2.4 Model Penelitian
→ ←
↓
↨
↓
.
↔ ↔
↓ ↓
↓
↔ ↔
↓ ↓
↓
↔ ↔
↑
Bagan 1 : Model Penelitian Budaya Jawa
Pengarang Novel-Novel Kuntowijoyo
PenelitiPengamat
Pak Mantri, Abu Kasan Sapari, Wasripin
Mitologi Filsafat
Representasi Nilai Budaya
- Sikap kosmologis - Pandangan hidup
- Mitos-mitos masa kini
- Metafisika - Epistemologi
- Aksiologi
- Hubungan manusia dengan Tuhan
- Hubungan manusia dengan alam
-Hubungan manusia dengan masyarakat - Hubungan manusia dengan orang lain
- Hubungan manusia dengan diri sendiri
Antropologi Sastra
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: →
: Hubungan langsung : Hubungan tidak langsung
Model penelitian merupakan kerangka berpikir dari suatu penelitian. Kerangka pikir dari penelitian ini dimulai dengan paradigma budaya yang dikaitkan
dengan budaya Jawa, khususnya mitologi. Pengarang yang menggunakan budaya Jawa yang berpusat di Solo dan
Yogyakarta sebagai inspirasi untuk menciptakan novel-novel P, MPU, dan WdS memadukannya dengan keadaan dan situasi soaial, budaya, dan politik.
Peneliti atau pengamat menginterpretasikan novel-novel Kuntowijoyo dalam bentuk mitologi, filsafat, dan representasi nilai budaya sebagai suatu kajian yang
berkaitan dengan kebudayaan. Oleh karena hubungan realitas budaya Jawa dengan novel-novel Kuntowijoyo bukanlah hubungan langsung, maka untuk memahami
mitologi, filsafat, dan representasi nilai budaya tersebut dipergunakan teori antropologi sastra dan semiotika.
Mitologi Jawa yang merupakan struktur dari novel-novel Kuntowijoyo diamati secara totalitas dan dipadukan pada tokoh Pak Mantri, Abu Kasan Sapari, dan
Wasripin, sehingga tergambarlah kedudukan mereka sebagai pusat dari struktur itu. Kemudian, tokoh-tokoh tersebut dihubungkan dengan tokoh-tokoh lainnya, sehingga
tergambar sikap kosmologis masyarakat, pandangan hidup, dan mitos-mitos masa kini. Sementara itu, filsafat Jawa akan diuraikan pada tingkatan metafisika,
Universitas Sumatera Utara
epistemologi, dan aksiologi. Melalui tahapan-tahapan tersebut akan terlihat keutuhan filsafat Jawa.
Representasi nilai budaya dikaitkan pada lima buah hubungan manusia yang paling mendasar yakni : hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia
dengan alam, hubungan manusia dengan masyarakat, hubungan manusia dengan orang lain, dan hubungan manusia dengan dirinya sendiri.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode hermeneutika. Metode hermeneutika sangat relevan untuk menafsirkan berbagai gejala, peristiwa, simbol, nilai yang
terkandung dalam ungkapan bahasa atau kebudayaan lainnya, yamg muncul pada fenomena kehidupan manusia. Fenomena manusia tersebut antara lain berupa karya
filsafat, simbol verbal yang berujud bahasa, atau simbol nonverbal, karya seni, tari- tarian, gamelan, ritual kepercayaan, pandangan hidup, upacara keagamaan, candi,
etika, dan fenomena dalam kehidupan manusia lainnya Kaelan, 2005:80. Tujuan hermeneutika adalah untuk mencari dan menemukan makna yang
terkandung dalam objek penelitian yang berupa fenomena kehidupan manusia, melalui pemahaman dan interpretasi. Prinsip hermeneutika menurut Schleimacher
Kaelan, 2005:80, adalah untuk menangkap objective geist, yang terkandung dalam objek penelitian. Objective geist dapat pula diartikan sebagai makna yang terdalam,
hakikat nilai yang terkandung dalam objek penelitian. Pada ruang lingkup kesusastraan, kebutuhan tentang hermeneutika sangatlah
ditekankan karena tanpa interpretasi pembaca mungkin sulit mengerti dan memahami jiwa zaman pada saat kesusastraan itu diciptakan Nasution, 2007:60. Gadamer
Selden, 1991:122, mengemukakan bahwa semua tafsiran kesusastraan masa lampau
Universitas Sumatera Utara