pada kelompok seksio sesarea darurat 14,5 dibandingkan dengan kelompok seksio sesarea selektif 6,8 Bergholt, 2003.
Hasil survei awal yang penulis lakukan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan, diketahui jumlah ibu bersalin dengan seksio sesarea pada tahun 2013
yaitu sebanyak 193 dari 289 persalinan. Sedangkan pada tahun 2014 yang melakukan seksio sesarea sebanyak 159 dari 208 persalinan. Dengan demikian
proporsi ibu bersalin dengan seksio sesarea di Rumah Sakit tersebut tahun 2013- 2014 adalah sebesar 71.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik ibu bersalin dengan seksio sesarea di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan Tahun 2013-2014.
1.2 Perumusan Masalah
Belum diketahuinya karakteristik ibu bersalin dengan seksio sesarea di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2013 – 2014.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1Tujuan Umum
Mengetahui karakteristik ibu bersalin dengan seksio sesarea di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2013 – 2014.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui distribusi proporsi ibu bersalin dengan seksio sesarea
berdasarkan sosiodemografi yang meliputi : umur, suku, agama, dan pekerjaan.
Universitas Sumatera Utara
b. Mengetahui distribusi proporsi ibu bersalin dengan seksio sesarea
berdasarkan mediko obstetri meliputi : paritas, jarak persalinan, riwayat penyakit, riwayat kehamilan, riwayat persalinan dan komplikasi tindakan
dari persalinan. c.
Mengetahui distribusi proporsi ibu bersalin dengan seksio sesarea berdasarkan indikasi seksio sesarea.
d. Mengetahui distribusi proporsi ibu bersalin dengan seksio sesarea
berdasarkan status rawatan yang meliputi : lama rawatan, sumber biaya, keadaan ibu sewaktu pulang.
e. Mengetahui distribusi proporsi umur berdasarkan indikasi seksio sesarea.
f. Mengetahui distribusi proporsi paritas berdasarkan indikasi seksio sesarea.
g. Mengetahuidistribusi proporsi lama rawatan berdasarkan riwayat penyakit.
h. Mengetahui distribusi proporsi lama rawatan berdasarkan riwayat
kehamilan. i.
Mengetahui distribusi proporsi lama rawatan berdasarkan komplikasi tindakan persalinan seksio sesarea.
j. Mengetahui distribusi proporsi lama rawatan berdasarkan indikasi seksio
sesarea
Universitas Sumatera Utara
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Sebagai bahan informasi dan masukan bagi pihak Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan dalam upaya peningkatkan pelayanan terutama dalam menangani masalah seksio sesarea.
1.4.2 Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian
selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan penulis. 1.4.3
Sebagai sarana dalam meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis mengenai persalinan seksio sesarea.
Universitas Sumatera Utara
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian dan Jenis Seksio Sesarea
2.1.1 Pengertian Seksio Sesarea
Istilah seksio sesarea berasal dari bahasa latin caedere yang artinya memotong. Seksio sesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan
membuka dinding perut abdomen dan dinding rahim uterus dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram Prawirohardjo,2005.
Defenisi lainnya menyebutkan seksio sesarea adalah cara melahirkan janin dengan sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Seksio sesarea
adalah histerotomia untuk melahirkan janin dari dalam rahim Mochtar, 1998.
2.1.2 Jenis Seksio Sesarea
Ada beberapa jenis seksio sesarea yang dikenal yaitu : 1.
Seksio sesarea klasik atau korporal dengan insisi memanjang pada korpus uteri kira-kira 10 cm. Kelebihan, mengeluarkan janin lebih cepat, tidak
mengakibatkan kandung kemih tertarik dan sayatan bisa diperpanjang proksimal atau distal. Kekurangan, infeksi mudah menyebar secara intra
abdomen karena tidak ada reperitonealisasi yang baik Oxorn, 2003. 2.
Seksio sesarea ismika propunda atau low carvical dengan insisi pada segmen bawah rahim dilakukan dengan membuat sayatan melintang
konkaf pada segmen bawah rahim kira-kira 10cm. Kelebihan, penjahitan luka lebih mudah, penutupan luka dengan reperitonealisasi yang baik,
perdarahan kurang, tumpang tindih dari peritoneal flap baik sekali untuk
Universitas Sumatera Utara
menahan penyebaran isi uterus ke rongga peritonium. Kekurangan, luka dapat menyebar kekiri, kanan dan bawah sehingga dapat menyebabkan
arteri uterine putus sehingga mengakibatkan perdarahan banyak dan keluhan pada kandung kemih postporatif tinggi Oxorn, 2003.
3. Seksio sesarea ekstraperitonealis, yaitu seksio sesarea berulang pada
seorang pasien yang pernah melakukan seksio sesarea sebelumnya. Biasanya dilakukan di atas bekas luka yang lama. Tindakan ini dilakukan
dengan insisi dinding dan fasia abdomen sementara peritoneum dipotong ke arah kepala untuk memaparkan segmen bawah uterus sehingga uterus
dapat dibuka secara ekstraperitoneum. Pada saat ini pembedahan ini tidak banyak dilakukan lagi untuk mengurangi bahaya infeksi puerperal
Oxorn, 2003. 4.
Seksio sesarea histerektomi, yaitu bedah seksio sesarea dengan pengangkatan rahim bagi wanita yang tidak menginginkan anak lagi
Rasjidi, 2009. Pengangkatan rahim biasanya dilakukan karena adanya kelainan uterus atau kelainan dalam pelvis sehingga diperlukan sterilisasi
pada waktu nifas. Pada persalinan ini biasanya perdarahan cukup banyak sehingga memerlukan transfuse darah dan perlukaan pada saluran kemih
juga sering terjadi Pritchard, 1991.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Indikasi Seksio Sesarea
2.2.1 Indikasi Medis
Persalinan dengan seksio sesarea sebaiknya dilakukan hanya bila ada indikasi medis dengan memperhatikan kesehatan ibu maupun bayinya. Indikasi
medis menunjukkan adanya kelainan, baik pada ibu maupun janin. Artinya, janin atau ibu dalam keadaan gawat dan hanya dapat diselamatkan jika persalinan
dilakukan dengan jalan seksio sesarea, dengan tujuan untuk memperkecil terjadinya risiko yang membahayakan jiwa ibu dan bayinya. Oleh karena itu,
sebaiknya seksio sesarea dilakukan hanya jika ada alasan – alasan khusus secara medis yang mendasarinya Rahardjo, 2008.
a. Indikasi ibu
1. Plasenta previa
Plasenta previa adalah kondisi di mana posisi plasenta terlalu dekat atau
bahkan menutupi serviks. Plasenta adalah organ vital yang menjadi jembatan antara ibu dengan bayi dan memberi suplai nutrisi melalui tali
pusar janin. Jika kondisi plasenta previa terus berlangsung sampai saat kandungan semakin tua, dapat menyebabkan perdarahan dalam trimester
ketiga. Bisa juga menyebabkan kelahiran dini yang membuat bayi lahir prematur. Jika plasenta menutupi seluruh serviks atau sebagian dari serviks
saat akan melahirkan sulit diharapkan bisa melahirkan dengan normal atau jika terpaksa harus dengan seksio sesarea Leveno, 2004
. Seksio sesarea pada plasenta previa selain untuk mengurangi kematian bayi, juga terutama
dilakukan untuk kepentingan ibu. Persalinan dengan seksio sesarea biasanya
Universitas Sumatera Utara
dilakukan untuk menolong agar janin segera lahir sebelum mengalami kekurangan oksigen atau keracunan air ketuban dan menghentikan
perdarahan yang mengancam nyawa ibu Djallalludin., 2004
2. Disproporsi sefalopelvik
Disproporsi sefatopelvik menggambarkan ketidaksesuaian antara kepala janin dan panggul ibu sehingga janin tidak dapat keluar melalui vagina.
Mencakup panggul sempit contracted pelvis fetus yang tumbuhnya terlampau besar atau adanya ketidakseimbangan relatif antara ukuran bayi
dan ukuran pelvis Oxorn H., 2003. Batas terendah untuk melahirkan janin vias naturalis adalah conjugata vera = 8 cm. Panggul dengan
conjugata vera = 8 cm dapat dipastikan tidak dapat melahirkan janin dengan normal dan harus diselesaikan dengan seksio sesarea Manuaba, 1999.
3. Partus Tak Maju
Persalinan dikatakan lama jika berlangsung lebih dari 24 jam. Persalinan lama disebabkan oleh kontraksi abnormal, defiensi keterlambatan dilatasi
serviks dan abnormalitas penurunan bagian presentasi janin. Masalah kegagalan kemajuan persalinan akan berdampak pada janin berupa trauma,
kerusakan hipoksis, infeksi dan pada ibu berakibat penurunan semangat, kelelahan, dehidrasi, asidosis, infeksi dan risiko rupture uterus. Persalinan
lama menimbulkan efek berbahaya yang dapat menimbulkan kematian perinatal pada ibu dan anak maka perlu segera dilakukan seksio sesarea
untuk penangannya Liu, 2007.
Universitas Sumatera Utara
4. Preeklampsia
Preeklamsia merupakan kodisi yang hanya terjadi selama kehamilan yang dikarakteristikkan dengan peningkatan tekanan darah dan proteinuria.
Berbeda dengan tekanan darah tinggi menahun. Jadi sebelumnya, ibu hamil tidak pernah mengalami tekanan darah tinggi. Diagnosis preeklamsia
ditegakkan bila ditemukan gejala hipertensi yang awal dan tiba – tiba setelah umur kehamilan 20 minggu. Sejauh ini penyebab preeklamsia belum
diketahui pasti namun diduga terjadi karena kekurangan aliran darah menuju ginjal, kadar air terlalu tinggi dan aliran darah dari ibu ke plasenta
berkurang sehingga mengurangi jumlah zat makanan yang dibutuhkan janin. Makanya, preeklamsia yang semakin parah atau berlangsung lama bisa
menghambat pertumbuhan janin. Preeklamsia berat adalah preeklamsia yang terjadi secara mendadak. Wanita dapat dengan cepat mengalami eklamsia.
Hal ini merupakan kedaruratan obstetri dan penatalaksanaannya harus segera dilakukan dengan seksio sesarea Taber, 1994.
5. Distosia serviks
Distosia adalah persalinan abnormal sulit yang ditandai dengan kelambatan atau tidak adanya kemajuan proses persalinan dalam waktu tertentu
Achadiat, 2004. Persalinan yang sulit ini dapat disebabkan oleh berbagai penyebab misalnya tenaga untuk mendorong janin keluar kurang kuat,
kelainan letak atau kelainan fisik janin serta kemungkinan adanya kalainan jalan lahir. Bila dalam persalinan dengan penyulit tersebut tidak bisa
ditangani, maka diperlukan tindakan seksio sesarea segera. Pada distosia
Universitas Sumatera Utara
serviks primer penanganannya adalah pengawasan persalinan secara seksama di rumah sakit. Sedangkan pada distosia serviks sekunder
penangannya harus segera dilakukan seksio sesarea sebelum jaringan parut serviks yang dapat menjalar ke atas sampai segmen bawah uterus
Leveno, 2004.
6. Pernah seksio sesarea sebelumnya
Pada wanita yang pernah mengalami seksio sesarea sebelumnya biasanya kembali mengalami hal yang sama pada kehamilan dan persalinan
berikutnya. Hal ini disebabkan karena mengingat adanya bahaya ruptura uteri karena seksio sesarea sebelumnya. Namun wanita yang pernah
mengalami seksio sesarea sebelumnya dapat diperbolehkan untuk bersalin pervaginam kecuali jika sebab seksio sesarea sebelumya adalah mutlak
karena adanya kesempitan panggul Achadiat, 2004.
b. Indikasi janin
1. Bayi terlalu besar
Berat bayi lahir sekitar 4000 gram atau lebih giant baby menyebabkan bayi sulit keluar dari jalan lahir. Umumnya pertumbuhan janin yang
berlebihan karena ibu menderita kencing manis diabetes mellitus yang biasanya disebut bayi besar objektif. Hal ini bisa terjadi karena kencing
manis pada ibu hamil menyebabkan janin memproduksi hormone insulin berlebih. Sebab, janin berusaha untuk menetralisir kadar gula yang terlalu
tinggi. Padahal, hormon insulin ini ternyata pada janin juga berfungsi sebagai hormone pertumbuhan. Akibatnya, janin pun tumbuh melebihi
Universitas Sumatera Utara
ukuran normal. Sehingga, waktu lahir badannya besar dan menyulitkan saat persalinan Musbikin, 2005.
2. Kelainan Letak Bayi
Letak sungsang saat ini lebih banyak bayi letak sungsang yang lahir dengan seksio sesarea. Hal ini karena risiko kematian dan cacatkecelakaan lewat
vagina spontan jauh lebih tinggi. Lebih dari 50 bayi pernah mengalami letak sungsang dalam kurun 20 minggu kehamilan. Penyebab letak
sungsang sering tidak diketahui pasti, secara teori dapat terjadi karena faktor ibu seperti kelainan bentuk rahim, tumor jinak rahim atau mioma, letak
plasenta lebih rendah. Letak lintang merupakan kelainan letak janin di dalam rahim pada kehamilan tua hamil 8-9 bulan yaitu kepala ada di
samping kanan atau kiri dalam rahim ibu. Bayi letak lintang tidak dapat lahir melalui jalan lahir biasa karena sumbu tubuh janin melintang terhadap
sumbu tubuh ibu tidak sama sehingga bayi membutuhkan pertolongan seksio sesarea Manuaba, 2001.
3. Gawat Janin Fetal distress
Gawat janin merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan bahwa janin dalam keadaan bahaya. Keadaan ini biasanya dinilai dengan
menghitung denyut jantung janin dan memeriksa kemungkinan adanya mekonium di dalam cairan amnion. Disebut gawat janin bila ditemukan
denyut jantung janin diatas 160menit atau dibawah 100menit, denyut jantung tidak teratur. Gawat janin terjadi bila janin tidak menerima cukup
oksigen, sehingga mengalami hipoksia. Situasi ini dapat terjadi dalam
Universitas Sumatera Utara
bentuk akut yang membahayakan jika tali pusar turun ke dalam vagina diatas bayi dan bentuk kronis dapat terjadi jika ibu mempunyai penyakit
kardiovaskular. Keadaan gawat janin pada tahap persalinan, memungkinkan dokter memutuskan untuk melakukan operasi Prawirohardjo, 2005.
4. Bayi Kembar
Kehamilan kembar adalah kehamilan dengan 2 janin atau lebih. Kehamilan kembar dapat memberi risiko yang lebih tinggi terhadap ibu dan bayi.
Tindakan seksio sesarea dalam kehamilan kembar jika terdapat komplikasi obstetrik atau adanya pertumbuhan intrauterus yang buruk, terdapat
presentasi yang abnormal pada kembar pertama,diameter pelvis ibu mengecil, dan pernah seksio sesarea sebelumnya Liu., 2007. Oleh karena
itu dalam menghadapi kehamilan kembar harus dilakukan pengawasan hamil yang lebih intensif. Namun jika ibu mengandung 3 janin atau lebih
maka sebaiknya menjalani seksio sesarea. Hal ini akan menjamin bayi-bayi tersebut dilahirkan dalam kondisi sebaik mungkin dengan trauma minimum
Chapman, 2013.
2.2.2 Indikasi Sosial
Selain indikasi medis terdapat indikasi sosial untuk dilakukannya persalinan secara seksio sesarea yang timbul karena permintaan pasien meskipun
untuk dilakukan persalinan normal tidak ada masalah atau kesulitan yang bermakna. Indikasi sosial biasanya sudah direncanakan terlebih dahulu. Indikasi
sosial timbul oleh karena permintaan pasien walaupun tidak ada masalah atau
Universitas Sumatera Utara
kesulitan dalam persalinan normal. Hal ini didukung oleh adanya mitos – mitos yang berkembang di masyarakat Manuaba., 1999.
Persalinan yang dilakukan dengan seksio sessarea sering dikaitkan dengan masalah kepercayaan yang masih berkembang di Indonesia. Masih banyak
penduduk di kota – kota besar mengaitkan waktu kelahiran dengan peruntungan nasib anak dilihat dari faktor ekonomi. Tentunya tindakan seksio sesarea
dilakukan dengan harapan apabila anak dilahirkan pada tanggal dan jam sekian, maka akan memperoleh rezeki dan kehidupan yang baik Mochtar, 1998.
Dalam beberapa kalangan masyarakat seksio sesarea dilakukan bukan karena indikasi medis tetapi atas dasar permintaan dari calon ibu karena takut
melahirkan secara normal alami. Sekarang ini banyak para ibu yang merasa begitu ketakutan untuk melahirkan secara alami atau persalinan melalui vagina.
Ketakutan ini sering terjadi karena mendengar cerita – cerita yang mengerikan dari kerabat atau teman – teman tentang pengalaman mereka saat melahirkan
bayinya secara alami. Hal ini banyak para calon ibu yang memilih untuk melakukan seksio sesarea untuk melahirkan bayinya Maulana, 2008.
Alasan lain yang diberikan umumnya agar bisa memilih tanggal lahir seperti yang didinginkan, juga untuk alasan praktis seperti sang ibu tidak perlu
tersiksa harus mengejan. Selain itu, rasa nyeri yang ditimbulkan saat proses kelahiran juga tidak terlalu separah melahirkan normal karena adanya pembiusan
lokal maupun total. Banyaknya permintaan operasi seksio sesarea tanpa rekomendasi medis diduga karena kurangnya informasi tentang hal itu. Padahal
risiko seksio sesarea banyak dan lebih berbahaya dibandingkan persalinan normal.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Komplikasi Tindakan Seksio Sesarea
Persalinan dengan tindakan operasi sesarea selalu menimbulkan komplikasi pada ibu dan neonatus yang lebih berat, baik yang terjadi secara mendadak
maupun yang terjadi setelah perawatan. Komplikasi utama persalinan seksio sesarea adalah kerusakan organ – organ seperti vesika urinaria dan uterus saat
dilangsungkan operasi, komplikasi anestesi, perdarahan, infeksi. Kematian ibu juga lebih besar pada persalinan seksio sesarea dibandingkan persalinan
pervaginam, meskipun sulit memastikan terjadi karena prosedur operasinya atau karena alasan yang menyebabkan ibu hamil tersebut harus dioperasi Rasjidi,
2009. Komplikasi yang terjadi setelah tindakan seksio sesarea adalah sebagai berikut :
2.3.1 Komplikasi Pada Ibu
Manuaba, 1998
Terjadi “trias komplikasi” ibu yaitu perdarahan, infeksi, dan trauma jalan lahir.
1.
Perdarahan
Perdarahan merupakan komplikasi yang paling gawat, memerlukan tranfusi darah dan merupakan penyebab kematian ibu yang paling utama. Penyebab
perdarahan pada tindakan operasi dapat disebabkan karena banyaknya pembuluh darah terputus dan terbuka, atonia uteri, perdarahan karena mola
hidatidosa atau korio karsinoma, dan solusio plasenta dengan pelepasan plasenta yang menimbulkan perdarahan dari tempat implantasi plasenta.
Universitas Sumatera Utara
2.
Infeksi
Setiap tindakan operasi selalu diikuti oleh kontaminasi bakteri, sehingga menimbulkan infeksi. Infeksi makin meningkat apabila didahului oleh
keadaan umum yang rendah berupa anemia saat hamil, Perlukaan operasi yang menjadi jalan masuk bakteri, infeksi karena terdapat retensio plasenta
atau rest plasenta, dan pelaksanaan operasi persalinan yang kurang memenuhi prinsip asepatik dan antiseptik.
3.
Trauma tindakan operasi persalinan
Operasi merupakan tindakan paksa pertolongan persalinan sehingga menimbulkan trauma jalan lahir. Trauma operasi persalinan antara lain
berupa luka kandung kemih, dan kurang kuatnya parut pada dinding uterus pada persalinan dengan seksio sesarea sebelumnya sehingga pada kehamilan
berikutnya bisa terjadi rupture uteri
2.3.2 Komplikasi Pada Bayi
Terjadi “trias komplikasi” bayi dalam bentuk: asfiksi, trauma tindakan, dan infeksi.
1. Asfiksia
Kondisi di mana bayi tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Hal ini dapat terjadi oleh karena tekanan langsung pada kepala
sehingga menekan pusat – pusat vital pada medulla oblongata, aspirasi air ketuban, mekonium dan perdarahan atau edema jaringan saraf pusat.
Universitas Sumatera Utara
2.
Trauma langsung pada bayi
Trauma lahir merupakan perlukaan pada bayi baru lahir yang terjadi dalam proses persalinan atau kelahiran bayi. Trauma dapat menyebabkan fraktura
ekstremitas, dislokasi persendian, paralisis Erb, fraktura tulang kepala bayi, perdarahan atau edema jaringan otak, trauma langsung pada mata, telinga,
hidung, dan lainnya.
3.
Infeksi
Infeksi ringan sampai sepsis yang dapat terjadi pada janin sebagai akibat dari tindakan pertolongan persalinan yang kurang memenuhi prinsip asepsis
dan antiseptik yang dapat memperburuk keadaan bayi dan bahkan dapat menyebabkan kematian.
2.4 Epidemiologi
2.4.1 Distribusi dan Frekuensi
Pada tahun – tahun terakhir ini seksio sesarea meningkat tajam, sebagian besar karena melusnya pengenalan gawat janin yang jelas maupun yang masih
merupakan dugaan. Berdasarkan data WHO pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2003 terus mengalami peningkatan, proporsi seksio sesarea di Kanada
22,5. Sedangkan tahun 2004, proporsi seksio sesarea di Inggris mencapai angka 24,5 Azman, 2014.
Berdasarkan data WHO, Christilaw 2006 mengungkapkan bahwa pada tahun 1970an angka seksio sesarea di seluruh dunia hanya 5-7 dari seluruh
persalinan. Namun, tahun 2003 angkanya telah mencapai 25-30 dari seluruh persalinan. Hasil penelitian dari Souza et al 2010 terhadap 286.565 persalinan di
Universitas Sumatera Utara
373 fasilitas kesehatan dari 24 negara kurun waktu 2004-2008, ditemukan seksio sesarea sebesar 25,7. Di Andalusia Spanyol, angka seksio sesarea yakni 24,8
dari 293.558 anak yang dilahirkan periode 2007-2009 Marquez et al 2011. Di Amerika Serikat, presentase persalinan seksio sesarea sebesar 43, sedangkan
presentase di Asia sebesar 30 Pandensolang, 2012. Angka kejadian seksio sesarea di Indonesia pada tahun 2007 adalah
921.000 dari 4.039.000 persalinan atau sekitar 22,8 dari seluruh persalinan. Dengan berkembangnya kecanggihan bidang ilmu kedokteran kebidanan, serta
kemajuan dalam antibiotik, transfusi darah, anastesi dan teknik operasi yang lebih sempurna sehingga seksio sesarea menjadi alternatif persalinan tanpa indikasi
medis yang cukup kuat karena dianggap lebih mudah dan nyaman Hasibuan. 2011.
Di Indonesia berdasarkan survei demografi dan kesehatan pada tahun 2011, angka persalinan secara seksio sesarea secara nasional rata - rata 22,5 dari
seluruh persalinan. Berdasarkan hasil SDKI 2007 angka seksio sesarea meningkat dari 6,8 menjadi 15,3 pada hasil Rikesdas 2010. Di RSU Pringadi medan
tahun 2005 proporsi persalinan dengan seksio sesarea tercatat 36,22 yaitu sebanyak 393 kasus dari 809 persalinan, dengan indikasi medis 94,7 dan
indikasi sosial 5,3 Ginting, 2007. Peningkatan persalinan dengan seksio sesarea ini disebakan karena
berkembangnya indikasi medis dan makin kecilnya risiko mortalitas pada seksio sesarea yang didukung dengan kemajuan tehnik operasi dan anesthesia, serta
ampuhnya antibiotika dan kemotherapi Mochtar, 1998.
Universitas Sumatera Utara
2.4.2 Faktor Determinan Seksio Sesarea
Faktor determinan seksio sesarea adalah faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan pengeluaran janin dengan cara pembedahan. Faktor-faktor tersebut
antara lain:
a. Faktor Sosiodemografi 1.
Faktor Umur Ibu
Umur reproduksi optimal bagi seorang ibu adalah antara 20 - 35 tahun karena pada usia tersebut, rahim sudah siap menerima kehamilan, mental
sudah matang dan sudah mampu merawat bayi dan dirinya. Sedangkan umur dibawah dan di atas umur tersebut akan meningkatkan
risikokehamilan dan persalinan. Pada usia muda organ-organ reproduksi seorang wanita belum sempurna secara keseluruhan dan perkembangan
kejiwaan belum matang sehingga belum siap menjadi ibu dan menerima kehamilannya dimana hal ini dapat berakibat terjadinya komplikasi obstetri
yang dapat meningkatkan angka kematian ibu dan perinatal Richjati, 2003. Ibu yang berumur kurang dari 20 tahun, rahim dan bagian tubuh lainnya
belum siap untuk menerima dan memperhatikan kehamilannya. Sedangkan ibu yang yang berumur lebih dari 35 tahun mempunyai risiko 3 kali lebih
besar terjadinya persalinan seksio sesarea dibandingkan dengan umur di bawah 35 tahun karena fungsi rahim dan bagian tubuh lainnya sudah
menurun Wirakusumah, 1994.
Universitas Sumatera Utara
2. Kepercayaan
Persalinan yang dilakukan dengan seksio sesarea sering dikaitkan dengan masalah kepercayaan yang masih berkembang di masyarakat. Melahirkan
merupakan suatu peristiwa yang dianggap sacral, sehingga dalam pelaksanaannya biasanya disesuaikan dengan kepercayaan yang dianut oleh
ibu mulai dari awal kehamilan sampai waktu persalinan nanti. Disisi lain persalinan mempengaruhi kondisi pelayanan kesehatan dimana masih
banyak penduduk di kota - kota besar mengaitkan waktu kelahiran dengan peruntungan nasib anak dengan harapan apabila anak dilahirkan pada
tanggal dan jam sekian maka akan memperoleh rejeki dan kehidupan yang lebih baik Christina, 1996.
3. Tingkat Pendidikan
Pendidikan formal maupun non – formal dapat memberikan pengetahuan bagi seseorang, termasuk kepada ibu hamil. Tingkat pendidikan yang
ditempuh seseorang adalah salah satu factor demografi yang mempengaruhi kondisi kesehatan individu dan masyarakat. Seseorang dengan tingkat
pendidikan tinggi akan mudah menerima informasi kesehatan dan secara aktif berusaha mencari informasi yang berhubungan dengan kesehatan. Ibu
dengan pendidikan lebih tinggi cenderung lebih memperhatikan kesehatannya selama kehamilan bila dibanding dengan ibu yang tingkat
pendidikannya lebih rendah. Pendidikan ibu merupakan salah satu faktor penting dalam usaha menjaga kesehatan ibu, anak dan juga keluarga.
Dengan pengetahuan tentang jenis persalinan, seorang wanita hamil juga
Universitas Sumatera Utara
dapat lebih mandiri menentukan jenis persalinan yang akan dilalui. Semakin tinggi pendidikan formal seorang ibu diharapkan semakin meningkat
pengetahuan dan kesadarannya dalam mengantisipasi kesulitan dalam kehamilan dan persalinannya, sehingga timbul dorongan untuk melakukan
pengawasan kehamilan secara berkala dan teratur Andree, 2006.
4. Pekerjaan
Pekerjaan juga sering dikaitkan dengan tingkat sosio ekonomi yang berpengaruh terhadap layanan kesehatan. Wanita pekerja dimungkinkan
lebih mandiri untuk menentukan jenis layanan kesehatan kehamilan dan persalinannya dibanding wanita yang tidak memiliki penghasilan sendiri.
Meskipun demikian, jenis dan kualitas layanan kesehatan juga tetap dipengaruhi status pekerjaan suami maupun tingkat sosial ekonomi
keluarga. Beberapa alasan yang mendasari kecenderungan melahirkan dengan seksio sesarea semakin meningkat terutama di kota-kota besar,
seperti di Jakarta banyak para ibu yang bekerja. Mereka sangat terikat dengan waktu. Mereka sudah memiliki jadwal tertentu, misalnya kapan
harus kembali bekerja Wirakusumah, 1994.
5. Ekonomi
Status ekonomi sering dinyatakan dalam pendapatan keluarga yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan hidup, kebutuhan kesehatan
termasuk kebutuhan gizi, bahan persiapan kelahiran, tenaga kesehatan, dan transportasi sarana angkutan yang mempengaruhi kondisi kehamilan dan
proses persalinan. Dalam menghadapi persalinan dengan seksio sesarea
Universitas Sumatera Utara
penting dilakukan perencanaan ekonomi karena biaya yang harus dilakukan tidak kecil. Oleh karena itu, kemapuan keuangan menjadi salah satu
pertimbangan dalam mengambil keputusan melahirkan dengan seksio sesarea Yeyeh, Ai. 2009.
b. Faktor Mediko-Obstetri
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada faktor mediko obstetri adalah paritas, jarak persalinan, riwayat penyakit, riwayat kehamilan dan riwayat persalinan,
dimana hal ini akan memberi gambaran atau prognosa pada kehamilan dan
persalinan berikutnya. 1.
Paritas
Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami oleh ibu sebelum kehamilan atau persalinan saat ini. Paritas dikategorikan menjadi 4
kelompok yaitu: 1. Nullipara adalah ibu dengan paritas 0
2. Primipara adalah ibu dengan paritas 1 3. Multipara adalah ibu dengan paritas 2-5
4. Grande Multipara adalah ibu dengan paritas 5 Persalinan yang pertama sekali biasanya mempunyai resiko yang relatife
tinggi terhadap ibu dan anak, akan tetapi risiko ini menurun pada paritas kedua dan ketiga dan akan meningkat lagi pada paritas keempat dan
seterusnya Mochtar, 1998. Paritas yang paling aman jika ditinjau dari sudut kematian maternal adalah paritas 2 dan 3 Prawirohardjo, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Resiko untuk terjadinya persalinan seksio sesarea pada primipara 2 kali lebih besar dari pada multipara Wirakusumah, 1994.
2. Jarak Persalinan
Seorang wanita yang hamil dan melahirkan kembali dengan jarak yang pendek dari kehamilan sebelumnya akan memberikan dampak yang buruk
terhadap kondisi kesehatan ibu dan bayi. Hal ini disebabkan karena bentuk dan fungsi organ reproduksi belum kembali dan sempurna. Sehingga
fungsinya terganggu apabila terjadi kehamilan dan persalinan kembali. Seorang wanita setelah melahirkan membutuhkan 2 sampai 3 tahun untuk
memulihkan tubuhnya dan mempersiapkan dirinya pada persalinan berikutnya dan memberi kesempatan pada luka untuk sembuh dengan baik.
Jarak persalinan yang pendek akan meningkatkan risiko terhadap ibu dan anak Mochtar, 1998.
3. Riwayat Penyakit
Berbagai macam penyakit yang dapat menyertai ibu pada saat kehamilan atau terdapat riwayat penyakit sebelumnya yang dapat mempengaruhi
kehamilan dan persalinan. Perlu diperhatikan karena penyakit tersebut dapat membahayakan keselamatan ibu dan anak pada saat persalinan. Adapun
penyakit penyerta pada ibu hamil maupun bersalin yaitu : 1.
Penyakit Jantung, dimana terjadi perubahan dalam kardiovaskular yang biasanya masih dalam batas fisiologi oleh karena jantung bekerja lebih
berat sehingga penyediaan kecukupan terganggu dan janin mengalami kekurangan oksigen serta gangguan kehamilan Judi, 2002.
Universitas Sumatera Utara
2. Asma Bronkiale merupakan salah satu penyakit saluran nafas yang
sering dijumpai dalam kehamilan dan persalinan. Asma saat kehamilan terutama asma yang berat dan tidak terkontrol dapat menyebabkan
peningkatan risiko komplikasi perinatal seperti preeklampsia, kematian perinatal, prematur dan berat badan lahir rendah, perdarahan antepartum
dan persalinan dengan seksio sesareaJudi, 2002. 3.
Diabetes Melitus dapat terjadi perubahan metabolisme endokrin dan karbohidrat untuk menunjang pemasokan makanan bagi janin serta
persiapan untuk menyusui. Glukosa berdifusi melalui plasenta sehingga kadar dalam darah janin hampir menyerupai kadar dalam darah ibu.
Dimana, bayi sangat besar yang menyebabkan komplikasi seperti , kelainan letak janin, insufisiensi plasenta sehingga harus dengan
tindakan seksio sesrea dan lebih mudah terjadi infeksi Maulana, 2008. 4.
Hipertensi dalam kehamilan yang disertai proteinuria dengan tekanan darah ≥ 14090 mmHg sehingga terjadi preeklamsia dan sering terjadi
arupsio plasenta yang menyebabkan terputusnya pasokan oksigen dan zat gizi janin sehingga janin bisa meninggal. Jika kondisi semakin
memburuk disarankan untuk mengakhiri kehamilan dengan tindakan seksio sesarea Judi, 2002.
5. Penyakit infeksi seperti HIV atau penyakit menular seksual lainnya
yang mungkin akan menular pada bayi selama proses persalinan normal sehingga harus dengan tindakan seksio sesarea Judi, 2002.
Universitas Sumatera Utara
4. Riwayat Kehamilan
Riwayat kehamilan yang berhubungan dengan risiko adalah pernah mengalami hiperemesis, perdarahan, abortus, preeklamsi dan eklamsi.
Dengan memperoleh informasi tentang ibu secara lengkap pada masa lalu, diharapkan risiko kehamilan yang dapat memperberat keadaan ibu dan janin
dapat diatasi dengan pengawasan obstetrik yang lebih baik Djallalludin, 2004.
5. Riwayat Persalinan
Riwayat persalinan yang berisiko tinggi adalah persalinan yang pernah mengalami bedah sesarea sebelumnya, ekstraksi vacuum, forcep,
melahirkan prematureBBLR, partus lama, ketuban pecah dini dan melahirkan bayi lahir mati Wirakusumah, 1994. Riwayat persalinan seksio
sesarea mempunyai risiko 6 kali lebih besar untuk terjadinya persalinan seksio sesarea pada kehamilan berikutnya Christina, 1996. Berdasarkan
riwayat persalinan pada anak pertama, riwayat persalinan dengan seksio sesarea meningkatkan resiko terjadinya berbagai jenis komplikasi pada
kehamilan kedua seperti preeklamsia, plasenta previa, rupture uteri dibandingkan dengan riwayat persalinan pervaginam Pandensolang,2012.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Kerangka konsep
Berdasarkan kajian teoriris yang telah dikemukakan diatas, maka dapat disusun kerangka konsep penelitian seperti digambarkan di bawwah ini
Karakteristik Ibu Bersalin dengan Seksio Sesarea 1.
Sosiodemografi Umur
Suku Agama
Pekerjaan
2. Mediko Obstetri
Paritas Jarak persalinan
Riwayat penyakit Riwayat kehamilan
Riwayat persalinan Komplikasi
3. Indikasi Seksio Sesarea
Indikasi Medis Indikasi Sosial
4. Pelayanan Rumah Sakit
Lama rawatan Sumber biaya
Keadaan ibu sewaktu pulang
Universitas Sumatera Utara
29
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bersifat deskriptif dengan desain case seriesSwarjana,2012.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan. Pemilihan lokasi penelitian ini atas pertimbangan bahwa rumah sakit yang
mempunyai fasilitas atau peralatan dalam melakukan tindakan seksio sesarea, tersedia data mengenai persalinan yang dilakukan dengan seksio sessarea serta
penelitian karakteristik ibu bersalin dengan seksio sesarea belum pernah dilakukan tahun 2013 – 2014.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan April 2015– Juli 2015.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua data ibu yang mengalami persalinan seksio sesarea di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2013 –
2014 sebanyak352 orang.
Universitas Sumatera Utara
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi. Besar sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini dapat ditentukan dengan rumus
Cochran, 1991
: =
1 + − 1
=
. .
. .
1 +
. .
. .
− 1
=
. .
.
1 +
. .
.
− 1 =
96.04 1 +
95.04 =
96.04 1 + 0.27
= 96.04
1.27 = 75.72 ≈ 77
Keterangan : N : Jumlah Populasi
d : Penyimpangan terhadap populasi ketepatan yang diinginkan = 0,1 n : Jumlah sampel yang dibutuhkan
t : Tingkat kepercayaan digunakan 95, sehingga t=1,96 P : Proporsi karakteristik ibu
Q : 1-P
3.4 Metode Pengambilan Sampel
Universitas Sumatera Utara
Adapun teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah secara acak sistematik systematic random sampling .Caranya adalah data diberi nomor urut
dari 1 sampai 361 sesuai dengan urutan kasus mulai dari tahun 2013-2014. Besar sampel yang dibutuhkan sebesar 77 unit. Kemudian ambil setiap unit kelipatan ke-
k nilai k mendekati pembulatan Nn yaitu 35277 maka k=5. Unsur pertama
dapat dipilih secara random dari urut 1-5. Jika bilangan acak yang terpilih adalah
nomor 1, maka unit-unit sampel berikutnya adalah 1 + 5 = 6, 1 + 10 = 11, 1 + 15 = 16, 1 + 20 = 21dan seterusnya dengan kelipatan 5 hingga terpilih 77 unit
sampel Budiarto,2001.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang diperoleh dari kartu status ibu yang mengalami persalinan seksio sesarea yang berasal dari rekam
medis diRumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2013-2014.
3.6 Defenisi Operasional
3.6.1 Seksio sesarea adalah persalinan dengan tindakan operatif untuk
mengakhiri kehamilan baik karena indikasi medis ataupun karena indikasi sosial sesuai dengan catatan pada kartu status ibu.
3.6.2 Sosiodemografi yaitu :
a. Umur adalah usia ibu pada saat bersalin dengan seksio sesarea yang
sesuai dengan catatan pada kartu satus ibu yang dikategorikan atas : 1.
Usia resiko rendah 20-35 tahun 2.
Usia risiko tinggi 20 tahun dan 35 tahun
Universitas Sumatera Utara
b. Suku adalah keterangan mengenai asal etnis ibu yang tercatat pada kartu
status ibu yang di kategorikan atas : 1.
Batak 2.
Jawa 3.
Nias 4.
Tamil c.
Agama adalah kepercayaan yang dianut yang tercata pada kartu status ibu yang dikategorikan atas :
1. Islam
2. Kristen Protestan
3. Kristen Katolik
4. Budha
d. Pekerjaan adalah aktivitas utama yang dilakukan ibu sehari – hari yang
tercatat pada kartu status ibu yang dikategorikan atas : 1.
Tidak Bekerja 2.
Pegawai Negeri Sipil PNS 3.
Pegawai SwastaWiraswasta 3.6.3
Paritas adalah jumlah persalinan yang sudah dilalui ibu sebelum kehamilan dan persalinan ini yang tercatat pada kartu status ibu yang
dikategorikan atas : 1.
Nullipara Jumlah Persalinan =0 2.
Primipara Jumlah Persalinan = 1 3.
Multipara Jumlah Persalinan = 2-5 4.
Grandemultipara Jumlah Persalinan 5 Paritas dapat dikategorikan menjadi dua kategori untuk keperluan
statistik yaitu : 1.
Sudah Pernah Melahirkan 2.
Belum Pernah Melahirkan
Universitas Sumatera Utara
3.6.4 Jarak persalinan adalah interval waktu antara persalinan dengan seksio
sesarea saat ini dengan persalinan sebelumnya dalam tahun yang tercatat pada kartu status ibu dikategorikan atas :
1. 2 Tahun
2. 2 Tahun
3.6.5 Riwayat penyakit adalah penyakit yang pernah diderita ibu yang
mempunyai risiko terhadap kehamilan dan persalinan saat ini yang tercatat pada kartu ibu yang dikategorikan atas :
3. Tidak Ada
4. Ada
a. Hipertensi
b. Jantung
c. Lainnya
3.6.6 Riwayat kehamilan adalah pengalaman ibu pada kehamilan sebelumya
yang tercatat pada kartu status ibu yang dikategorikan atas : 1.
Tidak Ada 2.
Ada 3.6.7
Riwayat persalinan adalah jenis persalinan yang pernah dilalui ibu pada saat persalinan yang sebelumnya yang terdapat pada kartu status ibu yang
dikategorikan atas : 1.
Normal 2.
Seksio Sesarea 3.
Ekstraksi Vakum Forcep 3.6.8
Komplikasi persalinan adalah pengaruh negatif terhadap ibu yang berkaitan dengan tindakan seksio sesarea yang terdapat pada kartu status
ibu yang dikategorikan atas : 1.
Tidak Ada Komplikasi 2.
Ada Komplikasi
Universitas Sumatera Utara
3.6.9 Indikasi seksio sesaria adalah petunjuk untuk melakukan persalinan
dengan seksio sesarea untuk mengakhiri kehamilan sesuai dengan status pasien,yang tercatat pada kartu status ibu yang dikelompokkan atas :
3. Indikasi Medis
4. Indikasi Sosial
3.6.10 Indikasi medis adalah petunjuk untuk melakukan pengakhiran kehamilan
dengan seksio sesarea yang dilakukan atas dasar menyelamatkan jiwa ibu dan janinnya yang tercatat pada kartu status ibu yang dikategorikan atas :
1. Faktor Ibu a. Plasenta Previa
b. Disproporsi Sefalopelvik c. Partus Tak Maju
d. Preeklamsia e.Ketuban Pecah Dini
f. Pernah Seksio Sesarea Repeat g. Penyakit Ibu
h. Distosia Serviks
2. Faktor Janin a. Bayi Terlalu Besar
b. Kelainan Letak Bayi c. Ancaman Gawat Janin Fetal Distress
3.6.11 Indikasi sosial adalah pengakhiran kehamilan lewat seksio sesarea atas
perminataa pasien sendiri dengan alasan pribadi yang ada dalam status ibu. 3.6.12
Lama rawatan adalah jumlah hari rawatan ibu bersalin dengan seksio seareayang dirawat di Rumah Sakit mulai hari pertama masuk sampai
keluar sesuai yang tertera di rekam medik yang dikategorikan atas : 1.
3 Hari 2.
3 Hari
Universitas Sumatera Utara
2.6.12 Sumber biaya adalah biaya persalinan yang di tanggung oleh pihak
keluarga, perusahaan swasta dan instansi pemerintah yang mengeluarkan asuransi kesehatan yang tercatat pada kartu status yang dikelompokkan
menjadi: 1.
Biaya Sendiri 2.
Bukan Biaya Sendiri 2.6.13
Keadaan ibu sewaktu pulang adalah kondisi kesehatan ibu sewaktu pulang dari RSSanta Elisabeth Medan yang tercatat pada kartu status ibu yang
dikategorikan atas: 1.
Pulang Sembuh 2.
Pulang atas Permintaan Sendiri
3.7 Teknik Analisis Data