Prospek pekerjaan dan profil lulusan Doktor Biologi.

7.4. Prospek pekerjaan dan profil lulusan Doktor Biologi.

Untuk melihat prospek lulusan program Doktor biologi data yang ada masih berdasarkan lulusan Program Studi Biologi Reproduksi (PSBR), sedangkan lulusan program magister biologi reproduksi data yang ada berdasarkan tracer study yang telah dilakukan. Sampai saat ini, Program Studi Biologi Reproduksi telah menghasilkan lebih dari 100 lulusan yang sudah tersebar di seluruh Indonesia, mulai dari Aceh sampai dengan Irian Jaya. Dari lebih dari 100 lulusan tersebut, 46 diantaranya lulus pada periode tahun 2000/2001 sampai tahun 2007/2008.

Di awal berdirinya PSBR, semua mahasiswanya adalah karyasiswa, yaitu mahasiswa yang dikirim oleh instansinya untuk memperdalam ilmunya. Setelah lulus dan kembali ke tempat kerja pada umumnya alumni PSBR mempunyai penampilan kerja yang cukup baik. Beberapa alumni dapat melanjutkan studi S3 di Jepang, Thailand, dan Jerman tanpa melalui standarisasi pendidikan, sedangkan untuk melanjutkan program S3 di dalam negeri, semua alumni bisa melakukan tanpa ada perlakuan khusus. Hasil ini menunjukkan bahwa alumni PSBR mempunyai kualifikasi yang diakui sesuai dengan standart program S2 di Jepang, Thailand, Jerman maupun di dalam negeri.

Pada perkembangan terakhir mahasiswa PSBR adalah fresh graduate program S1 yang beberapa diantaranya telah lulus dan telah memperoleh pekerjaan, yaitu di beberapa instansi pemerintah maupun swasta seperti FKH Universitas Airlangga (3 orang), Universitas Malang (2 orang), Universitas Mataram (1 orang), Universitas Islam Negeri (UIN) Malang (1 orang), Universitas Patimura Ambon (1 orang), Institut Agama Islam Negeri Ambon (2 orang) Universitas Muhammadiyah Malang (1 orang), Universitas Widya Gama Malang (1 orang), Balai penelitian perikanan air Pada perkembangan terakhir mahasiswa PSBR adalah fresh graduate program S1 yang beberapa diantaranya telah lulus dan telah memperoleh pekerjaan, yaitu di beberapa instansi pemerintah maupun swasta seperti FKH Universitas Airlangga (3 orang), Universitas Malang (2 orang), Universitas Mataram (1 orang), Universitas Islam Negeri (UIN) Malang (1 orang), Universitas Patimura Ambon (1 orang), Institut Agama Islam Negeri Ambon (2 orang) Universitas Muhammadiyah Malang (1 orang), Universitas Widya Gama Malang (1 orang), Balai penelitian perikanan air

Berdasarkan pada analisa profil lulusan yang telah tercatat sebagai alumni PSBR yang saat ini tengah dikembangkan menjadi Program Magister Biologi, dan proyeksi tantangan serta trend-trend yang diprediksikan akan terjadi di masa depan, dapat diproyeksikan bahwa para alumni tersebut akan menempuh studi lanjut, yaitu program Doktor Biologi karena sebagian besar alumni bekerja di perguruan tinggi maupun lembaga penelitian. Oleh karena itu proyeksi beberapa sektor pekerjaan untuk program Doktor biologi di masa yang akan datang adalah sebagai berikut :

7.4.1. Peneliti

Perkembangan ekonomi Indonesia diperkirakan pada tahun 2010 akan meningkat lebih dari 2 digit dimana sektor-sektor yang paling penting adalah Industri Farmasi dan Bioteknologi. Tuntutan globalisasi akan adanya aturan ketat tentang ekolabeling, hak cipta, maupun hak paten semakin meningkat. Tetapi walaupun umumnya para pegawai telah mulai banyak yang bergelar sarjana pada strata 2, namun sarjana strata 2 diasumsikan belum mempunyai kompetensi sebagai peneliti karena lebih dipersiapkan sebagai asisten peneliti.

Data yang tersaji dalam Indonesia Science and Technology Indicator 2003 dapat digunakan sebagai ilustrasi permasalahan tersebut. Dari jumlah sekitar 108.000 sarjana dalam bidang teknik dan keilmuan dasar (natural scientists and engineers), hanya sekitar 3% berjenjang S3, dan 7% berjenjang S2. Tampak bahwa lebih dari 90% sarjana pada bidang tersebut berjenjang pendidikan S1. Padahal dari semakin ketatnya aturan perdagangan bebas akan kualitas barang dan jasa, menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan manufaktur memerlukan tenaga peneliti yang cukup handal dan berkualifikasi diatas S1 atau magister. Para Doktor sangat dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan tersebut terutama untuk memenuhi research and development. Perusahaan tersebut membutuhkan riset untuk inovasi terutama untuk menghindari tuntutan hak paten. Disamping itu adanya tuntutan ekolabeling, perusahan-perusahaan sangat membutuhkan riset-riset yang berkaitan dengan manajemen lingkungan. Pada tahun 2007 pertumbuhan ekonomi di Indonesia telah melampaui angka 7 persen (BPPS, 2007), sehingga diperkirakan pertumbuhan Industri juga semakin baik. Industri-industri membutuhkan peneliti handal di bidang lingkungan, Data yang tersaji dalam Indonesia Science and Technology Indicator 2003 dapat digunakan sebagai ilustrasi permasalahan tersebut. Dari jumlah sekitar 108.000 sarjana dalam bidang teknik dan keilmuan dasar (natural scientists and engineers), hanya sekitar 3% berjenjang S3, dan 7% berjenjang S2. Tampak bahwa lebih dari 90% sarjana pada bidang tersebut berjenjang pendidikan S1. Padahal dari semakin ketatnya aturan perdagangan bebas akan kualitas barang dan jasa, menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan manufaktur memerlukan tenaga peneliti yang cukup handal dan berkualifikasi diatas S1 atau magister. Para Doktor sangat dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan tersebut terutama untuk memenuhi research and development. Perusahaan tersebut membutuhkan riset untuk inovasi terutama untuk menghindari tuntutan hak paten. Disamping itu adanya tuntutan ekolabeling, perusahan-perusahaan sangat membutuhkan riset-riset yang berkaitan dengan manajemen lingkungan. Pada tahun 2007 pertumbuhan ekonomi di Indonesia telah melampaui angka 7 persen (BPPS, 2007), sehingga diperkirakan pertumbuhan Industri juga semakin baik. Industri-industri membutuhkan peneliti handal di bidang lingkungan,

7.4.2. Advokasi masyarakat, penggerak dan pelopor masyarakat, dan konsultan lingkungan

Perkembangan akhir-akhir ini, banyak sekali perusahaan yang melakukan pelanggaran pengelolaan lingkungan, sehingga diperlukan lembaga kontrol yang dilakukan oleh masyarakat terutama untuk melindungi masyarakat. Di sisi lain telah banyak sarjana biologi yang berkecimpung dalam advokasi lingkungan, tetapi lemah dalam pembuktian dan verifikasi ilmiah untuk melakukan advokasi karena kemampuannya dalam penelitian rendah. Para aktifis tersebut memerlukan tenaga-tenaga peneliti yang telah menempuh pendidikan Strata – 3 (Doktor). Diperkirakan tenaga advokasi ini pada masa depan akan semakin dibutuhkan karena masalah lingkungan dan perkembangan industri akan semakin bersaing.

Selain Advokasi lingkungan diperkirakan kebutuhan akan konsultan lingkungan oleh perusahaan-perusahaan, lembaga-lembaga perintah akan terus meningkat karena tuntutan akan adanya ekolabeling, maupun tuntutan masyarakat akan peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraannya semakin tinggi. Seiring pula dengan trend demokratisasi-demokratisasi dan otonomisasi memberikan dampak pada lingkungan secara negatif, disisi lain kesadaran akan pentingnya perhatian pada pembangunan lingkungan, maka diperlukan tenaga ahli dan peneliti dibidang ini untuk memberikan solusi- solusi jangka pendek maupun jangka panjang.

7.4.3. Birokrat, politisi, dan akademisi

Perencanaan pembangunan yang berorientasi pada konservasi dan pelestarian keanakeragaman hayati semakin meningkat. Di sisi lain para birokrat umumnya bukan berpendidikan yang berorientasi pada lingkungan. Sehingga sangat diperlukan tenaga terdidik setara diatas sarjana untuk melakukan perencanaan melalui pendekatan-pendekatan lingkungan dan konservasinya. Di Jawa Timur saja sarjana S1 biologi yang menempati posisi sebagai birokrat jumlahnya sangat sedikit. Pada umumnya para birokrat berpendidikan S1 manajerial atau keteknikan. Latar belakang semacam ini akan sangat berpengaruh sekali terhadap putusan birokrasi Perencanaan pembangunan yang berorientasi pada konservasi dan pelestarian keanakeragaman hayati semakin meningkat. Di sisi lain para birokrat umumnya bukan berpendidikan yang berorientasi pada lingkungan. Sehingga sangat diperlukan tenaga terdidik setara diatas sarjana untuk melakukan perencanaan melalui pendekatan-pendekatan lingkungan dan konservasinya. Di Jawa Timur saja sarjana S1 biologi yang menempati posisi sebagai birokrat jumlahnya sangat sedikit. Pada umumnya para birokrat berpendidikan S1 manajerial atau keteknikan. Latar belakang semacam ini akan sangat berpengaruh sekali terhadap putusan birokrasi

Demokratisasi di Indonesia pasca reformasi selain memberikan dampak partisipasi masyarakat untuk membangun bangsa ini, juga menghasilkan wakil-wakil rakyat terpilih berdasarkan popularitasnya atau partainya, bukan berdasarkan profesionalitas dan integritasnya. Akibatnya banyak wakil-wakil rakyat yang bertindak sebagai penentu kebijakan publik tetapi berpendidikan rendah, atau kalaupun bergelar sarjana tetapi sangat sedikt sekali yang sarjana biologi. Sehingga keputusan-keputusan yang dibuat oleh para wakil rakyat banyak sekali yang tidak berorientasi pada kelestarian lingkungannya. Sehingga perlu sekali mereka diberi kesempatan untuk melanjutkan program sarjananya, yaitu berupa program S3 yang berorientasi pada kesetimbangan dan pelestarian alam.