Penyalut Yang Tahan Cairan Lambung

4 b. Adanya garam empedu dan lipase di usus halus garam empedu dalam jumlah kecil tidak terdapat dalam cairan lambung c. Adanya tripsin dan kimotripsin yang mempunyai aksi proteolitik, sehingga dapat merusak protein tertentu yang tidak rusak oleh pepsin.

2.1.4 Faktor Kualitas Salut Enterik

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas salut enterik, antara lain : a. Inti Inti harus diusahakan berbentuk bulat, tanpa sudut tajam, tidak tertutup, dengan derajat keretakan tertentu. b. Karakter fisik larutan bahan penyalut - Tegangan permukaannya : sebaiknya serendah mungkin agar memungkinkan pembasahan inti yang sempurna sehingga ikatan adhesi penyalut dan inti menjadi lebih kokoh. - Kekentalannya : seharusnya relatif rendah agar memungkinkan penyalutan yang tipis dan merata. Di sisi lain kekentalan yang rendah memungkinkan orientasi molekul lebih mudah memberikan struktur dengan kohesi yang baik dan lebih impermeable. c. Bahan tambahan - Bahan peliat : sifat bahan peliat berpengaruh pada permeabilitas salutan. Peliat yang tidak larut dalam air akan meningkatkan impermeabilitas air dietil ftalat, bahan peliat yang larut air diasetin tidak menguntungkan. - Serbuk inert : digunakan untuk memperbaiki pengeringan. Bila serbuk tersebut bersifat hidrofil titanium oksida, kalsium karbonat maka ia akan 5 mengurangi impermeabilitas film. Sebaliknya talk dan magnesium stearat merupakan senyawa hidrofob sehingga akan meningkatkan permeabilitas penyalut dan meningkatkan waktu hancur. d. Ketebalan penyalut Penyalut harus cukup tebal untuk memastikan ketahanan pada cairan lambung.Pada ketebalan yang rendah umumnya digunakan hanya untuk melindungi dari pengaruh luar. e. Teknologi pembuatan Penyalutan yang dilakukan dengan mesin berbeda baik turbin atau aliran udara akan dihasilkan kualitas penyalutan yang berbeda. Wagner menunjukkan bahwa dengan kualitas bahan penyalut yang sama, pembuatan tablet salut dengan teknik aliran udara menghasilkan penghancuran tablet yang lebih cepat dibandingkan dengan metode turbin Aiache, 1993.

2.2 Inflamasi

Inflamasi merupakan suatu respon biologis dari jaringan-jaringan vascular yang kompleks terhadap rangsangan yang dapat membahayakan seperti pathogen, iritan, dan kerusakan sel. Inflamasi adalah usaha protektif dari suatu organisme untuk menghilangkan stimuli yang merugikan sekaligus mengawali proses penyembuhan suatu jaringan Denko, 1992. Respons inflamasi adalah reaksi local yang melibatkan pelepsan substansi antibakteri yang menjaga tubuh dari serangan zat asing. Proses inflamasi