Perumusan Masalah Manfaat Penelitian Jenis dan Rancangan Penelitian Metode Pengambilan Sampel Metode Pengumpulan Data Defenisi Operasional

pada kelompok seksio sesarea darurat 14,5 dibandingkan dengan kelompok seksio sesarea selektif 6,8 Bergholt, 2003. Hasil survei awal yang penulis lakukan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan, diketahui jumlah ibu bersalin dengan seksio sesarea pada tahun 2013 yaitu sebanyak 193 dari 289 persalinan. Sedangkan pada tahun 2014 yang melakukan seksio sesarea sebanyak 159 dari 208 persalinan. Dengan demikian proporsi ibu bersalin dengan seksio sesarea di Rumah Sakit tersebut tahun 2013- 2014 adalah sebesar 71. Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik ibu bersalin dengan seksio sesarea di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2013-2014.

1.2 Perumusan Masalah

Belum diketahuinya karakteristik ibu bersalin dengan seksio sesarea di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2013 – 2014.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1Tujuan Umum Mengetahui karakteristik ibu bersalin dengan seksio sesarea di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2013 – 2014.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui distribusi proporsi ibu bersalin dengan seksio sesarea berdasarkan sosiodemografi yang meliputi : umur, suku, agama, dan pekerjaan. Universitas Sumatera Utara b. Mengetahui distribusi proporsi ibu bersalin dengan seksio sesarea berdasarkan mediko obstetri meliputi : paritas, jarak persalinan, riwayat penyakit, riwayat kehamilan, riwayat persalinan dan komplikasi tindakan dari persalinan. c. Mengetahui distribusi proporsi ibu bersalin dengan seksio sesarea berdasarkan indikasi seksio sesarea. d. Mengetahui distribusi proporsi ibu bersalin dengan seksio sesarea berdasarkan status rawatan yang meliputi : lama rawatan, sumber biaya, keadaan ibu sewaktu pulang. e. Mengetahui distribusi proporsi umur berdasarkan indikasi seksio sesarea. f. Mengetahui distribusi proporsi paritas berdasarkan indikasi seksio sesarea. g. Mengetahuidistribusi proporsi lama rawatan berdasarkan riwayat penyakit. h. Mengetahui distribusi proporsi lama rawatan berdasarkan riwayat kehamilan. i. Mengetahui distribusi proporsi lama rawatan berdasarkan komplikasi tindakan persalinan seksio sesarea. j. Mengetahui distribusi proporsi lama rawatan berdasarkan indikasi seksio sesarea Universitas Sumatera Utara

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Sebagai bahan informasi dan masukan bagi pihak Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan dalam upaya peningkatkan pelayanan terutama dalam menangani masalah seksio sesarea. 1.4.2 Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan penulis. 1.4.3 Sebagai sarana dalam meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis mengenai persalinan seksio sesarea. Universitas Sumatera Utara 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Jenis Seksio Sesarea

2.1.1 Pengertian Seksio Sesarea

Istilah seksio sesarea berasal dari bahasa latin caedere yang artinya memotong. Seksio sesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut abdomen dan dinding rahim uterus dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram Prawirohardjo,2005. Defenisi lainnya menyebutkan seksio sesarea adalah cara melahirkan janin dengan sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Seksio sesarea adalah histerotomia untuk melahirkan janin dari dalam rahim Mochtar, 1998.

2.1.2 Jenis Seksio Sesarea

Ada beberapa jenis seksio sesarea yang dikenal yaitu : 1. Seksio sesarea klasik atau korporal dengan insisi memanjang pada korpus uteri kira-kira 10 cm. Kelebihan, mengeluarkan janin lebih cepat, tidak mengakibatkan kandung kemih tertarik dan sayatan bisa diperpanjang proksimal atau distal. Kekurangan, infeksi mudah menyebar secara intra abdomen karena tidak ada reperitonealisasi yang baik Oxorn, 2003. 2. Seksio sesarea ismika propunda atau low carvical dengan insisi pada segmen bawah rahim dilakukan dengan membuat sayatan melintang konkaf pada segmen bawah rahim kira-kira 10cm. Kelebihan, penjahitan luka lebih mudah, penutupan luka dengan reperitonealisasi yang baik, perdarahan kurang, tumpang tindih dari peritoneal flap baik sekali untuk Universitas Sumatera Utara menahan penyebaran isi uterus ke rongga peritonium. Kekurangan, luka dapat menyebar kekiri, kanan dan bawah sehingga dapat menyebabkan arteri uterine putus sehingga mengakibatkan perdarahan banyak dan keluhan pada kandung kemih postporatif tinggi Oxorn, 2003. 3. Seksio sesarea ekstraperitonealis, yaitu seksio sesarea berulang pada seorang pasien yang pernah melakukan seksio sesarea sebelumnya. Biasanya dilakukan di atas bekas luka yang lama. Tindakan ini dilakukan dengan insisi dinding dan fasia abdomen sementara peritoneum dipotong ke arah kepala untuk memaparkan segmen bawah uterus sehingga uterus dapat dibuka secara ekstraperitoneum. Pada saat ini pembedahan ini tidak banyak dilakukan lagi untuk mengurangi bahaya infeksi puerperal Oxorn, 2003. 4. Seksio sesarea histerektomi, yaitu bedah seksio sesarea dengan pengangkatan rahim bagi wanita yang tidak menginginkan anak lagi Rasjidi, 2009. Pengangkatan rahim biasanya dilakukan karena adanya kelainan uterus atau kelainan dalam pelvis sehingga diperlukan sterilisasi pada waktu nifas. Pada persalinan ini biasanya perdarahan cukup banyak sehingga memerlukan transfuse darah dan perlukaan pada saluran kemih juga sering terjadi Pritchard, 1991. Universitas Sumatera Utara

2.2 Indikasi Seksio Sesarea

2.2.1 Indikasi Medis

Persalinan dengan seksio sesarea sebaiknya dilakukan hanya bila ada indikasi medis dengan memperhatikan kesehatan ibu maupun bayinya. Indikasi medis menunjukkan adanya kelainan, baik pada ibu maupun janin. Artinya, janin atau ibu dalam keadaan gawat dan hanya dapat diselamatkan jika persalinan dilakukan dengan jalan seksio sesarea, dengan tujuan untuk memperkecil terjadinya risiko yang membahayakan jiwa ibu dan bayinya. Oleh karena itu, sebaiknya seksio sesarea dilakukan hanya jika ada alasan – alasan khusus secara medis yang mendasarinya Rahardjo, 2008.

a. Indikasi ibu

1. Plasenta previa

Plasenta previa adalah kondisi di mana posisi plasenta terlalu dekat atau bahkan menutupi serviks. Plasenta adalah organ vital yang menjadi jembatan antara ibu dengan bayi dan memberi suplai nutrisi melalui tali pusar janin. Jika kondisi plasenta previa terus berlangsung sampai saat kandungan semakin tua, dapat menyebabkan perdarahan dalam trimester ketiga. Bisa juga menyebabkan kelahiran dini yang membuat bayi lahir prematur. Jika plasenta menutupi seluruh serviks atau sebagian dari serviks saat akan melahirkan sulit diharapkan bisa melahirkan dengan normal atau jika terpaksa harus dengan seksio sesarea Leveno, 2004 . Seksio sesarea pada plasenta previa selain untuk mengurangi kematian bayi, juga terutama dilakukan untuk kepentingan ibu. Persalinan dengan seksio sesarea biasanya Universitas Sumatera Utara dilakukan untuk menolong agar janin segera lahir sebelum mengalami kekurangan oksigen atau keracunan air ketuban dan menghentikan perdarahan yang mengancam nyawa ibu Djallalludin., 2004

2. Disproporsi sefalopelvik

Disproporsi sefatopelvik menggambarkan ketidaksesuaian antara kepala janin dan panggul ibu sehingga janin tidak dapat keluar melalui vagina. Mencakup panggul sempit contracted pelvis fetus yang tumbuhnya terlampau besar atau adanya ketidakseimbangan relatif antara ukuran bayi dan ukuran pelvis Oxorn H., 2003. Batas terendah untuk melahirkan janin vias naturalis adalah conjugata vera = 8 cm. Panggul dengan conjugata vera = 8 cm dapat dipastikan tidak dapat melahirkan janin dengan normal dan harus diselesaikan dengan seksio sesarea Manuaba, 1999.

3. Partus Tak Maju

Persalinan dikatakan lama jika berlangsung lebih dari 24 jam. Persalinan lama disebabkan oleh kontraksi abnormal, defiensi keterlambatan dilatasi serviks dan abnormalitas penurunan bagian presentasi janin. Masalah kegagalan kemajuan persalinan akan berdampak pada janin berupa trauma, kerusakan hipoksis, infeksi dan pada ibu berakibat penurunan semangat, kelelahan, dehidrasi, asidosis, infeksi dan risiko rupture uterus. Persalinan lama menimbulkan efek berbahaya yang dapat menimbulkan kematian perinatal pada ibu dan anak maka perlu segera dilakukan seksio sesarea untuk penangannya Liu, 2007. Universitas Sumatera Utara

4. Preeklampsia

Preeklamsia merupakan kodisi yang hanya terjadi selama kehamilan yang dikarakteristikkan dengan peningkatan tekanan darah dan proteinuria. Berbeda dengan tekanan darah tinggi menahun. Jadi sebelumnya, ibu hamil tidak pernah mengalami tekanan darah tinggi. Diagnosis preeklamsia ditegakkan bila ditemukan gejala hipertensi yang awal dan tiba – tiba setelah umur kehamilan 20 minggu. Sejauh ini penyebab preeklamsia belum diketahui pasti namun diduga terjadi karena kekurangan aliran darah menuju ginjal, kadar air terlalu tinggi dan aliran darah dari ibu ke plasenta berkurang sehingga mengurangi jumlah zat makanan yang dibutuhkan janin. Makanya, preeklamsia yang semakin parah atau berlangsung lama bisa menghambat pertumbuhan janin. Preeklamsia berat adalah preeklamsia yang terjadi secara mendadak. Wanita dapat dengan cepat mengalami eklamsia. Hal ini merupakan kedaruratan obstetri dan penatalaksanaannya harus segera dilakukan dengan seksio sesarea Taber, 1994.

5. Distosia serviks

Distosia adalah persalinan abnormal sulit yang ditandai dengan kelambatan atau tidak adanya kemajuan proses persalinan dalam waktu tertentu Achadiat, 2004. Persalinan yang sulit ini dapat disebabkan oleh berbagai penyebab misalnya tenaga untuk mendorong janin keluar kurang kuat, kelainan letak atau kelainan fisik janin serta kemungkinan adanya kalainan jalan lahir. Bila dalam persalinan dengan penyulit tersebut tidak bisa ditangani, maka diperlukan tindakan seksio sesarea segera. Pada distosia Universitas Sumatera Utara serviks primer penanganannya adalah pengawasan persalinan secara seksama di rumah sakit. Sedangkan pada distosia serviks sekunder penangannya harus segera dilakukan seksio sesarea sebelum jaringan parut serviks yang dapat menjalar ke atas sampai segmen bawah uterus Leveno, 2004.

6. Pernah seksio sesarea sebelumnya

Pada wanita yang pernah mengalami seksio sesarea sebelumnya biasanya kembali mengalami hal yang sama pada kehamilan dan persalinan berikutnya. Hal ini disebabkan karena mengingat adanya bahaya ruptura uteri karena seksio sesarea sebelumnya. Namun wanita yang pernah mengalami seksio sesarea sebelumnya dapat diperbolehkan untuk bersalin pervaginam kecuali jika sebab seksio sesarea sebelumya adalah mutlak karena adanya kesempitan panggul Achadiat, 2004.

b. Indikasi janin

1. Bayi terlalu besar

Berat bayi lahir sekitar 4000 gram atau lebih giant baby menyebabkan bayi sulit keluar dari jalan lahir. Umumnya pertumbuhan janin yang berlebihan karena ibu menderita kencing manis diabetes mellitus yang biasanya disebut bayi besar objektif. Hal ini bisa terjadi karena kencing manis pada ibu hamil menyebabkan janin memproduksi hormone insulin berlebih. Sebab, janin berusaha untuk menetralisir kadar gula yang terlalu tinggi. Padahal, hormon insulin ini ternyata pada janin juga berfungsi sebagai hormone pertumbuhan. Akibatnya, janin pun tumbuh melebihi Universitas Sumatera Utara ukuran normal. Sehingga, waktu lahir badannya besar dan menyulitkan saat persalinan Musbikin, 2005.

2. Kelainan Letak Bayi

Letak sungsang saat ini lebih banyak bayi letak sungsang yang lahir dengan seksio sesarea. Hal ini karena risiko kematian dan cacatkecelakaan lewat vagina spontan jauh lebih tinggi. Lebih dari 50 bayi pernah mengalami letak sungsang dalam kurun 20 minggu kehamilan. Penyebab letak sungsang sering tidak diketahui pasti, secara teori dapat terjadi karena faktor ibu seperti kelainan bentuk rahim, tumor jinak rahim atau mioma, letak plasenta lebih rendah. Letak lintang merupakan kelainan letak janin di dalam rahim pada kehamilan tua hamil 8-9 bulan yaitu kepala ada di samping kanan atau kiri dalam rahim ibu. Bayi letak lintang tidak dapat lahir melalui jalan lahir biasa karena sumbu tubuh janin melintang terhadap sumbu tubuh ibu tidak sama sehingga bayi membutuhkan pertolongan seksio sesarea Manuaba, 2001.

3. Gawat Janin Fetal distress

Gawat janin merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan bahwa janin dalam keadaan bahaya. Keadaan ini biasanya dinilai dengan menghitung denyut jantung janin dan memeriksa kemungkinan adanya mekonium di dalam cairan amnion. Disebut gawat janin bila ditemukan denyut jantung janin diatas 160menit atau dibawah 100menit, denyut jantung tidak teratur. Gawat janin terjadi bila janin tidak menerima cukup oksigen, sehingga mengalami hipoksia. Situasi ini dapat terjadi dalam Universitas Sumatera Utara bentuk akut yang membahayakan jika tali pusar turun ke dalam vagina diatas bayi dan bentuk kronis dapat terjadi jika ibu mempunyai penyakit kardiovaskular. Keadaan gawat janin pada tahap persalinan, memungkinkan dokter memutuskan untuk melakukan operasi Prawirohardjo, 2005.

4. Bayi Kembar

Kehamilan kembar adalah kehamilan dengan 2 janin atau lebih. Kehamilan kembar dapat memberi risiko yang lebih tinggi terhadap ibu dan bayi. Tindakan seksio sesarea dalam kehamilan kembar jika terdapat komplikasi obstetrik atau adanya pertumbuhan intrauterus yang buruk, terdapat presentasi yang abnormal pada kembar pertama,diameter pelvis ibu mengecil, dan pernah seksio sesarea sebelumnya Liu., 2007. Oleh karena itu dalam menghadapi kehamilan kembar harus dilakukan pengawasan hamil yang lebih intensif. Namun jika ibu mengandung 3 janin atau lebih maka sebaiknya menjalani seksio sesarea. Hal ini akan menjamin bayi-bayi tersebut dilahirkan dalam kondisi sebaik mungkin dengan trauma minimum Chapman, 2013.

2.2.2 Indikasi Sosial

Selain indikasi medis terdapat indikasi sosial untuk dilakukannya persalinan secara seksio sesarea yang timbul karena permintaan pasien meskipun untuk dilakukan persalinan normal tidak ada masalah atau kesulitan yang bermakna. Indikasi sosial biasanya sudah direncanakan terlebih dahulu. Indikasi sosial timbul oleh karena permintaan pasien walaupun tidak ada masalah atau Universitas Sumatera Utara kesulitan dalam persalinan normal. Hal ini didukung oleh adanya mitos – mitos yang berkembang di masyarakat Manuaba., 1999. Persalinan yang dilakukan dengan seksio sessarea sering dikaitkan dengan masalah kepercayaan yang masih berkembang di Indonesia. Masih banyak penduduk di kota – kota besar mengaitkan waktu kelahiran dengan peruntungan nasib anak dilihat dari faktor ekonomi. Tentunya tindakan seksio sesarea dilakukan dengan harapan apabila anak dilahirkan pada tanggal dan jam sekian, maka akan memperoleh rezeki dan kehidupan yang baik Mochtar, 1998. Dalam beberapa kalangan masyarakat seksio sesarea dilakukan bukan karena indikasi medis tetapi atas dasar permintaan dari calon ibu karena takut melahirkan secara normal alami. Sekarang ini banyak para ibu yang merasa begitu ketakutan untuk melahirkan secara alami atau persalinan melalui vagina. Ketakutan ini sering terjadi karena mendengar cerita – cerita yang mengerikan dari kerabat atau teman – teman tentang pengalaman mereka saat melahirkan bayinya secara alami. Hal ini banyak para calon ibu yang memilih untuk melakukan seksio sesarea untuk melahirkan bayinya Maulana, 2008. Alasan lain yang diberikan umumnya agar bisa memilih tanggal lahir seperti yang didinginkan, juga untuk alasan praktis seperti sang ibu tidak perlu tersiksa harus mengejan. Selain itu, rasa nyeri yang ditimbulkan saat proses kelahiran juga tidak terlalu separah melahirkan normal karena adanya pembiusan lokal maupun total. Banyaknya permintaan operasi seksio sesarea tanpa rekomendasi medis diduga karena kurangnya informasi tentang hal itu. Padahal risiko seksio sesarea banyak dan lebih berbahaya dibandingkan persalinan normal. Universitas Sumatera Utara

2.3 Komplikasi Tindakan Seksio Sesarea

Persalinan dengan tindakan operasi sesarea selalu menimbulkan komplikasi pada ibu dan neonatus yang lebih berat, baik yang terjadi secara mendadak maupun yang terjadi setelah perawatan. Komplikasi utama persalinan seksio sesarea adalah kerusakan organ – organ seperti vesika urinaria dan uterus saat dilangsungkan operasi, komplikasi anestesi, perdarahan, infeksi. Kematian ibu juga lebih besar pada persalinan seksio sesarea dibandingkan persalinan pervaginam, meskipun sulit memastikan terjadi karena prosedur operasinya atau karena alasan yang menyebabkan ibu hamil tersebut harus dioperasi Rasjidi, 2009. Komplikasi yang terjadi setelah tindakan seksio sesarea adalah sebagai berikut :

2.3.1 Komplikasi Pada Ibu

Manuaba, 1998 Terjadi “trias komplikasi” ibu yaitu perdarahan, infeksi, dan trauma jalan lahir. 1. Perdarahan Perdarahan merupakan komplikasi yang paling gawat, memerlukan tranfusi darah dan merupakan penyebab kematian ibu yang paling utama. Penyebab perdarahan pada tindakan operasi dapat disebabkan karena banyaknya pembuluh darah terputus dan terbuka, atonia uteri, perdarahan karena mola hidatidosa atau korio karsinoma, dan solusio plasenta dengan pelepasan plasenta yang menimbulkan perdarahan dari tempat implantasi plasenta. Universitas Sumatera Utara 2. Infeksi Setiap tindakan operasi selalu diikuti oleh kontaminasi bakteri, sehingga menimbulkan infeksi. Infeksi makin meningkat apabila didahului oleh keadaan umum yang rendah berupa anemia saat hamil, Perlukaan operasi yang menjadi jalan masuk bakteri, infeksi karena terdapat retensio plasenta atau rest plasenta, dan pelaksanaan operasi persalinan yang kurang memenuhi prinsip asepatik dan antiseptik. 3. Trauma tindakan operasi persalinan Operasi merupakan tindakan paksa pertolongan persalinan sehingga menimbulkan trauma jalan lahir. Trauma operasi persalinan antara lain berupa luka kandung kemih, dan kurang kuatnya parut pada dinding uterus pada persalinan dengan seksio sesarea sebelumnya sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi rupture uteri

2.3.2 Komplikasi Pada Bayi

Terjadi “trias komplikasi” bayi dalam bentuk: asfiksi, trauma tindakan, dan infeksi.

1. Asfiksia

Kondisi di mana bayi tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Hal ini dapat terjadi oleh karena tekanan langsung pada kepala sehingga menekan pusat – pusat vital pada medulla oblongata, aspirasi air ketuban, mekonium dan perdarahan atau edema jaringan saraf pusat. Universitas Sumatera Utara 2. Trauma langsung pada bayi Trauma lahir merupakan perlukaan pada bayi baru lahir yang terjadi dalam proses persalinan atau kelahiran bayi. Trauma dapat menyebabkan fraktura ekstremitas, dislokasi persendian, paralisis Erb, fraktura tulang kepala bayi, perdarahan atau edema jaringan otak, trauma langsung pada mata, telinga, hidung, dan lainnya. 3. Infeksi Infeksi ringan sampai sepsis yang dapat terjadi pada janin sebagai akibat dari tindakan pertolongan persalinan yang kurang memenuhi prinsip asepsis dan antiseptik yang dapat memperburuk keadaan bayi dan bahkan dapat menyebabkan kematian.

2.4 Epidemiologi

2.4.1 Distribusi dan Frekuensi

Pada tahun – tahun terakhir ini seksio sesarea meningkat tajam, sebagian besar karena melusnya pengenalan gawat janin yang jelas maupun yang masih merupakan dugaan. Berdasarkan data WHO pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2003 terus mengalami peningkatan, proporsi seksio sesarea di Kanada 22,5. Sedangkan tahun 2004, proporsi seksio sesarea di Inggris mencapai angka 24,5 Azman, 2014. Berdasarkan data WHO, Christilaw 2006 mengungkapkan bahwa pada tahun 1970an angka seksio sesarea di seluruh dunia hanya 5-7 dari seluruh persalinan. Namun, tahun 2003 angkanya telah mencapai 25-30 dari seluruh persalinan. Hasil penelitian dari Souza et al 2010 terhadap 286.565 persalinan di Universitas Sumatera Utara 373 fasilitas kesehatan dari 24 negara kurun waktu 2004-2008, ditemukan seksio sesarea sebesar 25,7. Di Andalusia Spanyol, angka seksio sesarea yakni 24,8 dari 293.558 anak yang dilahirkan periode 2007-2009 Marquez et al 2011. Di Amerika Serikat, presentase persalinan seksio sesarea sebesar 43, sedangkan presentase di Asia sebesar 30 Pandensolang, 2012. Angka kejadian seksio sesarea di Indonesia pada tahun 2007 adalah 921.000 dari 4.039.000 persalinan atau sekitar 22,8 dari seluruh persalinan. Dengan berkembangnya kecanggihan bidang ilmu kedokteran kebidanan, serta kemajuan dalam antibiotik, transfusi darah, anastesi dan teknik operasi yang lebih sempurna sehingga seksio sesarea menjadi alternatif persalinan tanpa indikasi medis yang cukup kuat karena dianggap lebih mudah dan nyaman Hasibuan. 2011. Di Indonesia berdasarkan survei demografi dan kesehatan pada tahun 2011, angka persalinan secara seksio sesarea secara nasional rata - rata 22,5 dari seluruh persalinan. Berdasarkan hasil SDKI 2007 angka seksio sesarea meningkat dari 6,8 menjadi 15,3 pada hasil Rikesdas 2010. Di RSU Pringadi medan tahun 2005 proporsi persalinan dengan seksio sesarea tercatat 36,22 yaitu sebanyak 393 kasus dari 809 persalinan, dengan indikasi medis 94,7 dan indikasi sosial 5,3 Ginting, 2007. Peningkatan persalinan dengan seksio sesarea ini disebakan karena berkembangnya indikasi medis dan makin kecilnya risiko mortalitas pada seksio sesarea yang didukung dengan kemajuan tehnik operasi dan anesthesia, serta ampuhnya antibiotika dan kemotherapi Mochtar, 1998. Universitas Sumatera Utara

2.4.2 Faktor Determinan Seksio Sesarea

Faktor determinan seksio sesarea adalah faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan pengeluaran janin dengan cara pembedahan. Faktor-faktor tersebut antara lain:

a. Faktor Sosiodemografi 1.

Faktor Umur Ibu Umur reproduksi optimal bagi seorang ibu adalah antara 20 - 35 tahun karena pada usia tersebut, rahim sudah siap menerima kehamilan, mental sudah matang dan sudah mampu merawat bayi dan dirinya. Sedangkan umur dibawah dan di atas umur tersebut akan meningkatkan risikokehamilan dan persalinan. Pada usia muda organ-organ reproduksi seorang wanita belum sempurna secara keseluruhan dan perkembangan kejiwaan belum matang sehingga belum siap menjadi ibu dan menerima kehamilannya dimana hal ini dapat berakibat terjadinya komplikasi obstetri yang dapat meningkatkan angka kematian ibu dan perinatal Richjati, 2003. Ibu yang berumur kurang dari 20 tahun, rahim dan bagian tubuh lainnya belum siap untuk menerima dan memperhatikan kehamilannya. Sedangkan ibu yang yang berumur lebih dari 35 tahun mempunyai risiko 3 kali lebih besar terjadinya persalinan seksio sesarea dibandingkan dengan umur di bawah 35 tahun karena fungsi rahim dan bagian tubuh lainnya sudah menurun Wirakusumah, 1994. Universitas Sumatera Utara

2. Kepercayaan

Persalinan yang dilakukan dengan seksio sesarea sering dikaitkan dengan masalah kepercayaan yang masih berkembang di masyarakat. Melahirkan merupakan suatu peristiwa yang dianggap sacral, sehingga dalam pelaksanaannya biasanya disesuaikan dengan kepercayaan yang dianut oleh ibu mulai dari awal kehamilan sampai waktu persalinan nanti. Disisi lain persalinan mempengaruhi kondisi pelayanan kesehatan dimana masih banyak penduduk di kota - kota besar mengaitkan waktu kelahiran dengan peruntungan nasib anak dengan harapan apabila anak dilahirkan pada tanggal dan jam sekian maka akan memperoleh rejeki dan kehidupan yang lebih baik Christina, 1996.

3. Tingkat Pendidikan

Pendidikan formal maupun non – formal dapat memberikan pengetahuan bagi seseorang, termasuk kepada ibu hamil. Tingkat pendidikan yang ditempuh seseorang adalah salah satu factor demografi yang mempengaruhi kondisi kesehatan individu dan masyarakat. Seseorang dengan tingkat pendidikan tinggi akan mudah menerima informasi kesehatan dan secara aktif berusaha mencari informasi yang berhubungan dengan kesehatan. Ibu dengan pendidikan lebih tinggi cenderung lebih memperhatikan kesehatannya selama kehamilan bila dibanding dengan ibu yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Pendidikan ibu merupakan salah satu faktor penting dalam usaha menjaga kesehatan ibu, anak dan juga keluarga. Dengan pengetahuan tentang jenis persalinan, seorang wanita hamil juga Universitas Sumatera Utara dapat lebih mandiri menentukan jenis persalinan yang akan dilalui. Semakin tinggi pendidikan formal seorang ibu diharapkan semakin meningkat pengetahuan dan kesadarannya dalam mengantisipasi kesulitan dalam kehamilan dan persalinannya, sehingga timbul dorongan untuk melakukan pengawasan kehamilan secara berkala dan teratur Andree, 2006.

4. Pekerjaan

Pekerjaan juga sering dikaitkan dengan tingkat sosio ekonomi yang berpengaruh terhadap layanan kesehatan. Wanita pekerja dimungkinkan lebih mandiri untuk menentukan jenis layanan kesehatan kehamilan dan persalinannya dibanding wanita yang tidak memiliki penghasilan sendiri. Meskipun demikian, jenis dan kualitas layanan kesehatan juga tetap dipengaruhi status pekerjaan suami maupun tingkat sosial ekonomi keluarga. Beberapa alasan yang mendasari kecenderungan melahirkan dengan seksio sesarea semakin meningkat terutama di kota-kota besar, seperti di Jakarta banyak para ibu yang bekerja. Mereka sangat terikat dengan waktu. Mereka sudah memiliki jadwal tertentu, misalnya kapan harus kembali bekerja Wirakusumah, 1994.

5. Ekonomi

Status ekonomi sering dinyatakan dalam pendapatan keluarga yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan hidup, kebutuhan kesehatan termasuk kebutuhan gizi, bahan persiapan kelahiran, tenaga kesehatan, dan transportasi sarana angkutan yang mempengaruhi kondisi kehamilan dan proses persalinan. Dalam menghadapi persalinan dengan seksio sesarea Universitas Sumatera Utara penting dilakukan perencanaan ekonomi karena biaya yang harus dilakukan tidak kecil. Oleh karena itu, kemapuan keuangan menjadi salah satu pertimbangan dalam mengambil keputusan melahirkan dengan seksio sesarea Yeyeh, Ai. 2009.

b. Faktor Mediko-Obstetri

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada faktor mediko obstetri adalah paritas, jarak persalinan, riwayat penyakit, riwayat kehamilan dan riwayat persalinan, dimana hal ini akan memberi gambaran atau prognosa pada kehamilan dan persalinan berikutnya. 1. Paritas Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami oleh ibu sebelum kehamilan atau persalinan saat ini. Paritas dikategorikan menjadi 4 kelompok yaitu: 1. Nullipara adalah ibu dengan paritas 0 2. Primipara adalah ibu dengan paritas 1 3. Multipara adalah ibu dengan paritas 2-5 4. Grande Multipara adalah ibu dengan paritas 5 Persalinan yang pertama sekali biasanya mempunyai resiko yang relatife tinggi terhadap ibu dan anak, akan tetapi risiko ini menurun pada paritas kedua dan ketiga dan akan meningkat lagi pada paritas keempat dan seterusnya Mochtar, 1998. Paritas yang paling aman jika ditinjau dari sudut kematian maternal adalah paritas 2 dan 3 Prawirohardjo, 2007. Universitas Sumatera Utara Resiko untuk terjadinya persalinan seksio sesarea pada primipara 2 kali lebih besar dari pada multipara Wirakusumah, 1994.

2. Jarak Persalinan

Seorang wanita yang hamil dan melahirkan kembali dengan jarak yang pendek dari kehamilan sebelumnya akan memberikan dampak yang buruk terhadap kondisi kesehatan ibu dan bayi. Hal ini disebabkan karena bentuk dan fungsi organ reproduksi belum kembali dan sempurna. Sehingga fungsinya terganggu apabila terjadi kehamilan dan persalinan kembali. Seorang wanita setelah melahirkan membutuhkan 2 sampai 3 tahun untuk memulihkan tubuhnya dan mempersiapkan dirinya pada persalinan berikutnya dan memberi kesempatan pada luka untuk sembuh dengan baik. Jarak persalinan yang pendek akan meningkatkan risiko terhadap ibu dan anak Mochtar, 1998.

3. Riwayat Penyakit

Berbagai macam penyakit yang dapat menyertai ibu pada saat kehamilan atau terdapat riwayat penyakit sebelumnya yang dapat mempengaruhi kehamilan dan persalinan. Perlu diperhatikan karena penyakit tersebut dapat membahayakan keselamatan ibu dan anak pada saat persalinan. Adapun penyakit penyerta pada ibu hamil maupun bersalin yaitu : 1. Penyakit Jantung, dimana terjadi perubahan dalam kardiovaskular yang biasanya masih dalam batas fisiologi oleh karena jantung bekerja lebih berat sehingga penyediaan kecukupan terganggu dan janin mengalami kekurangan oksigen serta gangguan kehamilan Judi, 2002. Universitas Sumatera Utara 2. Asma Bronkiale merupakan salah satu penyakit saluran nafas yang sering dijumpai dalam kehamilan dan persalinan. Asma saat kehamilan terutama asma yang berat dan tidak terkontrol dapat menyebabkan peningkatan risiko komplikasi perinatal seperti preeklampsia, kematian perinatal, prematur dan berat badan lahir rendah, perdarahan antepartum dan persalinan dengan seksio sesareaJudi, 2002. 3. Diabetes Melitus dapat terjadi perubahan metabolisme endokrin dan karbohidrat untuk menunjang pemasokan makanan bagi janin serta persiapan untuk menyusui. Glukosa berdifusi melalui plasenta sehingga kadar dalam darah janin hampir menyerupai kadar dalam darah ibu. Dimana, bayi sangat besar yang menyebabkan komplikasi seperti , kelainan letak janin, insufisiensi plasenta sehingga harus dengan tindakan seksio sesrea dan lebih mudah terjadi infeksi Maulana, 2008. 4. Hipertensi dalam kehamilan yang disertai proteinuria dengan tekanan darah ≥ 14090 mmHg sehingga terjadi preeklamsia dan sering terjadi arupsio plasenta yang menyebabkan terputusnya pasokan oksigen dan zat gizi janin sehingga janin bisa meninggal. Jika kondisi semakin memburuk disarankan untuk mengakhiri kehamilan dengan tindakan seksio sesarea Judi, 2002. 5. Penyakit infeksi seperti HIV atau penyakit menular seksual lainnya yang mungkin akan menular pada bayi selama proses persalinan normal sehingga harus dengan tindakan seksio sesarea Judi, 2002. Universitas Sumatera Utara

4. Riwayat Kehamilan

Riwayat kehamilan yang berhubungan dengan risiko adalah pernah mengalami hiperemesis, perdarahan, abortus, preeklamsi dan eklamsi. Dengan memperoleh informasi tentang ibu secara lengkap pada masa lalu, diharapkan risiko kehamilan yang dapat memperberat keadaan ibu dan janin dapat diatasi dengan pengawasan obstetrik yang lebih baik Djallalludin, 2004.

5. Riwayat Persalinan

Riwayat persalinan yang berisiko tinggi adalah persalinan yang pernah mengalami bedah sesarea sebelumnya, ekstraksi vacuum, forcep, melahirkan prematureBBLR, partus lama, ketuban pecah dini dan melahirkan bayi lahir mati Wirakusumah, 1994. Riwayat persalinan seksio sesarea mempunyai risiko 6 kali lebih besar untuk terjadinya persalinan seksio sesarea pada kehamilan berikutnya Christina, 1996. Berdasarkan riwayat persalinan pada anak pertama, riwayat persalinan dengan seksio sesarea meningkatkan resiko terjadinya berbagai jenis komplikasi pada kehamilan kedua seperti preeklamsia, plasenta previa, rupture uteri dibandingkan dengan riwayat persalinan pervaginam Pandensolang,2012. Universitas Sumatera Utara

2.5 Kerangka konsep

Berdasarkan kajian teoriris yang telah dikemukakan diatas, maka dapat disusun kerangka konsep penelitian seperti digambarkan di bawwah ini Karakteristik Ibu Bersalin dengan Seksio Sesarea 1. Sosiodemografi Umur Suku Agama Pekerjaan

2. Mediko Obstetri

Paritas Jarak persalinan Riwayat penyakit Riwayat kehamilan Riwayat persalinan Komplikasi

3. Indikasi Seksio Sesarea

Indikasi Medis Indikasi Sosial

4. Pelayanan Rumah Sakit

Lama rawatan Sumber biaya Keadaan ibu sewaktu pulang Universitas Sumatera Utara 29 BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bersifat deskriptif dengan desain case seriesSwarjana,2012.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan. Pemilihan lokasi penelitian ini atas pertimbangan bahwa rumah sakit yang mempunyai fasilitas atau peralatan dalam melakukan tindakan seksio sesarea, tersedia data mengenai persalinan yang dilakukan dengan seksio sessarea serta penelitian karakteristik ibu bersalin dengan seksio sesarea belum pernah dilakukan tahun 2013 – 2014.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan April 2015– Juli 2015.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua data ibu yang mengalami persalinan seksio sesarea di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2013 – 2014 sebanyak352 orang. Universitas Sumatera Utara

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi. Besar sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini dapat ditentukan dengan rumus Cochran, 1991 : = 1 + − 1 = . . . . 1 + . . . . − 1 = . . . 1 + . . . − 1 = 96.04 1 + 95.04 = 96.04 1 + 0.27 = 96.04 1.27 = 75.72 ≈ 77 Keterangan : N : Jumlah Populasi d : Penyimpangan terhadap populasi ketepatan yang diinginkan = 0,1 n : Jumlah sampel yang dibutuhkan t : Tingkat kepercayaan digunakan 95, sehingga t=1,96 P : Proporsi karakteristik ibu Q : 1-P

3.4 Metode Pengambilan Sampel

Universitas Sumatera Utara Adapun teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah secara acak sistematik systematic random sampling .Caranya adalah data diberi nomor urut dari 1 sampai 361 sesuai dengan urutan kasus mulai dari tahun 2013-2014. Besar sampel yang dibutuhkan sebesar 77 unit. Kemudian ambil setiap unit kelipatan ke- k nilai k mendekati pembulatan Nn yaitu 35277 maka k=5. Unsur pertama dapat dipilih secara random dari urut 1-5. Jika bilangan acak yang terpilih adalah nomor 1, maka unit-unit sampel berikutnya adalah 1 + 5 = 6, 1 + 10 = 11, 1 + 15 = 16, 1 + 20 = 21dan seterusnya dengan kelipatan 5 hingga terpilih 77 unit sampel Budiarto,2001.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang diperoleh dari kartu status ibu yang mengalami persalinan seksio sesarea yang berasal dari rekam medis diRumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2013-2014.

3.6 Defenisi Operasional

3.6.1 Seksio sesarea adalah persalinan dengan tindakan operatif untuk mengakhiri kehamilan baik karena indikasi medis ataupun karena indikasi sosial sesuai dengan catatan pada kartu status ibu. 3.6.2 Sosiodemografi yaitu : a. Umur adalah usia ibu pada saat bersalin dengan seksio sesarea yang sesuai dengan catatan pada kartu satus ibu yang dikategorikan atas : 1. Usia resiko rendah 20-35 tahun 2. Usia risiko tinggi 20 tahun dan 35 tahun Universitas Sumatera Utara b. Suku adalah keterangan mengenai asal etnis ibu yang tercatat pada kartu status ibu yang di kategorikan atas : 1. Batak 2. Jawa 3. Nias 4. Tamil c. Agama adalah kepercayaan yang dianut yang tercata pada kartu status ibu yang dikategorikan atas : 1. Islam 2. Kristen Protestan 3. Kristen Katolik 4. Budha d. Pekerjaan adalah aktivitas utama yang dilakukan ibu sehari – hari yang tercatat pada kartu status ibu yang dikategorikan atas : 1. Tidak Bekerja 2. Pegawai Negeri Sipil PNS 3. Pegawai SwastaWiraswasta 3.6.3 Paritas adalah jumlah persalinan yang sudah dilalui ibu sebelum kehamilan dan persalinan ini yang tercatat pada kartu status ibu yang dikategorikan atas : 1. Nullipara Jumlah Persalinan =0 2. Primipara Jumlah Persalinan = 1 3. Multipara Jumlah Persalinan = 2-5 4. Grandemultipara Jumlah Persalinan 5 Paritas dapat dikategorikan menjadi dua kategori untuk keperluan statistik yaitu : 1. Sudah Pernah Melahirkan 2. Belum Pernah Melahirkan Universitas Sumatera Utara 3.6.4 Jarak persalinan adalah interval waktu antara persalinan dengan seksio sesarea saat ini dengan persalinan sebelumnya dalam tahun yang tercatat pada kartu status ibu dikategorikan atas : 1. 2 Tahun 2. 2 Tahun 3.6.5 Riwayat penyakit adalah penyakit yang pernah diderita ibu yang mempunyai risiko terhadap kehamilan dan persalinan saat ini yang tercatat pada kartu ibu yang dikategorikan atas : 3. Tidak Ada 4. Ada a. Hipertensi b. Jantung c. Lainnya 3.6.6 Riwayat kehamilan adalah pengalaman ibu pada kehamilan sebelumya yang tercatat pada kartu status ibu yang dikategorikan atas : 1. Tidak Ada 2. Ada 3.6.7 Riwayat persalinan adalah jenis persalinan yang pernah dilalui ibu pada saat persalinan yang sebelumnya yang terdapat pada kartu status ibu yang dikategorikan atas : 1. Normal 2. Seksio Sesarea 3. Ekstraksi Vakum Forcep 3.6.8 Komplikasi persalinan adalah pengaruh negatif terhadap ibu yang berkaitan dengan tindakan seksio sesarea yang terdapat pada kartu status ibu yang dikategorikan atas : 1. Tidak Ada Komplikasi 2. Ada Komplikasi Universitas Sumatera Utara 3.6.9 Indikasi seksio sesaria adalah petunjuk untuk melakukan persalinan dengan seksio sesarea untuk mengakhiri kehamilan sesuai dengan status pasien,yang tercatat pada kartu status ibu yang dikelompokkan atas : 3. Indikasi Medis 4. Indikasi Sosial 3.6.10 Indikasi medis adalah petunjuk untuk melakukan pengakhiran kehamilan dengan seksio sesarea yang dilakukan atas dasar menyelamatkan jiwa ibu dan janinnya yang tercatat pada kartu status ibu yang dikategorikan atas : 1. Faktor Ibu a. Plasenta Previa b. Disproporsi Sefalopelvik c. Partus Tak Maju d. Preeklamsia e.Ketuban Pecah Dini f. Pernah Seksio Sesarea Repeat g. Penyakit Ibu h. Distosia Serviks 2. Faktor Janin a. Bayi Terlalu Besar b. Kelainan Letak Bayi c. Ancaman Gawat Janin Fetal Distress 3.6.11 Indikasi sosial adalah pengakhiran kehamilan lewat seksio sesarea atas perminataa pasien sendiri dengan alasan pribadi yang ada dalam status ibu. 3.6.12 Lama rawatan adalah jumlah hari rawatan ibu bersalin dengan seksio seareayang dirawat di Rumah Sakit mulai hari pertama masuk sampai keluar sesuai yang tertera di rekam medik yang dikategorikan atas : 1. 3 Hari 2. 3 Hari Universitas Sumatera Utara 2.6.12 Sumber biaya adalah biaya persalinan yang di tanggung oleh pihak keluarga, perusahaan swasta dan instansi pemerintah yang mengeluarkan asuransi kesehatan yang tercatat pada kartu status yang dikelompokkan menjadi: 1. Biaya Sendiri 2. Bukan Biaya Sendiri 2.6.13 Keadaan ibu sewaktu pulang adalah kondisi kesehatan ibu sewaktu pulang dari RSSanta Elisabeth Medan yang tercatat pada kartu status ibu yang dikategorikan atas: 1. Pulang Sembuh 2. Pulang atas Permintaan Sendiri

3.7 Teknik Analisis Data