adalah merujuk penderita ke fasilitas yang lebih lengkap seperti puskesmas, dokter atau langsung ke rumah sakit. Sebagai gambaran penanganan spesialistis tersebut
yang akan dilakukan adalah penatalaksanaan kehamilan ektopik tergantung pada beberapa hal antara lain lokasi kehamilan dan tampilan klinis. Sebagai contoh
penatalaksaan kehamilan tuba berbeda dari penataklsaan kehamilan abdominal. Selain itu perlu dibedakan pula penatalaksanaan kehamilan ektopik terganggu
dengan kehamilan ektopik belum terganggu. Adapun prinsip umum penatalaksaan kehamilan ektopik adalah sebagai berikut :
a. Segera ruju ke fasilitas lebih lengkap rumah sakit
b. Optimalisasi keadaan ibu dengan pemberian cairan dan tranfusi darah untuk
mengkoreksi hipovolemia dan anemia, pemberian oksigen atau bila di curigai ada infeksi di bberikan juga antibiotik pada keaddaan syok segera berikan
infus cairan dan oksigen sambil menuggu darah. Kondisi penderita harus diperbaiki, kontrol tekanan darah, nadi, dan pernafasan
c. Penatalaksaan yang ideal adalah menghentikan sumber perdarahan segera
dengan penatalaksanaan bedah operasilaparotomi setelah diagnosis di pastikan.
3 Mola Hidatidosa
A. Pengertian
Molahidatidosa adalah suatu penyakit tropoblas Gestasional PTG yang memiliki berbagai penyakit yang berasal dari plasenta yaitu molahidatidosa parsial
dan komplit, koriokarsinoma mola infasif dan plasental site tropoblastik tumor Anik Maryunani, 2012 .
Menurut Mistha Datta, 2010 Mola hidatidosa adalah tumor jinak pada jaringan tropoblas. Fertilisasi abnormal ovum yang mengalami enukleasi atau
sperma haploid yang mengalami duplikasi atau dispermi.
B. epidemiologi
Insiden Molahidatidosa sering di dapatkan pada manusia usia reproduktif. Wanita pada masa remaja awal atau usia perimenopauase akan sangat beresiko.
Wanita yang berusia 35 tahun memiliki resiko 2 kali lipat. Wanita Usia . 0 tahun memiliki resiko 7 kali lipat di banding dengan usia yang lebih muda. Paritas tidak
mempengaruhi terjadinya molahidatidosa.
C . Patofisiologi
Hamil Anggur atau Molahiodatidosa dapat terjadi karena a.
Tidak adanya Buah kehamilan atau adanya perubahan sistem aliran darah terhadap buah kehamilan, pada usia kehamilan munggu ke 3 sampai minggu ke
4. b.
Aliran darah yang terus berlangsung tanpa bakal janin akibatnya terjadi peningkatan produksi cairan sel tropoblas bagian
C. Hipertensi dalam kehamilan
A.
Pengertian
Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5 – 15 penyulit kehamilan dan
merupakan salah satu penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin. Di indonesia Mortalitas dan morbiditas hipertensi dalam kehamilan juga masih cukup
tinggi. Hal ini di sebabkan selain oleh etiologi tidak jelas, juga oleh perawatan persalinan masih di tangani oleh petugas nonmedik dan sistem rujukan yang masih
belum sempurna. Hipertensi dalam kehamilan dapat dialami oleh semua lapisan ibu hamil sehingga pengetahuan tentang pengeloaan hipertensi dalam kehamilan harus
benar benar di pahami oleh semua tenaga medik baik pusat maupun daerah. Sarwono, 2010
Ibu dengan gangguan hipertensi yang diinduksikan kehamilan dapat berkembnag dari penyakit ringan sampai kondisi yang lebih serius.Sedikit ibu yang mengalami
Eklamsia memiliki tekanan darah normal. Tangani ibu yang mengalami konvulsi seperti menangani eklamsia sampai diagnosis lain di tegakkan. Devi Yulianti, 2006
Bidan di garis depan pemberian perawatan maternitas idealnya di tempatkan pada surveilans primer dan di deteksi dini pre eklamsia. Aktfitas tindak lanjut yang di
lakukan oleh bidan saat kondiisi setelah terdeteksi akan menentukan saat ibu masuk ke tingkat perawatan sekunder dan tersier. Hal ini dapat mencegah kedaruratan
sehingga aktifitas tersebut sangat penting untuk kehamilan individu. Boyle,M,2007
B. Klasifikasi