Gambaran Kasus Kasus Rujukan persalinan di Rsu Dr Pringadi Medan Periode Januari – Desember 2014

(1)

DR PIRNGADI MEDAN PERIODE JANUARI

DESEMBER

TAHUN 2014

Jenni Andriyani Tampubolon

145102162

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM STUDI DIV BIDAN PENDIDIK

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


(2)

(3)

(4)

i

INSIDEN KASUS – KASUS RUJUKAN PERSALINAN DI RSUD PIRNGADI MEDAN PERIODE JANUARI - DESEMBER 2014

Abstrak

JenniAndrianiTampubolon

Latar Belakang :Penyebab kematian ibu dalam kasus rujukan sering terjadi karena perspektif pelayanan antara lain, masalah akses dan kualitas pelayanan kasus komplikasi terlambat menerima pelayanan emergensi yang memadai ( PONEK ). Penyediaan pelayanan, dimana jumlah keseluruhan fasilitas/ tenaga cukup tetapi di pedesaan atau daerah terpencil masih kurang, beban kerja bidan desa masih rendah.

Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui insiden kasus kasus rujukan persalinan yang ada di RSUD Dr Pirngadi Medan Periode Januari – Desember 2014.

Metodologi : Desain Penelitian ini deskriptif dengan menggunakan pendekatan

retrospektif. Sampel penelitian ini adalah semua kasus rujukan perssalinan di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2014, diambil dengan menggunakan teknik total sampling

dari medical record.Penelitian ini dilakukan pada bulan april – mei 2015. Data yang digunakan adalah data sekunder dengan analisa univariat.

Hasil : Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa insiden kasus rujukan persalinan sebanyak 110 orang dan rujukan terbanyak dari puskesmas daerah Medanyaitu 40 orang (36.4%) di RSUD Dr. Pirngadi Medan selama tahun 2014.

Kesimpulan dan Saran : Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa insiden kasus rujukan persalinan terbanyak dari puskesmas yang berperan sebagai PONED dan harus mengutkan sistem rujukannya. Diharapkan bagi tenaga kesehatan untuk dapat lebih melakukan pelayanan pada sistem rujukan dan pelayanan kesehatan


(5)

ii

Abstract

JenniAndrianiTampubolon

Background: The causes of maternal mortality in referral cases often occur because the service perspective, among others, issues of access and quality of care cases late complications receive adequate emergency services (PONEK). The provision of services, where the total number of facilities / power enough but in rural or remote areas is still lacking, the workload of midwives is still low.

Objective: This study aimed to determine the incidence of cases referred childbirth in hospital Dr Pirngadi Medan period from January to December, 2014.

Methodology: This study was a descriptive design using retrospective approach. Samples of this research is all referral cases perssalinan in Hospital Dr. Pirngadi Medan in 2014, drawn by using the technique of medical record.Penelitian total sampling was conducted in April - May 2015. The data used are secondary data by univariate analysis.

Results: The results of this study showed that the incidence of cases referred childbirth as many as 110 people and most referrals from local health centers Medanyaitu 40 people (36.4%) at Hospital Dr. Pirngadi field during 2014.

Conclusions and Recommendations: Based on the results of this study that the incidence of cases referred childbirth Most of the health centers that act as PONED and should mengutkan reference system. Expected for health workers to better perform services on referral and health care system


(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal Karya Tulis Ilmiah dengan judul Gambaran Kasus Kasus Rujukan persalinan di Rsu Dr Pringadi Medan Periode Januari – Desember 2014 ”. Dalam laporan penelitian ini, peneliti menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan, baik dari segi isi maupun bahasanya, namun demikian peneliti mengharapkan adanya masukan dan saran untuk perbaikan di masa yang akan datang. Kiranya tulisan ini dapat menambah perbendaharaan kepustakaan dan menjadi bahan bacaan bagi kita semua.

Dalam menyelesaikan proposal karya tulis ini, peneliti banyak mendapat masukan, pengarahan, bantuan dan bimbingan, baik dalam bentuk moril maupun materi, Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang terhormat kepada:

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku ketua program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Christoffel L Tobing, Mked (OG), SpOG-K selaku dosen pembimbing karya tulis ilmiah yang telah memberikan arahan dan bimbingan.

4. Diah Lestari Nasution,SST, Mkeb selaku dosen Penguji yang telah memberikan arahan dan masukan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah. 5. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D-IV Bidan


(7)

iv

cinta dan kasih sayang serta dukungan moril, materil, dan doa serta semangat kepada peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

7. Rekan-rekan mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dan dukungan pada penulis dalam menyusun karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Medan, juli 2015

Peneliti,

Jenni Andriyani Tampubolon NIM :145102162


(8)

v

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL……….. vi

DAFTAR SKEMA ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rujukan ... 5

B. Perdarahan Pada Kehamilan Muda ... 7

C. Hipertensi Pada Kehamilan... 17

D. Ketuban Pecah Dini ... 20

E. Kehamilan Lewat Waktu ... 24

BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep ... 27


(9)

vi

A. Desain Penelitian ... 29

B. Populasi dan Sampel ... 29

C. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 29

D. Instrumen Peneliitian ... 30

E. Pengumpulan Data ... 30

F. Pengolahan Dan Analisis Data ... 31

G. Analisa Data ... 32

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian……… 33

B. Pembahasan………. 35

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……….. 39 B. Saran……… 40

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.2 :Defenisi Operasional... 30

Tabel 5.1 :Distribusi Frekuensi Kasus – Kasus Rujukan Persalinan Berdasarkan Asal Rujukan di RSUD Dr. Pirngadi Medan Periode Januari –

Desember 2014... 35

Tabel 5.2 :Distribusi Frekuensi Kasus - Kasus rujukan persalinan berdasarkan Mutu Rujukan di RSUD Dr Pringadi Medan Periode Januari – Desember 2014... 36

Tabel 5.3 : Distribusi Frekuensi Kasus – Kasus rujukan Persalinan Berdasarkan Luaran Ibu di RSUD Dr. Pirngadi Medan Periode Januari – Desember 2014... 36

Tabel 5.4 :Distribusi Frekuensi Kasus – Kasus Rujukan Persalinan berdasarkan Keadaan Bayi di RSUD Dr. Pirngadi Medan Periode Januari – Desember 2014... 37


(11)

viii

Skema 1 : Sistem Rujukan pelayanan kesehatan


(12)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Cheklist Lampiran 2 : Master Tabel

Lampiran 3 : Lembar Konsultasi karya tulis ilmiah

Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian D-IV Bidan Pendidik FAkultas keperawtan Universitas Sumatera Utara

Lampiran 4 : Surat Penelitian Dari Rs Pringadi Medan Lampiran 5 : Daftar Riwayat Hidup


(13)

i

Abstrak

JenniAndrianiTampubolon

Latar Belakang :Penyebab kematian ibu dalam kasus rujukan sering terjadi karena perspektif pelayanan antara lain, masalah akses dan kualitas pelayanan kasus komplikasi terlambat menerima pelayanan emergensi yang memadai ( PONEK ). Penyediaan pelayanan, dimana jumlah keseluruhan fasilitas/ tenaga cukup tetapi di pedesaan atau daerah terpencil masih kurang, beban kerja bidan desa masih rendah.

Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui insiden kasus kasus rujukan persalinan yang ada di RSUD Dr Pirngadi Medan Periode Januari – Desember 2014.

Metodologi : Desain Penelitian ini deskriptif dengan menggunakan pendekatan

retrospektif. Sampel penelitian ini adalah semua kasus rujukan perssalinan di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2014, diambil dengan menggunakan teknik total sampling

dari medical record.Penelitian ini dilakukan pada bulan april – mei 2015. Data yang digunakan adalah data sekunder dengan analisa univariat.

Hasil : Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa insiden kasus rujukan persalinan sebanyak 110 orang dan rujukan terbanyak dari puskesmas daerah Medanyaitu 40 orang (36.4%) di RSUD Dr. Pirngadi Medan selama tahun 2014.

Kesimpulan dan Saran : Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa insiden kasus rujukan persalinan terbanyak dari puskesmas yang berperan sebagai PONED dan harus mengutkan sistem rujukannya. Diharapkan bagi tenaga kesehatan untuk dapat lebih melakukan pelayanan pada sistem rujukan dan pelayanan kesehatan


(14)

ii

CASE INCIDENT - REFERRAL CASE OF LABOR IN THE FIELD Pirngadi Hospital JANUARY - DECEMBER 2014

Abstract

JenniAndrianiTampubolon

Background: The causes of maternal mortality in referral cases often occur because the service perspective, among others, issues of access and quality of care cases late complications receive adequate emergency services (PONEK). The provision of services, where the total number of facilities / power enough but in rural or remote areas is still lacking, the workload of midwives is still low.

Objective: This study aimed to determine the incidence of cases referred childbirth in hospital Dr Pirngadi Medan period from January to December, 2014.

Methodology: This study was a descriptive design using retrospective approach. Samples of this research is all referral cases perssalinan in Hospital Dr. Pirngadi Medan in 2014, drawn by using the technique of medical record.Penelitian total sampling was conducted in April - May 2015. The data used are secondary data by univariate analysis.

Results: The results of this study showed that the incidence of cases referred childbirth as many as 110 people and most referrals from local health centers Medanyaitu 40 people (36.4%) at Hospital Dr. Pirngadi field during 2014.

Conclusions and Recommendations: Based on the results of this study that the incidence of cases referred childbirth Most of the health centers that act as PONED and should mengutkan reference system. Expected for health workers to better perform services on referral and health care system


(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Angka Kematian Ibu ( AKI ) adalah indikator yang penting untuk menentukan status kesehatan ibu di suatu wilayah khususnya berkaitan dengan resiko kematian ibu hamil dan bersalin. Seperti diketahui, di Indonesia angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi masih tinggi bila dibandingkan dengan negara negara ASEAN, terlebih lagi bila dibandingkan dengan negara maju. Hal ini erat hubungannya dengan pemeriksaan ibu hamil, sistem rujukan dan sarana yang adekuat. Pengenalan dan penanganan kasus kasus yang gawat atau kegawatdaruratan kebidanan seharusnya mendapat prioritas utama dalam usaha menurunkan angka kesakitan, lebih – lebih lagi angka kematian ibu, walaupun tentu saja pencegahan lebih baik dari pada pengobatan. ( Maryunani A , 2012, halm.1 ).

Bila melihat target MDGS 2015 untuk AKI, target Indonesia adalah menurunkan AKI mencapai 102 per 100.000 kelahiran hidup dengan posisi 359 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012 maka akan sulit bagi pemerintah untuk mencapai AKI sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Melonjaknya AKI tidak terlepas dari kegagalan program Kependudukan dan Keluarga Berencana. ( Prakarsa, Oktober 2013 )

Pada saat ini angka kematian ibu ( AKI ) di Indonesia masih sangat tinggi. Gambaran penurunan AKI menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia ( SDKI ) dari tahun 1994, 1997, sampai 2000 adalah 390/100.000 kelahiran hidup.


(16)

2

Lima penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan, infeksi, eklamsi, partus lama, dan komplikasi abortus. Sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu adalah anemia, sebanyak 51 % menurut survei kesejahteraan rumah tangga tahun 1995, kekurangan energi protein ( KEP ) dan kekurangan energi kalori, sebanyak 4,8 %, menurut sensus tahun 2000. (Aris sulistiawati, 2009 )

Penyebab kematian ibu dalam kasus rujukan sering terjadi karena perspektif pelayanan antara lain, masalah akses dan kualitas pelayanan kasus komplikasi terlambat menerima pelayanan emergensi yang memadai ( PONEK ). Penyediaan pelayanan, dimana jumlah keseluruhan fasilitas/ tenaga cukup tetapi di pedesaan atau daerah terpencil masih kurang, beban kerja bidan desa masih rendah. Tenaga terampil, dimana kurang nya utilisasi bidan desa di pedesaan, mayoritas persalinan di lakukan di rumah dan di tolong oleh dukun. ( Direktorat bina kesehatan ibu , Depkes RI )

Akses pelayanan obstetrik juga berpengaruh terhadap keselamatan ibu, karena tidak bersiap dengan kemungkinan terjadi komplikasi, pilihan dukun bayi menghambat akses bidan desa dan rujukan. Akses pelayanan emergensi, angka secsio caesarea di populasi sangat rendah, bidan desa berperan penting dalam fasilitasi rujukan karena bidan adalah profesi yang paling di akui oleh masyarakat. Biaya juga sangat berpengaruh dalam sistem rujukan tetapi dengan adanya bantuan dari pemerintah yaitu sekitar 30 -35% . Askeskin sangat bermanfaat untuk kasus kasus komplikasi yang mendapatkan pelayanan di Rumah Sakit.

Perdarahan pervaginam merupakan keluhan umum yang banyak dijumpai, dan merupakan penyebab cukup tinggi seorang wanita datang ke rumah sakit, terutama jika diketahui atau disangka ada kehamilan. Batas teoritis antara kehamilan muda


(17)

dan kehamilan tua adalah usia kehamilan 22 minggu, mengingat kemungkinan hidup janin di luar uterus. Sekitar 20 % wanita hamil mengalami perdarahan pada awal kehamilan (kehamilan muda). Perdarahan pada kehamilan muda dapat disebabkan oleh bermacam macam keadaan, tetapi yang tersering adalah Abortus. Penyebab lain adalah kehamilan ektopik terganggu dan mola hidadosa. ( Nugroho T , 2011 )

Infeksi dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas merupakan penyebab utama kedua dari kematian ibu dan perinatal. Kurang dari 150 tahun yang lalu Semmelweis dan Holmes menyatakan bahwa demam dan sepsis puerpularis dari seorang perempuan kepada perempuan lain melalui tangan dokter. Penjangkitan ini dapat dicegah dengan melakukan cuci tangan sebelum bersalin dan mendidihkan semua instrumen dan perabotan setelah digunakan. Endometriosis akut merupakan infeksi pasca persalinan yang banyak terjadi. Infeksi lain adalah infeksi sayatan bedah atau infeksi luka, karena kontaminasi langsung dari area sayatan dengan organisme pada rongga uterus pada saat pembedahan ( Prawiroharjo S, 2010 hal 415 ) .

Menurut Cemach, 2004 Semua Ibu hamil yang menderita sakit kepala yang cukup parah sehingga mereka harus pergi ke dokter, atau ibu hamil yang baru mengalami nyeri epigastrik, harus minimal menjalani pemeriksaan takanan darah dan urin. Pada Kasus PreEklamsi berat, Penyebab kematian ibu adalah hemoragia Serebral dan syndrom gawat napas akut atau dewasa. Oleh sebab itu, Manajemen selama periode antepartum di pusatkan pada pengontrolan tekanan darah dan keseimbangan cairan. Sekitar 50 % kematian di Inggris Raya di sebabkan oleh eklamsia yang tidak di tangani sesuai standart, peran dokter obstetri yang tidak maksimal dan penangannan yang tidak adekuat yang kemudian menyebabkan haemoragia intrakranial ( Chapman V,charles C, 2009 )


(18)

4

Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan di RSUD Dr. Pirngadi Medan di dapat jumlah Persalinan sebanyak 477 kasus.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti ingin mengetahui Insiden Kasus – Kasus Rujukan Persalinan Di RSUD Dr. Pirngadi Medan Periode Januari - Desember 2014

B. Rumusan Masalah

Masalah penelitian ini adalah “ Insiden Kasus Kasus Rujukan Persalinan di RSUD Dr Pirngadi Medan Periode Januari –Desember Tahun 2014 “.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran kasus kasus rujukan persalinan yang ada di RSUD Dr Pirngadi Medan Periode Januari – Desember 2014.

2. Tujuan Khusus.

1. Untuk mengetahui seberapa besar kasus rujukan berdasarkan Asal Rujukan di RSUD Dr Pirngadi Medan Peeriode Januari – Desember 2014. 2. Untuk mengetahui berapa besar kasus rujukan persalinan berdasarkan

Mutu Rujukan di RSUD Dr Pirngadi Medan Tahun 2014.

3. Untuk Mengetahui berapa besar kasus rujukan persalinan berdasarkan Luaran ibu dan bayi di RSUD Dr Pirngadi Medan Tahun 2014.


(19)

D. Manfaat penelitian

a. Untuk Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan di RSUD Dr Pirngadi Medan Khususnya medical record Rumah sakit dr Pringadi Medan, serta sebagai dasar evaluasi tindakan kejadian kasus kasus rujukan bagi pelayanan kesehatan khususnya kebidanan pada waktu mendatang.

b. Untuk Instansi

Sebagi bahan masukan untuk institusi universitas Sumatera Utara, khususnya mahasiswa D-IV bidan pendidik dan dapat juga bermanfaatdalam kegiatan proses belajar serta menambah refrensi di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara D-IV Bidan Pendidik. c. Untuk pemeliti

Untuk Menambah Wawasan pengetahuan dan pengalaman penulis dalam penerapan ilmu patologi selama mengikuti perkuliahan dalam kasus rujukan persalinan.

d. Bagi bidan

Sebagai bahan masukan bagi bidan agar dapat melihat insiden kasus kasus apa saja yang paling sering di rujuk ke rumah sakit, khususnya kasus kasus persalinan patologi.


(20)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Rujukan 1. Pengertian

Rujukan adalah suatu pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus atau masalah kebidanan yang timbul baik secara vertikal (dari satu unit ke unit yang lebih lengkap /Rumah Sakit) maupun horizontal (dari satu bagian ke bagian lain dalam satu unit) (Muchtar, 1977).

2. Tujuan Rujukan

a. Setiap penderita mendapat perawatan dan pertolongan yang sebaik-baiknya.

b. Menjalin kerjasama dengan cara pengiriman penderita atau bahan laboratorium dari unit yang kurang lengkap ke unit yang lengkap fasilitasnya.

c. Menjalin pelimpahan pengetahuan dan keterampilan (transfer knowledge and skill) melalui pendidikan dan latihan antara pusat pendidikan dan daerah perifer (Muchtar, 1977).


(21)

3. Sistem Rujukan

Program sistem rujukan sudah mulai diperkenalkan oleh pemerintah sejak tahun 1976 untuk memperoleh pelayanan obstetri / kebidanan, terutama bagi kelompok resiko tinggi. Harapannya adalah dengan sistem ini pelayanan akan menjadi lebih efesien, efektif dan mudah di akses oleh mayoritas masyarakat tetapi pelayanan ini bukan hanya sekedar aktifitas dalam sistem rujukan, tetapi juga mencakup pelatihan dan penelitian. Agar sistem rujukan dapat bekerja secara efesien, kerja sama secara terus menerus sangat di perlukan antara institusi terkait dan petugas kesehatan seperti bidan. ( Maryunani A, 2012 )

Sistem rujukan pelayanan kesehatan


(22)

8

Skema 1 : Sistem Rujukan pelayanan kesehatan Intervensi di tingkat pelayanan dasar

a. Pemeriksaan kehamilan

b. Persalinan nakes di fasilitas yankes

c. Penanganan balita ( MTBM)

d. Pelayanan Obstretri Neonatal emergensi dasar minimal 4 puskesmas / kabupaten dan kota

e. Pelayanan nifas dan bayi baru lahir

Intervensi di tingkat pelayanan rujukan

a. Pelayanan Obstetri neonatal emergency Komperhensif, 24 jam seminggu di kabupaten dan kota

b. Pelayanan rujukan nifas dan bayi baru lahir c. Pelayanan rujukan

d. Pelayanan level 3 di tingkat regional e. Transportasi rujukan


(23)

4. Proses Rujukan

Di dalam suatu perujukan kasus obstetri / kebidanan, dijumpai adanya suatu proses dari mulai ditemui kasus sampai pada pengiriman kasus tersebut ke instansi yang dirujuk. Proses ini umumnya mulai dari penemuan kasus, pemeriksaan, penegakan diagnosa, observasi sampai penentuan bahwa kasus memerlukan tindakan ataupun penanganan yang tidak dapat atau kurang sempurna dilakukan di instansi perujuk dan di putuskan untuk di rujuk . ( Maryunani A, 2012 )

B. Perdarahan Pada Kehamilan Muda

Perdarahan pervaginam merupakan keluhan umum yang banyak dijumpai dan merupakan penyebab cukup tinggi seorang wanita datang ke rumah sakit teerutama jika diketahui atau disangka ada kehamilan .

Sekitar 20 % wanita hamil mengalami perdarahan pada awal kehamilan ( kehamilan muda ). Perdarahan pada kehamilan muda dapat disebabkan oleh bermacam macam keadaan tetapi yang tersering adalah abortus, Kehamilan ektopik, Molahidatidosa . ( Maryunani A, 2011 )

1. Abortus

A. Pengertian

Abortus adalah Ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi ( pertemuan sel telur dan sel sperma ) pada usia kehamilan kurang dari 20 minngu atau berat janin kurang dari 500 gr ( Nugroho T, 2010 )

Abortus adalah berahirnya suatu kehamilan oleh karena akibat akibat tertentu pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan. Istilah abortus dapat di pakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar


(24)

10

kandungan. Menurut terjadinya abortus di bedakan menjadi abortus spontan dan abortus, provokatus.

B. Etiologi

Abortus dapat di sebabkan antara lain

1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi,

2. Lingkungan endometrium kurang sempurna sehingga suplai zat makanan terganggu,

3. Pengaruh teratogenetik ( radiasi, virus, obat obatan ).

4. Kelainan plasenta ( oksigenisasi, plasenta tegang, gangguan pertumbuhan janin, kematian ).

5. Penyakit ibu

C. Patogenesis

Pada awal abortus terjadi perdarahan desidua basalis, diikuti nekrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hamil konsepsi ( janin ) terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus, kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu janin biasanya dikeluarkan seluruhnya karena vili korialis belum menembus desidua secara mendalam. Pada kehamilan 8-14 minggu, vili koriales menembus desidua secara mendalam, plasenta tidak dilepaskan sempurna sehingga banyak perdarahan pada kehamilan di atas 14 minggu, setelah ketuban pecah, janin yang telah mati akan dikeluarkan dalam bentuk kantong amnion kosong (blighted ovum/benda kecil yang tak jelas bentuknya) dan kemudian plasenta (Prawirohardjo,S,2002).


(25)

D. Diagnosis

Tindakan klinik yang dapat dilakukan untuk mengetahui terjadinya abortus antara lain:

a. Terlambat haid atau amenorea kurang adri 20 minggu

b. Pemeriksaan fisik yang terdiri dari keadaan umum tampak lemah, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, dan suhu badan normal atau meningkat (jika keadaan umum buruk, lakukan resusitasi dan stabilisasi)

c. Adanya perdarahan pervaginam yang dapat disertai keluarnya jaringan janin, mual dan nyeri pinggang akibat kontraksi uterus (rasa sakit atau kram perut diatas daerah sinopsis)

d. Pemeriksaan ginekologi meliputi inspeksi vulva dengan melihat perdarahan pervaginam, ada/tidak jaringan janin, dan tercium/tidak bau busuk dari vulva inspekulo

e. Perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah tertutup, ada/tidak jaringan keluar dari ostium, dan ada/tidak cairan atau jaringan busuk dari ositum

f. Pada Periksa Dalam, dengan melihat porsio masih terbuka atau sudah tertutup teraba atau tidak jaringan dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada saat perabaan adneksa, dan kavum Douglas tidak menonjol dan tidak nyeri.


(26)

12

E. Macam Macam Abortus

1. Abortus iminens merupakan abortus tingkat permulaan terjadi perdarahan pervaginam, sedangkan jalan lahir masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam uterus.

2. Abortus insipiens merupakan abortus yang sedang mengancam yang di tandai dengan serviks yang telah mendatar, sedangkan hasil konsepsi masih berada lengkap di dalam uterus.

3. Abortus inkomplit dimana sebagian hasil konsepsi telah keluar dari rahim dan masih ada yang tertinggal.

4. Abortus komplit, dimana seluruh hasil konsepsi telah keluar dari uterus pada kehamilan kurang dari 20 minggu.

5. Missed abortion, abortus yang di tandai dengan embrio atau fetus yang telah meninggal di dalam kandungan sebelum kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi seliruhnya masih dalam kandungan.

6. Abortus infeksius, adanya abortus yang di sertai dengan infeksi

7. Abortus habitualis, abortus yang terjadi sebanyak tiga kali berturut turut atau lebih

F. Asuhan yang di berikan pada abortus

Perhatikan atau yakinkan petugas kesehatan dalam situasi emergensi , berikan posisi tidur flat atau datar untuk mempertahankan fungsi optimal plasenta dan ginjal. Dapat juga memberikan terapi cairan dan memberikan oksigen guna untuk menggan ti cairan intravaskuler darah dan membantu oksigenisasi fetal yang adekuat. Batasi intake oral dan ukur intake output untuk mengantisipasi kebutuhan dan untuk mengetahui fungsi ginjal .


(27)

2. Kehamilan Ektopik A. Pengertian

Suatu keadaan dimana hasil konsepsi berimplantasi dan tumbuh di luar dan tumbuh di luar endometrium kavum uteri. Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang terjadi diman telur yang telah di buahi berimplantasi di luar endometrium kavum uteri. Sebagian besar kehamilan etopik berlokasi di tuba, jarang sekali berimplantasi di ovarium, perut, kanalis servialis uteri. ( Anik Maryunani, 2012 )

Tingginya angka kejadian saat ini kira kira 1 diantara 150 kehamilan dalam populasi kulit putih, 1 di antara 100 kehamilan dalam populasi bukan kulit putih. 20% muncul secara akut, 80% secara sub akut. Nyeri akut dan berat pada abdomen bagian bawah mungkin beralih ke daerah ujung bahu. Sub Akut lebih susah di diagnosis karena gejala gejala nya kurang jelas, amenore ( 4 – 10 minggu ) nyeri abdomen bagian bawah perdarahan Pervagina sedikit, berwarna merah ungu.( Misha Datta...et al, 2010 )

B. Etiologi

Etiologi yang dapat meneyebabkan kehamilan ektopik yaitu bila perjalanan menuju uterus, telur ( ovum ) yang sudah di buahi di bagian ampula tuba mengalami hambatan yang dapat di akibatkan oleh salpingitis, riwayat operasi tuba / pasca operasi tuba atau sterlisisasasi yang tidak sempurna, pelekatan tuba akibat operasi yang tiodak sempurna. Karena tuba bukan merupakan tempat untuk pertumbuhan hasil konsepsi, sebagian besar kehamilan di tuba terganggu pada usia kehamilan 6 – 10 minggu, dengan terjadinya implantasi di dalam lumen tuba dapat terjadi beberapa kemungkinan yaitu :


(28)

14

a. Hasil Konsepsi Mati Dini

Tempatnya tidak mungkin memberikan kesempatan tumbuh, karena kecilnya kemungkinan diserobsi.

b. Terjadinya Abortus

Kesempatan berkembang yang sangat kecil menyebabkan hasil konsepsi mati dan lepas dalam lumen, lepasnya hasil konsepsi menimbulkan perdarahan dalam lumen tuba dan keluar lumen membentuk timbunan darah, tuba tampak berwarna biru pada saat dilakukan operasi.

c. Tuba Palopi pecah

Karena tida dapat berkembang maka tuba dapat pecah, jonjot vili menembus sehingga terjadi rupture yang mrnimbulkan timbunan darah kedalam ruangan abdomen.

d. Rupture tuba menyebabkan hasil konsepsi terlempar keluar dan kemungkinan akan melakukan melakukan implantasi menjadi kehamilan abdomen sekunder, kehamilan abdominal dapat menjadi cukup besar.

Dari penjelasan di atas maka kehamilan ektopi terganggu dapat disimpulkan di sebabkan oleh :

1. Faktor uterus 2. Faktor tuba 3. Faktor ovum


(29)

C. Gejala klinik

Dikenal trias gejala klinik kehamilan ektopik yaitu :

1. Amenorhea

Lamanya amenorhea bervariasi dari beberapa hari sampai beberapa bulan. Dengan amenorhea terdapat tanda hamil muda yaitu, morning sickness, mual mual, perassan ngidam.

2. Terjadinya nyeri abdomen

Nyeri abdomen disebabkan kehamilan tuba yang pecah. Rasa nyeri dapat menjalar keseluruh abdomen tergantung dari perdarahan di dalamnya. Bila rangsangan darah dalam abdomen mencapai diafragma dapat mencapai terjadi nyeri di bawah bahu. Bila darahnya membentuk hematokel yaitu himpunan di Cavum Douglas akan terjadi rasa nyeri di babgian bawah dan saat buang air besar.

3. Perdarahan

Terjadinya abortus atau ehamilan tuba terdapat perdarahan ke dalam cavum abdomen dalam jumlah yang bervariasi. Darah yang tertimbun dalam cavum abdomen tidak berfungsi sehingga terjadi gangguan dalam sirkulasi umum yang menyebabkan nadi menungkat, tekanan darah menurun sampai jatuh kedalam keadaan syok

D. Penatalasanaan Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik terganggu merupakan masalah klinis yang memerlukan penanganan spesialis, sehingga rujukan merupakan langkah yang sangat penting. Dengan gambaran klinis kehamilan ektopik terganggu, kiranya bidan dapat menegakkan diagnosis kemungkinannya sehingga sikap yang paling baik di ambil


(30)

16

adalah merujuk penderita ke fasilitas yang lebih lengkap seperti puskesmas, dokter atau langsung ke rumah sakit. Sebagai gambaran penanganan spesialistis tersebut yang akan dilakukan adalah penatalaksanaan kehamilan ektopik tergantung pada beberapa hal antara lain lokasi kehamilan dan tampilan klinis. Sebagai contoh penatalaksaan kehamilan tuba berbeda dari penataklsaan kehamilan abdominal. Selain itu perlu dibedakan pula penatalaksanaan kehamilan ektopik terganggu dengan kehamilan ektopik belum terganggu.

Adapun prinsip umum penatalaksaan kehamilan ektopik adalah sebagai berikut :

a. Segera ruju ke fasilitas lebih lengkap ( rumah sakit )

b. Optimalisasi keadaan ibu dengan pemberian cairan dan tranfusi darah untuk mengkoreksi hipovolemia dan anemia, pemberian oksigen atau bila di curigai ada infeksi di bberikan juga antibiotik ( pada keaddaan syok segera berikan infus cairan dan oksigen sambil menuggu darah. Kondisi penderita harus diperbaiki, kontrol tekanan darah, nadi, dan pernafasan )

c. Penatalaksaan yang ideal adalah menghentikan sumber perdarahan segera dengan penatalaksanaan bedah ( operasi/laparotomi) setelah diagnosis di pastikan.

3 Mola Hidatidosa

A. Pengertian

Molahidatidosa adalah suatu penyakit tropoblas Gestasional (PTG) yang memiliki berbagai penyakit yang berasal dari plasenta yaitu molahidatidosa parsial dan komplit, koriokarsinoma mola infasif dan plasental site tropoblastik tumor ( Anik Maryunani, 2012 ).


(31)

Menurut Mistha Datta, 2010 Mola hidatidosa adalah tumor jinak pada jaringan tropoblas. Fertilisasi abnormal ( ovum yang mengalami enukleasi atau sperma haploid yang mengalami duplikasi atau dispermi.

B. epidemiologi

Insiden Molahidatidosa sering di dapatkan pada manusia usia reproduktif. Wanita pada masa remaja awal atau usia perimenopauase akan sangat beresiko. Wanita yang berusia >35 tahun memiliki resiko 2 kali lipat. Wanita Usia . $0 tahun memiliki resiko 7 kali lipat di banding dengan usia yang lebih muda. Paritas tidak mempengaruhi terjadinya molahidatidosa.

C . Patofisiologi

Hamil Anggur atau Molahiodatidosa dapat terjadi karena

a. Tidak adanya Buah kehamilan atau adanya perubahan sistem aliran darah terhadap buah kehamilan, pada usia kehamilan munggu ke 3 sampai minggu ke 4.

b. Aliran darah yang terus berlangsung tanpa bakal janin akibatnya terjadi peningkatan produksi cairan sel tropoblas bagian

C. Hipertensi dalam kehamilan

A. Pengertian

Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5 – 15 % penyulit kehamilan dan merupakan salah satu penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin. Di indonesia Mortalitas dan morbiditas hipertensi dalam kehamilan juga masih cukup tinggi. Hal ini di sebabkan selain oleh etiologi tidak jelas, juga oleh perawatan persalinan masih di tangani oleh petugas nonmedik dan sistem rujukan yang masih


(32)

18

belum sempurna. Hipertensi dalam kehamilan dapat dialami oleh semua lapisan ibu hamil sehingga pengetahuan tentang pengeloaan hipertensi dalam kehamilan harus benar benar di pahami oleh semua tenaga medik baik pusat maupun daerah. ( Sarwono, 2010 )

Ibu dengan gangguan hipertensi yang diinduksikan kehamilan dapat berkembnag dari penyakit ringan sampai kondisi yang lebih serius.Sedikit ibu yang mengalami Eklamsia memiliki tekanan darah normal. Tangani ibu yang mengalami konvulsi seperti menangani eklamsia sampai diagnosis lain di tegakkan. ( Devi Yulianti, 2006)

Bidan di garis depan pemberian perawatan maternitas idealnya di tempatkan pada surveilans primer dan di deteksi dini pre eklamsia. Aktfitas tindak lanjut yang di lakukan oleh bidan saat kondiisi setelah terdeteksi akan menentukan saat ibu masuk ke tingkat perawatan sekunder dan tersier. Hal ini dapat mencegah kedaruratan sehingga aktifitas tersebut sangat penting untuk kehamilan individu. (Boyle,M,2007)

B. Klasifikasi

Klasifikasi yang di pakai di indonesia adalah berdasarkan Report of the national hight blood Presure Education Program Working Group on Hight Blood Pressure in Pregnancy :

1. Hipertensi Kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur kahamilan 20 minngu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minngu dan hipertensi menetap sampai 12 minngu pasca persalinan . 2. Pre Eklamsi adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minngu kehamilan

disertai dengan proteinuria

3. Ekalmsi adalah Preeklamsi yang disertai dengan kejang kejang atau bahkan koma.


(33)

4. Hipertensi kronik dengan superinfosed preeklamsi adalah hipertensi kronik yang disertai tanda tanda preeklamsi atau hipertensi kronik disertai proteinuria.

5. Hioertensi gestasional adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipertensi dan akan menghilang setelah 3 bulan pascapersalian atau kehamilan dengan tanda tanda pre eklamsi tetapi tanpa proteinuria.

C. Faktor resiko

Terdapat banyak faktor resiko untuk terjadinya hipertensi pada kehamilan yang dapat dikelompokkan dalam faktor resiko sebagai berikut :

1. Primigravida, primipaternitas

2. Hiperplasentosis misalnya molahidatidosa, kehamilan multipel diabetes militus hidrops fetalis, bayi besar.

3. Umur yang ekstrim.

4. Riwayat keluarga pernah preeklamsi atau eklamsi

5. Penyakit penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil. 6. Obesitas.

D. Patofisiologi

Penyebab hipertensi dalam kehamilan hingga kini belum diketahui denagn jelas. Banyak teori yang telah di kemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam kehamilan, tetapi jika tidak ada satu pun teori tersebut yang dianggap mutlak benar. Teori teori yang sekarang banyak dianut adalah sebagai berikut :

1. Teori kelaina vaskularisasi plasenta


(34)

20

3. Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin 4. Teori adaptasi kardiovaskularori genetik

5. Teori defesiensi gizi dan Teori inflamasi

D Ketuban Pecah Dini ( KPD ) A. Pengertian

Defenisi Ketuban Pecah Dini ( KPD ) adalah pecahnya ketuban sebelum waktuna melahirkan / sebelum inpartu, pada pembukaan < 4 cm (fase laten). Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamian maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD merupakan Komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan kurang bulan, dan mempunyai kontribusi yang besar pada angka kematian perinatal pada bayi yang kurang bulan. Pengelolaan KPD pada kehamilan kurang dari 34 minggu sangat komplek, bertujuan untuk menghilangkan kemungkinan terjadinya prematuritas dan RDS ( Respiration Dystress Syndrom ).

B. Etiologi

Penyebab KPD masih belum diketahui dan tidak dapat ditentukan secara pasti. Beberapa laporan meyebutkan faktor – faktor yang berhubungan erat dengan KPD, namun faktor faktor mana yang lebih berperan sulit diketahui.

Kemungkinan yang menjadi faktor predisposisinya adalah:

1. Infeksi: infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun asenderen dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bias menyebabkan terjadinya KPD.

2. Servik yang inkompetensia, kanalis servikalis yang slalu terbuka oleh karena kelainan pada servik uteri (akibat persalinan atau kuretase )


(35)

3. Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan (overdistensi uterus), misalnya trauma hidramnion, gamely.

4. Trauma yang di dapat misalnya hubungan seksual, pemeriksaan dalam maupun amniosintesis menyebabkan terjadinya KPD karena biasanya disertai infeksi.

5. Kelainan letak, misalnya sungsang sehingga tidak ada bagian terendah yang menutupi pintu atas panggul ( PAP )yang dapat menghalani tekanan terhadap membrane bagian bawah.

Faktor lain adalah

1. Faktor golongan darah akibat golongan darah ibu dan anak yang tidak sesuai dapat menimbulkan kelemahan bawaan termasuk kelemahan jaringan kuliit ketuban.

2. Faktor disproporsi antar kepala janin dan panggul ibu. 3. Faktor multi graviditas, merokok dan perdrahan antepartum. 4. Desifisiensi gizi dari tembaga atau asam askorbat (Vitamin C)

Adapun faktor faktor resiko dari KPD yaitu, Inkompetensia serviks (leher rahim), Polihidramnion, Riwayat KPD sebelumnya, Kelainan atau kerusakan selaput ketuban, Kehamilan kembar, Trauma, Serviks (leher rahim) yang pendek (<25 mm) pada usia kehamilan 23 minngu, Infeksi pada kehamilan seperti bacterial vaginosis.

C Tanda Dan Gejala

Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembebs melalui vagina. Aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti berbau amoniak, mungkin cairan tersebut masih merembes atau menetes, dengan cirri pusat dan bergaris warna darah.


(36)

22

Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus di produksi sampai kelahiran. Tetapi bila anda duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak dibawah biasanya mengganjal atau menyumbat kebocoran untuk sementara. Demam, Bercak vagina ang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah cepat merupakan tanda tanda infeksi yang terjadi.

C. Penatalaksanaan

Ketuban Pecah dini termasuk dalam kehamilan beresiko tinggi. Keasalahan dalam mengelola KPD akan membawa akibat meningkatnya angka moebiditas dan mortalitas ibu maupun bayinya. Penatalaksaan KPD masih dilema bagi sebagian besar ahli kebidanan. Kasus KPD yang cukup bulan, kalau segera mengakhiri kehamilan akan menaikkan insidensi bedah caesar, dan kalau menunngu persalinan spontan akan menaikkan insidensi choriomnioniti

Adapun penatalaksaannya adalah

1. Konservatif

 Rawat di rumah sakit.

 Beri antibiotika : bila ketuban pecah > 6 jam berikan Ampicilin 4 x 500 mg atau gentamicyn 1 x 80 mg.

 Bila umur Kehamilan < 32 – 34 minggu dirawat selama air ketuban masih keluar atau sampai air ketuban tidak keluar lagi

 Bila usia kehamilan 32 – 34 minggu, masih keluar air ketuban, maka usia kehamilan 35 minngu dipertimbangkan untuk terminasi kehamilan ( hal sangat bergantung pada kemampuan perawatan bayi prematur )


(37)

 Nilai tanda tanda Infeksi : suhu, leukosit, tanda tanda infeksi intrauterine.

 Pada usia kehamilan 32 – 34 minggu, berikan streroid selam untuk memacu kematangan paru paru janin.

2. Aktif

 Kehamilan > 35 minggu : Induksi oksitosin, bila gagal dilKUKn sectio caesarea.

 Pada keadaan CPD, Letak lintang, dilakukan seksio sesaria.

 Bila ada tanda tanda infeksi beri antibioyika dosis tinggi dan persalinan di akhiri.

( Nugroho, T , 2012

E Kehamilan Lewat Waktu ( Serotinus ) A. Pengertian

Kehamilan serotinus atau kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang telah berlansung selama 42 minggu ( 294 hari ) atau lebih, pada siklus haid teratur rata – rata 28 hari dan hari pertama Haid terahir diketahui dengan pasti. Diagnosa usia kehamilan lebih dari 42 minngu didapatkan dari perhitungan umus neagle atau dengan tinggi Fundus uteri.

B. Etiologi

Penyebab terjadinya kehamilan lewat bulan pada umumnya tidak diketahui secara pasti, beberapa faktor yang diduga sebagai penyebab adalah antara lain :

1. Cacat bawaan atau anesepalus 2. Defiiansi sulfatase plassenta


(38)

24

3. Pemakaian obat obatan yang berpengaruh pula sebagi tokolitik anti prostaglandin : salbutamol, progestin, asam mefenamat.

4. Tidak diketahui penyebabnya

Hal ini juga bisa disebabkan karena

1. Penuruna kadar estrogen pada kehamilan normal pada umumnya tinggi. 2. Pada kasus insufisiensi plasenta / adrenal janin, hormone prokusor yitu

isoadrosteron sulfat di ekresikan dalam cukup tinggi konversi menjadi estardiol dan secara langsung estradiol di dalam pasenta, contoh klinik mengenai defisiensi prekusor estrogen adalah anasefalus.

3. Faktor hormonal yaitru Kadar progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang.

4. Faktor lain adalah hereditas karena post matur atau pun serotinus seiring di jumpai pada suatu keluarga.

C. Manifestasi klinis

1. Keadaan klinis yang dapat ditemukan ialah gerakan janin yang jarang yaitu secara subjektif kurang dari 7 kali / 20 menit atau secara objektif dengan kardiotokografi kurang dari 10 kali / 20 menit.

2. Pada bayi ditemukan tanda tanda lewat waktu yang terbagi menjadi :

a. Stadium 1 : kulit kehilangan verniks kaseosa dan terjadi maserasi sehingga kulit kering, rapuh dan mudah meneglupas.

b. Stadium 2 : Seperti satdium 1 disertai pewarnaan mekonium ( atau kehijauan di kulit ).

c. Stadium 3 : Seperti stadium 1di sertai pewarnaan kekuningan pada kuku kulit dan tali pusat.


(39)

Dalam menilai apaah kehamilan matur atau tidak , pada ibu dapat dilakukan beberapa pemeriksaan yaitu :

1. Berat badan ibu turun dan lingkaran perut mengecil dan air ketuban berkurang

2. Pemeriksaan rontgenologi : dengan pemeriksaan ini dengan janin matur dapat ditemukan pusat osifikasi pada os cuboid, bagian distal femur dan bagian froksimal tibia, diameter bipariental kepala 9,8 cm lebih. Keberatan pemeriksaan ini adalah kemungkinan pengaruh tiida baik sinar ronntgen terhadap janin. Pemeriksaan dengan USG, dengan pemeriksaan ini diameter biparental kepala janin dapat diukur dengan teliti tanpa bahaya.

3. Pemeriksaan sitologi liquor amnion, Amnioskopi dan periksa PH nya di bawah 7,20 di anggap sebagai tanda gawat janin.

4. Pemeriksaan Sitologi vagina untuk menentukan infusiensi plasenta di nilai berbeda beda.

5. Rasio lesitin , spingomielin dengan thin layer Cromatography atau dengan shake foam test, aktifitas tromboplastin dalam cairan amnion.

E. Penatalasaan

Penatalaksaan pada kehamilan lewat waktu atau serotinus adalah :

1. Setelah usia kehamilan > 40 minggu yang penting adalah monitoring janin sebaik baiknya.

2. Apabila tidak ada tanda tanda insufisiensi plasenta persalinan spontan dapat di tunggu dengan pengawasan ketat.

3. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks kalau sudah matang boleh di lakukan induksi persalinan dengan atau tanpa amniotomi.


(40)

26

4. Bila riwayat kehamilan yang lalu ada kehamilan janin dalam rahim, terdapat hipertensi, pre eklamsi, atau pada kehamilan 40 – 42 minggu maka ibu di rawat di rumah sakit.

5. Tindakan operasi sectio caesarea dapat dipertimbangkan pada. a. Insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks belum matang

b. Pembukaan yang belum lengkap.

c. Persalinan lama

d. Terjadi tanda gawat janin e. Primigravida tua

f. Kematian janin dalam kandungan g. Pre eklamsi

h. Hipertensi menahun i. Infertilitas

j. Kesalahan letak janin


(41)

27

BAB III

KERANGKA KONSEP

Kerangka konsep merupakan teori yang di buat oleh peneliti untuk memberikan gambaran yang sistematis mengenai masalah yang akan di teliti bersifat sementara. ( Sibagariang,dkk, 2010,halm 41). Adapun berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan pustaka, maka kerangka penelitian ini dapat aya kembangkan melalui kerangka konsep di bawah ini.

Skema 2 : Kerangka Konsep

Asal Rujukan

Mutu Rujukan Terpadu

Luaran


(42)

28

3.2 Defenisi Operasional

No Variabel Defenisi

Operasional

Cara ukur Hasil Ukur

1 Asal

Rujukan

Asal pasien rujukan medan dan luar medan

Observasi Rujukan asal medan

1. Rumah Sakit 2. Praktek Dr 3. Bidan 4. Puskesmas Rujukan luar medan

1. Rumah Sakit 2. Puskesmas

2 Mutu

Rujukan Terpadu Kwalitas rujukan pasien baik system ataupun layanan terhadap pasien

Observasi - Rujukan

baik

- Rujukan

terlambat

3 Luaran Hasil akhir

dari

keadaan ibu dan bayi

Observasi - Hidup


(43)

29

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang di gunakan adalah bersifat deskriptif dengan pendekatan retrospektif menggunakan data sekunder dari medical record, untuk mengetahui insiden kasus kasus rujukan persalinan di RSUD Dr Pringadi periode Januari - Desember 2014.

B. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua catatan medical record kasus kasus rujukan di RSUD Dr Pringadi Medan periode Januari – Desember 2014 adalah sebanyak 477 kasus di namun berdasarkan kebijakan dari rekam medik di RSUD Dr Pirngadi Medan terdapat 110 kasus yang dapat di analisa.

b. Sampel

Cara pengambilan sampel yang di lakukan dengan metode total sampling yaitu seluruh kasus kasus rujukan persalinan yang tercatat di Medical Record RSUD Dr Pirngadi Medan periode Januari – Desember 2014 yaitu sebanyak 110 kasus.


(44)

30

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr Pirngadi Medan dengan pertimbangan berbagai alasan yaitu : karena RSUD Dr Pirngadi merupakan salah satu rumah sakit rujukan yang lengkap di kota medan dan tempatnya mudah di jangkau oleh peneliti.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan April – Mei tahun 2015

E. Instrumen Penelitian

Data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Penelitian ini menggunakan instrumen berupa lembar checklist bila ada variabel yang muncul maka dicatat pada tempat yang telah di tentukan.

F. Pengumpulan Data

Data yang di kumpulkan adalah data sekunder dengan melihat data yang ada pada rekam medis yaitu seberapa banyak jumlah kasus kasus rujukan persalinan di RSUD Dr Pringadi Medan Periode Januari – Desember 2014. Mencatat kasus yang muncul di medical record ke dalam tabel dan melihat kasus rujukan yang paling banyak berdasarkan asal rujukan, mutu rujukan dan luaran kasus rujukan persalinan.


(45)

G. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang dikumpul diolah dengan cara manual langkah langkah sebagai berikut

a. Editing

Proses pengetikan yang di lakukuan dengan pengecekan kelengkapan data yang terkumpul, bila terjadi kesalahan atau kekurangan dalam pengambilan data maka akan di perbaiki dan dilakuan pendataan ulang

b. coding

Merupakan kegiatan member kode numerik atau angka terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode artinya dalam satu buku untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variable.

c. Data Entri

Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah di kumpulkan ke dalam master tabel atau data base computer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kontigensia

d. Cleaning

Merupakan Kegiatan untuk memastikan bahwa seluruh data yang telah dimasukkan kedalam mesin pengolah data sudah sesuai dengan keadaan sebenarnya.


(46)

32

e. Tabulating

Data yang telah lengkap dan sesuai dengan variabel yang dibutuhkan akan di masukan kedalam tabel tabel distribusi frekuensi.

c. Analisis Data

Analisis yang dilakukan secara deskriptip dengan melihat persentase yang telah terkumpul dan di sajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Analisa data dilanjutkan dengan membahas hasil penelitian secara kepustakaan yang ada dan diambil kesimpulan. Jumlah item penilitian ditabulasi, jumlah kasus yang terjadi untuk disetiap item dijumlahkan, kemudian di bagi dalam seluruh kasus dikali 100% yang hasilnya beberapa persentase. Rumus yang di gunakan adalah

P = X/N x 100%

Dengan:

P =Persentase

N = Jumlah kasus

X = Jumlah kasus yang terjadi.

Setelah data terkumpul, kemudian diolah dengan mengelompokan setiap data yang di peroleh dan disusun sesuai dengan kriteria yang diteliti. Selanjutnya data yang diolah secara deskriptip dengan menghitung besaran jumlah dan persentase. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan di kemukakan berbagai interpretasi terhadap tabel tersebut.


(47)

33

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil Penelitian Perolehan data berdasarkan data demografi kasus rujukan persalinan di Rumah Sakit Dr. Pringadi Medan Periode Januari – Desember 2014 adalah sebagai berikut:

Tabel 5.1

Tabel Distribusi Frekuensi Kasus Rujukan Persalinan Berdasarkan Asal Pasien di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2014

Dari tabel 5.1 diatas dapat dilihat bahwa rujukan persalinan yang di amati dari 110 kasus di RSUD Dr. Pirngadi selama tahun 2014 paling banyak berasal dari rujukan Puskesmas di Medan sebanyak 40 kasus (36.4%) kemudian rujukan Bidan sekitar Medan sebanyak 23 kasus (20.8 %) dan pasien yang paling sedikit adalah rujukan Puskesmas luar medan sebanyak 7 kasus (6.4%).

Asal Rujukan N %

Medan

Rumah Sakit 16 14.6

Praktik Dokter 15 13.6

Bidan 23 20.8

Puskesmas 40 36.4

Luar Medan

Rumah Sakit 9 8.2

Puskesmas 7 6.4


(48)

34

Tabel 5.2

Tabel Distribusi Frekuensi Kasus persalinan berdasarkan Mutu Rujukan di RSUD Dr Pringadi Medan Periode Januari – Desember 2014

Mutu Rujukan Terpadu

F %

Baik 66 60 %

Terlambat 44 40 %

Total 110 100,0

Hasil Penelitian terhadap 110 kasus persalinan di RSU Dr Pringadi Medan tahun 2014 jumlah kasus rujukan persalinan yang dapat di kategorikan sebagai mutu rujukan baik sebanyak 66 kasus ( 60 % ) dan yang Terlambat sebanyak 44 kasus ( 40 % )

Tabel 5.3

Tabel Distribusi Frekuensi Kasus persalinan berdasarkan Luaran Ibu di RSUD Dr Pringadi Medan Periode Januari – Desember 2014

Dari tabel 5.3 diatas jumlah ibu yang mengalami kematian dari 110 kasus rujukan yang di teliti di RSU r Pirngadi Medan Tahun 2014 dengan keadaan keluaran ibu hidup sebanyak 108 orang (98.2%) dan 2 orang (1.8%) mengalami kematian.

Keadaan Ibu N %

Hidup 108 98.2

Mati 2 1.8


(49)

Tabel 5.4

Tabel Distribusi Frekuensi Kasus Rujukan Persalinan Berdasarkan Luaran Bayi di RSU Dr Pringadi Medan Periode Januari – Desember 2014

Dari tabel 5.4 diatas jumlah kasus bayi yang meninggal dari 110 kasus yang di teliti dari di RSUD dr Pirngadi Medan Tahun 2014 dengan keadaan keluaran bayi hidup sebanyak 106 orang (96.4%) dan 4 orang (3.6%) mengalami kematian.

B. Pembahasan

Rujukan adalah suatu pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus atau masalah kebidanan yang timbul baik secara vertikal (dari satu unit ke unit yang lebih lengkap /Rumah Sakit) maupun horizontal (dari satu bagian ke bagian lain dalam satu unit) (Muchtar, 1977).

Sistem rujukan sudah mulai diperkenalkan oleh pemerintah sejak tahun 1976 untuk memperoleh pelayanan obstetri / kebidanan, terutama bagi kelompok resiko tinggi. Harapannya adalah dengan sistem ini pelayanan akan menjadi lebih efesien, efektif dan mudah di akses oleh mayoritas masyarakat tetapi pelayanan ini bukan hanya sekedar aktifitas dalam sistem rujukan, tetapi juga mencakup pelatihan dan penelitian. Agar sistem rujukan dapat bekerja secara efesien, kerja sama secara terus menerus sangat di perlukan antara institusi terkait dan petugas kesehatan seperti bidan. ( Maryunani A, 2012 ).

Menurut direktorat Bina Kesehatan Ibu Depkes RI situasi kematian ibu masih tinggi di akibatkan oleh jauh dari fasilitas kesehatan, bagi mereka yang tinggal di

Keadaan Bayi N %

Hidup 106 96.4

Mati 4 3.6


(50)

36

daerah pedesaan dan tidak mampu ( miskin ). Masalah akses dan kualitas pelayanan kasus komplikasi yang terlambat menerima pelayanan emergensy yang memadai ( PONEK ). Menurut Survey Dinkes Provinsi Sumatera Utara sebaran tenaga kesehatan baik dokter SpOG Dokter Anak maupun bidan sebarannya lebih banyak daerah perkotaan. Seperti dokter, Sebaran dokter SpOG dan SpA sebanyak 244 dan 122 di 82 rumah sakit. Sedangkan di daerah terpencil seperti Padang Lawas Utara, Dairi, dan Nias bahkan hampir tidak ada dokter SpOG dan SpA. Hal ini menyebabkan kasus emergency yang gawat dan sulit di tangani akan dirujuk ke kota yang fasilitasnya lebih memadai.

Hal ini juga harus didukung dengan adanya jaminan akses tenaga terampil dan rujukan yang aman. Bidan di Puskesmas maupun di polindes sangat berperan penting dalam memfasilitasi rujukan yang aman sebagai profesi yang di akui masyarakat. Agar tercapinya target MDGS 2015 untuk AKI, yang menurunkan AKI mencapai 102 per 100.000 kelahiran hidup dengan posisi 359 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012 maka akan sulit bagi pemerintah untuk mencapai AKI sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.

Dapat dilihat bahwa rujukan persalinan yang diamati dari 110 kasus di RSUD dr. Pirngadi selama tahun 2014 paling banyak berasal dari rujukan puskesmas di Medan sebanyak 40 orang(36.4 %) kemudian rujukan medan bidan sebanyak 23 orang (20.8 %) selanjutnya rujukan dari klinik dokter spesialis kandungan sebanyak 15 orang (13.6%) pasien rujukan dari rumah sakit lain di medan sebanyak 16 orang (14.6%),pasien yang berasal dari rujukan rumah sakit luar medan sebanyak 9 orang (8.4%) dan pasien yang paling sedikit adalah rujukan puskesmas luar medan sebanyak 7 orng (6.4%).


(51)

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di berbagai daerah di Indonesia bahwa dalam upaya pencepatan penurunan AkI sistem rujukan paripurna terpadu artinya segala bentuk pelayanankesehatan reproduksi yang diberikan secara terpadu dan terencana. Rujukan terencana merupakan rujukan yang tepat bersifat bersifat proaktif terhadap komplikasi obstetri, sehingga persiapan rujukan lebih dini direncanakan, tetapi rujukan terlambat di sebabkan karena mekanisme rujukan belum di rencanakan secara terencana optimal.

Kualitas suatu rujukan sangat dipengaruhi oleh tenaga yang terampil akses rujukan dan biaya. Rumah sakit yang di percaya sebagai tempat rujukan harus memiliki tenaga yang terampil baik itu dokter, perawat dan sebagainya yang berperan di rumah sakit rujukan tersebut. Rujukan perlu biaya yang besar tidak hanya biaya pelayanan tetapi juga biaya transportasi, akomodasi. Terbatasnya pemahaman prosedur pembuatan Askeskin, terutama masyarakat miskin membuat masalah biaya sulit teratasi.

Ketimpangan pelayanan obstetri yang diberikan antara kaya dan miskin sangat mempengaruhi kwalitas rujukan suatu rumah sakit, seperti hal nya pelayanan operasi SC antara kaya dan miskin, 30 – 35 % biaya program dari pemerintah sisanya di tanggung oleh masyarakat. Masyarakat miskin membayar lebih kecil dan mendapat kwalitas yang lebih rendah, sedangkan yang kaya membayar lebih besar dengan kwalitas yang tinggi . ( Direktorat Bina Kesehatan Ibu, Depkes RI )

Di tinjau dari 110 kasus persalinan di RSUD Dr Pirngadi Medan tahun 2014 jumlah kasus rujukan persalinan yang dapat di kategorikan sebagai mutu rujukan baik sebanyak 66 kasus ( 60 % ) dan yang Terlambat sebanyak 44 kasus ( 40 % )


(52)

38

Kematian Maternal banyak disebabkan oleh keterlambatan rujukan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di daerah. Akan tetapi hal tersebut akan dapat di atasi dengan pelayan yang memadai yg dilakukan di rumah sakit rujukan tersebut, sehingga akan sangat mengurangi angka kematian ibu dan bayi.

Dari 110 kasus rujukan yang di teliti di RSUD Dr Pirngadi Medan Tahun 2014 berdasarkan keadaan keluaran ibu hidup sebanyak 108 orang yang hidup (98.2%) dan 2 orang (1.8%) mengalami kematian yaitu kematian ibu atas indikasi eklamsi dan pre eklamsi, dan dengan keadaan keluaran bayi hidup sebanyak 106 kasus (96.4%) dan 4 orang (3.6%) mengalami kematian yaitu dengan indikasi bayi meninggal dengan KJDK dan Aspiksia .


(53)

39

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian di dalam pembahsan dapat disimpulkan bahwa jumlah kasus rujukan persalinan di Rumah Sakit Umum Dr Pringadi Medan Periode Januari – Desember 2014.

1. Jumlah kasus persalinan yaitu 110 kasus

2. Berdasarkan Asal rujukan yang diamati dari110 kasus di RSUD dr. Pirngadi selama tahun 2014 paling banyak berasal dari rujukan puskesmas di Medan sebanyak 40 orang (36.4 %) kemudian rujukan medan bidan sekitar medan sebanyak 23 orang (20.8 %) dan pasien yang paling sedikit adalah rujukan puskesmas luar medan sebanyak 7 orng (6.4%).

3. Berdasarkan Mutu Rujukan yang di amati dari 110 kasus persalinan di RSU Dr Pringadi Medan tahun 2014 jumlah kasus rujukan persalinan yang dapat di kategorikan sebagai mutu rujukan baik sebanyak 66 kasus ( 60 % ) dan yang Terlambat sebanyak 44 kasus ( 40 % )

4. Berdasarkan Luaran Ibu dan Bayi yang diamati ari 110 kasus rujukan yang di teliti di RSUD dr Pirngadi Medan Tahun 2014 berdasarkan keadaan keluaran ibu 2 orang (1.8%) mengalami kematian yaitu dengan indikasi eklamsi dan pre eklamsi, dan 4 orang (3.6%) mengalami kematian dekan indikasi KJDK dan asfiksia.

5. Berdasarkan hasil penelitian dapat diamati bahwa sistem rujukan banyak terjadi kesalahan pada sistem rujukan bukan pada pelayan kesehatan.


(54)

40

B. Saran

A. Untuk tenaga Kesehatan di daerah

Bidan harus dapat mendiagnosa sebagian komplikasi, mendeteksi sebagian keadaan darurat dan kebutuhan rujukan, bidan memerlukan bantuan dari bidan lain atau dokter untuk tindakan pada komplikasi dan dapat memilih mana kasus emergency yang di rujuk atau tidak.

Puskesmas adalah salah satu fasilitas kesehatan yang paling sering menjadi tempat masyarakat untuk berobat. Puskesmas sebagai layanan PONED harus dapat memberikan layanan emergensi dasar agar tercapainya layanan yang memuaskan.

B. Untuk Fasilitas Rujukan Rumah Sakit

Agar selalu dapat meningkatkan kwalitas serta mutu layanan yang dibeikan, supaya segala kasus rujukan yang diterima dapat di atasi sebaik mungkin, supaya tidak menimbulkan kematian atau kesakitan pada ibu dan bayi.


(55)

Daftar Pustaka

Arikunto,Suharsini (2013). Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta

Boyle, M .( 2007 ).Kedaruratan Dalam Persalinan, Jakarta: EGC.

Chapman, V, & Charles, C. ( 2013 ). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran, Jakarta:EGC.

Hidayat, A,A. ( 2009 ). Metodologi Penelitian , Jakarta : TIM 2010

Maryunani, Anik., & Yulianingsih . ( 2012 ). Asuhan Kegawatdaruratan ,Jakarta : TIM 2012

Datta,M., Randall,L., Holmes, N., & Karunaharan, N. ( 2009 ). Rujukan Cepat Obstetri dan Gynecology, Jakarta : EGC

Prawiroharjo, S. ( 2010 ). Ilmu kebidanan , Jakarta: Bina Pustaka

Sibagariang, E,E.,Juliani., Rismalinda., Nurjannah, S. ( 2010 ). Metodologi Penelitian untuk Mahasiswa Diploma Kesehatan , Jakarta : TIM 2010 Sulistiawati, A ( 2009 ) Obstetri dan Gynecology , Jakarta : EGC

Nugroho, T. ( 2011 ). Buku Ajar Obstetri Untuk Mahasiswa Kebidanan, Jogyakarta :Nuha Medika

( 2010 ). Kasus Emergency Kebidanan Untuk Kebidanan Dan Keperawatan, Jogyakarta : Nuha Medika

Yulianti, D. ( 2006 ). Menejemen Komplikasi Kehamilan dan Persalinan , Jakarta : EGC

Saputra, W ( 2013 ). Angka kematian Ibu ( AKI ) Melonjak, Indonesia Mundur 15 Tahun. Economic and Public Policy Researcher,www.theprakarsa.org.


(56)

LEMBAR CHECK LIST

Insiden Kasus Rujukan

No Reg :

1.

Data Demografi

Suku

:

Agama

:

Pekerjaan

:

Pendidikan Terahir

:

2.

Insiden Kasus Rujukan

Asal RujukanIbu :

Medan

Rumah Sakit

Praktek Dr

Bidan

Puskesmas

Luar Medan Rujukan medan Praktek Dr

Rumah Sakit

Puskesmas

Mutu Rujukan :

Baik


(57)

Luaran Ibu

Hidup

Mati

Luaran Bayi

Hidup

Mati


(58)

INSIDEN KASUS – KASUS RUJUKAN PERSALINAN DI RSUD DR PIRNGADI MEDAN

PERIODE JANUARI - DESEMBER 2014

NO NO. RM Asal Rujukan

Asal rujukan Luaran Maternal dan Neonatal

Medan Luar Medan

Rujukan Baik Rujukan Terlambat

Hidup Mati

Rumah Sakit

Praktek Dokter

Bidan Puskesmas Rumah Sakit Puskesmas

1 54.06.44 √ √ √

2 59.93.29 √ √ √

3 82.01.42 √ √ √

4 83.20.72 √ √ √

5 85.37.93 √ √ √ √

6 86.56.96 √ √ √ √

7 63.02.38 √ √ √

8 81.65.02 √ √ √

9 85.77.98 √ √ √

10 84.98.36 √ √ √

11 74.70.65 √ √ √

12 93.60.65 √ √ √

13 93.61.66 √ √ √

14 94.43.57 √ √ √

15 94.02.07 √ √ √

16 93.93.17 √ √ √

17 93.40.37 √ √ √

18 83.03.57 √ √ √

19 92.80.67 √ √ √

20 93.57.77 √ √ √

21 91.82.05 √ √ √


(59)

23 92.78.05 √ √ √

24 88.37.34 √ √ √

25 92.99.43 √ √ √

26 92.29.33 √ √ √

27 92.84.23 √ √ √

28 92.79.22 √ √ √( Bayi )

29 94.14.22 √ √ √

30 92.49.02 √ √ √

31 91.89.21 √ √ √

32 93.34.21 √ √ √

33 94.20.30 √ √ √

34 93.67.20 √ √ √

35 91.75.10 √ √ √

36 94.02.10 √ √ √

37 67.20.06 √ √ √

38 88.71.01 √ √ √

39 91.02.08 √ √ √

40 91.03.92 √ √ √

41 91.05.14 √ √ √

42 91.16.77 √ √ √

43 91.18.05 √ √ √

44 91.33.41 √ √ √

45 91.40.12 √ √ √

46 91.40.26 √ √ √

47 91.48.23 √ √ √ ( Bayi )

48 91.51.40 √ √ √

49 91.5159 √ √ √

50 91.58.81 √ √ √

51 33.91.32 √ √ √

52 43.28.08 √ √ √

53 75.46.11 √ √ √

54 82.09.58 √ √ √

55 86.76.32 √ √ √


(60)

57 91.02.09 √ √ √

58 91.26.50 √ √ √

59 91.72.54 √ √ √

60 91.72.63 √ √ √

61 91.85.53 √ √ √

62 92.06.64 √ √ √

63 92.83.82 √ √ √

64 93.06.34 √ √ √

65 93.08.38 √ √ √

66 93.21.02 √ √ √

67 94.48.07 √ √ √

68 05.77.17 √ √ √

69 15.83.06 √ √ √

70 27.79.39 √ √

71 47.81.29 √ √ √ ( Ibu )

72 51.12.28 √ √ √

73 52.12.70 √ √ √

74 52.69.85 √ √ √

75 52.95.09 √ √ √

76 55.81.20 √ √ √

77 56.01.75 √ √ √

78 58.26.64 √ √ √

79 60.51.61 √ √ √

80 61.46.43 √ √ √

81 62.41.08 √ √ √

82 62.42.00 √ √ √

83 64.75.18 √ √ √

84 64.93.85 √ √ √

85 65.85.44 √ √ √ (Bayi)

86 66.80.62 √ √ √

87 68.14.14 √ √ √

88 68.24.57 √ √ √

89 68.30.13 √ √ √


(61)

91 09.28.16 √ √ √

92 69.38.80 √ √ √

93 69.53.91 √ √ √

94 70.51.99 √ √ √

95 73.42.67 √ √ √ (Ibu)

96 73.45.45 √ √ √

97 91.35.00 √ √ √

98 91.40.75 √ √ √

99 91.42.58 √ √ √

100 91.43.29 √ √ √

101 91.43.87 √ √ √ (bayi)

102 91.46.55 √ √ √

103 91.48.56 √ √ √

104 91.28.83 √ √ √ √

105 91.51.37 √ √ √

106 91.51.01 √ √ √

107 91.58.77 √ √ √

108 91.61.61 √ √ √

109 91.65.72 √ √ √


(62)

(63)

(64)

(65)

(66)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Data Pribadi

Nama : Jenni Andriyani Tampubolon Tempat/ Tanggal Lahir : Meranti Timur, 24 Februari 1993 Anak ke : 2 dari 2 bersaudara

Agama : Islam

Nama Orang Tua

Ayah : Syahrul Tampubolon ( alm ) Ibu : Damewati Panjaitan

Alamat : Desa Meranti Timur Kec. Pintu Pohan meranti Kab. Toba Samosir

Riwayat Pendidikan

Tahun 1999 – 2005 : SD N 175821 Meranti Timur

Tahun 2005 – 2008 : SMP N 2 Pintu Pohan Meranti

Tahun 2008 – 2011 : SMA N 1 Aek Songsongan Bandar Pulau

Tahun 2011 – 2014 : Program Studi D - III Kebidanan STIKes DELI

HUSADA Deli Tua.

Tahun 2014 – 2015 : Program Studi Di D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara


(1)

91 09.28.16 √ √ √

92 69.38.80 √ √ √

93 69.53.91 √ √ √

94 70.51.99 √ √ √

95 73.42.67 √ √ √ (Ibu)

96 73.45.45 √ √ √

97 91.35.00 √ √ √

98 91.40.75 √ √ √

99 91.42.58 √ √ √

100 91.43.29 √ √ √

101 91.43.87 √ √ √ (bayi)

102 91.46.55 √ √ √

103 91.48.56 √ √ √

104 91.28.83 √ √ √ √

105 91.51.37 √ √ √

106 91.51.01 √ √ √

107 91.58.77 √ √ √

108 91.61.61 √ √ √

109 91.65.72 √ √ √


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama

: Jenni Andriyani Tampubolon

Tempat/ Tanggal Lahir : Meranti Timur, 24 Februari 1993

Anak ke

: 2 dari 2 bersaudara

Agama

: Islam

Nama Orang Tua

Ayah

: Syahrul Tampubolon ( alm )

Ibu

: Damewati Panjaitan

Alamat

: Desa Meranti Timur Kec. Pintu Pohan meranti Kab. Toba

Samosir

Riwayat Pendidikan

Tahun 1999

2005

: SD N 175821 Meranti Timur

Tahun 2005

2008

: SMP N 2 Pintu Pohan Meranti

Tahun 2008

2011

: SMA N 1 Aek Songsongan Bandar Pulau

Tahun 2011

2014

: Program Studi D - III Kebidanan STIKes DELI

HUSADA Deli Tua.

Tahun 2014

2015

: Program Studi Di D-IV Bidan Pendidik Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara