18
penerima pesan. Sebenarnya, tugas seorang komunikan tidak hanya menerima pesan, melainkan juga menganalisis dan menafsirkan, sehingga dapat
memahami makna pesan tersebut. e.
Umpan balik atau
feedback
Umpan balik atau
feedback
sering pula disebut respon. Disebut demikian karena komponen ini merupakan respon atau tanggapan dari seorang
komunikan setelah mendapatkan terpaan pesan. Pesan yang dterima, dianalisis, ditafsirkan oleh komunikan tentu akan mendorong komunikan itu untuk
bereaksi. Reaksi yang timbul itulah yang dinamakan respon atau umpan balik itu.
f. Gangguan atau
noise
Gangguan komunikasi sering kali terjadi, baik gangguan yang bersifat teknis maupun yang semantis. Gangguan teknis bisa saja terjadi karena saluran tidak
berfungsi secara baik. sementara itu gangguan semantis bermula dari perbedaan dalam pemaknaan arti lambang atau simbol dari seorang
komunikator dengan komunikan. Dalam proses komunikasi tidak selalu keenam komponen komunikasi ini
muncul sekaligus. Ada prasyarat minimal agar komunikasi dapat terlaksana, yakni sekurang-kurangnya harus melibatkan tiga komponen yaitu komunikator, pesan,
dan komunikan. Artinya kalau ketiga komponen itu sudah ada, maka komunikasi dapat terlaksana karena sudah ada komunikator yang mengirim pesan kepada
komunikan.
2.2.3 Bentuk Komunikasi
Universitas Sumatera Utara
19
Menurut Suranto 2005 - 24 bentuk komunikasi dapat diklasifikasikan menurut jumlah pihak yang terlibat dalam proses komunikasi, meliputi:
a. Komunikasi Intrapersona
Proses komunikasi yang terjadi dalam diri sendiri. Misalnya proses berfikir untuk memecahkan masalah pribadi. Dalam hal ini ada proses
tanya jawab dalam diri sehingga dapat diperoleh keputusan tertentu. b.
Komunikasi antarpersona yakni komunikasi antara seseorang dengan orang lainnya, bisa
berlangsung secara tatap muka maupun dengan bantuan media. c.
Komunikasi Kelompok Komunikasi yang berlangsung dalam suatu kelompok.
d. Komunikasi Massa
Komunikasi yang melibatkan banyak orang. Ada sebagian ahli mengatakan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi melalui media
massa, tetapi sebagian ahli lain berpendapat bahwa komunikasi massa tidak harus menggunakan media massa. Seperti kampanye massa yang
dilakukan dihadapan masyarakat luas.
2.2.4 Tujuan Komunikasi
Tujuan dan manfaat komunikasi adalah sebagai sarana untuk: 1.
Meningkatkan kemampuan manajerial dan hubungan sosial; 2.
Menyampaikan dan atau menerima informasi; 3.
Menyampaikan dan menjawab pertanyaan;
Universitas Sumatera Utara
20
4. Mengubah perilaku pola pikir, perasaan, dan tindakan melalui
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, motivasi, koordinasi dan pengawasan;
5. Mengubah keadaan sosial;
6. Dua hal yang dapat mengubah perilaku dan keadaan sosial adalah
komunikasi dan pengambilan keputusan. Usman, 2006: 346
2.2.5 Dimensi Komunikasi
Ada lima dimensi komunikasi interpersonal yang telah dikemukakan oleh De Vito 1997: 259-264 sebagai dimensi komunikasi antar karyawan dalam
penelitian ini, yaitu: 1.
Keterbukaan Dimensi yang pertama adalah keterbukaan, bahwa dalam berkomunikasi
interpersonal seorang komunikator harus bersikap terbuka dan jujur dengan orang yang diajak berinteraksi.
2. Empati
Dimensi yang kedua adalah empati. Empati adalah suatu kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada
suatu saat tertentu. Dengan kata lain antara karyawan dalam suatu organisasi dapat memahami apa yang dirasakan oleh orang lain disini
adalah lebih kedalam pekerjaan yang dihadapi baik dari atasan ke bawahan, maupun antar rekan kerja.
Universitas Sumatera Utara
21
3. Sikap Mendukung
Dimensi yang ketiga adalah dimensi sikap mendukung, yaitu adanya dukungan yang diberikan atasan kepada bawahan ataupun sesama rekan
kerja mengenai pekerjaan yang dilakukan selama ini, dukungan ini juga dapat dilihat dengan adanya pandangan terbuka dari atasan kepada
bawahan dan sikap deskriptif yaitu mencoba menjelaskan apa yang terjadi dan dirasakan, bersikap terbuka dan terus terang dengan bawahannya,
selain itu juga bersikap profesionlisme yaitu berpikiran terbuka dan mau mendengar pandangan yang berlawanan dengan dirinya.
4. Sikap Positif
Dimensi yang keempat adalah sikap positif, komunikasi interpersonal dengan dimensi ini adalah adanya sikap positif yang lebih mendukung
dan memberikan
support
dan
spirit
dari atasan untuk bawahannya dalam bekerja dan melakukan tugasnya selain itu adanya sikap positif untuk
mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. 5.
Kesetaraan Dimensi yang kelima dalam komunikasi interpersonal adalah kesetaraan,
kesetaraan disini berbicara tentang pengakuan dari kedua belah pihak yang melakukan komunikasi interpersonal secara bersama
– sama tanpa membeda
– bedakan.
2.3 Kepuasan Kerja