Metode Penelitian

4. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan: pengukuran; pengelompokan/pengkategorian; dan mendeksripsikan; maka harus ada alat untuk melakukan semua itu. Alat tersebut dalam penelitian akan disebut instrumen penelitian. Instrumen Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan: pengukuran; pengelompokan/pengkategorian; dan mendeksripsikan; maka harus ada alat untuk melakukan semua itu. Alat tersebut dalam penelitian akan disebut instrumen penelitian. Instrumen

Instrumen atau alat penelitian pada penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai

instrumen harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan sebagai

etnomusikolog. Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, mengeksplanasi data dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiyono, 2014: 222). Beberapa catatan untuk peneliti sebelum melakukan penelitian. Peneliti sebagai etnomusikolog harus;

1. Memahami metode penelitian yang digunakan.

2. Menguasai wawasan dan teori terhadap bidang yang diteliti.

3. Memiliki pengalaman dalam bidang yang dikaji (pengalaman dalam bidang keroncong harus ada sebelumnya). Hal ini akan mempermudah peneliti untuk memahami istilah, bentuk, teknik atau bahkan maksud ucapan informan secara bahasa musikal keroncong.

4. Peneliti memahami data yang akan dicari dan berpegang teguh pada tujuan penelitian ini dilakukan.

5. Intuisi peneliti berkaitan dengan panca indera. Mampu merasakan emosi, rasa, dan bahkan mampu memahami bahasa informan ketika memberikan pengetahuannya.

6. Kesiapan mental, etika peneliti dan sikap humanis selama melakukan penelitian. Peneliti memposisikan sebagai siswa yang belajar pada informannya (guru).

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi alamiah) tanpa mengubah/menginstruksikan informan untuk menjawab pertanyaan peneliti dan pengumpulan data bersifat

primer, 42 berupa; obervasi berperan/berpartisipasi (participant observation), wawancara mendalam

sumber

data

dokumentasi dan gabungan/triangulasi (Sugiyono, 2014: 225). Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

5.1 Wawancara – Interview

Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in –depth

42 Sumber primer adalah sumber data yang langsung menyampaikan atau memberikan data kepa da pengumpul data/peneliti tanpa perantara orang lain.

interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara (lihat daftar pertanyaan peneliti yang akan digunakan sebagai pedoman wawancara pada lampiran 1).

Dalam melakukan wawancara, pengumpulan data dapat juga dibantu dengan menggunakan catatan lapangan – fieldnotes, kamera dan rekaman selama wawancara agar memudahkan peneliti untuk mengingat hal-hal apa saja yang diinformasikan. Rekaman juga dapat dijadikan sebagai bukti adanya data informasi berasal dari ujaran/ucapan informan, bukan rekayasa.

Beberapa pertanyaan dalam wawancara pada penelitian ini dapat berupa enam hal, diantaranya :

1. Pertanyaan berkaitan dengan konfirmasi data. Peneliti sebelumnya telah mempersiapkan contoh-contoh prospel dari

berbagai sumber. Dari contoh-contoh tersebut akan ditunjukkan pada narasumber, untuk kemudian dijelaskan oleh narasumber mengenai informasi/penegetahuan apa saja yang ada pada contoh tersebut. Cara ini terbukti banyak digunakan sebagai model konfirmasi yang tepat dalam mengungkap fenomena.

2. Pertanyaan berkaitan dengan pengalaman ketubuhan narasumber

(embodiment). Kesaksian narasumber sebagai pelaku/pemain prospel pada penelitian ini lebih diutamakan. Pertanyaan ini berkaitan dengan cara meminta narasumber untuk memberikan contoh langsung bagaimana prospel itu disajikan dan nantinya dapat menjelaskan apapun yang dicontohkan oleh narasumber (mengenai istilah, teknik maupun keterhubungannya).

sebagai

pelaku

3. Pertanyaan berkaitan dengan pengetahuan narasumber.

4. Pertanyaan berkaitan dengan „rasa‟ musikal.

5. Pertanyaan berkaitan dengan pendapat atau opini.

6. Pertanyaan kontras yang menunjukkan bahwa adanya perbedaan antara prospel dan yang bukan prospel.

5.2 Observasi

Nasution (1988) dalam Sugiyono (2014: 226) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar ilmu pengetahuan. Observasi dapat

diartikan sebagai langkah pengamatan atau pemantauan. Berawal dari observasi; data menjadi fakta utama, peneliti akan belajar mengenai perilaku/fakta lapangan,

dan makna dibalik perilaku/fakta lapangan tersebut.

Melalui observasi peneliti akan memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat memungkinkan merasakan pengalaman ketubuhan pelaku ketika menyajika prospel. Pengamatan ini dapat dilakukan pada beberapa peristiwa amatan, diantaranya; pengamatan pada pertunjukan keroncong, pada sesi latihan grup keroncong dan diskusi seniman keroncong.

Sanafiah Faisal (1990) dalam Sugiyono (2014: 226) menjelaskan bahwa klasifikasi observasi diantaranya; observasi partisipasi (participant observation), observasi terus terang dan tersamar (overt observation and covert observa tion), dan observasi tak terstruktur (unstructed observation). Spradley kemudian membagi observasi berpartisipasi menjadi empat golongan, yakni; observasi yang pasif (passive participation), observasi yang moderat (moderate participation), observasi yang aktif (active participation) dan observasi yang lengkap (complete participation).

Yang pasif

Observasi

Observasi

Yang moderat

terus terang

Macam –

dan tersamar

Observasi macam

Yang aktif Observasi

Observasi tak

Gambar 2. Macam-macam teknik observasi (Sugiyono, 2014: 226)

Penelitian ini dimungkinkan melakukan berbagai macam observasi, karena akan melihat kondisi lapangan dan kemudian barulah dapat ditentukan teknik observasi mana yang tepat dilakukan. Teknik observasi yang demikian dinamakan teknik observasi tak terstruktur. Perlu diingat, walaupun dengan kemungkinan model observasi tersebut, namun harus disiapkan

„rambu-rambu‟/pedoman pengamatan dari berbagai model observasi

agar sewaktu-waktu siap dalam melakukan pengamatan.

5.3 Studi Dokumen

Studi dokumen pada dasarnya digunakan untuk mengkaji/‟memfilter‟

dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian ini. Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk CD, data audio, data video, manuscript atau notasi musik, catatan harian, cinderamata, laporan penelitian, foto, dan sebagainya. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam.

(menyaring)

Penelitian ini akan banyak menggunakan dokumen virtual online – dunia maya yang terdapat pada internet. Salah satu dokumen virtual yang sering digunakan dari situs Youtube. Situs Penelitian ini akan banyak menggunakan dokumen virtual online – dunia maya yang terdapat pada internet. Salah satu dokumen virtual yang sering digunakan dari situs Youtube. Situs

Selain situs Youtube, dapat juga memanfaatkan layanan E-book dan E-Jurnal yang terkait dengan kebutuhan penelitian. Syaratnya adalah „jeli‟ melihat kemungkinan validitas data tersebut, sehingga perlu dicek kebenarannya. Sejatinya menjadi peneliti bukan hanya melakukan penelitian, namun peneliti juga harus dapat memfilter/menyaring data yang baik dan berguna bagi penelitian.

Hasil dari wawancara, observasi dan studi dokumen ini dapat dimuat pada catatan lapangan dan jurnal penelitian.

Manfaat jurnal penelitian ini adalah mencatat aktifitas selama penelitian

menghasilkan memo/ „dugaan‟/opini/kesimpulan sementara selama melakukan aktifitas

dan

kemudian

akan

penelitian.

Tabel 1. Gambaran jurnal penelitian.

Kesimpulan Hasil No

Tempat dan Tanggal

Memo Kegiatan

Studi Pustaka/Dokumen

6. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif sebenarnya telah dilakukan sebelum peneliti memasuki lapangan. Contoh hal tersebut adalah; peneliti telah merumuskan dan menjelaskan masalah prospel dalam pembuatan proposal dari analisis data hasil studi sebelumnya atau dokumen yang sudah ada. Rumusan tersebut tentunya akan terus berkembang di lapangan jika peneliti menemukan banyak fenomena yang pada kenyataannya di luar pemikiran/dugaan peneliti. Kejadian tersebut „wajar‟ terjadi pada

penelitian seni karena sifat seni sendiri yang bersifat dinamis. 43 Penelitian ini selanjutnya akan menggunakan teknik analisis data model Miles and Huberman. Miles and Huberman (1984) dalam Sugiyono menjelaskan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh (2014: 246). Aktivitas dalam analisis data

43 Dinamis da pat diartikan bahwa seni mudah berubah/bergerak dan mudah menyesuaikan dengan keadaan masyarakat atau selera masyarakat yang terus

berkembang atau menuntut kebaruan.

setelah mengumpulkan berbagai data dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Reduksi data (Data reduction): memilih data yang penting, membuat kategori-kategori dan menyimpan /mengenyampingkan yang tidak terpakai.

2. Penyajian data (Data display): menyajikan ke dalam pola sesuai dengan kategori dan ciri-cirinya.

3. Penarikan kesimpulan (conclusion/verification): memilih yang

kategori-kategori dan menyimpan/mengenyampingkan yang tidak terpakai. Mengeksplanasi data dari berbagai kategori, kemudian memverifikasi kembali kepada informan.

penting,

membuat

7. Validitas dan Reliabilitas Data

Data penelitian kualitiatif akan dinyatakan valid; jika tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti sebagai hasil

temuan dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada fakta lapangan. Pada penelitian kualitatif tentunya validitas data hanya terjadi pada batasan kajian/tujuan penelitian, beberapa peneliti akan berfikir bahwa prospel sudah banyak diteliti oleh orang lain, namun perlu diingat bahwa dari sudut pandang/kajian yang berbeda akan menimbulkan validitas data yang berbeda dan semua itu dinyatakan valid. Hal tersebut wajar terjadi dan hanya temuan dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada fakta lapangan. Pada penelitian kualitatif tentunya validitas data hanya terjadi pada batasan kajian/tujuan penelitian, beberapa peneliti akan berfikir bahwa prospel sudah banyak diteliti oleh orang lain, namun perlu diingat bahwa dari sudut pandang/kajian yang berbeda akan menimbulkan validitas data yang berbeda dan semua itu dinyatakan valid. Hal tersebut wajar terjadi dan hanya

Sedangkan reliabilitas berarti konsistensi dan stabilitas data penelitian. Sugiyono (2014: 269) menjelaskan reliabilitas pada penelitian kualitatif berbeda dengan kuantitatif. Penelitian kualitatif pada dasarnya melihat suatu realitas itu bersifat majemuk/ganda, dinamis/selalu berubah, sehingga tidak ada yang konsisten, dan berulang seperti semula. Maka agar reliabilitas penelitian kualitatif dapat dipertahankan, pembaca harus menyadari kapan penelitian ini dilakukan, agar tidak heran jika sewaktu-waktu mungkin pada 10 tahun mendatang terdapat data lapangan yang berbeda akibat perkembangan seni secara dinamis, maka pembaca dapat menyikapi hasil penelitian ini.

Validitas data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

1. Pengujian credibility (uji kredibilitas):

a. Triangulasi ke-tiga teknik pengumpulan data.

b. Diskusi dengan teman sejawat.

c. Menggunakan bahan refrensi sebagai kontrol data.

d. Mengadakan konfirmasi dari hasil temuan/tulisan peneliti dengan pemberi data atau membercheck.

2. Pengujian Transferability (validitas eksternal). Tahap ini yakni; orang lain membaca laporan penelitian dengan rinci, jelas, sistematis dan dapat dipercaya. Jika pembaca sudah 2. Pengujian Transferability (validitas eksternal). Tahap ini yakni; orang lain membaca laporan penelitian dengan rinci, jelas, sistematis dan dapat dipercaya. Jika pembaca sudah

3. Pengujian Depenability (reliabilitas). Melakukan audit kegiatan penelitian dengan cara adanya pembimbing atau auditor yang mengaudit, agar keterpercayaan aktivitas penelitian dan keterpercayaan data tidak diragukan.

4. Pengujian Konfirmability (obyektifitas). Uji obyektivitas bila hasil penelitian telah disepakati banyak orang atau

disepakati bersama informan/narasumber. Hal tersebut dapat sekal igus „membumikan‟ hasil temuan penelitian.