19
D. Tahap-Tahap Keputusan Pembelian
Menurut  Kotler,  2000:190,  untuk  sampai  pada  tahap  pembelian,  terdapat langkah-langkah  dalam  proses  pembelian  dengan  suatu.  tahapan.  Proses
pengambilan  keputusan  meliputi  serangkaian  tahapan  meliputi:  identifikasi kebutuhan,  pencarian  alternatif,  evaluasi  alternatif,  perilaku  pembelian,  dan
perilaku puma beli. Proses tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2. 3 Proses Keputusan Pembelian
Sumber: Phillip kotler, 2000:193
1. Identifikasi masalah: merupakan proses dimana pembeli mengenali sebuah
masalah  atau  kebutuhan  yang  timbul  dari  ransangan  internal  atau rangsangan eksternal.
2. Pencarian informasi: konsumen yang tertarik terhadap sebuah produk akan
mencari informasi mengenai produk tersebut. 3.
Evaluasi  alternatif:  sesudah  mendapatkan  informasi  mengenai  produk tersebut,  maka  dibuatlah  evaluasi  untuk  memilih  satu  atau  beberapa
alternatif 4.
Keputusan  membeli:  sesudah  mengevaluasi  sebuah  produk  dan  melihat secara  jelas  produk  tersebut,  maka  konsumen  membuat  keputusan  untuk
membeli sebuah produk. 5.
Evaluasi purnabeli: Setelah melakukan pembelian terhadap sebuah produk, konsumen merasakan sebuah tingkat kepuasan atau tingkat ketidakpuasan.
Identifikasi Masalah
Pencarian alternatif
Evaluasi Alternatif
Keputusan membeli
Evaluasi Purna beli
20 Sesudah melalui serangkaian tahapan dalam melakukan proses pembelian,
maka  selanjutnya  melakukan  sebuah  keputusan  pembelian  bagi  konsumen dalam model diatas, dijelaskan konsumen terdapat lima keputusan pembelian
pada konsumen, yang akan dijelaskan sebagai berikut: 1.
Pemilihan  produk,  maksudnya  menjelaskan  bahwa  konsumen  dapat melakukan pemilihan produk sekehendak mereka.
2. Pemilihan  merek,  konsumen  bebas  memilih  merek  yang  mereka  anggap
cocok untuk dikonsumsi. 3.
Pemilihan  saluran  distribusi,  konsumen  dapat  memilih  mereka menggunakan jasa saluran distribusi yang mereka anggap cocok.
4. Pemilihan waktu pembelian, konsumen dapat memilih waktu yang mereka
anggap tepat dalam melakukan pembelian. 5.
Pemilihan  jumlah  pembelian,  konsumen  bebas  berkehendak  untuk menentukan jumlah barang yang akan mereka beli.
Dalam  pengambilan  keputusan  konsumen  sangatlah  berbeda-beda. Bergantung  pada  jenis  keputusan  pembelian  tersebut.  Maka  dalam  perilaku
saat melakukan pembelian terbagi dalam beberap jenis, yaitu: 1.
Perilaku  pembelian  yang  rumit,  dalam  jenis  ini  konsumen  memiliki keterlibatan  yang  tinggi.  Tahapan  pembelian  dalam  jenis  ini  terbagi
menjadi  tiga;  pertama  konsumen  mengembangkan  keyakinan  tentang produk,  kedua  ia  membangun  sikap  tentang  produk  tersebut,  ketiga  ia
membuat pilihan pembelian yang cermat.
21 2.
Perilaku  pembelian  pengurang  ketidakyamanan,  keterlibatan  konsumen dalam  jenis  perilaku  pembelian  ini  sangat  terlibat.  Dalam  pembelian  ini
konsumen  banyak  mempertimbangkan  harga  dan  tidak  peka  terhadap merek serta kualitas sehingga langsung dengan cepat membelinya, sesudah
itu  terjadilah  disonansi  ketidaknyamanan  sesudah  merasakan  produk tersebut.
3. Perilaku  pembelian  karena  kebiasaan,  dalam  jenis  pembelian  ini  terjadi
karena konsumen membeli karena telah terbiasa  membeli sebuah produk, bukan akibat kesetiaan terhadap sebuah merek.
4. Perilaku  pembelian  yang  mencari  variasi,  dalam  jenis  pembelian  ini
konsumen  selalu  melakukan  pembelian  dengan  berganti  merek,  bukan karena mencari kepuasan namun mencari keragaman dari berbagai merek.
Dalam melakukan keputusan pembelian sebuah produk, konsumen sangat dipengaruhi oleh berbagai hal. Disamping faktor-faktor yang ada pada atribut
produk, kondisi internal konsumen, dan juga kondisi eksternal konsumen. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh kondisi deregulasi, konvergensi tehnologi, dan
evolusi  cepat  proses  pembelian.  Dari  beberapa  penyebab  seperti  deregulasi, konvergensi  tehnologi,  dan  evolusi  cepat  proses  pembelian,  menyebabkan
para  produsen  saling  berkompetisi  untuk  merebut  minat  konsumen.  Pada akhirnya  hal  tersebut  akan  mempengaruhi  kompetensi  bisnis  mereka.  Dalam
hal ini para produsen akan melakukan empat langkah kompetensi kepada para konsumen meliputi: produsen akan menjadi terlibat dalam menarik konsumen
aktif,  memobilisasi  masyarakat  untuk  menjadi  konsumen,  mengelola
22 keragaman konsumen, produsen perlu merevisi beberapa hal mekanisme pasar
harga  dan  sebagainya.  Prahalad  dan  Ramaswarmy,  2009:24.  Apabila  hal tersebut dilaksanakan akan terjacli perubahan pads perusahaan tersebut dalam
peningkatan penjualan produknya.
E.  Penelitian Terdahulu Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Ritawati  Tedjakusuma,  Sri  hartini,  dan
Muryani, dengan
judul penelitian
Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi  Perilaku  Konsumen  Dalam  Pembelian  Air  Mineral  Di
Kotamadya  Surabaya.  Dengan  hasil  penelitian  menyatakan  faktor-faktor yang  mempengaruhi  perilaku  konsumennya  adalah:  faktor  pendidikan,  faktor
penghasilan,  faktor  harga,  faktor  kualitas,  faktor  distribusi,  faktor  promosi. Dengan mengunakan alat analisis regresi berganda, menyatakan bahwa faktor-
faktor  tersebut  berpengaruh  secara  bersama-sama  terhadap  keputusan pembelian  air  mineral  dengan  nilai  F  hitung  =  34,677  Ftabel=  2,14.  serta
dengan  koefisien  korelasi  R  sebesar  0,7203  dan  koefisien  determinasi  ganda R squared sebesar 0,5188. sedangkan faktor yang dominan dalam penelitian
ini adalah faktor harga.
Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Gandhi  Pawitan,  yang  berjudul  On  Use
Of  Factor  Analysis  In  Analizing  Service  Quality  performance,  tahun penelitiannya adalah 2008, hal yang diteliti adalah dimensi kualitas pelayanan
dengan  menggunakan  analisis  faktor  dan  metode  servqual  service  quality. Menyatakan  bahwa  ada  6  enam  faktor  yang  terbentuk  yaitu:  faktor  1
dinamakan  Responsiveness,  faktor  2  dinamakan  Tangibles,  faktor  3
23 dinamakan responsiveness, faktor 4 dinamakan reliability, faktor 5 dinamakan
assurance,  faktor  6  dinamakan  emphaty.  Dimana  penggunaan  analisis  faktor pada  penelitian  ini  adalah  untuk  melihat  5  dimensi  kualitas  pelayanan  pada
institusi pendidikandan penerapanya pada institusi pendidikan tinggi. 5 faktor dimensi  kualitas  pelayanan  terbagi  menjadi  20  variabel  dari  tabel  total
variance explained, terbentuk 6 faktor. Sesudah itu 6 faktor itu berguna untuk melihat  bentuk  performance  kualitas  pelayanan  pada  institusi  perguruan
tinggi tersebut.
Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Sujoko,  dalam  judul  penelitiannya  yang
berjudul, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pemakaian Jasa  Warnet  Di  Kota  Jember,  dalam  penelitian  tersebut  peneliti
menggunakan  metode  analisis  Regresi  linier  berganda.  Dengan  variabel- variabel  bauran  pemesaran  produk,  harga,  promosi,  dan  distribusi,  individu
konsumen  motivasi,  persepsi,  dan  Lingkungan  budaya,  kelompok  acuan sebagai variable X serta keputusan pemakaian jasa warnet sebagai variabel Y.
Dari  hasil  Uji  F  menyatakan  secara  simultan  bahwa  fakro-faktor  yang mempengaruhi  perilaku  konsumen  dalam  jasa  pemakaian  warnet  dengan
memperlihatkan  nilai  F
hitung
F
tabel
30.754    3,46,  dengan  nilai  signifikan 0,000  0,050,  dengan  demikian  secara  simultan  variabel-variabel  X
berpengaruh  terhadap  keputusan  pemakaian  jasa  warnet.  Sedangkan berdasarkan  hasil  uji  T  variabel-variabel  bauran  pernasaran  Produk  XIniali
uji  t  menunjukkan  0,246,  harga  X2  dengan  nilai  uji  t  nya  0,266,  promosi X3  tidak  berpengaruh  terhadap  keputusan  pemakian  jasa  warnet,  personal
24 traits X4 dengan nilai uji t nya 0, 248, place X5 dengan nilai uji t nya 0,234
terhadap keputusan pemakaian jasa warnet, process X6 dengan nilai uji t nya 0,146 secara berpengaruh terhadap keputusan pemakaian jasa warnet, physical
evidence  X7  dengan  nilai  uji  t  nya  secara  parsial  berpengaruh  terhadap keputusan pemakaian jasa warnet, motiVasi X8 dengan nilai uji t nya 0,239
berpengaruh terhadap keputusan pemakaian jasa warnet, persepsi X9 dengan nilai  uji t  nya 0,128  berpengaruh terhadap keputusan pemakaian jasa warnet,
sikap,  X10  dari  hasil  uji  t  nya  tidak  berpengaruh  terhadap  keputusan pemakaian jasa warnet, budayaX12 dengan nilai uji t nya 0,098 berpengaruh
terhadap  keputusan  pemakaian  jasa  warnet,  kelas  social  X13  dari  hasil  uji tnya nerpengaruh terhadap keputusan pemakaian jasa warnet, kelompok acuan
X14  dari  hasil  uji  t  nya  0,084  berpengaruh  terhadap  keputusan  pemakaian jasa  warnet.  Hal  ini  mengindikasikan  faktor-faktor  diatas  berpengaruh
terhadap  keputusan  pemakian  jasa  warnet,  dan  faktor  yang  paling  dominan adalah faktor produk dengan standar koefisien 0,266.
25
G.  Kerangka Pemikiran