Pengertian Open access Open access OA

9 BAB II KAJIAN TEORITIS

2.1 Open access OA

Gerakan open access bukanlah suatu hal yang baru di dunia. Pada tahun 2003 UNESCO telah melakukan suatu gerakan Berlin Declaration on Open access to Knowledge in the Sciences and Humanities. Tujuan dari gerakan open aceess ini memberikan paradigma baru mengenai penyebarluasan ilmu pengetahuan dengan dukungan dari kemajuan teknologi berupa internet. Di Indonesia sendiri gerakan open access baru muncul pada tahun 2009 dengan diluncurkannya suatu sarana komunikasi ilmiah yang disebut Portal Garuda. Untuk lebih merangsang para akademisi untuk menghsilkan karya ilmiah pada tahun 2012 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui Surat edaran yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi nomor 152ET2012 tentang Publikasi Karya Ilmiah. Hal ini merupakan wujud peran aktif Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam mendukung gerakan open access.

2.1.1 Pengertian Open access

Gerakan Open Access OA merupakan suatu langkah yang dilakukan untuk memberikan akses sebesar–besarnya untuk untuk menyebarkan karya ilmiah. Dengan adanya open access komunikasi ilmiah yang dilakukan oleh para akademisi yang di tuangkan dalam bentuk karya ilmiah dapat terjalin dengan baik tanpa terjadinya pelanggaran yang merugikan pihak lain. Beberapa orang ahli memberikan defenisi mengenai Open access. Suber 2012, 4 mendefenisikan 10 “Open access OA literature is digital, online, free of charge, and free of most copyright and licensing restrictions”. Disini Suber menekankan bahwa open access merupakan suatu ketersedian bahan bacaan secara digital, online yang tidak terikat dengan hak cipta dan ijin untuk menggunakan. Kemajuan teknologi menciptakan paradigma baru di dunia publikasi, karya yang dihasilkan dapat disebarluaskan melalui media internet. Sehinngga masyarakat bebas untuk mengakses karya ilmiah untuk dipergunakan sesuai dengan kebutuhan. The Budapest Open access Initiative 2002 menyatakan bahwa: For various reasons, this kind of free and unrestricted online availability, which we will call Open Access, has so far been limited to small portions of the journal literature. But even in these limited collections, many different initiatives have shown that open access is economically feasible, that it gives readers extraordinary power to find and make use of relevant literature, and that it gives authors and their works vast and measurable new visibility, readership, and impact. Untuk berbagai alasan, seperti ini ketersediaan online gratis dan tak terbatas, yang akan disebut open access, sejauh ini terbatas pada bagian-bagian kecil dari literatur jurnal. Namun dalam koleksi terbatas, banyak inisiatif yang berbeda menunjukkan bahwa akses terbuka secara ekonomis layak, yang memberikan pembaca kekuatan yang luar biasa untuk menemukan dan memanfaatkan literatur yang relevan, dan yang memberikan penulis dan karya- karya mereka yang luas dan terukurnya visibilitas baru, pembaca, dan pengaruhnya. Open acces dapat diartikan kondisi dimana terciptanya masyarakat ilmiah dengan ketersedian literatur ilmiah secara bebas di internet. Sehingga 11 memungkinkan masyarakat menemukan literatur yang relevan dan memberikan kemampuan visibilitas yang lebih terukur. Berlin Declaration on Open access to Knowledge in the Sciences and Humanities 2003 memberikan defenisi menganai open access sebagai berikut: Disseminating knowledge is only half complete if the information is not made widely and readily available to society. New possibilities of knowledge dissemination not only through the classical form but also and increasingly through the open access paradigm via the Internet have to be supported. We define open access as a comprehensive source of human knowledge and cultural heritage that has been approved by the scientific community. Menyebarluaskan pengetahuan hanya tidak lengkap jika informasi tersebut tidak dibuat secara luas dan tersedia untuk masyarakat. Kemungkinan baru diseminasi pengetahuan tidak hanya melalui bentuk klasik tetapi juga dan semakin melalui paradigma akses terbuka melalui internet harus didukung. Dapat didefinisikan sebagai suatu akses terbuka sumber pengetahuan manusia yang komprehensif dan warisan budaya yang telah disetujui oleh komunitas ilmiah. Dalam membangun akses terbuka ilmu pengetahuan membutuhkan penyebaran luasan ilmu pengetahuan yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Melalui internet paradigma penyebarluasan ilmu pengethuan sangatlah memungkinkan. Sehingga tersedianya sumber ilmu pengetahuan yang komprehensif dan menjadi warisan budaya yang disetujui oleh komunitas ilmiah. Dengan open access diharapkan dapat menciptakan suatu masyarakat yang lebih peka terhadap kemajuan ilmu pengetahuan. Kepekaan terhadap kemajuan ilmu pengetahuan diharapkan dapat menciptakan masyarakat ilmiah. Dengan bantuan dari internet tentunya penyebarluasan ilmu pengetahuan dapat terlaksana 12 dengan lebih mudah dan lebih dapat menyentuh seluruh kalangan masyarakat. Masyarakat ilmiah menghasilkan dan menggunakan karya ilmiah merupakan suatu kegiatan yang pasti dilakukan. Sehingga open access merupakan suatu cara menyebarkan dan menggunakan karya ilmiah yang dihasilkan. Fatmawati 2013, 98 dalam artikelnya mengemukakan bahwa “Open access bisa didefinisikan sebagai ketersediaan bebas dari publikasi jurnal ilmiah melalui internet”. Pendapat di atas menjelaskan terlihat bahwa OA merupakan penerapan teknologi komunikasi dalam penyebaran ilmu pengetahuan dengan kemajuan teknologi informasi dan komputer memberikan pengaruh yang begitu besar terhadap penyebaran ilmu pengetahuan. Sehubungan hal tersebut di atas diperlukan adanya akses sebesar-besarnya sehingga ilmu pengetahuan tersebut dapat dijadikan sumber informasi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang sedang dikaji. Dengan open access kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam komunikasi ilmiah seperti harusnya mengeluarkan biaya untuk dapat mengakses suatu suatu sumber informasi dapat diminimalisir. Seperti yang ditulis oleh Lossau 2008, 20 bahwa “Open access is free access to knowledge at no charge to the user ”. Dapat diterjemahkan open access adalah akses gratis ke pengetahuan tanpa biaya kepada pengguna. Selain itu Morrison 2006 menuliskan bahwa “Open access literature is free online to anyone, anywhere, to read, download, and use, providing that the authors is properly cited”. Dapat diterjemahkan Open access literature adalah online gratis untuk siapa saja, di mana saja, membaca, mendownload, dan digunakan, dengan memberikan yang dikutip oleh penulis dengan benar. Ditambakan oleh Swan 13 2014 bahwa “The Open access research literature is composed of free, online copies of peer-reviewed journal articles and conference papers as well as technical reports, theses and working papers”. Defenisi tersebut dapat diterjemakan bahwa open access research literature adalah yang tersedia secara gratis, dalam bentuk salinan online artikel jurnal peer-review dan makalah konferensi serta laporan teknis, tesis dan kertas kerja. Dengan open access pengguna tidak harus direpotkan dengan hak cipta yang melekat pada pengarang. Karena pengarang telah membebaskan karya ilmiahnya untuk digunakan oleh khalayak ramai. Seperti yang tertulis pada website University of St Andrew 2014 bahwa: Open access OA: Open access in this context means research literature that can be freely accessed by anyone in the world via the internet so that it can be used without licensing restrictions for research, teaching or other purposes. Copyright holders control the right to permit open access and have the right to be properly acknowledged. Open access OA dalam konteks ini berarti literatur penelitian yang dapat diakses secara bebas oleh siapa saja di dunia melalui internet sehingga dapat digunakan tanpa pembatasan perizinan untuk penelitian, pengajaran atau tujuan lainnya. Pemegang hak cipta mengontrol hak untuk mengizinkan akses terbuka dan memiliki hak untuk menjadi benar diakui. Untuk kepentingan penelitian, pengajaran, atau tujuan lainnya pemegang hak cipta membebaskan perizinan penggunaan karya ilmiahnya. Pemegang hak cipta tidak begitu saja terlepas dari karyanya, karena hak moral yang melekat pada pemegang hak cipta tetap ada dengan menyertakan nama sebagai sumber tulisan berikutnya. 14 Berdasarkan beberapa defenisi tersebut di atas maka yang disebut dengan open access adalah ketersedian karya ilmiah secara gratis yang dapat diakses melalui internet tanpa pembatasan perizinan untuk dibaca, didownload, dan digunakan untuk kepentingan pengajaran serta melestarikan warisan budaya yang disetujui komunitas ilmiah dan pengaruhnya dalam kemajuan ilmu pengetahuan. Open access memiliki beberapa indikator yaitu: free access free online to read, download, and use, free of charge, free of most copyright, without licensing restrictions.

2.1.2 Bentuk dan Jenis Open access

Dokumen yang terkait

Studi dokumentasi tentang kecenderungan penelitian mahasiswa departemen ilmu komunikasi fakultas ilmu social dan ilmu politik Universitas Sumatra Utara 2010 - 2013

0 26 123

Persepsi Mahasiswa Terhadap Tayangan “Stand Up Comedy”(Studi Deskriptif Persepsi Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya USU Terhadap Tayangan “Stand Up Comedy” di Metro TV)

14 154 130

Persepsi Mahasiswa Terhadap Open Access dan Meningkatnya Plagiatisme di Perguruan Tinggi (Studi Kasus Mahasiswa PascaSarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara)

2 51 148

Pustakawan akademik dan feasilibitas pengembangan insitutional repository (studi kasus di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 16 14

Pustakawan Akademik dan Feasilibitas Pengembangan Insitutional Repository (Studi Kasus di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 11 17

Persepsi Mahasiswa Terhadap Open Access dan Meningkatnya Plagiatisme di Perguruan Tinggi (Studi Kasus Mahasiswa PascaSarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara)

0 0 10

Persepsi Mahasiswa Terhadap Open Access dan Meningkatnya Plagiatisme di Perguruan Tinggi (Studi Kasus Mahasiswa PascaSarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara)

0 0 1

Persepsi Mahasiswa Terhadap Open Access dan Meningkatnya Plagiatisme di Perguruan Tinggi (Studi Kasus Mahasiswa PascaSarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara)

0 0 8

Persepsi Mahasiswa Terhadap Open Access dan Meningkatnya Plagiatisme di Perguruan Tinggi (Studi Kasus Mahasiswa PascaSarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara)

0 0 7

Persepsi Mahasiswa Terhadap Open Access dan Meningkatnya Plagiatisme di Perguruan Tinggi (Studi Kasus Mahasiswa PascaSarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara)

0 0 29