Analisis Sosiologi sastra

B. Analisis Sosiologi sastra

Sastra sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari kajian sosiologi, karena pada hakikatnya menunjukkan sastra berfungsi pragmatis bagi kehidupan sosial masyarakat. Sastra itu hadir di tengah kehidupan

commit to user

masyarakat. Masyarakatlah yang menginginkannya untuk mengemban sejumlah fungsi kemasyarakatan, yaitu fungsi melestarikan, menguatkan, menggali, mengajarkan, tetapi juga mempertanyakan nilai-nilai yang berlaku pada masyarakat. Sastra dapat dipandang sebagai bagian integral dari kehidupan sosial budaya masyarakat yang melahirkannya. Karya sastra dapat tampil dengan menawarkan alternatif model kehidupan yang diidealkan berupa berbagai aspek kehidupan, seperti cara berpikir, bersikap, berasa, bertindak, cara memandang dan memperlakukan sesuatu. Sastra ditanggapi sebagai suatu fakta sosial yang menyimpan pesan yang mampu menggerakkan emosi pembaca untuk bersikap atau berbuat sesuatu.

Sosiologi sastra adalah sustu telaah yang objektif dan ilmiah tentang manusia dalam masyarakat dan proses sosial (Sapardi Djoko Darmono, 1979:6). Pendapat ini dapat diartikan bahwa sosiologi merupakan bidang ilmu yang mempelajari tentang segala permasalahan kehidupan yang terdapat di dalam masyarakat secara keseluruhan, baik itu tingkah laku, norma, status sosial, sosial budaya dan lain-lain.

Sosiologi sastra merupakan cerminan dari kehidupan masyarakat dimana karya sastra itu tidak bisa lepas dari masyarakat itu sendiri, sehingga karya sastra tersebut tidak dapat dipahami secara utuh jika dipisahkan oleh lingkungan sekitar yang telah menghasilkanya jadi harus dipelajari seluas-luasnya.

Sejalan dengan asumsi yang berlaku dalam sosiologi sastra, yakni bahwa sastra tidaklah lahir dari kekosongan sosial, serta dengan

commit to user

mendasarkan pada postulat adanya hubungan timbal-balik antara sastra dan masyarakat, maka analisis sosiologi sastra adalah merupakan suatu analisis terhadap sastra dengan mengikutsertakan atau mempertimbangkan sagi-segi luar (faktor eksternal) karya sastra seperti kondisi sosial, politik, ideologi, budaya, sejarah, ekonomi, dan sebagainya ke dalam lingkup analisisnya dengan maksud untuk mendapatkan pemahaman yang selengkap-lengkapnya terhadap sastra sebagai gejala sosial.

Dalam penelitian ini peneliti memakai sosiologi sastra yang lebih menekankan pada karya sastra itu sendiri dan menekankan pada teori Junus, dalam Sangidu di mana dikatakan karya sastra sebagai mayornya dan fenomena sosial sebagai minornya begitu pula sebaliknya dan karya sastra tersebut adalah cerminan dari kehidupan masyarakat. Sehingga nantinya dalam penelitian ini peneliti membandingkan zaman kala nista dan kala dusta yang terdapat dalam sekar SPJ dengan gejala sosial yang ada saat ini atau zaman ini menurut fakta-fakta yang ada.

Perbandingan antara zaman dustha dan zaman nistha dalam SPJ dengan zaman kini atau saat ini adalah sebagai berikut :

Kutipan :

ing mangke jaman durjana / sakèh jalma laku juti / badhut lanyah apus krama / sugih kojah datan yêkti / margagung kang bilahi / rahayu sajujur lêbur / lir angganing dêdosan / binuru sakèhing sisip / kang satêmah durjana amanggih papa // ( KD Pupuh 1 bait 2 )

commit to user

Terjemahan : Besuk ketika zaman kedustaan, banyak orang senang menipu,

mengobral janji, banyak bicara namun tidak ada buktinya, akibat dari perbuatan yang dilakukan, hilangnya ketentraman, seperti menerima dosa, tandanya kejahatan akan bertemu dengan dosa/celaka.

Kutipan dalammedia cetak : “Lia Eden ditangkap lagi, pemimpin sekte kerajaan tuhan ditangkap polisi senin pekan lalu, kepolisian Metro Jaya menahan lia yang

menganggap dirinya Imam Mahdi dan 21 pengikutnya dengan tuduhan melakukan penistaan agama ” ( Tempo edisi 22-28/12/08 hal 16 )

“ribuan warga Bogor tidak mampu seperti gelandangan , pengemis, tukang becak, bahkan anak-anak panti asuhan di Bogor, Sabtu (30/11). Sekitar pukul 16.30 ditipu undangan gelap untuk berbuka puasa bersama dan memperoleh bingkisan lebaran, dalam ujdanganya itu mereka dihapkan datang ke rumah Menteri Perikanan dan Kelautan RokminPahuri, di vilka indah Padjadjaran Jalan Brawijaya, warung Jambu Bogor, dalam kondisi yang sama Pak Menteri sedang berada di Cerebon untuk melakukan silaturahmi, kata staf pusat informasi Departemen Kelautan dan Perikanan, Brama Beliau tidak pernah

mengedarkan kupon seperti itu” (Kompas 01/12/2002 hal 1)

Zaman sekarang sering kali terjadi penipuan, baik itu dalam hal kecil maupun hal besar dari anak kecil sampai orang dewasa dari kalangan rendah sampai pejabat. Menipu atau berbohong dan mengumbar janji biasanya dilakukan untuk mencari simpati kepada orang lain, untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain, menutupi kesalahan yang telah diperbuat, dan bahkan lebih parahnya lagi untuk menjatuhkan orang lain, orang-orang yang gemar menipu akan sulit untuk berubah karena setiap

commit to user

melakukan penipuan satu kali akan melakukan penipuan terus menerus untuk menutupi penipuan sebelumnya. Sehingga di dalam hidupnya hanya ada kebohongan saja, mungkin sudah berasa biasa karena terbiasa akan tetapi, tidak selamanya perbuatan buruk itu dapat ditutupi.

Kutipan :

sêlak mokal kalakona / lumuh sungkan mupuh budi . . . . ( KD Pupuh 1 bait 14 baris 1-2)

Terjemahan : Tidak mau mengakui perbuatan, malas akan membuat lumpuhnya budi Kutipan dalam media cetak :

“Agus Condro mengaku menerima uang 500 juta saat pemilihan Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia Miranda Swaray Goeltom

pertengahan 2004. Miranda membantah bagi-bagi uag ke politikus, pembagian uang disebut-sebut dikoordinasi Panda Nabanan dan berlangsung diruang kerja Emir Moeis, ketua komisi keuangan saat itu. Tudingan itu dibantah Panda dan Emir ( Tempo edisi 22-28/12/08 hal 82 )

“Jakarta, Majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta yang menyidangkan perkara korupsiproyek wiswa atlet SEA Games di Palembang, Sumatra Selatan, dengan terdakwa Muhammad Nazaruddin, Rabu (15/2), meragukan keterngan saksi Angelina Sondakh. Dalam kesaksianya Angelina mengaku tak pernah berhubungan dengan saksi lain dalam kasus ini, Mindo Rosalina manulang melalui BBM. Angelina juga mengaku tak pernah memiliki

BB hingga tahun 2010” (Kompas 16/02/12 hal 1)

Sulit sekali ditemui di zaman sekarang ini, jika orang melukukan sebuah kesalahan dan orang itu mau mengakui dan berkata jujur, bahkan tidak

commit to user

jarang orang malah melemparkan kesalahanya kepada oarng lain yang sebenarnya tidak salah apa apa, hal demikian dilakukan karena tidak ingin mendapatkan pamor buruk.

Kutipan : suminggah têmah galuprut / gluprut nistha bêgsu jalmi / wanita

lêlèwèr warak / priya durcara ing budi / luhur asor datan béda / binéda sihing Hyang Widhi // ( KN Pupuh 1 bait 3 )

wus jamak sakèh sujalma / barat angin tan sumribit / rasaning tyas tarataban / rina wengi kêtir – kêtir / pindha kebêlèr tali . . . . . ( KD Pupuh 1 bait 3 baris 1-5 )

Terjemahan : Berpindah menjadi terkena, terkena nista semua manusia, wanita tidak

baik seperti hewan bercula, laki-laki tidak baik kelakuanya, tinggi nistanya tidak jauh berbeda, meminta belas kasihan kepada Tuhan.

Sudah banyak yang berbuat jahat, seperti angin yang berhembus, rasanya hati was-was setiap hari selalu was-was, takut terluka tergores tali.

Kutipan media cetak : ”menjebol rekening 36 nasabah senilai 27,3 miliar, terdakwa kasus

dugaan penggelapan dana nasabah Citibank, Inong Malinda Dee, dituntut hukuman penjara 13 tahun. Jaksa penuntut umum menyakini bukti 177 transakai penggelapan dana nasabah sepanjang 2007- 2011 cukup untuk mengegolkan tuntutan itu” (Kompas 17/02/12 hal 3)

commit to user

“Antasari menjadi terdakawa kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen, Direktur PT Putra rajawali banjaran Menurut Ruby,

pembunuhan diduga direncanakan Antasari, mantan Kepala Kepolisian Resor Jakarta selatan komisaris Besar Wiliardi Wizar, dan pengusaha Sigid haryo Wibisono. (Tempo edisi 21-27/12/09 hal 20)

Baik wanita maupun laki-laki zaman sekarang sama saja, bukan hanya laki-laki yang biasanya prosentasenya lebih besar untuk melakukan suatu tindakan kejahatan akan tetapi kaum hawapun demikian, semuanya itu tergantung dari diri orang masing-masing sejauh mana orang tersebut mempunyai iman di hatinya dan kuat untuk mengendalikan diri ketika godaan untuk melakukan suatu tindak kejahan datang, karena setiap manusia mempunyai kesempatan baik itu dalam bentuk hal kejahatan sekecil apapun, semua itu tergantung dari diri pribadi masing-masing.

Kutipan :

kala nistha wêrdinipun / jaman kepupu ing nisthip / nistha sakèhing sujalma / kalis budi kang lêlungit . . . . . (KN Pupuh 1 bait 2 baris 1-4)

aran lêbur papan sastra / nistha ingangggêp utami / mapan manut jamanira / jalma nistha dènhurmati / tumitah sadarmi . . . . . (KN Pupuh 3 bait 28 baris 1-5)

Terjemahan : Zaman nista namanya, zaman yang dikukub oleh kenistaan, nista

banyak orang, tidak mempunyai apa-apa apalagi budi pekerti.

commit to user

Namanya hancur / hilang tempatnya sastra, nista dianggep utama, mau menurut jamanya, orang nista dihormati, sudah pasti hanya terpaksa karena kewajiban.

Kutipan dalam media cetak : ”Besan Presiden terjerat duit yayasan, pengadilan tindak pidana

korupsi, 17 Juni lalu mengganjar mantan Deputi gubernur Bank Indonesia Aulia Tantowi Pohan empat tahun empat bulan. Hukuman yang dijatuhkan pengadilan kepada para pucuk pumpinan Bank Indonesia yang dinilai menyalahgunakan wewenang dalam penggunaan duit Yayasan Pengembangan Perbankan Indonesia Rp 100 miliar. (Tempo edisi 21-27/12/09 hal 80)

Banyaknya kejahatan yang terduga, di zaman sekarang ini bahkan pelakunya tidak pandang bulu siapapun orangnya bisa saja melakukan suatu tindakan kejahatan karena suatu kesempatan dan faktor-faktor tertentu. Biarpun itu orang terpandang sekalipun, orang yang sudah berlimpah harta tidak menutup kemungkinan siapa saja manusia yang ada di dunia ini berkemungkinan untuk melakukan suatu tindak kejahatan.

Kutipan : bêbasan kang wus kalumrah / boya ana maling mari / saora-orane iya

/ salimut iku kang pasthi. . . . (KD Pupuh 1 bait 9 baris 1-4) Terjemahan :

ibarat yang sudah biasa, tidak ada pencuri yang bertaubat, setidak- tidaknya iya, berlindung itu yang pasti

commit to user

Kutipan dalam media cetak : “penampilanya kalem, dengan kacamata minus mirip anak kuliahaan

kutu buku. Padahal menurut Direktur Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Komisaris Besar Petrus Golose dialah perencanaan perampokan Bank CIMB Niaga Medan. Fadli Sadama, 28 tahun ditangkap Polisi Diraja Malasyia pada 18 oktober lalu. (Tempo edisi 13-19/12 /10 hal 27) “

Kasus perampokan dan pencurian semakin marak terjadi akhir-akhir ini, tidak selalu yang melakukan kejahatan tersebut bertampang preman maupun menyeramkan, orang yang kelihatanya alim / baikpun dapat berbuat demikian. Merampok dan mencuri juga bukan hanya dari kalangan bawah yang biasanya terpaksa mencuri untu makan, akan tetapi orang yang berkelimpahan hartapun dapat berbuat demikian karena orang tersebut tidak bisa mensyukuri apa yang telah dia miliki serta selalu dan selalu kurang, itulah sifat yang hampir dimiliki oleh setiap manusia.

Kutipan : si durjana pêthakilan wuwusipun / kinarya ngalingi sisip / tan wirang

nèng ngarsa umum . . . . . (KD Pupuh 3 bait 27 baris 1-3) Terjemahan :

Sang penjahat bertindak yang kurang terpuji, pekerjaanya menutupi kesalahan, tidak malu di depan umum

Kutipan media cetak : “pertanyaan itu datang bertubi-tubi dari Ketua majelis hakim di

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, tapi dikursi pesakitan, Gayus Halomoan Tambunan tak sedikitpun gelagapan. Dengan tenang bekasm pegawai Direktorat Jenderal Pajak itu menjawab pertanyaan seputar asal-usul fulus Rp 28 miliar yang sempat tersimpan direkeningnya (Tempo edisi 13-19/12/10 hal 102)

commit to user

Para penjahat sudah putus urat malunya,suatu tindakan kejahatan di zaman sekarang tidak sungkan lagi untuk dilakukan secara terang-terangngan tidak dikukan secra sembunyi-sembunyi lagi, bahkan para penjahatpun tidak takut dengan polisi bialapun tertangkap mereka tidak malu dengan pamor buruk yang diterimnya bahkan tidak jarang mereka akan mengulang kembali kejahatan tersebut.

Kutipan : pra sarjana kèh kuntit ing jamanipun / dwi jawara wigar déning. . . . .

(KD Pupuh 3 bait 29 baris 1-2) Terjemahan :

Para sarjana banyak yang kerdil di zamanya, juara dua kenapa kalah Kutipan dalam media cetak : “untuk meningkatkan daya saing dengan negara-negara maju,

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan menargetkan jumlah lulusan ilmu teknik yang dihasilkan oleh perguruan tinggi negeri dan swasta di indonesia bisa mencapai 15 persen pada tahun 2015, idealnya 20 persen seperti di negra-negara maju, tertapi smapai tahun 2015 ditargetkan 15 persen dulu, kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Muhammad Nuh “ (Kompas 2/1/12 hal 12)

Para sarjana di indonesia saat ini masih ketinggalan dengan para sarjana di negara-negara asing, bahkan para sarjana di indonesia banyak yang tidak berkopenten masih banyak juga universitas di indonesia yang masih mau menerima dana suap agar mahasiswanya segera lulus. Walaupun demekian banyak juga universitas-universitas yang baik dan bagus yang terkenal

commit to user

sampai ke negara asing para sarjanapun demikian banyak juga diantara mereka yang sudah mengharumkan nama bangsa indonesia, akan tetapi biar bagaimanapun masalah pendidikan indonesia masih ketinggalan dengan negara-negara tetangga.

Kutipan : . . . . .pan rinêksa wanodya ayu pinunjul / lukar ingkang bajunira /

ing warna tuhu linuwih // (KD Pupuh 4 Bait 30 baris 5-7) kang dhampar nênggih rinêksa / wanodyayu ing warna tuhu luwih /

lukar ingkang bajunipun . . . . . (KN Pupuh 4 bait 41 baris 1-3) Terjemahan :

Sudah ada wanita cantik yang dipaksa berlebihan, lepas/hilanglah bajunya, ini wujud kenyataan yang berlebihan

Yang dampar yaitu dipaksa, wanita cantik di alas kenyataan yang berlebihan, lepas/hilang bajunya

Kutipan media cetak : Pemerintah belum cukup melindungi perempuan, sejak agustus 2011,

empat pemerkosaan terhadap perempuan terjadi di angkutan umum kawasan Jabodetabek. Kejahatan itu langsung mengoyak rasa aman warga, terutama perempuan, karena terjadi di sarana transportasi murah yang dapat dijangkau sebagian besar warga. (Kompas 03/02/12 hal 33)

Kasus kekerasan seksual / pelecehan seksual terhadap wanita saat ini semakin memprihatinkan. Kejadianya bukan hanya terjadi di ruang

commit to user

tertutup, ruang terbuka dan tempat-tempat umumpun dapat terjadi, hal demikian dikarenakan bukan hanya karena ada niatan dari sang pelaku akan tetapi karena adanya kesempatan, bahkan ada juga faktor tersebut malah datang dari sang korban sendiri mengingat zaman sekarang para wanita banyak sekali yang berpaian koran sopan, mini dan seksy.

Kutipan : yèn bangsa ngrasuk budaya / budayaning bângsa liyan Nagari /

têmah pêpadu marundun / dêdawa kang druhaka / akarana rusak rasa jiwanipun / rusak rasa jiwa bângsa / satêmah asor pinanggih // (KD Pupuh 2 bait 24)

. . . . . anggung jugulmu prapta / têka judhêg jêbul rina saha nglalu / lumuh lungiting kang budya / budi pramananing urip// (KD Pupuh 2 bait 23 baris 4-7)

Terjemahan : Ketika bangsa merusak budaya, kebudayaan bangsa lain merdeka,

menjadi bertengkar dan bersaing, berkepanjangan yang durhaka, sesudah itu rusak rasa jiwanya, rusak rasa jiwa dan bangsa, menjadikan ketidakluhuran/rendah.

Bila tergesa-gesa bodohnya akan datang, datang masalah teryata terlambat kemudian pergi, malas akan membuat kecilnya budaya, budi kewibawaan hidup.

commit to user

Kutipan dari media cetak : “tembang itu lamat-lamat dilantunkan Dariyah (80), maestro lengger

dari Desa Somakaton kabupaten Banyumas, Senin (5/12) malam. Lengger atau ronggeng adalah penari sekaligus penyanyi dari grub musik calung yang menggunakan alat-alat bambu dipadu seperangkat gamelan yang mendendangkan tembang-tembang khas banyumas ini merupakan kesenian tr adisional yang minim regenerasi” (Kompas 24/12/11 hal 1)

“beragam tari tradisional langka di Indonesia terancam punah seiring kepergian para maestro tari tanpa mewariskan keterampilan mereka. Melalui tari keragaman budaya dapat dilacak. Tanpa dokumentasi sulit mereproduksi tari-tari langka kata Dedy Luthan seniman dan peneliti tari tradisional dari Institut Kesenian Ja karta, Kamis (22/12)” (Kompas 24/12/11 hal 12).

Saat ini banyak sekali kebudayaan indonesia yang terlupakan para generasi muda malas mempelajari budanya sendiri, mereka cenderung lebih menyukai budaya-budaya asing seperti halnya budaya korea yang akhir- akhir ini digandrungi para pemuda indonesia, bahkan indonesia sempat gelagapan karena budaya inidonesia sempat di klaim negara Malasyia seperti batik, reog ponorogo dan lain-lain. Hal demikian terjadi karena kurangya kesadaran para pemuda betapa pentingnya mempelajari dan mlestarikan kebudayan indonesia.

Kutipan :

. . . . . tidha-tidha ing budi / binarung rêngganging umur / boya pana budaya / tinêbih marang Hyang Widhi / mara coba nyawamu manggon ing apa // (KN Pupuh 3 bait 31 baris 4-9)

commit to user

Rêbut dhucung anèng ayun / tangèh baya angayomi / mring sêsamaning sujalma / têbih tibaning basuki / nistha nika pareng ngarsa / dalarung dêdawa wingit // ( KN Pupuh 1 bait 10 )

Terjemahan : Samar-samar budinya, berkelahi walaupun berbeda umur, bukan

karena hilanya budaya, jauh kepada Tuhan. Datanglah coba nyawamu betempat dimana.

Berebut sesuatu di medan pertempuran, banyak bahaya yang mengancam, kepada seluruh atau sesama manusia, jauh datangnya selamat, nista itu boleh berharap, sehingga berkepanjangan sedihnya.

Kutipan media cetak : “tindakan main hakim sendiri terhadap jurnalis masih terjadi di negeri

ini, senin 12/12/11 sekelompok orang dengan brutal merusak dan membakar rumah wartawan Rote Ndao News, Dan ce Henukh dikabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur. Dalam aksi brutal ini anak dance yang barui berusia satu bulan, Gino Novridi henukh meninggal dunia karena shock. Peristiwa kekerasan ini terkait pemberitaan Rote Ndao News tentang dugaan korupsi alokasi dana desa dan pembangunan rumah transmigrasi lokal senilai Rp 3,1 miliar di Rote Ndao” (Kompas 29/12/11 hal 6)

“nyawa Gatot Swandono Selasa (21/1), tak tertolong lagi setelah dirawat di RS Karyadi Semarang, menyusul peristiwa tawuran antar pemuda di Desa Medini dan Desa Sambog, Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah minggu malam, tawuran akibat rebutan perempuan itu terjadi di sela-sela acara sedekah bumi yang

menggelar wayang kulit” (Kompas 22/01/2003 hal 1)

Perkelahian dan permusuhan sudah hal yang wajar sekarang ini, bahkan sesama saudarapun dapat mengakibatkan terpecahnya tali persaudaraan. Umumnya manusia yang senang berkelahi dan bermusuhan tidak mau

commit to user

mengalah satau sama lain, sama-sama berego tinggi serta sama-sama ingin mempertahankan pendapatnya dan apa yang di inginkanya, apapun itu masalahnya sulitnya membuka pintu maaf sehingga muncul rasa tidak terima dan terjadilah perkelahian tersebut.

Kutipan : dêstun têmah kadrawasan / dewa sira sungkan marsudi budi / budi

sastra têmah kêthul / cuthêl cupêt ing rasa / pathi basa laraping warastra idhup / lah sira bangsa punapa / parandene nêdya luwih // (KD Pupuh 2 bait 22)

puniki yêkti tan luput / kadang darma anglakoni / tumitah anuting jaman / manungsa lir wrêjit cacing / pakan pancing ngupa mina / pama katut jaman iki. (KN Pupuh 1 bait 12)

Terjemahan : Menjadi mengkhawatirkan, dewa kamu sungkan berbuat baik, budi

sastra menjadi tidak peka/tampak, kecil hati dalam merasa, mati budi menyebabkan matinya hidup, kita ini bangsa apa, seumpama tidak berlebihan.

Inilah benar dan salah, semua berkewajiban menjalani, sudah pasti manut di jamanya, manusia seperti cacing, makanan untyuki umpan memancing yaitu sebutir nasi, seumpama ikut terseret di jaman ini.

commit to user

Kutipan media cetak : “Raskin 2007 di Pati diselewengkan, penyelewengan raskin bulog II

sudah seringkali terjadi dan umumya justru menyangkut oknum kepala desa, perangkat desa, hingga perangkat kecamatan. Bahkan sempat pula diantara mereka yng dimejahijaukan, padahal setiap penyalur (dalam hal ini kepala desa/tingkat desa) telah memperoleh insentif dari Bulog sebesar Rp 12,4 per kilogram dan tingkat

kecamatan Rp 7,5 perkilogram” (Kompas 10/01/07 hal H)

Hilangnya rasa sosialisme, rasa peduli dan simpati terhadap sesama manusia sudah luntur dimakan oleh zaman, banyak manusia yang hanya memikirkan kepentingan pribadinya tidak peduli apakah di luar sana ada yang dirugikan atau ada yang menderita, umunya manusia lebih senang diberi daripada memberi. Adanya sikap yang demikian karena kurangnya rasa kesadaran diri bahwa manusia itu tidak dapat hidup sendiri, manusia saling membutuhkan satu sama lain serta kurangnya kesadaran bahwa roda kehidupan selalu berputar kadang di atas dan kadang di bawah tak selamanya kehidupan itu akan berjalan sesuai dengan keinginan.

Kutipan : bêdhag buruh luru puluk / gêgodrès boya nyukupi / sudagar anggung

kêpranggal / tani grami tan pakolih / pêpariman wuwuh ngrêpda / pinungut wêtuning tangis // (KN Pupuh 1 bait 11)

commit to user

Terjemahan : Bekerja sebagai buruh untuk mencari sesuap nasi, sudah capek-capek

tetapi tidak mencukupi, saudagar seperti diburu, pepadian tumbuh buruk, membuat keluarnya tangisan

Kutipan media cetak :

”Melonjaknya harga kebutuhan pokok menyebabkan kelas bawah mengambil tindakan untuk bertahan hidup, antara lain dengan

mengumpulkan tetes demi tetes minyak goreng curah di sudut pasar kebayoran lama, Jakarta Selatan, Selasa (9/1)”(Kompas 10/01/07 hal1)

Di indonesia saat ini masih banyak sekali kaum buruh yang masih kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup, bahkan untuk makanpun mereka rela untuk bekerja seharian, memeras keringat dengan upah yang sedikit, kebanyakan upah yang mereka perleh hanya cukup untuk makan sehari saja, untuk kebutuhanya selanjutnya besuknya harus memutar otak lagi dan bekerja kereasa supaya bisa dapat bertahan hidup, terkadang untuk kebutuhan yang lainya tak jarang sampai berhutang ke tetangga. Melonjaknya harga kebutuhan pokok yang semakin mencekik leher merekapun rela makan seadanya yang penting tidak kelaparan.

Kutipan : sugih kojah datan nyata /sakèh jalma wus nglakoni / gumaib dora

sêmbada / mrih kajèn samèng dumadi / sarananing ngaurip . . . . . (KD Pupuh1 bait 13 baris 1-5)

commit to user

Terjemahan : Banyak bicara tanpa kenyataan yang ada, banyak manusia yang sudah

menjalankan, sombong suka berbohong tidak ada buktinya, supaya dihargai disetiap tempat, alat untuk hidup

Kutipan media cetak : “Takut kedok terbongkar, pengikut dihabisi, gerak cepat dari Tim

Buser Satreskrim Polres Tegal untuk mengungkap latar belakang tewasnya secara beruntun lima pengikut aliran sesat Iskandar (49), selain itu petugas juga berhasil membongkar praktik penipuan penggandaan uang dengan korban di duga mencapai puluhan orang. Dengan jumlah nilai kerugian material dari ratusan juta rupiah hingga mungkin mencapai lebih dari Rp 1 miliar” (Suara Merdeka 06/12/04 hal 1)

Banyaknya manusia saat ini yang bersikap seakan-akan punya dan senang bila dipuji dan berusaha menjadi yang paling terbaik, berusaha mampu dan bisa. Rela berbohong kesana-kemari tanpa ada kenyataan hanya untuk supaya kelihatan baik di depan umum serta kelihatan terhormat disetiap tempat, ada juga yang melakukan tindakan demikian hanya untuk mengibuli orang lain dan mendapatkan keuntungan dari orang lain tersebut.

Kutipan : datan wontên barang murah yêkti / rêgi kirang sing urup ajinyâ / bok

jagad kongsi jêmblonge / barang larang lêstantun / jalma karêm slingkuh lan bathi / niku wus watakira / sakèh ing tumuwuh . . . . . (KN Pupuh 2 bait 17 baris 1-7)

commit to user

Terjemahan : Tidak ada barang murah yang baik, harga kurang yang baik

kualitasnya, apalagi dunia sampai, barang mahal pastinya, manusia senang sekali selingkuh dan mendapat untung, itu sudah wataknya, banyak yang sudah ditakdirkan

Kutipan media cetak : “operasi penyakit masyarakat yang di gelar Polres Wonogiri,

Jumat(8/10) berhasil merazia sembilan pasangan selingkuh yang sedang menginap di kawasan sendang, Kompleks waduk gajah Mungkur. Keterangan yang diperoleh ke-9 pasangan itu mayoritas remaja dan pemuda,hanya empat oarng yang sudah kelihatan tua. Saat dibina mereka menundukkan kepala dan menangis, namun ada juga yang tersenyum-senyum sembari menyembulkan wajahnya ” (Solopos 09/10/04 hal 12)

Kasus perzinaan perselingkuhan sudah sering kita dengar di zaman sekarang ini, mereka tidak sadar apa yang telah dia lakukan adalah melanggar peraturan hukum dan peraturan agama. Walaupun pemerintah sudah berupa membersihkan tindakan tersebut manusia seakan-akan tidak pernah jera, mereka hanya mengejar kesenangan dan kenikmatan sesaat, bahkan tidak jarang mereka sampai rela meninggalkan keluarganya yang sudah dibangun betahun-tahun hancur berantakan dengan perselingkuhan tersebut, banyak yang tidak menyadari bahwa keputusan untuk meninggalkan keluarganya itu belum tentu benar, kesenangan yang mereka kejar biasanya hanya berjalan sesaat jarang sekali orang yang sudah mengkhiati keluarganya dapat hidup bahagia selamanya.

commit to user

Kutipan : uripe sapisan rusak / putra wayah tan ngaku kaki nini / lingsêm

kojahing sadulur / nular têmah rubeda. . . . . (KD Pupuh 2 bait 20 baris 1-4)

Terjemahan : Hidup yang hanya satu kali rusak, anak cucu yang mengaku kakek

nenek, malu dengan omongan saudara/orang lain, menular kejadian buruk yang membuat sungkan

Kutipan media cetak : “kondisi penyandang cacat rentan, para tuna netra, tuna rungu, atau tuna wicara baik secra ekonomi, sosial, pendidikan dan lain

sebagainya. Bahkan secara ektrim masih banyak yang menyembunyikan keluarganya yang cacat” (Solopos 11/1/05 hal 8)

Lari dari kenyataan adalah suatu hal yang sangat bodoh tanpa disadari bahwa apa yang sudah digariskan oleh sang pencipta sudah tidak akan mungkin bisa menghindarinya. Manusia zaman sekarang kebanyakan saling berusaha menutupi apa yang menurutnya itu tidak baik/sebuah aib, hanya karena sebuah alasan takut dan malu akan hinaan orang lain, takut nama baik keluarganya tercemar, takut orang lain tidak mau bergaul lagi denganya. Menanggung sebuah aib memanglah sangat berat akan tetapi orang-orang seperti itu tidak sadar bahwasanya apapun itu baik/buruk ditutupi suatu saat nanti akan kelihatan juga.

commit to user

Kutipan : donya niki tontonan sayêkti / tonton-tinonton sakèh sujalmi / tan

wontên guru murite / waton tinakon kawruh. . . . (KN Pupuh 2 bait 27 baris 1-4)

Terjemahan : Dunia ini tontonan kebenaran, saling memperlihatkan banyak

manusia, tidak ada guru dan murid, asal bertanya ilmu

Kutipan media cetak : ”Walikota Padang Zuiyen Rais MS, dituntut hukuman tujuh tahun

penjara karena menyetujui pengalokasian anggaran sekretariat dan belanja DPRD setempat diluar ketentuan PP 110 tahun 2000, sehingga menyebabkan kerugian negara Rp 8,4 miliar leb ih” (Suara Karya 18/06/05 hal 5)

Di dunia ini baik ataupun buruk semua ada, tinggal kita mau mencontoh yang mana. Kehidupan ini sejatinya tidak ada guru yang sebenarnya yang dapat ditiru, guru yang sejatinya adalah suatu pengalaman dari masa lalu ataupun kejadian-kejadian dari masa yang sudah terlewati dengan segala konsekuensinya, semua itu dapat kita jadikan pelajaran untuk menjadikan kehidupan menjadi lebih baik. Diri pribadi yang menjalani kehidupan ini maka dari itu diri pribadi masing-masing juga yang menentukan mau menjadi manusia yang baik atau manusia yang jahat. Terkadang manusia yang kelihatanya baik dan pintar dan kelihatan pantas untuk dicontoh akan tetapi justru terkadang malah mencontohkan hal yang buruk, semuanya kembali kepada diri pribadi masing-masing.

commit to user

Kutipan : . . . . . badhut lanyah apus krama kojah kêmpus / lah dawêg mângga

sakarsa / mumpung taksih sami urip // (KD Pupuh 2 bait 19 baris 5-6) Terjemahan :

Orang senang menipu dan mengobral janji, jia ingin begitu puaskanlah, mumpung masih hidup.

Kutipan media cetak : “pendapa kabupaten Sidoarja Jawa Timur, terasa sesak, Senin (27/11)

malam. Beralas karpet merah, ratusan pria tua muda campur aduk. Mereka makan, mengobrol hingga tidur di situ. Mereka adalah korban lumpur Sidoarjo yang sudah lelah menanti janji Lapindo Brantas Inc untuk segera menganti rumah yang terendam lumpur” (kompas

29/11/06 hal 1)

Kaum-kaum kuasa sekarang biasanya sering menipu dan mengobral janji. Mereka berbuat demikian karena ingin disegani dan memikat hati serta ingin mendapatkan kepercayaan dari orang lain terutama oleh kalangan bawah atau rakyat, para rakyat pun awalnya sangat percaya dengan obral janji para penguasa atau kaum atas. Akan tetapi tak jarang mereka kaum penguasa memang hanya mengobral janji saja, semuanya yang dijanjikan tersebut teryata hanya omong kosong belaka jika, pada kenyataanya tak ada suatu tindakan yang dijanjikan tersebut. Hal demikian dapat membuat kalangan bawah atau masyarakat merasa tertipu dan sangat kecewa, terkadang merekapun dapat berbuat anarki seperti demo ataupun merusak fasilitas tertentu, mereka tidak peduli baik itu penguasa ataupun orang

commit to user

yang sangat berpengaruh, mereka akan lebih bisa menilai apakah orang tersebut baik atau buruk.

Kutipan : apus krama wuwuh dadra / bayi lair banyu mili / tumitah arêbut boga

/ pangan pinangan kang pasthi. . . . . . (KD Pupuh 1 bait 12 baris 1-4) Terjemahan :

Hilangnya kebaikan tumbuh semakin menjadi parah, bayi lahir air mengalir, sudah pasti berebut makanan, makanan yang ditangani dengan pasti

Kutipan media cetak : “puluhan warga Desa Prapag Kidul, Kecamatan Losari, Kabupaten

Brebes, Jawa Tengah, berebut nasi aking yang baru selesai dimasak, Rabu (13/12). Saat ini, akibat beras mahal, mereka terpaksa mengonsum sinasi aking sebagai makanan utama” (Kompas 14/12/06 hal 1)

Makanan adalah sumber pokok kehidupan, tidak ada manusia yag dapat bertahan hidup di dunia ini tanpa makanan, akan tetapi saat ini banyak manusia yang hanya memikirkan perutnya pribadi hilangnya kebaikan dan rara sosialisme untuk berbagi antar sesama, mereka bahkan tidak peduli bahwasanya masih banyak orang yang butuh pertolongan, mereka tidak sadar bahwanya kita diciptakan sebagai mahkluk hidup yang paling sempurna dilengkapi dengan hati dan pikiran diwajibkan untuk menolong

commit to user

sesama. Akibatnya masih banyak sekali di era zaman sekarang orang yang kekurangan makanan bahkan terkadang sampai berebutan sesama saudara.

Kutipan : upama rêtna kumala / surêm kucêm kang sêsangling / lir sasoka

kawadaka / kusut tejaning mêmanis . . . .(KD Pupuh 1 bait 1 baris1-4) Terjemahan :

Seumpama permata yang bersinar, sedih kusam pucat yang dirasakan, seperti ketahuan kejelekanya / kesalahanya, kusut sinarnya yang memanis

Kutipan media cetak : “penipu berkedok sebagai wartawan Sabtu (18/8) diringkus petugas

reserse polsek Tugu dan Satgar PDI Perjuangan kota Semarang. Keempat wartawan ditangkap saat akan menerima bantuan dari sebuah perusahaan, dan setelah diselidiki teryata kartu pers mereka palsu, alias wartawan gadungan. Kalau dilihat kasusnya hal ini termasuk penipuan terhadap lembaga surat kabar, dan partai politik yang dicatut untuk mencari duit kata Halba Pubis Nugraha” (Kompas

19/08/2001 hal 13)

Penipuan marak terjadi diera yang serba modern ini, segala motif dilakukan untuk melakukan tindakan tersebut agar mendapatkan apa yang di inginkan, menghalalkan segala cara agar keinginanya tercapai. Akan tetapi tak selamnya suatu tindak kejahatan akan mulus-mulus saja, sepandai-pandainya orang menutupi hal tersebut cepat ataupun lambat akan ketahuan juga, jika semua kedok kejahatanya terbongkar barulah manusia tidak bisa berbuat apa-apa lagi yang awalnya lantang berbicara

commit to user

ataupun bersikeras tidak mengakui perbutanya hanya bisa terdiam dan merenung menyesali perbuatanya yang sudah terlanjur merugikan orang lain.

Kutipan : . . . . . . kanisthan ing ngayun / lângka wahyuning raharja / putra

wayah ing têmbe manggih bilahi /niki tuladha nistha // (KN Pupuh 2 bait 13 baris 7-10)

Terjemahan : Kenistaan dihadapan, jarang mendapat anugrah/selamat, anak cucu

disuatu ketika bertemu celaka, ini adalah contoh buruk/nista

Kutipan media cetak : “kekerasan seksual terhadap anak menonjol di Sumut, selama enam

enam bulan telah terjadi 92 kasus kekerasan terhadap anak, dalam hal ini anak sebagai pelaku dan juga sebagai korban dan yang lebih memprihatinkan ada 32 kasus adalah kasus kekerasan seksual, hak- hak anak telah dilanggar dan telah masuk ke dalam taraf yang

mengkhawatirkan” (Kompas 20/07/2001 hal 12)

Kekerasan seksual saat ini tidak hanya dialami oleh wanita dewasa saja, bahkan anak-anak pun juga dapat menerima kekerasan seksual tersebut, kebanyakan menimpa pada anak-anak jalanan yang notabenya kehidupan mereka cenderung bebas bahkan liar dan mereka tidak dipantau oleh orang tuanya bahkan terkadang para orang tuapun tidak peduli dengan apa yang menimpa anaknya, tidak sedikit orang tua dari anak-anak jalanan tersebut yang hanya peduli dengan seberapa besar uang yang di dapat mereka dari

commit to user

hasil ngamen, pemulung atau bahkan mencuri. Harusnya anak-anak dianjurkan untuk menuntut ilmu setinggi mungkin untuk dapat meih cita- cita yang diinginkanya, akan saat sekarang ini masih banyak sekali anak- anak yang kurang beruntung dan kurang perhatian dari orang tua.

Kutipan : wus jamak sakèh sujalma / barat angintan sumribit / rasaning tyas

taratapban / rina wêngi kêtir-kêtir. . . (KD Pupuh 1 bait 3 baris 1-4) Terjemahan :

Sudah banyak yang berniat jahat, angin yang besar berhembus, rasanya hati was-was, tiap hari selalu was-was

Kutipan media cetak : “Solo 2 penumpang bus Harta Sanjaya dari Jakarta mrnjadi korban

pembiusan, Selasa(3/12) siang. Kedua korban itu bernama Joni Purnomo (19) warga duet RT 19/08 Andong Boyolali, dan Ahmad taufik (33) warga Matuk RT14/06,Podor kecamatan Taron Sragen. Setelah mendapat pertolongan dari warga dan siuman warga Sragen dan Boyolali tersebut baru bisa menceritakan apa yang dialami” (Kompas 05/12/2002 hal 18)

Kejahatan di zaman ini semakin merajalela, dimanapun dan kapanpun kita harus selalu waspada dan ati-ati karena manusia yang akan berbuat jahat terkadang tidak sungkan untuk melukai para korbanya, setiap orang berkesempatan untuk berbuat jahat jadi kita harus pintar-pintar diri untuk menjaga diri kita sendiri.

commit to user

Kutipan : . . . . . . jroning tyas anandhang rapuh / bêbêg bêndu tumêkang / kang

linakon jaman iki / lah dèn inggal tumuli dipun nalângsa // (KD Pupuh 1 bait 5 baris 6-9)

Terjemahan : Didalam hati sedang patah atau rapuh, disekat dibendung kegelisahan,

yang hilangnya zaman ini, jika tidak ingin mandiri segera diperhatikan.

Kutipan media cetak : ”Mbok Atim yang kini berusia diatas kepala enam, menjadi pasien

inventaris Sumberglagah Jatim, sejak belia hingga usia senja sekitar

19 pasien lanjut usia yang mengalami nasib seperti Mbok Atim ditampung di RS hinggta puluhan tahun karena tidak dijemput keluarganya/diterima kembali oleh keluarganya” (Kompas 30/01/2003)

Banyak sekali orang yang merasa belum merdeka di zaman yang dikatakan sudah merdeka seperti saat ini, mulai dari yang anak-anak hingga yang tua banyak yang masih menderita dan jauh kata kebahagiaan yang disebabkan oleh banyak faktor. Dukungan dan kasih sayang dari keluargapun terkadang tak mereka dapat atau mungkin karena faktor kemiskinan yang membuat mereka hidup menderita dan belum pernah merasakan kebahagiaan selama hidupnya, di indonesia sendiri warga miskin masih sangat banyak.

commit to user

Kutipan : kêdhèp têsmak kadi rêca / una sêla datan kongkih / sabarang rèh

sarwa iya / lair batin trusing ati / lire wus tanpa budi / sakayun amung miturut / sumarah rèhing karsa . . . . . (KD Pupuh 1 bait 7 baris 1-7)

Terjemahan : Hanya sepintas seperti patung, kurang longgar sampai berpindah

tempat, terserahlah pokoknya iya, lahir batin tulus dari hati, seperti sudah tidak memakai budi, semuanya hanya menurut, pasrah kepada penguasa

Kutipan media cetak : ”rasa keadilan hampir mati,hukum dinilai keras hanya untuk rakyat yang lemah, putusan yang dijatuhkan kepada AAL karena dituduh

mencuri sendal milik seorang anggota polisi semakin menunjukkan, hukum tak berdaya pada orang yang dekat dengan kekuasaan ” (Kompas 06/01/12 hal 1)

Sudah tidak aneh lagi saat ini, jika kaum lemah selalu kalah dengan para penguasa, apalagi dengan keadaan hukum di zaman sekarang ini kaum lemah yang selalau menjadi korban, hukum hanya berlaku untuk kaum lemah saja selain kasus AAL dengan pencurian sandal japit ada juga Aminah warga banyumas yang mencuri tiga butir kakao di vonis hukuman 1,5 bulan, Supriyadi pencurian dua batang singkong warga Jawa timur divonis 2 bulan dan masih banyak lagi lainya. Mereka terpaksa mencuri

commit to user

karena tidak mempunyai penghasilan yang tetap untuk makan sehar-hari akan tetapi bila dibandingkan dengan para pejabat yang sudah berlimpah harta masih saja memakan uang negara / uang rakyat dapat dengan mudahnya terbebas dari jerat hukum.

Kutipan : wong wanodya wadon kang sajati / priya inggih trêsna ing wanodya /

jêjodhohan salamine / yèn priya garwa kakung / lamun jagad iki winalik / ing donya sêpi nyawa / priya garwa kakung . . . . . . (KN Pupuh 2 bait 24 baris 1-7)

Terjemahan : Seorang wanita tulen yang sejati, laki-laki juga menyayangi wanita,

berjodoh selamanya, jika pria bersuamikan laki-laki, tetapi dunia ini sudah kebalik, di dunia sepi orang, pria bersuamikan laki-laki.

Kutipan media cetak : “api cemburu yang bergejolak dalam diri Mujianto (24), warga desa

Jati Kapur, kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, memaksanya membunuh pasangan gay-nya. Selama 1,5 bulan terakhir dari enam korbanya, empat orang tewas setelah diracun dengan obat

pembasmi tikus yang dicampur minuman teh” (Kompas 16/02/12)

Tidak menjadi hal yang menghebohkan lagi, jika seorang pria menyukai sesama jenis atau seorang wanita juga mencintai sesama jenis. Zaman

commit to user

sekarang ini banyak sekali manusia yang menjalani hubungan terlarang tersebut, bahkan banyak pula kasus pembunuhan yang disebabkan karena kecemburuan seseorang terhadap pasangan sesama jenisnya, misalnya Ryan dari Jombang Jawa Timur yang sekarang masih mendekam di penjara karena kasus pembunuhan beruntunya yang awalnya disebakan hanya karena kecemburuan Ryan terhadapa pasanganya yang sesama jenis.

Kutipan : . . . . . mantèn anyar pinuji / atut runtut runtung-runtung / priya

mêtyasing garwa garwa tanggap ing pakarti / datan anèh badhut lan panontonira // (KD Pupuh 1 bait 10 baris 5-9)

sayêkti tumitah iku / raga pêrlu mét rajêki / têntrêm geyongani jiwa / yèn gothang saking puniki / ruharasadinana/ dumrunuh nisthaning budi // (KN Puph 1 bait 6)

Terjemahan : Pengantin baru diuji, berturut terseret bersama-sama, lelaki bercerita

semuanya kepada istri, istri mengerti maslah pekerjaan, tidak aneh manusia dan penontonya.

Kebenaran sudah pasti itu, raga perlu yakin nyari rejeki, tentram adalah pegangan jiwa, jika tidak lengkap dari sini, prahara/masalah setiap hari, tertanam budi yang nista/rusak.

commit to user

Kutipan media cetak : ”wajah Sugiyanto (28), warga Desa Sumberagung, Kecamatan

Pesanggrahan, lesu. Senin (20/2), ia hanya menghabiskan waktu dengan duduk-duduk bersama rekan petambang di tepi hutan Tumpangpitu. Sugiyanto mengaku tak berani pulang kerumah. Sudah sepekan ini istrinya ribut besar masalah keuangan keluarga. Uang saya habis untuk modal menambang, sekarang yang ada hanya utang, istri saya setiap hari ngamuk, sekarang malah minta cerai kata Sugiyanto terang- terangan” (Kompas 22/02/12 hal 1)

Keretakan rumah tangga jika tidak karena faktor dari pihak ketiga sudah pasti karena masalah ekonomi. Zaman sekarang kebutuhan pokok sehari- hari tidak ada yang murah sedangkan mencari pekerjaan sangat sulit, banyak sekali para istri yang selalu tidak terima dengan kondisi keuangan keluarganya dan hanya menuntut sang suami untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, dari situ sering muncullah cek cok antara suami dan istri, akibatnya banyak pasangan yang memutuskan untuk mengambil jalan dengan cara bercerai untuk mengatasi masalah tersebut.

Kutipan : nadyan jamur rawuh gih maoni / sila tumrap miwah wontên jigang /

wedang lawan pacitane / yèn têlas nuli mundhut / nanging nora ambayar bribil / rawuh jêjak kewala / obrolnya kalangkung / boya kenging sinêlanan / lah ta niki pêmimpin bayi kang lair / cumêngèr wasis kojah // (KN Pupuh 2 bait 16)

dumadya nora nglêgewa / wêruh-wêruh praptèng ngriki / lahir mati padha uga / yêkti datan ngrumangsani . . . . . (KN Pupuh 3 bait 37)

commit to user

Terjemahan : Walaupun jamur tumbuh di pohon maoni, duduk bersila dengan baik

dan ada juga yang berjigang, minuman kawan juga diminum, jika habis langsung beli, tetapi tidak membayar setengah senpun, datanglah remaja, pembicaraanya berlebihan, tidak boleh melawan, apakah ini pemimpin bayi yanga baru lahir, masih bocah cerewet dalam berbicara.

Minuman keras tidak membikin gemuk, tahu-tahu tiba disini, lahir dan mati sama juga, tetapi tidak merasa

Kutipan media cetak : ”Sebanyak enam warga Medan, Desa Lolowau, Kecamatan Lolowau,

Kabupaten Nias Selatan, tewas setelah menenggak minuman keras bercampur aneka bahan minuman. Mereka diduga keracunan setelah mengonsumsi minuman secara berlebihan. Dua warga lain dikabarkan kritis. Kami semua tidak menyangka bisa begini. Warga yang minum mati beruntun dalam waktu dekat. Medan, Selasa (8/7)” (Kompas 09/07/08 hal 13)

Apapun upaya Pemerintah untuk memusnahkan berakohol atau miras tidak membuahkan hasil, buktinya zaman sekarang ini masih banyak warung- warung yang menjual barang haram tersebut, bahkan pengkonsumsinya semakin banyak, tidak jarang orang meninggal dunia yang disebabkan karena miras baik kecelakaan ketika berkendara dalam kedaan mabuk ataupun keracunan barang haram tersebut. Orang-orang seperti itu tidak sadar bahwasanya hanya akan dirugikan oleh miras karena dengan mengkonsumsi miras badan pun juga semakin rusak.

commit to user

Kutipan : . . . . . . nadyan datan luput / puput pantog tambah garwa / bilahine

wanodya tumitah urip / kagarwa priya mânggan // (KN Pupuh 2 bait

18 baris 7-10) Terjemahan :

Walapun tidak salah, sudah sampai mentok menambah istri, celaka wanita sudah pasti dalam hidup, bersuamikan laki-laki tegaan.

Kutipan media cetak : “Seorang suami di Pamekasan, Madura, Jawa Timur, yang dilaporkan

istrinya ke polisi karena menebas dua jari kelingkingnya, terancam hukuman lima tahun penjara. Suami yang dilaporkan telah melakukan penganiayaan itu bernama Iwan Seliyanto (35), warga Desa Batu bintang, Kecamatan Batu marmar, sedangkan istrinya bernama Hani (30). Kekerasan dalam rumah tangga yang menimpa korban Hani dengan pelaku Iwan Seliyanto yang merupakan suaminya sendiri itu terjadi karena pelaku kesal atas kesalahan yang dilakukan istrinya

hanya karena salah no tlf ketika membelikan pulsa untuk suaminya” (Kompas 31/12/10 hal 15)

Kekerasan dalam rumah tangga atau lebih sering dijumpai dengan kata KDRT saat ini semakin parah yang menimpa para kaum istri. Umumnya suami mentang-mentang karena dialah yang mencari nafkah dan mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari sehingga suami bertindak semena- mena terhadap para istri dan merasa bahwa dia yang selalu benar dan biar bagaimanapun juga para wanita dari dulu memang sudah ditakdirkan derajatnya dibawah laki-laki, akan tetapi tidak seharusnya demikian para wanita diperlakukan.

commit to user

Kutipan : Kang sanira wong priya puniki / jêjodhohan janggêlan kewala / rawuh jêjak mring garwane / putranya ambarubul / sabên lair nuli ngesahi / sandhang pangan golèkna / kula pilih nganggur / aran nyithak kere dawa / cinanthèlan mring garwa lagya nêsêpi / mulih yèn wus rong warsa // (KN Pupuh 2 bait 20)

Terjemahan : yang berbeban orang laki-laki sekarang, pernikahan hanya pengganjal

bayi, hanya datang kepada suaminya, anaknya banyak, ketika lahir langsung sah, semua kebutuhan carikanlah, saya memilih nganggur, namanya membuat miskin yang berkepanjangan, ketika banyak uang langsung mendekati suami, pulang ketika sudah dua tahun

Kutipan media cetak : “Permohonan dispensasi kawin yang masuk ke Pengadilan Agama

(PA) Kabupaten Gresik, Jatim, tahun 2008 sebanyak 41. Artinya, kasus perkawinan usia dini naik 58 persen jika dibandingkan dengan tahun 2007 yang terdapat 26permohonan. Di tahun 2009 permohonan dispensasi kawin hingga April lalu sebanyak tujuh permohonan," kata Kepala Bagian Humas PA Gresik, Achmad Nurul Huda, Kamis. Rinciannya, lanjutnya, pada Januari ada satu permohonan dispensasi kawin yang tercatat PA, Februari dua, Maret dua, dan Apriljuga dua permohonan ” (Kompas 07/05/09 hal 12)

Pernikahan dini atau nikah mudah sudah marak terjadi di zaman sekarng ini, umunya mereka melakukan pernikah muda bukan karena memang ingin menikah mengingat umurnya saja masih dini, mereka terpaksa melakukan pernikahan tersebut karena hamil diluar nikah sehingga

commit to user

menikah hanya untuk memberikan status kepada calon bayi. Pernikahan yang demikian banyak yang tidak awet karena sama-sama belum siap dalam menaungi bahtera rumah tangga dan biasanya belum mempunyai pekerjaan yang tetap serta faktor-faktor lainya

Dari hasil perbandingan di atas tanda-tanda kerusakan zaman dustha dan zaman nistha dalam SPJ dengan gejala sosial zaman kini atau saat ini adalah sesuai, dimana tanda-tanda zaman dustha dan zaman nistha dapat dibuktikan dengan fakta-fakta yang ada pada saat ini atau zaman ini. Mulai dari kerusakan moral, hilangnya kebaikan, hilangnya kejujuran, banyaknya kejahatan dan ketidakwajaran yang terjadi pada diri manusia, sehingga dapat dikatakan bahwa zaman sekarang atau zaman saai ini sudah memasuki kedalam zaman edan atau zaman gila.

Dokumen yang terkait

Novi handriani, Rustiyarso, Bambang Genjik S Program Studi Pendidikan Sosiologi FKIP Untan Pontianak Email: noviptk7gmail.com Abstract - ANALISIS PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAAN SOSIOLOGI BERBANTUAN INTERNET OLEH GURU PADA KELAS XI IPS MAN 2 PONTIANAK

0 0 8

Audia Naraswari, Gusti Budjang, Imran Program Studi Pendidikan Sosiologi FKIP Untan Pontianak Email: audyoke233gmail.com Abstract - PENGENDALIAN SOSIAL REMAJA PEROKOK OLEH KELUARGA DI DUSUN KENANAI DESA PIANTUS KECAMATAN SEJANGKUNG KABUPATEN SAMBAS

0 0 14

Desti Ulani, Izhar Salim, Imran Program Studi Pendidikan Sosiologi FKIP Untan Pontianak Email: desti.ulanigmail.com Abstract: Is this thesis entitled : the implementation of school rules by teacher

0 1 13

Neti, Marzuki, Martono Program Studi Magister pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura Pontianak Email : Elisabeth_Tarigasgmail.com Abstract - STRATEGI PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN, KER

0 0 11

PENGGUNAAN DEIKSIS PRONOMINA, TEMPAT, DAN WAKTU PADA NOVEL GENDUK KARYA SUNDARI MARDJUKI Atika Maisuri, Patriantoro, Laurensius Salem Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan Pontianak Email: syankkkthiekaco.id Abstract - PENGGUNAAN

0 1 10

Pengaruh pemberian arang dan molase terhadap kemantapan agregat pada udipsaments Colomadu Kabupaten Karanganyar

1 1 53

Pengaruh penggunaan tepung buah mengkudu (morinda citrifolia) dalam ransum terhadap performan ayam broiler jantan

0 0 40

Studi perkecambahan dan pertumbuhan awal beberapa aksesi jambu bol (syzygium malaccense l.) dengan ga3

1 1 52

Pendidikan Karakter di Sekolah Islam (Studi Kasus SMA Muhammadiyah I dan MA Muallimin Yogyakarta)

0 0 245

Dampak Implementasi TQM terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Pada Industri Menengah dan Industri Besar di Surakarta)

0 0 82