37 Hasil perhitungan nilai keseragaman penyebaran EU irigasi tetes
pada lokasi penelitian, Blok Ciheuleut nilainya sebesar 83.67, Blok Tajur nilainya sebesar 85.25, Blok Pakuan nilainya sebesar 86.78, dan Blok
Ciawi nilainya sebesar 85.37. Nilai rata-rata keseragaman penyebaran EU sebesar 85.26, hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa nilai
keseragaman EU kurang dari 90-95 untuk irigasi tetes dengan menggunakan micro spray.
Menurut Nakayama dan Bucks 1986 di dalam Prastowo 2002, jika nilai keseragaman penyebaran EU dibawah 95 maka desain harus diubah,
misalnya dengan memperpendek pipa atau memperbesar diameter pipa. Kecilnya keseragaman penyebaran EU dapat disebabkan karena posisi pipa
lateral yang tidak datar, banyak terjadi kerusakan pada jaringan perpipaan. Nilai untuk kebutuhan leaching sebesar nol karena tidak ada nutrisi yang
diberikan bersamaan dengan air irigasi sehingga nilai efisiensi irigasi Es sama dengan nilai keseragaman penyebaran EU yaitu sebesar 85.26 .
F. JADWAL IRIGASI
Kebutuhan air irigasi tanaman dapat diberikan dengan optimal pada saat penentuan interval irigasi dan penentuan waktu irigasi yang dibutuhkan
untuk mengairi seluruh lahan tepat. Pemberian air irigasi yang diberikan pada tanaman melon berubah-ubah tergantung keadaan cuaca tempat budidaya
tanaman melon. Pemberian air irigasi yang diberikan di lapangan untuk tiap tahap pertumbuhan pada tanaman melon dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Rencana Jadwal Operasi Jaringan Irigasi Tetes Tahap
Pertumbuhan Waktu
hspt Satuan Kebutuhan
Air mmhari
Jumlah Air yang
Diberikan mmhari
Kelebihan Air
mmhari Vegetatif
16-40 1.98 4.12 2.14
Pembungaan 41-50 2.80
8.23 5.43 Pembentukan
Buah 51-70 3.03 9.07 6.04
Pematangan 71-75 1.62
3.82 2.20
38 Pada Tabel 13 dapat dilihat pada tahap vegetatif sampai tahap
pematangan terjadi kelebihan dalam pemberian air irigasi. Pada tahap vegetatif terjadi kelebihan pemberian air sebesar 2.14 mmhari. Pada tahap
pembungaan terjadi kelebihan pemberian air sebesar 5.43 mmhari. Pada tahap pembentukan buah terjadi kelebihan pemberian air 6.04 mmhari. Dan pada
tahap pematangan terjadi kelebihan pemberian air 2.20 mmhari. Kebutuhan air tanaman meningkat seiring pertumbuhan tanaman, pada
tanaman melon kebutuhan paling besar terjadi pada tahap pembentukan buah, lalu menurun pada tahap pematangan. Oleh karena itu diperlukan pemenuhan
kebutuhan air pada proses budidaya tersebut. Namun jika pemberian air dilakukan secara berlebihan maka akan merangsang pertumbuhan beberapa
tanaman pengganggu yang mengakibatkan terjadinya penurunan buah, juga dapat mengakibatkan kualitas buah menurun.
Kelebihan mengakibatkan pemborosan penggunaan air. Oleh karena itu diperlukan penentuan jadwal irigasi yang tepat berdasarkan jadwal tanam
secara tepat. Interval dan lama irigasi yang diterapkan di lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 14. Dan perhitungan kedalaman bersih air irigasi,
kedalaman kotor air irigasi, interval, volume kotor air irigasi dan waktu aplikasi tiap tahap pertumbuhan tanaman dapat dilihat pada Tabel 15.
Sedangkan perencanaan jadwal operasi irigasi dapat dilihat pada Lampiran 8. Tabel 14. Interval dan Lama Irigasi yang Diterapkan di Lokasi Penelitian
Tahap Pertumbuhan
Waktu hspt
Interval hari
Waktu Aplikasi jamhari
Volume penyiraman
mmaplikasi Vegetatif
16-40 1 2 4.12
Pembungaan 41-50
1 3 8.23
Pembentukan Buah 51-70
1 3 9.07
Pematangan 71-75 1
2 3.82 Di lokasi penelitian dilakukan pemberian air irigasi dengan interval
waktu 1 hari dan waktu aplikasi pada masa vegetatif 2 jamhari, pada masa pembungaan dan pembentukan buah 3 jamhari dan pada masa pematangan 2
jamhari. Dengan waktu penjadwalan ini, maka terjadi kelebihan pemberian air pada setiap tahap pertumbuhan tanaman.
39 Tabel 15. Penentuan Interval Irigasi yang Disarankan
Parameter Satuan Tahap Pertumbuhan
Vegetatif Pembu-
ngaan Pembentu-
kan Buah Pemata-
ngan Kedalaman
bersih irigasi, dx mm 16.4 16.4 16.4 16.4
Interval irigasi, fx
hari 8.3 5.9 5.4 10.1 Interval irigasi
aktual,f hari 8 5
5 10 Kedalaman
bersih irigasi baru,dn
mm 15.8 14.0 15.2 16.2 Kedalaman kotor
irigasi,d mm 18.6 16.4 17.8 19
Volume kotor irigasi,G
lhari 16.2 14.3 15.5 16.5 Waktu Aplikasi
Jamhari 0.6
0.5 0.5
0.6 Dari Tabel 15. dapat dilihat kedalaman bersih untuk seluruh lahan
sebesar 16.4 mm. Interval irigasi yang dipilih pada masa vegetatif 8 hari, pada masa pembungaan 5 hari, pada masa pembentukan buah 5 hari dan pada masa
pematangan 10 hari. Kedalaman kotor irigasi berkisar antara 16.4 mm – 19 mm. Waktu aplikasi pemberian air irigasi berkisar antara 0.5 jamhari – 0.6
jamhari. Terlihat bahwa semakin besar jumlah air irigasi kotor maka waktu aplikasi irigasi semakin lama.
Penentuan jadwal pemberian irigasi dilakukan untuk meningkatkan efisiensi irigasi tetes. Hal ini didasarkan pada pertimbangan untuk memenuhi
kebutuhan air tanaman dengan tepat dan untuk menghindari kelebihan air irigasi, sehingga tanaman menjadi layu serta dapat pula menyebabkan
limpasan. Untuk mempertahankan dan meningkatkan efisiensi irigasi tetes dengan menggunakan micro spray maka diperlukan penerapan jadwal irigasi
secara tepat.
G. ANALISIS JARINGAN PERPIPAAN