4.2 Sistem Infomasi PPSC 4.2.1 Pendekatan sistem
Pendekatan sistem adalah suatu cara penyelesaian persoalan yang dimulai dengan pengidentifikasian terhadap sejumlah kebutuhan pelaku sistem
dalam analisis kebutuhan, formulasi permasalahan dan identifikasi sistem.
4.2.1.1 Analisis kebutuhan
Tahapan kerja dalam pendekatan sistem diawali dengan melakukan analisis kebutuhan terhadap semua pelaku sistem atau komponen yang terlibat,
hal ini dilakukan untuk mengetahui keseimbangan kebutuhan antar komponen atau antar pelaku sistem.
Analisis kebutuhan merupakan awal pengkajian dari suatu sistem. Pada tahap ini dicari secara selektif kebutuhan dalam analisis sistem. Dalam analisis
sistem kebutuhan, dinyatakan dengan kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi dari kebutuhan-kebutuhan yang ada, kemudian dilakukan
pengembangan terhadap kebutuhan-kebutuhan yang sudah dideskripsikan Nurani 2002.
Pada tahap analisis kebutuhan, dapat ditentukan komponen-komponen pelaku yang berpengaruh dan berperan dalam sistem atau subsistem.
Komponen tersebut mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda sesuai dengan tujuannya masing-masing dan saling berintegrasi satu sama lain, serta
berpengaruh terhadap keseluruhan sistem yang ada. Dari analisis kebutuhan, komponen-komponen yang berpengaruh adalah nelayan, Pemerintah Daerah
PEMDA, pengelola PPSC, pengusaha perikanan, dan peneliti. Kebutuhan yang diharapkan dari kelima
user tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Nelayan Kontinyuitas data mengenai perikanan, hal ini mencakup data hasil
tangkapan, upaya penangkapan, daerah penangkapan serta data pasang- surut yang digunakan dalam proses penangkapan ikan.
Informasi mengenai pola musim penangkapan. Informasi mengenai pasar, kebutuhan nelayan akan harga pasar tiap jenis
ikan. Peningkatan ilmu pengetahuan.
Peningkatan kesejahteraan yang didasarkan pada kondisi penangkapan yang kontinyu.
b. Pemerintah Daerah Ekspose wilayah kabupaten.
Data perikanan sebagai bagian dari input PAD. Peningkatan PAD yang dapat dirasakan akibatnya oleh masyarakat.
c. Pengelola Pelabuhan Perikanan PPSC Kontinuitas data perikanan, yang meliputi data harian perjenis ikan, data
bulanan dan tahunan serta potensi lestari. Pengelolaan pelabuhan secara integral.
Peningkatan pendapatan PPS Cilacap. Ekspose pelabuhan untuk meningkatkan investasi.
d. Pengusaha Perikanan Pemantauan daerah penangkapan.
Produksi harian dari berbagai jenis ikan, sebagai sarana memperluas peluang pasar.
Harga komoditi perikanan. e. Peneliti
Kontinyuitas data produksi, upaya tangkap dan harga komoditas perikanan. Potensi lestari yang benar-benar berdasarkan data yang akurat.
Biologi ikan, antara lain panjang maksimum, minimum dan modus ikan yang tertangkap.
Kondisi oseanografi, guna memprediksi pola pengembangan perikanan prediksi pada masa yang akan datang. Kondisi ini mencakup, pola arus,
gelombang, curah hujan dan pasang-surut. 4.2.1.2 Formulasi permasalahan
Permasalahan merupakan kesenjangan antara tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan analisis kebutuhan dengan kemampuan pemenuhan
akibat adanya keterbatasan sumberdaya. Untuk melakukan pemecahan masalah maka berbagai kesenjangan yang ada perlu diformulasikan sehingga mencapai
taraf defenitif. Formulasi permasalahan yang muncul dalam sistem informasi pelabuhan
perikanan di Cilacap adalah : 1. Pengguna informasi kesulitan dalam mendapatkan data atau informasi
pelabuhan perikanan yang lengkap dan utuh.
2. Proses penggandaan data atau informasi oleh pihak pengguna untuk mendapatkan informasi terbaru sulit dilakukan.
3. Data-data yang ada masih tersebar dalam arsip-arsip seperti buku-buku statistik dan buku laporan tahunan.
4. Pemanfaatan teknologi komputer belum dilakukan secara optimal. Permasalahan yang ada telah diformulasikan kemudian dikaji lebih lanjut
untuk menentukan model sistem informasi pelabuhan perikanan yang mengakomodasikan berbagai kebutuhan dan memanfaatkan sumberdaya yang
ada. Adanya sistem informasi pelabuhan perikanan dapat menyediakan informasi pelabuhan perikanan yang dibutuhkan dengan benar, cepat, tepat
waktu dan akurat. Dengan tersedianya informasi tersebut, diharapkan dapat digunakan untuk menangani permasalahan yang terjadi.
4.2.1.3 Identifikasi sistem Identifikasi sistem merupakan suatu rantai hubungan antara pernyataan
dari kebutuhan-kebutuhan dengan pernyataan khusus dari masalah yang harus dipecahkan untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Identifikasi sistem
bertujuan untuk memberikan gambaran terhadap sistem yang dikaji dalam bentuk diagram. Diagram yang digunakan adalah diagram lingkar atau sebab
akibat causal loop yang kemudian diterjemahkan dalam diagram input output
black box diagram. 1. Diagram lingkar atau sebab akibat
Diagram lingkar atau diagram sebab akibat causal loop merupakan
penggambaran atau deskripsi elemen sistem dan interaksinya sehingga membentuk sistem. Diagram lingkar sistem pelabuhan perikanan di Cilacap
menggambarkan hubungan antara komponen dalam sistem tersebut. Diagram lingkar sistem pelabuhan perikanan dapat dilihat pada Gambar 10. Dari diagram
sebab akibat tersebut dapat dijelaskan bahwa dalam sistem pelabuhan perikanan di Cilacap didukung oleh beberapa faktor.
Adanya hubungan antara beberapa elemen sistem yang diekstrak dari analisis kebutuhan akan membentuk suatu sistem. Apabila Kelima
user dari sistem informasi serta komponen sumberdaya disebut dengan elemen-elemen
siistem informasi pelabuhan perikanan di PPSC maka terdapat keterkaitan yang komplek antara elemen-elemen tersebut. Keterkaitan tersebut membentuk suatu
aliran diagram sebab akibat yang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya seperti pada Gambar 10.
Gambar 10 Diagram alir sebab akibat sistem informasi pelabuhan perikanan SIMPELKAN di PPSC.
Aktor utama dalam proses penangkapan ikan adalah nelayan. Dalam operasinya nelayan cenderung untuk mencari daerah penangkapan dimana
terdapat sumberdaya perikanan. Keberhasilan penangkapan sangat ditunjang oleh hubungan yang saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung
antara alat tangkap dan kapal penangkapan. Jika kapal yang digunakan baik maka secara otomatis nelayan akan memperbaharui alat tangkap yang
dibawanya. Apabila proses penangkapan ini tidak di atur sedemikian rupa akan berpengaruh pada pengurangan sumberdaya ikan. Sebagai akibatnya nelayan
akan semakin sulit dalam usaha penangkapan dari tahun ketahun. Nelayan akan cenderung mendaratkan hasil tangkapan ikan ke tempat
pendaratan ikan yang menurut mereka baik dalam harga maupun pelayanan. Tempat pendaratan yang dimaksud disini adalah PPS Cilacap. Hasil tangkapan
ini akan rekap oleh pihak pelabuhan. Sehingga data dapat digunakan dalam usaha penangkapan yang berkelanjutan. Tidak hanya itu, pihak pelabuhan juga
mendata masalah lain yang terkait dengan operasi penangkapan ikan seperti
armada yang digunakan, jumlah nelayan dalam satu kali operasi, alat tangkap dan daerah penangkapan.
Data yang dikumpulkan oleh pihak pelabuhan akan dikumpulkan dalam satu berkas data yang utuh dan akurat. Keberhasilan analisis dalam suatu
sistem informasi memerlukan data yang kontinyu. Data tersebut akan diolah menjadi informasi. Selain data dari hasil operasi penangkapan pihak pelabuhan
juga mengumpulkan data yang digunakan dalam pengelolaan usaha perikanan. Informasi yang telah dikumpulkan dan diubah menjadi sistem informasi
akan sangat berguna baik bagi nelayan, pengusaha perikanan, peneliti ataupun lembaga pelabuhan. Sistem informasi yang ada juga diharapkan dapat
memperbaiki kinerja pelabuhan dengan penyediaan fasilitas dan penyedia jasa pelabuhan,
Hasil tangkapan yang direkap di pelabuhan dengan baik akan meningkatkan peluang pasar dan investasi, selain itu pasar akan berkembang
dengan baik apabila ditunjang oleh fasilitas yang memadai. Fasilitas yang memadai tidak akan terbentuk jika proses inventarisasi ataupun pengelolaan
pelabuhan tidak berjalan sinergis. Sinergis yang dimaksudkan adalah adanya hubungan timbal balik positif antara pihak nelayan sebagai penyedia data,
pelabuhan sebagai tempat pendaratan, rekapitulasi data dan pengelola pelabuhan secara menyeluruh serta pengusaha perikanan sebagai penyedia
pasar. Sistem informasi juga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan
nelayan secara tidak langsung. Hal ini dapat terjadi karena sistem informasi yang dibangun adalah sistem informasi yang berorientasi pada nelayan. Dalam
sistem informasi ini tersedia informasi mengenai daerah penangkapan yng optimal, harga jual berbagai jenis ikan serta kondisi oseanografi. Kondisi
oseanografi yang dibutuhkan oleh nelayan Kabupaten Cilacap adalah pasang surut. Hal ini disebabkan karena adanya kesulitan nelayan untuk dapat masuk
ke area pelabuhan untuk melakukan tambat labuh dan transaksi jual beli dikarenakan adanya sedimentasi di mulut alur pelayaran PPS Cilacap.
Akan tetapi dalam suatu kondisi tertentu kesejahteraan nelayan akan memburuk. Hal ini terjadi jika nelayan sebagai komponen utama produksi
menjual hasil tangkapannya tidak langsung ke TPI tengkulak. Akibatnya selain harga ikan dijual dibawah harga normal, nelayan juga akan terlilit banyak hutang
yang disebabkan karena ketidakmampuan mereka dalam membiayai operasi penangkapan ikan.
2. Diagram Input-Output Diagram
input output menginformasikan input-input yang diperlukan oleh sistem, untuk menghasilkan
output-output yang telah ditetapkan untuk dihasilkan dari sistem, serta parameter-parameter yang membatasi struktur sistem.
Input dapat berasal dari dalam sistem atau dari luar sistem.
Input dari dalam sistem adalah variabel yang ditentukan oleh fungsi dari sistem.
Input dapat terkontrol maupun tidak terkontrol,
input terkontrol dapat divariasikan selama operasi untuk menghasilkan kelakuan sistem sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan
output dapat berupa output yang tidak diharapkan atau output yang diharapkan. Output yang diharapkan merupakan pemenuhan kebutuhan spesifik dari hasil
analisis kebutuhan. Diagram
input-output merupakan diagram yang menggambarkan masukan dan keluaran serta kontrol dari sistem pelabuhan perikanan di Cilacap.
Diagram input-output sistem pelabuhan perikanan di Cilacap dapat dilihat pada Gambar 11. Dari Gambar 11 dapat dilihat bahwa suatu sistem informasi
pelabuhan perikanan di Cilacap didukung oleh input lingkungan, input terkontrol,
dan input tak terkontrol. Input lingkungan merupakan input yang berada di luar
sistem informasi pelabuhan perikanan yang berupa peraturan atau kebijakan pemerintah antara lain UU 31 tahun 2004 tentang perikanan dan UU 32 tahun
2004 tentang pemerintah daerah. Input terkontrol terdiri atas teknologi
penangkapan ikan, nelayan dan investasi. Teknologi penangkapan ikan termasuk ke dalam
input terkontrol karena keberadaannya mudah didapatkan. Begitu juga dengan tenaga kerja termasuk ke dalam
input terkontrol karena kebutuhan tenaga kerja dapat selalu terpenuhi. Hal ini disebabkan karena usaha
perikanan dapat menyerap tenaga kerja yang cukup besar, sehingga banyak penduduk Cilacap yang bekerja di bidang perikanan. Investasi untuk mendukung
usaha di pelabuhan perikanan juga mudah didapatkan. Nilai investasi ini dapat dikeluarkan dari modal pribadi nelayan Cilacap, juga bisa didapatkan dari
bantuan pinjaman modal dari KUD Mino Saroyo atau Bank dengan jumlah tertentu.
Input tak terkontrol terdiri atas musim penangkapan ikan, stok sumberdaya ikan serta harga ikan. Faktor-faktor tersebut termasuk input tak
terkontrol karena keberadaannya selalu berubah-ubah atau tidak tetap dan tidak
dapat diperkirakan dengan pasti. Input lingkungan, input terkontrol dan input tak
terkontrol bertujuan untuk menghasilkan dan memaksimalkan output yang
dikehendaki serta meminimalkan output yang tidak dikehendaki. Output yang
dikehendaki merupakan tujuan atau hasil akhir yang dapat memenuhi kebutuhan para pelaku sistem yang terdiri atas info harga ikan benar, info yang mendukung
optimasi pelayanan, manfaat efisiensi dan efektifitas pelayanan, peningkatan produksi.
Output yang tidak dikehendaki terdiri atas biaya operasi tinggi, sistem tidak andal, kelestarian SDI menurun, harga ikan rendah, serta pelayanan tidak
prima. Output ini dapat diminimalkan melalui pengendalian sistem informasi
meningkatkan input terkontrol.
Gambar 11 Diagram input-output sistem informasi pelabuhan perikanan.
4.3 Perancangan Sistem Informasi