Database KSDAHE
I. Database KSDAHE
Database Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya (KSDAHE) terdiri dari dua database, yaitu database spasial dan database non spasial. Sampai dengan saat ini sistem database KSDAHE telah terbangun dan memasuki tahap pengembangan di pusat (PIKA dan Unit-unit kerja Direktorat di lingkungan Ditjen PHKA), dan sedang dalam persiapan pembangunan database di UPT dilakukan melalui penguatan kemampuan SDM daerah. Pada tahap awal pembangunan sistem, kegiatan ini berada di Pusat Informasi Konservasi Alam (PIKA) Bogor dan pengembangan selanjutnya diarahkan kepada pengembangan sumber informasi yang mempunyai ruang lingkup yang lebih luas, yang akan mencakup sumber Database Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya (KSDAHE) terdiri dari dua database, yaitu database spasial dan database non spasial. Sampai dengan saat ini sistem database KSDAHE telah terbangun dan memasuki tahap pengembangan di pusat (PIKA dan Unit-unit kerja Direktorat di lingkungan Ditjen PHKA), dan sedang dalam persiapan pembangunan database di UPT dilakukan melalui penguatan kemampuan SDM daerah. Pada tahap awal pembangunan sistem, kegiatan ini berada di Pusat Informasi Konservasi Alam (PIKA) Bogor dan pengembangan selanjutnya diarahkan kepada pengembangan sumber informasi yang mempunyai ruang lingkup yang lebih luas, yang akan mencakup sumber
I.1 Database Non-Spasial KSDAHE
Secara garis besar struktur database nonspasial KSDAHE terbagi menjadi 3 (tiga) kelompok, antara lain yaitu :
a) Kelompok informasi umum, mencakup data : (1) Luas dan letak (2) Kondisi fisik (3) Potensi (4) Pengelolaan (5) Aksesibilitas
b) Kelompok informasi khusus, mencakup data : (1) Wisata - Lokasi wisata berdasarkan kawasan - Lokasi wisata berdasarkan propinsi
(2) Kegiatan konservasi - Kegiatan konservasi in-situ dan exitu - Grafik total biaya
(3) Organisasi (4) Permasalahan
- Permasalahan - Grafik permasalahan
(5) Fasilitas pengelolaan - Fasilitas pengelolaan di lapangan - Fasilitas pengelolaan di kantor - Grafik kondisi peralatan di kantor
(6) Usulan kawasan konservasi - Usulan kawasan konservasi - Grafik usulan kawasan konservasi
(7) Penggunaan kawasan untuk non konservasi - Penggunaan kawasan untuk non konservasi - Grafik Luas kawasan yang digunakan
(8) Management Plan - Manajemen plan - Grafik manajemen Plan
(9) Blok/Zonasi - Blok/Zonasi - Grafik Blok/zonasi
c)
Kelompok informasi ringkasan (summaries), memuat database : (1) Rekapitulasi kawasan konservasi di Indonesia (2) Usulan kawasan konservasi (3) Rekapitulasi kawasan konservasi berdasarkan tahun (4) Rekapitulasi kawasan konservasi berdasarkan Propinsi (5) Rekapitulasi penambahan jumlah dan luas kawasan konservasi (6) Rekapitulasi enclave di kawasan berdasarkan propinsi
Aplikasi Database Pengelolaan Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya dibuat dalam "Aplikasi Intranet", yaitu yang instalasinya terpasang di Gedung Departemen Kehutanan Manggala Wanabakti Jakarta maupun di Gedung Pusat Informasi Konservasi Alam Bogor.
I.2 Database Spasial Kawasan Konservasi
Dalam pengelolaan database spasial kita akan mengenal istilah SIG (Sistem Informasi Geografis). Dalam pembahasan sebelumnya, SIG akan selalu diasosiasikan dengan sistem komputer, walaupun pada dasarnya SIG dapat berjalan secara manual. SIG yang berbasis komputer akan bermanfaat ketika data yang ditangani merupakan data yang besar dan terdiri dari banyak tema yang saling berkaitan.
Kebutuhan akan SIG meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan data dan informasi untuk kepentingan perencanaan wilayah. Data dan informasi ini terutama adalah data dan informasi, yang berorientasi geografis atau yang sering disebut dengan data spasial. Selain memiliki kemampuan untuk menyimpan data, SIG juga memiliki fasilitas untuk melakukan analisis keruangan. Kemampuan analisis keruangan ini digunakan untuk membantu mengambil keputusan. Fakta-fakta dan informasi yang diperoleh dari lapangan dapat Kebutuhan akan SIG meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan data dan informasi untuk kepentingan perencanaan wilayah. Data dan informasi ini terutama adalah data dan informasi, yang berorientasi geografis atau yang sering disebut dengan data spasial. Selain memiliki kemampuan untuk menyimpan data, SIG juga memiliki fasilitas untuk melakukan analisis keruangan. Kemampuan analisis keruangan ini digunakan untuk membantu mengambil keputusan. Fakta-fakta dan informasi yang diperoleh dari lapangan dapat
Data spasial mempunyai dua bagian penting yang membuatnya berbeda dari data lain, yaitu informasi lokasi dan informasi atribut yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Informasi lokasi atau informasi spasial. Contoh yang umum adalah informasi lintang dan bujur, termasuk diantaranya informasi datum dan proyeksi. Contoh lain dari informasi spasial yang bisa digunakan untuk mengidentifikasikan lokasi misalnya adalah Kode Pos.
b) Informasi deskriptif (atribut) atau informasi non spasial. Suatu lokalitas bisa mempunyai beberapa atribut atau properti yang berkaitan dengannya; contohnya jenis vegetasi, populasi, pendapatan pertahun, dan sebagainya.