2.3 Komplikasi Tindakan Seksio Sesarea
Persalinan dengan tindakan operasi sesarea selalu menimbulkan komplikasi pada ibu dan neonatus yang lebih berat, baik yang terjadi secara mendadak
maupun yang terjadi setelah perawatan. Komplikasi utama persalinan seksio sesarea adalah kerusakan organ – organ seperti vesika urinaria dan uterus saat
dilangsungkan operasi, komplikasi anestesi, perdarahan, infeksi. Kematian ibu juga lebih besar pada persalinan seksio sesarea dibandingkan persalinan
pervaginam, meskipun sulit memastikan terjadi karena prosedur operasinya atau karena alasan yang menyebabkan ibu hamil tersebut harus dioperasi Rasjidi,
2009. Komplikasi yang terjadi setelah tindakan seksio sesarea adalah sebagai berikut :
2.3.1 Komplikasi Pada Ibu
Manuaba, 1998
Terjadi “trias komplikasi” ibu yaitu perdarahan, infeksi, dan trauma jalan lahir.
1.
Perdarahan
Perdarahan merupakan komplikasi yang paling gawat, memerlukan tranfusi darah dan merupakan penyebab kematian ibu yang paling utama. Penyebab
perdarahan pada tindakan operasi dapat disebabkan karena banyaknya pembuluh darah terputus dan terbuka, atonia uteri, perdarahan karena mola
hidatidosa atau korio karsinoma, dan solusio plasenta dengan pelepasan plasenta yang menimbulkan perdarahan dari tempat implantasi plasenta.
Universitas Sumatera Utara
2.
Infeksi
Setiap tindakan operasi selalu diikuti oleh kontaminasi bakteri, sehingga menimbulkan infeksi. Infeksi makin meningkat apabila didahului oleh
keadaan umum yang rendah berupa anemia saat hamil, Perlukaan operasi yang menjadi jalan masuk bakteri, infeksi karena terdapat retensio plasenta
atau rest plasenta, dan pelaksanaan operasi persalinan yang kurang memenuhi prinsip asepatik dan antiseptik.
3.
Trauma tindakan operasi persalinan
Operasi merupakan tindakan paksa pertolongan persalinan sehingga menimbulkan trauma jalan lahir. Trauma operasi persalinan antara lain
berupa luka kandung kemih, dan kurang kuatnya parut pada dinding uterus pada persalinan dengan seksio sesarea sebelumnya sehingga pada kehamilan
berikutnya bisa terjadi rupture uteri
2.3.2 Komplikasi Pada Bayi
Terjadi “trias komplikasi” bayi dalam bentuk: asfiksi, trauma tindakan, dan infeksi.
1. Asfiksia
Kondisi di mana bayi tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Hal ini dapat terjadi oleh karena tekanan langsung pada kepala
sehingga menekan pusat – pusat vital pada medulla oblongata, aspirasi air ketuban, mekonium dan perdarahan atau edema jaringan saraf pusat.
Universitas Sumatera Utara
2.
Trauma langsung pada bayi
Trauma lahir merupakan perlukaan pada bayi baru lahir yang terjadi dalam proses persalinan atau kelahiran bayi. Trauma dapat menyebabkan fraktura
ekstremitas, dislokasi persendian, paralisis Erb, fraktura tulang kepala bayi, perdarahan atau edema jaringan otak, trauma langsung pada mata, telinga,
hidung, dan lainnya.
3.
Infeksi
Infeksi ringan sampai sepsis yang dapat terjadi pada janin sebagai akibat dari tindakan pertolongan persalinan yang kurang memenuhi prinsip asepsis
dan antiseptik yang dapat memperburuk keadaan bayi dan bahkan dapat menyebabkan kematian.
2.4 Epidemiologi
2.4.1 Distribusi dan Frekuensi
Pada tahun – tahun terakhir ini seksio sesarea meningkat tajam, sebagian besar karena melusnya pengenalan gawat janin yang jelas maupun yang masih
merupakan dugaan. Berdasarkan data WHO pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2003 terus mengalami peningkatan, proporsi seksio sesarea di Kanada
22,5. Sedangkan tahun 2004, proporsi seksio sesarea di Inggris mencapai angka 24,5 Azman, 2014.
Berdasarkan data WHO, Christilaw 2006 mengungkapkan bahwa pada tahun 1970an angka seksio sesarea di seluruh dunia hanya 5-7 dari seluruh
persalinan. Namun, tahun 2003 angkanya telah mencapai 25-30 dari seluruh persalinan. Hasil penelitian dari Souza et al 2010 terhadap 286.565 persalinan di
Universitas Sumatera Utara
373 fasilitas kesehatan dari 24 negara kurun waktu 2004-2008, ditemukan seksio sesarea sebesar 25,7. Di Andalusia Spanyol, angka seksio sesarea yakni 24,8
dari 293.558 anak yang dilahirkan periode 2007-2009 Marquez et al 2011. Di Amerika Serikat, presentase persalinan seksio sesarea sebesar 43, sedangkan
presentase di Asia sebesar 30 Pandensolang, 2012. Angka kejadian seksio sesarea di Indonesia pada tahun 2007 adalah
921.000 dari 4.039.000 persalinan atau sekitar 22,8 dari seluruh persalinan. Dengan berkembangnya kecanggihan bidang ilmu kedokteran kebidanan, serta
kemajuan dalam antibiotik, transfusi darah, anastesi dan teknik operasi yang lebih sempurna sehingga seksio sesarea menjadi alternatif persalinan tanpa indikasi
medis yang cukup kuat karena dianggap lebih mudah dan nyaman Hasibuan. 2011.
Di Indonesia berdasarkan survei demografi dan kesehatan pada tahun 2011, angka persalinan secara seksio sesarea secara nasional rata - rata 22,5 dari
seluruh persalinan. Berdasarkan hasil SDKI 2007 angka seksio sesarea meningkat dari 6,8 menjadi 15,3 pada hasil Rikesdas 2010. Di RSU Pringadi medan
tahun 2005 proporsi persalinan dengan seksio sesarea tercatat 36,22 yaitu sebanyak 393 kasus dari 809 persalinan, dengan indikasi medis 94,7 dan
indikasi sosial 5,3 Ginting, 2007. Peningkatan persalinan dengan seksio sesarea ini disebakan karena
berkembangnya indikasi medis dan makin kecilnya risiko mortalitas pada seksio sesarea yang didukung dengan kemajuan tehnik operasi dan anesthesia, serta
ampuhnya antibiotika dan kemotherapi Mochtar, 1998.
Universitas Sumatera Utara
2.4.2 Faktor Determinan Seksio Sesarea