36
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pengertian dan Kegunaan Analisis Break Even Point 1. Pengertian Break Even Point
Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan atas kegiatan perusahaan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan perusahaan pada periode yang
akan datang. Tujuan perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh laba optimal sesuai dengan kemampuan perusahaan, oleh karena itu untuk mencapai
laba optimal tersebut perlu disusun perencanaan laba agar kemampuan yang dimiliki perusahaan dapat dikerahkan secara terkoordinasi dalam mencapai tujuan
tersebut. Perencanaan laba yang baik akan mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam mencapai laba optimal.
Informasi yang sangat penting bagi suatu perusahaan antara lain adalah, kapan ia dapat menutup keseluruhan biaya total atau bahkan mencapai suatu laba
minimum. Penelitian mengenai hal ini telah lama dilakukan oleh John Friedrich Schaer dengan perhitungan “Titik mati” titik impas. Sekarang disebut “Analisis
Break Even”. Tujuan penelitian ini pada mulanya adalah untuk menentukan kuantitas penjualan atau penerimaan omzet dimana biaya total dapat ditutup atau
bahkan memperoleh suatu laba minimum. Titik ini disebut titik pulang pokok, titik impas atau break even point.
Universitas Sumatera Utara
Perusahaan yang memperoleh tingkat laba yang memuaskan memberikan indikasi bahwa hasil kerja manajemen perusahaan telah berjalan dengan baik
dalam mengelola perusahaan. Dalam analisis Break Even Point besarnya laba ditentukan berdasarkan selisih antara nilai penjualan dengan total biaya pada
tingkat volume produksipenjualan tertentu. Perlu diperhatikan bahwa volume penjualan yang menghasilkan laba hanyalah volume penjualan yang berada diatas
titik impas. Pengertian lain dari Break Even Point menurut Soetrisno 2000:216 bahwa :
“Suatu kondisi dimana pada periode tersebut perusahaan tidak mendapat keuntungan dan juga tidak menderita kerugian, artinya pada saat itu penghasilan
yang diterima sama dengan biaya yang dikeluarkan”. Menurut Syahyunan 2004:98 Analisis Break Event adalah suatu keadaan
dimana perusahaan dalam operasinya tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian atau dengan kata lain total biaya sama dengan total penjualan
sehingga tidak ada laba dan tidak ada rugi. Analisis break even atau disebut pula analisis cost-volume-profit menganalisis
perilaku biaya total, pendapatan total dan laba operasi sebagai akibat perubahan yang terjadi dalam tingkat keluaran biaya variabel atau biaya tetap. Konsep
analisis break even berfungsi sebagai alat bagi manajemen untuk mengetahui potensi laba yang belum dimanfaatkan oleh suatu perusahaan.
Break even berarti suatu keadaan dimana perusahaan dalam operasinya tidak memperoleh laba juga tidak menderita kerugian atau dengan kata lain total biaya
sama dengan total penjualan sehingga tidak ada laba dan tidak ada rugi. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
bisa terjadi, apabila perusahaan didalam operasinya menggunakan biaya tetap dan volume penjualannya hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan variabel.
Apabila perusahaan hanya cukup menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian. Sebaliknya, perusahaan akan
memperoleh keuntungan, apabila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus dikeluarkan.
Break even dan analisis hubungan biaya-volume-laba merupakan teknik- teknik perencanaan laba dalam jangka pendek atau dalam suatu periode akuntansi
tertentu dengan mendasarkan analisisnya pada variabilitas penghasilan penjualan maupun biaya terhadap volume kegiatan sehingga teknik-teknik tersebut akan
dapat digunakan dengan baik sebagai alat perencanaan laba dalam jangka pendek. Break even dan analisis hubungan biaya-volume-laba sangat erat hubungannya
dengan konsep penentuan harga pokok variabel, khususnya dengan penentuan batas kontribusi untuk menutup biaya tetap dan menghasilkan laba.
Analisis break even akan berguna apabila beberapa asumsi dasar dipenuhi. Asumsi-asumsi tersebut menurut Syahyunan 2004:98 adalah :
1. Biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dikelompokkan dalam
biaya variabel dan biaya tetap. 2.
Besarnya biaya variabel secara total berubah-ubah secara proporsional dengan volume produksi atau penjualan. Ini berarti bahwa biaya variabel
per unitnya adalah tetap.
Universitas Sumatera Utara
3. Besarnya biaya tetap secara total tidak berubah meskipun ada perubahan
volume produksi atau penjualan. Ini berarti bahwa biaya variabel per unitnya berubah-ubah karena adanya perubahan volume kegiatan.
4. Jumlah unit produk yang terjual sama dengan jumlah unit produk yang
diproduksi.
3.2 Kegunaan Break Even Point