4. Proses Rujukan
Di dalam suatu perujukan kasus obstetri kebidanan, dijumpai adanya suatu proses dari mulai ditemui kasus sampai pada pengiriman kasus tersebut ke instansi
yang dirujuk. Proses ini umumnya mulai dari penemuan kasus, pemeriksaan, penegakan diagnosa, observasi sampai penentuan bahwa kasus memerlukan tindakan
ataupun penanganan yang tidak dapat atau kurang sempurna dilakukan di instansi perujuk dan di putuskan untuk di rujuk . Maryunani A, 2012
B. Perdarahan Pada Kehamilan Muda
Perdarahan pervaginam merupakan keluhan umum yang banyak dijumpai dan merupakan penyebab cukup tinggi seorang wanita datang ke rumah sakit teerutama
jika diketahui atau disangka ada kehamilan . Sekitar 20 wanita hamil mengalami perdarahan pada awal kehamilan
kehamilan muda . Perdarahan pada kehamilan muda dapat disebabkan oleh bermacam macam keadaan tetapi yang tersering adalah abortus, Kehamilan ektopik,
Molahidatidosa . Maryunani A, 2011
1. Abortus
A. Pengertian
Abortus adalah Ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pertemuan sel telur dan sel sperma pada usia kehamilan kurang dari 20 minngu atau berat janin kurang dari
500 gr Nugroho T, 2010 Abortus adalah berahirnya suatu kehamilan oleh karena akibat akibat tertentu
pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan. Istilah abortus dapat di pakai untuk
menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan. Menurut terjadinya abortus di bedakan menjadi abortus spontan dan abortus, provokatus.
B. Etiologi
Abortus dapat di sebabkan antara lain 1.
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, 2.
Lingkungan endometrium kurang sempurna sehingga suplai zat makanan terganggu,
3. Pengaruh teratogenetik radiasi, virus, obat obatan .
4. Kelainan plasenta oksigenisasi, plasenta tegang, gangguan pertumbuhan
janin, kematian . 5.
Penyakit ibu
C. Patogenesis
Pada awal abortus terjadi perdarahan desidua basalis, diikuti nekrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hamil konsepsi janin terlepas dan dianggap benda
asing dalam uterus, kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu janin biasanya dikeluarkan
seluruhnya karena vili korialis belum menembus desidua secara mendalam. Pada kehamilan 8-14 minggu, vili koriales menembus desidua secara mendalam, plasenta
tidak dilepaskan sempurna sehingga banyak perdarahan pada kehamilan di atas 14 minggu, setelah ketuban pecah, janin yang telah mati akan dikeluarkan dalam bentuk
kantong amnion kosong
blighted ovum
benda kecil yang tak jelas bentuknya dan kemudian plasenta Prawirohardjo,S,2002.
D. Diagnosis
Tindakan klinik yang dapat dilakukan untuk mengetahui terjadinya abortus antara lain:
a. Terlambat haid atau amenorea kurang adri 20 minggu
b. Pemeriksaan fisik yang terdiri dari keadaan umum tampak lemah, tekanan
darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, dan suhu badan normal atau meningkat jika keadaan umum buruk, lakukan
resusitasi dan stabilisasi c.
Adanya perdarahan pervaginam yang dapat disertai keluarnya jaringan janin, mual dan nyeri pinggang akibat kontraksi uterus rasa sakit atau kram perut
diatas daerah sinopsis d.
Pemeriksaan ginekologi meliputi inspeksi vulva dengan melihat perdarahan pervaginam, adatidak jaringan janin, dan terciumtidak bau busuk dari vulva
inspekulo e.
Perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah tertutup, adatidak jaringan keluar dari ostium, dan adatidak cairan atau jaringan
busuk dari ositum f.
Pada Periksa Dalam, dengan melihat porsio masih terbuka atau sudah tertutup teraba atau tidak jaringan dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih
kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada saat perabaan adneksa, dan kavum Douglas tidak menonjol dan tidak nyeri.
E. Macam Macam Abortus