Kerangka Pemikiran

B. Kerangka Pemikiran

Keterangan: Merek adalah suatu tanda (sign) untuk membedakan barang-barang atau jasa yang sejenis yang dihasilkan atau diperdagangkan seseorang atau kelompok orang atau badan hukum dengan barang-barang atau jasa yang

Merek Terdaftar

Penghapusan

Pembatalan

Alasan: Pasal 61 ayat

(2) UU No. 15/2001

Alasan: Ps 4, Ps 5, dan

Ps 6 UU No. 15/2001

Sengketa Merek

Penyelesaian Sengketa Merek

Litigasi, melalui Gugatan Ke Pengadilan Niaga

Non-Litigasi, melalui Arbitrase atau Alteranatif Penyelesaian Sengketa Non-Litigasi, melalui Arbitrase atau Alteranatif Penyelesaian Sengketa

Indonesia memiliki peraturan khusus yang membahas tentang merek. Undang-Undang yang mengatur spesifik tentang Merek di Indonesia ada sejak tahun 1961. Undang-Undang Merek yang terbaru di Indonesia adalah Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek.

Permasalahan yang muncul yang menjadi pertanyaan penulis adalah ketika pihak ketiga yang belum terdaftar akan melakukan penghapusan terhadap merek terdaftar. Sedangkan, kewenangan melakukan Penghapusan terhadap merek terdaftar adalah milik Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (HaKI), Pemilik Merek yang bersangkutan, dan Putusan Hakim berdasarkan gugatan Pihak Ketiga yang memiliki merek terdaftar sama pada pokoknya atau keseluruhannya. Bisa juga merek hapus akibat tidak dilakukannya perpanjangan terhadap Pendaftaran Merek tersebut.

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek dalam Pasal 61 ayat (2) menyebutkan alasan Penghapusan pendaftara Merek atas Prakarsa Direktorat Jenderal dapat dilakukan jika : a. Merek tidak digunakan selama 3 (tiga) tahun berturut-turut dalam perdagangan barang dan/atau jasa sejak tanggal pendaftaran atau pemakaian terakhir, kecuali apabila ada alasan yang dapat diterima oleh Direktorat Jenderal; atau b. Merek digunakan untuk jenis barang dan/atau jasa yang tidak sesuai dengan jenis barang atau jasa yang dimohonkan pendaftaran, termasuk pemakaian Merek yang tidak sesuai dengan Merek yang didaftar.

Selain itu, disini akan menimbulkan permasalahan menyangkut kewenangan pihak ketiga yang belum terdaftar melakukan gugatan terhadap merek terdaftar sangat tidak sesuai dengan sistem konstitutif atau first to file yang dianut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek.

Sedangkan, proses pembatalan merek terdaftar berbeda dengan penghapusan merek terdaftar. Pengaturan mengenai pembatalan merek terdaftar ini dapatditemukan dalam Pasal 68 sampai dengan Pasal 72 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001. Pembatalan merek terdaftar hanya dapat diajukanoleh pihak yang berkepentingan seperti jaksa, yayasan atau lembaga dibidang konsumen dan majelis lembaga keuangan atau juga oleh pemilik merek dengan mengajukan gugatan kepada Pengadilan Niaga, yang wilayah hukumnya meliputi alamat pemilik merek terdaftar yang akan dibatalkan. Kecuali apabila pemilik merek terdaftar sebagai tergugat berada di luar negeri, gugatan diajukan ke Pengadilan Niaga di Jakarta.

Pasal 68 (1) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 menyatakan bahwa gugatan pembatalan pendaftaran merek diajukan berdasarkan alasan yang terdapat dalam Pasal 4, Pasal 5, dan Pasal 6. Pasal 4 menyatakan bahwa merek tidak didaftar oleh pemohon beriktikad tidak baik. Pasal 5 menyatakan bahwa merek tidak dapat didaftar bila bertentangan dengan Undang-Undang, tidak memiliki daya pembeda, merek menjadi milik umum dan merupakan keterangan yang berkaitan dengan barang ataujasa yang dimohonkan pendaftaran. Dan Pasal 6 menyatakan bahwa permohonan merek ditolak bila mempunyai persamaan dengan merek milik pihak lain, serta dengan indikasi geografis yang sudah terkenal, bendera, lambang Negara, cap resmi Negara kecuali atas persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang.

Tenggang waktu gugatan pembatalan merek terdaftar tercantum dalam Pasal 69 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 adalah 5 (lima) tahun sejak tanggal pendaftaran. Namun, khusus untuk gugatan pembatalan yang didasarkan atas alasan bertentangan dengan moralitas agama, kesusilaan, atau ketertiban umum dapat diajukan kapan saja tanpa batas waktu. Seperti yang telah diketahui, gugatan pembatalan merek terdaftar diajukan kepada Pengadilan Niaga, dan terhadap putusan Tenggang waktu gugatan pembatalan merek terdaftar tercantum dalam Pasal 69 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 adalah 5 (lima) tahun sejak tanggal pendaftaran. Namun, khusus untuk gugatan pembatalan yang didasarkan atas alasan bertentangan dengan moralitas agama, kesusilaan, atau ketertiban umum dapat diajukan kapan saja tanpa batas waktu. Seperti yang telah diketahui, gugatan pembatalan merek terdaftar diajukan kepada Pengadilan Niaga, dan terhadap putusan