
untuk tanaman melon agar diperoleh hasil yang optimal.
D. KEBUTUHAN AIR IRIGASI
Kebutuhan air irigasi disebut sebagai satuan kebutuhan air SKA merupakan selisih dari evapotranspirasi tanaman ETc dan curah hujan efektif
CHE. Hasil perhitungan kebutuhan air irigasi untuk setiap periode tumbuh tanaman dapat dilihat pada Tabel 11. Satuan kebutuhan air yang maksimum
terjadi pada periode tumbuh pembungaan. Nilai kebutuhan air yang maksimum tersebut dapat dipergunakan untuk menghitung interval irigasi dan
kedalaman kotor air irigasi. Rekapitulasi perhitungan satuan kebutuhan air SKA dapat dilihat pada Lampiran 5.
Tabel 11. Nilai Evapotranspirasi Tanaman ETc Tanaman melon, Curah Hujan Efektif CHE dan Satuan Kebutuhan air SKA
Tahap Waktu ETc CHE SKA
Pertumbuhan mmhari
mmhari mmhari
Vegetatif Juli-1 4.13 2.15
1.98 Pembungaan Juli-3
4.95 2.15
2.80 Pembentukan
Buah Ags-1 5.92
2.89 3.03
Pematangan Ags-4 4.51
2.89 1.62
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada setiap masa periode pertumbuhan dibutuhkan penambahan air untuk mencukupi kebutuhan air
tanaman. Berdasarkan Tabel 7, satuan kebutuhan air tanaman melon pada periode tumbuh vegetatif nilainya sebesar 1.98 mmhari, pada periode tumbuh
pembungaan nilainya sebesar 2.80 mmhari, pada periode pembentukan buah nilainya sebesar 3.03 mmhari, dan pada periode tumbuh pematangan nilainya
sebesar 1.62 mmhari. Pemenuhan kebutuhan air tanaman ini dilakukan dengan pemberian air secara tepat menggunakan irigasi tetes.
33
E. KINERJA JARINGAN
Kinerja jaringan dari sistem irigasi tetes dengan micro spray meliputi debit yang keluar dari micro spray, koefisien variasi penetes v, koefisien
penyebaran EU, dan efisiensi irigasi. Pengukuran debit emitter irigasi tetes dilakukan pada saat pengoperasian jaringan irigasi tetes berlangsung.
Titik pengamatan berjumlah 24 emitter setiap bloknya dan pada 4 bedengan dimana 1 bedengan terdiri dari 2 lateral dengan tipe lateral line-
source. Blok Ciheuleut, yaitu pada bedengan 1, bedengan 4, bedengan 10, dan bedengan 13. Blok Tajur yaitu pada bedengan 1, bedengan 3, bedengan 7, dan
bedengan 10. Blok Pakuan yaitu pada bedengan 1, bedengan 3, bedengan 5, dan bedengan 8. Blok Ciawi yaitu pada bedengan 1, bedengan 4, bedengan 7,
dan bedengan 10. Pengukuran debit emitter lateral line-source seluruhnya berjumlah 96 emitter.
Air dari sumber air untuk lahan di pompa dengan pompa jenis submersible yang ditempatkan 20 m dari sumur bor sedalam 100 m. Air dari
sumber tersebut di salurkan dengan pipa galvanis 3 inch yang ditahan oleh kran utama lalu dialirkan dengan menggunakan pipa galvanis 2 inch menuju 3
tempat, yaitu ke tempat penampungan air untuk kantor, ke lokasi penelitian Tajur II, dan Tajur I.
Pipa utama menggunakan pipa galvanis 2 inch. Pipa sub utama menggunakan pipa PVC berukuran 2 inch, pipa manifold menggunakan pipa
PVC yang berukuran ¾ inch. Setiap 1 buah manifold akan membagi air untuk 2 lateral jenis Polyethilen yang berukuran ½ inch.. Detail aliran air irigasi
dapat dilihat pada Gambar 7. Emitter yang dipergunakan untuk jaringan irigasi ini adalah jenis
micro spray dengan tipe orbitor kit dengan kapasitas 55 ljam pada tekanan 1- 2 atm. Dari hasil pengukuran didapatkan nilai debit minimum sebesar 26.64
ljam, debit maksimum yang keluar sebesar 30.24 ljam. Debit rata-rata emitter, nilai koefisien variasi penetes, dan nilai keseragaman penyebaran
EU tiap blok dapat dilihat pada Tabel 12.
Gambar 7. Detail Aliran Air Irigasi di Lokasi Penelitian Sumur Bor 100 m
Pipa Sub Utama PVC 2’’
bedengan Penampungan
Air
Pompa Pipa Galvanis 3’’
kran
Keterangan : : Aliran air
irigasi
35 Tabel 12. Debit Rata-rata emitter, Nilai Koefisien Variasi Ppenetes, dan Nilai
Keseragaman Penyebaran EU Tiap Blok Blok
Debit Rata-rata ljam
Koefisien variasi
Keseragaman penyebaran
Ciheuleut 28.41 0.04
83.67 Pakuan 28.66 0.036
85.25 Tajur 28.73 0.031
86.78 Ciawi 28.85 0.035
85.37 Nilai koefisien variasi penetes v irigasi tetes di lokasi penelitian
berkisar antara 0.031-0.040. Data lengkap perhitungan nilai koefisien variasi penetes v Blok Ciheuleut, Blok Tajur, Blok Pakuan dan Blok Ciawi
disajikan pada Lampiran 6a sampai Lampiran 6d. Nilai rata-rata koefisien variasi penetes v pada lateral line-source
jaringan irigasi tetes di lokasi penelitian sebesar 0.035. Berdasarkan data tersebut, maka jika nilai koefisien variasi penetes v jaringan irigasi tetes di
lokasi penelitian 0.035 berarti variasi debit spray yang keluar berkualitas baik karena nilai v 0.05. Nilai ini berpengaruh kepada keseragaman penyebaran
EU dimana semakin besar nilai koefisien penetes maka nilai keseragaman penyebaran semakin kecil. Lateral line-source berada diatas bedengan. Detail
bedengan dapat dilihat pada Gambar 8. Detail lateral di lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 8. Detail Bedengan di Lokasi penelitian 1.5 m
Pipa Lateral PE 13 mm
Manifold PVC ¾’’ Katup
bedengan
Gambar 9. Detail Lateral di Lokasi Penelitian
37 Hasil perhitungan nilai keseragaman penyebaran EU irigasi tetes
pada lokasi penelitian, Blok Ciheuleut nilainya sebesar 83.67, Blok Tajur nilainya sebesar 85.25, Blok Pakuan nilainya sebesar 86.78, dan Blok
Ciawi nilainya sebesar 85.37. Nilai rata-rata keseragaman penyebaran EU sebesar 85.26, hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa nilai
keseragaman EU kurang dari 90-95 untuk irigasi tetes dengan menggunakan micro spray.
Menurut Nakayama dan Bucks 1986 di dalam Prastowo 2002, jika nilai keseragaman penyebaran EU dibawah 95 maka desain harus diubah,
misalnya dengan memperpendek pipa atau memperbesar diameter pipa. Kecilnya keseragaman penyebaran EU dapat disebabkan karena posisi pipa
lateral yang tidak datar, banyak terjadi kerusakan pada jaringan perpipaan. Nilai untuk kebutuhan leaching sebesar nol karena tidak ada nutrisi yang
diberikan bersamaan dengan air irigasi sehingga nilai efisiensi irigasi Es sama dengan nilai keseragaman penyebaran EU yaitu sebesar 85.26 .
F. JADWAL IRIGASI