Latar Belakang Makalah hukum perdata kepailitan

BAB I PENDAHULUAN Manusia adalah pengertian biologis ialah gejala alam, gejala biologika yaitu makhluk hidup yang mempunyai panca indra dan mempunyai budaya.sedangkan orang adalah pengertian yuridis ialah gejala dalam hidup bermasyarakat.dalam hukum yang menjadi pusat perhatian adalah orang atau person. Menurut hukum modern, seperti hukum yang berlaku sekarang di Indonesia, setiap manusia diakui sebagai manusia pribadi. Artinya diakui sebagai orang atau person. Karena itu, setiap manusia diakui sebagai subyek hukum yaitu pendukung hak dan kewajiban. Hak dan kewajiban perdata tidak bergantung kepada agama, golongan, kelamin, umur, warga Negara, ataupun orang asing. Demikian pula hak dan kewajiban perdata tidak tergantung pula kepada kaya atau miskin, kedudukan tinggi atau rendah dalam masyrakat, penguasa ataupun rakyat biasa, semuanya sama. Manusia sebagai pendukung hak dan kewajiban mulai sejak lahir dan baru berakhir apabila meninggal dunia. Pengecualian mulainya mendukung hak dan kewajiban dalam BW disebut pada pasal 2 yang menentukan sebagai berikut: a. Anak yang ada dalam kandungan seorang perempuan, dianggap sebagai telah dilahirkan, bilamana juga kepentingan si anak menghendakinya b. Mati sewaktu dilahirkan, dianggaplah ia tidak pernah telah ada Ketentuan yang termuat dalam pasal 2 BW diatas ini sering disebut “rechtfictie”

1.1 Latar Belakang

Setiap orang tiada terkecuali sebagai pendukung hak dan kewajiban atau subyek hukum, tetapi Tidak semua cakap hukum untuk melakukan perbuatan hukum. Orang-orang yang menurut undang-undang dinyatakan tidak cakap untuk melakukan perbuatan hukum adalah: 1. Orang-orang yang belum dewasa, yaitu anak yang belum dewasa mencapai umur 18 tahun atau belum pernah melangsungkan perkawinan pasal 1330 jo pasal 47 uu no.1 tahun 1974 2. Orang-orang yang ditaruh dibawah pengampuan, yaitu orang-orang dewasa tapi dalam keadaan dungu, gila, mata gelap, dan pemboros pasal 1330 BW jo pasal 433 BW 1 3. Orang-orang yang dilarang undang-undang untuk melakukan perbutan-perbuatan hukum terentu, misalnya orang yang dinyatakan pailit. pasal 1330 jo UU Kepailitan Jadi orang yang cakap untuk melakukan perbuatan hukum adalah orang yang dewasa dan sehat akal pikirannya derta tidak dilarang oleh suatu undang-undang untuk melakukan perbuatan-perbuatan hukum tertentu. Orang-orang yang belum dewasa dan orang-orang yang ditaruh dibawah pengampuan curatele dalam melakukan perbuatan-perbuatan hukum diawali oleh orang tuanya, walinya atau pengampuannya curator. Sedangkan penyelesaian hutang-piutang orang-orang yang dinyatakan pailit dilakukan oleh Balai Harta Peninggalan weeskamer Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan Debitor Pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh Kurator di bawah pengawasan Hakim Pengawas sebagaimana diatur dalam Undang - Undang. Kreditor adalah orang yang mempunyai piutang karena perjanjian atau Undang-Undang yang dapat ditagih di muka pengadilan. Debitor adalah orang yang mempunyai utang karena perjanjian atau undang-undang yang pelunasannya dapat ditagih di muka pengadilan. Sedangkan, debitor pailit adalah debitor yang sudah dinyatakan pailit dengan putusan Pengadilan. Kurator adalah Balai Harta Peninggalan atau orang perseorangan yang diangkat oleh Pengadilan untuk mengurus dan membereskan harta Debitor Pailit di bawah pengawasan Hakim Pengawas sesuai dengan Undang-Undang.

1.2 Identifikasi Masalah