Sistem Pakar Untuk Mengidentifikasi Jenis Jagung Berdasarkan Cirinya

(1)

SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI JENIS JAGUNG

BERDASARKAN CIRINYA

SKRIPSI

IMELDA SARI TAMBUNAN

060823021

PROGRAM STUDI SARJANA MATEMATIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(2)

SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI JENIS JAGUNG

BERDASARKAN CIRINYA

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains

IMELDA SARI TAMBUNAN

060823021

PROGRAM STUDI SARJANA MATEMATIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(3)

PERSETUJUAN

Judul : SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI JENIS JAGUNG BERDASARKAN CIRINYA

Kategori : SKRIPSI

Nama : IMELDA SARI TAMBUNAN

Nomor Induk Mahasiswa : 060823021

Program Studi : SARJANA (S1) MATEMATIKA Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

(FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di

Medan, Maret 2010

Komisi Pembimbing :

Pembimbing 2 Pembimbing 1

Dra. Mardiningsih, M.Si Syahriol Sitorus, S.Si, M.IT NIP. 19630405 198811 2 001,- NIP. 19710310 199703 1 004,-

Diketahui oleh :

Departemen Matematika FMIPA USU Ketua,

Dr. Saib Suwilo,M.Sc


(4)

004,-PERNYATAAN

SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI JENIS JAGUNG BERDASARKAN CIRINYA

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Maret 2010

IMELDA SARI TAMBUNAN 060823021


(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, dengan limpahan dan karunia-Nya kertas kajian ini berhasil diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Syahriol Sitorus S.Si, M.IT dan Ibu Dra. Mardiningsih, M.Si selaku pembimbing pada penyelesaian skripsi ini yang telah memberikan panduan dan penuh kepercayaan kepada penulis untuk menyempurnakan kajian ini. Panduan ringkas, padat dan professional telah diberikan kepada penulis agar penulis dapat menyelesaikan tugas ini. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika FMIPA USU Dr. Saib Suwilo, M.Sc. dan Drs. Henry Rani Sitepu, M.Si, Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, semua dosen pada Departemen Matematika FMIPA USU, pegawai di FMIPA USU, dan rekan-rekan kuliah. Akhirnya, tidak terlupakan kepada ke dua orang tua dan semua ahli keluarga dan rekan terdekat penulis yang selama ini memberikan bantuan dan dorongan yang diperlukan. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang layak.


(6)

ABSTRAK

Sistem Pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli atau pakar. Dalam Penelitian ini Penulis menggunakan Sistem pakar sebagai media untuk mengetahui ciri-ciri dari jagung, dimana ciri-ciri tersebut sudah tersimpan di dalam database. Pemakai hanya tinggal memasukkan ciri-ciri dari jagung yang akan diketahui jenis, manfaat dari pada jagung.


(7)

ABSTRACT

Expert systems are systems that try to adopt human knowledge to computer, so that the computer can solve problems as they are commonly carried out by experts or specialists. In this research authors use as a media expert system to determine the characteristics of maize, where these characteristics are stored in the database. Users just enter the characteristics of corn that will be known types, benefits from the corn.


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Abstrak v

Abstract vi

Daftar Isi vii

Daftar Tabel ix

Daftar Gambar x

Bab I. Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Perumusan Masalah 2

1.3 Batasan Masalah 3

1.4 Tujuan penelitian 3

1.5 Manfaat Penelitian 4

1.6 Metode Penelitian 4

Bab II. Landasan Teori 5

2.1 Sistem Pakar 5

2.1.1 Keuntungan Sistem Pakar 6

2.1.2 Kelemahan Sistem Pakar 7

2.1.3 Karakteristik Sistem Pakar 8

2.1.4 Struktur Sistem Pakar 8

2.1.5 Komponen Sistem Pakar 8

2.2 Metode pencarian 13

2.3 Representasi Pengetahuan 14

2.3.1 Representasi dalam Logika dan Skema lainnya 15

2.3.2 Kaidah Produksi 15

2.4 Basis Data 17

2.4.1 Model Data 17

2.4.2 Sistem Manajeman Basis Data (SMBD) 19

Bab III. Pembahasan 20

3.1 Analisis Sistem 20

3.1.1 Deskripsi Sistem 20 3.1.2 Tahapan Pembangunan Sistem 21 3.1.3 Menentukan Bahasa Pemrograman 22 3.1.4 Identifikasi Masalah dan Pengetahuan 22 3.1.4.1 Akusisi Pengetahuan 23 3.1.4.2 Representasi Pengetahuan 23 3.2 Perancangan Sistem 28 3.2.1 Perancangan Basis Pengetahuan 29 3.2.1.1 Entity Relationship Diagram (ERD) 29 3.2.1.2 Perancangan Fisik Basis Pengetahuan 30


(9)

3.2.1.3 Visualisasi Antar Tabel Pada Basis Pengetahuan 32 3.2.2 Perancangan Fungsional Sistem 32

3.2.3 Perancangan Antarmuka 38

3.2.3.1 Rancangan Antarmuka Halaman Utama 38 3.2.3.2 Rancangan Antarmuka Halaman Login 39 3.2.3.3 Rancangan Antarmuka Halaman Pakar 40 3.2.3.4 Rancangan Antarmuka Halaman Basis Pengetahuan Jenis Jagung 40 3.2.3.5 Rancangan Antarmuka Halaman Basis Pengetahuan Ciri 41 3.2.3.6 Rancangan Antarmuka Halaman Basis Aturan 41 3.2.3.7 Rancangan Antarmuka Halaman Manajemen User 42 3.2.3.8 Rancangan Antarmuka Halaman Identifikasi 42 3.2.3.9 Rancangan Antarmuka Halaman Hasil Identifikasi 43 Bab IV. Implementasi Program Aplikasi 44 4.1 Deskripsi Pembuatan Aplikasi 44 4.2 Implementasi Program Aplikasi 44 4.2.1 Struktur Menu Program 45 4.2.2 Tampilan Halaman Utama 45 4.2.3 Tampilan Halaman Login 46 4.2.4 Tampilan Halaman Menu Pakar 47 4.2.4.1 Tampilan Halaman Basis Pengetahuan Jenis 47 4.2.4.2 Tampilan Halaman Basis Pengetahuan Ciri 48 4.2.4.3 Tampilan Halaman Basisi Aturan 49 4.2.4.4 Tampilan Halaman Manajemen User 50 4.2.5 Tampilan Halaman Identifikasi 51

4.2.6 Tampilan Halaman Hasil Identifikasi 52 4.3 Pengujian Sistem 53 4.3.1 Pengujian Menu Pakar SubMenu Basis Pengetahuan 54 4.3.1.1 Proses Manipulasi Data Jenis Jagung 54 4.3.1.2 Proses Manipulasi Ciri Jagung 56 4.3.2 Pengujian Menu Pakar Submenu Basis Aturan 59 4.3.3 Pengujian Menu Pakar Submenu Manajemen User 60 4.3.4 Pengujian Menu Identifikasi 62 Bab V. Kesimpulan dan Saran 65

4.1 Kesimpulan 65

4.2 Saran 65


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Karakteristik dari representasi pengetahuan 16

Tabel 2.2 Struktur Relasi 18

Tabel 3.1 Tabel Keputusan untuk ciri jagung 24

Tabel 3.2 Tabel t_Ciri 30

Tabel 3.3 Tabel t_Jagung 31

Tabel 3.4 Tabel t_Aturan_ciri 31


(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Struktur Sistem Pakar 8

Gambar 2.2Proses Forward Chaining 11

Gambar 2.3 Proses Backward Chaining 12

Gambar 2.4 Teknik Penelusuran Depth First Search 14 Gambar 2.5 Teknik Penelusuran Breadth First Search 14 Gambar 2.6 Penggunaan Logika untuk penalaran (Turban, 1998) 15

Gambar 2.7 Model Basis Data Relasional 18

Gambar 3.2 Pohon Keputusan 26

Gambar 3.3 Entity Relationship Diagram 29

Gambar 3.4 Visualisai Hubungan antar table 32

Gambar 3.5 Diagram Alir Data Level 0 33

Gambar 3.6 Diagram Alir Data Level 1 34

Gambar 3.7 DAD Level 2 Proses Update Pengetahuan 36 Gambar 3.8 Diagram Alir Data Level 2 Proses Konsultasi 37 Gambar 3.9 Diagram Alir Data Level 2 Proses Menampilkan Data 38 Gambar 3.10 Rancangan Antarmuka Halaman Utama 39 Gambar 3.11 Rancangan Antarmuka Halaman Login 39 Gambar 3.12 Rancangan Antarmuka Halaman Menu Pakar 40 Gambar 3.13 Antarmuka Halaman Basis Pengetahuan Jenis Jagung 40 Gambar 3.14 Rancangan Antarmuka Halaman Basis Pengetahuan Ciri 41 Gambar 3.15 Rancangan Antarmuka Halaman Kaidah 41 Gambar 3.16 Rancangan Antarmuka Halaman Manajemen User 42 Gambar 3.17 Rancangan Antarmuka Halaman Identifikasi 42 Gambar 3.18 Rancangan Antarmuka Halaman Hasil Identifikasi 43

Gambar 4.2 Struktur Menu Program 45

Gambar 4.3 Tampilan Halaman Utama 46

Gambar 4.4 Tampilan Halaman Login 47

Gambar 4.7 Tampilan Halaman Basis Pengetahuan Jenis Jagung 48 Gambar 4.8 Tampilan Halaman Basis Pengetahuan Ciri 49

Gambar 4.9 Tampilan Halaman Basis Aturan 50

Gambar 4.10 Tampilan Halaman Manajemen User 51

Gambar 4.11 Tampilan Halaman Identifikasi 52

Gambar 4.12 Tampilan Halaman Hasil Identifikasi 53

Gambar 4.13 Pesan Kesalahan Login 54

Gambar 4.14 Proses Menambah Data Jenis Jagung 55 Gambar 4.15 Proses Mengubah data Jenis Jagung 55 Gambar 4.16 Proses Menghapus data Jenis Jagung 56 Gambar 4.17 Proses Menambah Data Ciri Jagung 57 Gambar 4.18 Proses Mengubah Data Ciri Jagung 58 Gambar 4.19 Proses Menghapus Data Ciri Jagung 59 Gambar 4.20 Proses Menambah dan Menghapus Kaidah 60 Gambar 4.21 Proses Mengganti Username dan Password 61


(12)

Gambar 4.22 Proses Validasi Manajemen User 61

Gambar 4.23 Proses Pemilihan Ciri 62


(13)

ABSTRAK

Sistem Pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli atau pakar. Dalam Penelitian ini Penulis menggunakan Sistem pakar sebagai media untuk mengetahui ciri-ciri dari jagung, dimana ciri-ciri tersebut sudah tersimpan di dalam database. Pemakai hanya tinggal memasukkan ciri-ciri dari jagung yang akan diketahui jenis, manfaat dari pada jagung.


(14)

ABSTRACT

Expert systems are systems that try to adopt human knowledge to computer, so that the computer can solve problems as they are commonly carried out by experts or specialists. In this research authors use as a media expert system to determine the characteristics of maize, where these characteristics are stored in the database. Users just enter the characteristics of corn that will be known types, benefits from the corn.


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, muncul suatu alat yang dapat membantu manusia dalam menyelesaikan pekerjaannya secara efektif dan efisien, yaitu komputer. Pada awal diciptakan, komputer hanya berfungsi sebagai alat hitung. Namun seiring dengan perkembangan zaman, fungsi komputer semakin mendominasi kehidupan umat manusia. Komputer tidak lagi berfungsi hanya sebagai alat hitung, akan tetapi diharapkan dapat diberdayakan untuk mengerjakan segala sesuatu yang bisa dikerjakan oleh manusia.

Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan merupakan salah satu bagian dari ilmu komputer yang membuat mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan oleh manusia. Expert system atau system pakar merupakan salah satu cabang dari AI yang membuat penggunaan secara luas knowledge yang khusus untuk penyelesaian masalah tingkat manusia yang pakar. Sistem pakar ditujukan sebagai sarana untuk membantu memecahkan masalah di bidang-bidang spesialisasi tertentu seperti bisnis, kedokteran, ilmu pengetahuan, teknik, pertanian dan lain sebagainya.

Ditinjau secara umum, sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli atau pakar. Sistem pakar merupakan suatu pemodelan dari proses penalaran atau pemikiran seorang pakar yang memiliki ranah (domain) pengetahuan tertentu, agar kepakarannya tersebut dapat dimanfaatkan oleh orang-orang yang bukan pakar untuk konsultasi, melakukan analisis dan diagnosis, belajar, membantu pengambilan keputusan, dan penelitian.


(16)

Dan pada umumnya, sistem pakar dirancang untuk berinteraksi langsung dengan pemakai dalam format dialog (tanya-jawab). Dimana dari dialog tersebut akan didapatkan keputusan sesuai penalaran.

Oleh karena itu, sistem pakar mempunyai kemampuan untuk mempermudah atau memecahkan masalah-masalah praktis pada saat seorang pakar berhalangan. Dan salah satu implementasi sistem pakar pada bidang pertanian adalah untuk mengidentifikasi jenis jagung. Di Indonesia, jagung merupakan makanan pokok kedua setelah padi. Identifikasi jenis jagung ini menggunakan representasi pengetahuan dan inferensi pengetahuan dari seorang dosen Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian USU yang dalam hal ini berlaku sebagai pakar. Pengetahuan yang dimiliki seorang dosen tersebut disimpan dalam program komputer yang mana nantinya program komputer tersebut dapat bekerja atau berlaku sebagaimana layaknya penalaran seorang dosen tersebut dalam mengidentifikasi jenis jagung.

Dengan banyaknya jenis jagung yang beredar dipasaran, maka perlu diketahui jenis jagung untuk dapat memaksimalkan pemanfaatannya. Orang akan merasa enggan atau malas jika harus mempertanyakan jenis jagung ditanamnya kepada seorang pakar atau ahli di bidang pertanian. Oleh karena itu, diharapkan dengan menggunakan media konsultasi ini dapat membantu memberikan informasi berupa hasil identifikasi jenis jagung yang mereka tanam beserta kegunaan atau pemanfaatannya yang tepat, sehingga pemanfaatannya dapat di optimalkan.

1.2 Perumusan Masalah

Mengidentifikasi jenis jagung dengan menggunakan program membutuhkan suatu metode yang mendukung agar program tersebut bisa digunakan dengan baik oleh pengguna dan bisa memberikan keputusan yang baik pula. Beberapa masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana merepresentasikan knowledge tentang jenis jagung. 2. Bagaimana membangun knowledge base untuk jenis jagung.

3. Bagaimana memanfaatkan knowledge base untuk mengidentifikasi jenis jagung. 4. Bagaimana merancang dan mengimplementasi sistem pakar untuk


(17)

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang dipergunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini dibatasi hanya untuk jenis:

Zea mays L. amylacea (flour corn atau jagung tepung), • Zea mays L. indentata (dent corn atau jagung gigi kuda), • Zea mays L. indurata (flint corn atau jagung mutiara), • Zea mays L. everta (pop corn atau jagung berondong), • Zea mays L. ceratina (waxy corn atau jagung pulut), • Zea mays L. saccharata (sweet corn atau jagung manis), • Zea mays L. tunicata (pod corn atau jagung bungkus).

2. Pokok penelitian ini adalah dalam pembuatan aplikasi komputer untuk mengidentifikasi jenis jagung berdasarkan ciri-ciri dari biji jagung tersebut.

3. Terbatas pada sumber pengetahuan yang didapat baik dari pakar maupun dari buku-buku yang berkaitan dengan tanaman jagung.

4. Masukan dari program berupa ciri-ciri biji jagung yang di pilih oleh pengguna.

5. Keluaran program berupa kesimpulan jenis jagung, deskripsi dan manfaat dari jenis jagung tersebut.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang dan mengimplementasikan media konsultasi sebagai media yang digunakan untuk mengidentifikasi jenis jagung serta pemanfaatannya. Keluaran yang dihasilkan dari sistem berupa hasil dari identifikasi dengan tingkat kemungkinan terhadap jenis jagung teridentifikasi.


(18)

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah tiap-tiap pengguna dapat mengidentifikasi jenis jagung dan manfaatnya. Selain itu, para pengguna dapat mengoptimalkan pemanfaatan dari jenis jagung tersebut.

1.6 Metodologi Penelitian

Dalam penyusunan tulisan ini, penulis mengunakan tahapan sebagai berikut:

1. Mendefenisikan domain permasalahan yang dalam hal ini adalah tanaman jagung. 2. Merumuskan informasi-informasi yang bisa dijadikan knowledge base dalam

pembuatan sistem pakar untuk mengidentifikasi jenis jagung berdasarkan bentuk biji.

3. Mengumpulkan data pengetahuan dari buku-buku yang berkaitan dengan jenis tanaman jagung, jurnal, artikel, tesis, dan lain-lain.

4. Melakukan analisis dan perancangan system yang meliputi akuisisi pengetahuan, representasi pengetahuan, perancangan basis pengetahuan dan membuat mesin inferensi.

5. Melakukan tahap implementasi dengan mengunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0 dilanjutkan dengan tahap pengujian. Dimana system yang dihasilkan akan diuji cara kerjanya, apakah program sudah bisa berjalan dengan baik atau perlu dilakukan perbaikan lagi.


(19)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Pakar

Sistem pakar pertama kali dikembangkan oleh komunitas AI pada pertengahan tahun 1960. Sistem pakar yang muncul pertama kali adalah General PurposeProblem Solver (GPS) yang dikembangkan oleh Newel & Simon (Turban,1995).

Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalah tertentu dengan meniru kerja dari para ahli. Sistem pakar memiliki banyak definisi, tetapi pada dasarnya sistem pakar diterapkan untuk mendukung aktivitas pemecahan masalah.

Beberapa definisi yang ada untuk sistem pakar (Kusumadewi, 2003) :

a. Menurut Martin dan Oxman : Sistem pakar adalah sistem berbasis computer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah, yang biasanya hanya dapat diselesaikan oleh seorang pakar dalam bidang tertentu.

b. Menurut Ignizio : Sistem pakar merupakan bidang yang dicirikan oleh system berbasis pengetahuan (Knowledge Base System), memungkinkan adanya komponen untuk berpikir dan mengambil kesimpulan dari sekumpulan kaidah. c. Menurut Giarratano dan Riley : Sistem pakar adalah salah satu cabang kecerdasan

buatan yang menggunakan pengetahuan-pengetahuan khusus yang dimiliki oleh seorang ahli untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu.

Secara umum, sistem pakar merupakan sistem yang mengadopsi pengetahuan manusia ke dalam komputer sehingga komputer dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah sebagaimana yang dilakukan oleh seorang pakar. Sistem pakar dibuat pada wilayah pengetahuan tertentu dan untuk suatu keahlian tertentu yang mendekati kemampuan manusia


(20)

di salah satu bidang khusus. Sistem pakar mencoba mencari solusi yang memuaskan sebagaimana yang dilakukan seorang pakar dan dapat memberikan penjelasan terhadap langkah yang diambil serta memberikan alasan atas kesimpulan yang diambil.

Sampai saat ini telah banyak sistem pakar yang telah dibuat. Misalkan MYCIN digunakan untuk mendiagnosa penyakit, DENDRAL untuk mengidentifikasi perbaikan yang dilakukan pada mesin diesel elektronik kereta api, FOLIO digunakan untuk membantu memberikan keputusan bagi seorang manajer dalam hal persediaan broker dan investasi, serta beberapa aplikasi sistem pakar lainnya.

2.1.1 Keuntungan Sistem Pakar

Secara garis besar, ada banyak keuntungan bila menggunakan sistem pakar, diantaranya adalah (Arhami, 2005):

1. Menjadikan pengetahuan dan nasihat lebih mudah didapat. 2. Meningkatkan output dan produktivitas.

3. Menyimpan kemampuan dan keahlian pakar.

4. Meningkatkan penyelesaian masalah yaitu menerusi paduan pakar, penerangan, sistem pakar khas.

5. Meningkatkan reliabilitas.

6. Memberikan respons (jawaban) yang cepat. 7. Merupakan panduan yang intelligence (cerdas).

8. Dapat bekerja dengan informasi yang kurang lengkap dan mengandung ketidakpastian.

9. Intelligence database (basis data cerdas), bahwa sistem pakar dapat digunakan untuk mengakses basis data dengan cara cerdas.

2.1.2 Kelemahan Sistem Pakar

Disamping memiliki beberapa keuntungan, sistem pakar juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain:


(21)

2. Sulit dikembangkan system pakar yang benar-benar berkualitas tinggi. Hal ini tentu saja erat kaitannya dengan ketersediaan pakar di bidangnya.

3. Sistem pakar tidak dapat 100% bernilai benar. 4. Terkadang sistem tidak dapat membuat keputusan.

5. Pengetahuan tidak selalu didapat dengan mudah karena pendekatan tiap pakar berbeda.

2.1.3 Karakteristik Sistem Pakar

Sistem pakar mempunyai beberapa karakteristik dasar yang membedakan dengan program komputer biasa umumnya, yaitu (Turban, 1995):

1. Mempunyai kepakaran

Dalam menyelesaikan masalah bukan hanya mendapatkan solusi yang benar saja, namun juga bagaimana mendapatkan pemecahan dengan cepat dan mahir.

2. Domain tertentu

Sistem pakar mengutamakan kedalaman mengenai bidang tertentu.

3. Memiliki kemampuan mengolah data yang mengandung ketidakpastian kadang-kadang data yang tersedia tidak lengkap sistem harus dapat memberikan pemecahan sesuai data yang tersedia dengan memberikan pertimbangan, saran atau anjuran sesuai dengan kondisi yang ada.

4. Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap Program computer dirancang untuk memberikan jawaban yang tepat setiap waktu. Sedangkan system pakar dirancang untuk berlaku sebagai seorang pakar, kadang memberikan jawaban yang benar, dan suatu saat mungkin tidak tepat (Expert system makes mistake).

2.1.4 Struktur Sistem Pakar

Sistem pakar dapat ditampilkan dengan dua lingkungan, yaitu lingkungan pengembangan dan lingkungan konsultasi, lihat pada gambar 2.1. Lingkungan pengembangan digunakan oleh sistem pakar (ES) builder untuk membangun komponen dan memasukkan pengetahuan ke dalam basis pengetahuan. Lingkungan konsultasi digunakan oleh nonpakar untuk memperoleh pengetahuan dan nasihat pakar. Lingkungan ini dapat dipisahkan setelah sistem lengkap (Turban, 1995).


(22)

Gambar 2.1 Struktur Sistem Pakar

2.1.5 Komponen Sistem Pakar

Komponen-komponen yang terdapat dalam sistem pakar adalah : a. Antarmuka pengguna (User Interface)

User interface merupakan mekanisme yang digunakan untuk pengguna dan sistem pakar untuk berkomunikasi. Antarmuka menerima informasi dari pemakai dan mengubahnya ke dalam bentuk yang dapat diterima oleh sistem. Selain itu antarmuka menerima informasi dari sistem dan menyajikannnya dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh pemakai. Menurut McLeod (1995), pada bagian ini terjadi dialog antara program dan pemakai, yang memungkinkan sistem pakar menerima instruksi dan informasi (input) dan pemakai juga memberikan informasi (output) kepada pemakai.

b. Basis pengetahuan

Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman, formulasi, dan penyelesaian masalah. Komponen sistem pakar ini disusun atas dua elemen dasar, yaitu fakta dan aturan. Fakta merupakan informasi tentang obyek dalam area


(23)

permasalahan tertentu, sedangkan aturan merupakan informasi tentang cara bagaimana memperoleh fakta baru dari fakta yang telah diketahui (Arhami, 2005).

c. Akuisisi pengetahuan

Akusisi pengetahuan adalah akumulasi, transfer dan transformasi keahlian dalam menyelesaikan masalah dari sumber pengetahuan ke dalam program komputer. Dalam tahap ini knowledge engineer berusaha menyerap pengetahun untuk selanjutnya ditransfer ke dalam basis pengetahuan. Pengetahuan diperoleh dari pakar, dilengkapi dengan buku, basis data, laporan penelitian dan pengalaman pemakai (Arhami, 2005).

Akuisisi pengetahuan dilakukan sepanjang proses pembangunan sistem. Menurut Firebaugh (1989), proses akuisisi pengetahuan dibagi ke dalam enam tahap, yaitu :

1. Tahap identifikasi

Tahap identifikasi meliputi penentuan komponen-komponen kunci dalam sistem yang sedang dibangun. Komponen kunci ini adalah knowledge engineer, pakar, karakterisitik masalah, sumber daya, dan tujuan. Knowledge engineer dan pakar bekerja bersama untuk menentukan berbagai aspek masalah, seperti lingkup dari proyek, data input yang dimasukkan, bagian-bagian penting dan interaksinya, bentuk dan isi dari penyelesaian, dan kesulitan-kesulitan yang mungkin terjadi dalam pembangunan sistem. Mereka juga harus menentukan sumber pengetahuan seperti basis data, system informasi manajemen, buku teks, serta prototipe masalah dan contoh. Selain menentukan sumber pengetahuan, pakar juga mengklarifikasi dan menentukan tujuan-tujuan sistem dalam proses penentuan masalah.

2. Tahap konseptualisasi

Konsep-konsep kunci dan hubungannya yang telah ditentukan pada tahap pertama dibuat lebih jelas dalam tahap konseptualisasi.

3. Tahap formalisasi

Tahap ini meliputi pemetaan konsep-konsep kunci, sub-masalah dan bentuk aliran informasi yang telah ditentukan dalam tahap-tahap sebelumnya ke dalam representasi formal yang paling sesuai dengan masalah yang ada.


(24)

Tahap ini meliputi pemetaan pengetahuan dari tahap sebelumnya yang telah diformalisasi ke dalam skema representasi pengetahuan yang dipilih.

5. Tahap pengujian

Setelah prototipe sistem yang dibangun dalam tahap sebelumnya berhasil menangani dua atau tiga contoh, prototipe sistem tersebut harus menjalani serangkaian pengujian dengan teliti menggunakan beragam sampel masalah. Masalah-masalah yang ditemukan dalam pengujian ini biasanya dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu kegagalan input/output, kesalahan logika dan strategi kontrol.

6. Revisi prototipe

Suatu unsur penting pada semua tahap dalam proses akuisisi pengetahuan adalah kemampuan untuk kembali ke tahap-tahap sebelumnya untuk memperbaiki sistem.

d. Mesin inferensi

Komponen ini mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan oleh pakar dalam menyelesaikan suatu masalah. Mesin inferensi adalah program komputer yang memberikan metodologi untuk penalaran tentang informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan dalam workplace, dan untuk memformulasikan kesimpulan (Turban, 1995).

Inferensi merupakan proses menghasilkan kesimpulan berdasarkan fakta atau pengetahuan yang diketahui atau diasumsikan. Terdapat dua pendekatan untuk mengontrol inferensi dalam sistem pakar berbasis aturan yaitu pelacakan ke depan (forward chaining) dan pelacakan ke depan (backward chaining).

1. Pelacakan ke Depan (Forward Chaining)

Pada Metode forward chaining di artikan sebagai pendekatan yang dimotori data. Dalam pendekatan ini pelacakan dimulai dari informasi masukan, dan selanjutnya mencoba menggambarkan kesimpulan. Sehingga metode ini juga sering disebut

“Data driven”.


(25)

Gambar 2.2 Proses Forward Chaining

2. Pelacakan ke belakang (Backward Chaining)

Metode backward chaining adalah pendekatan yang dimotori tujuan. Dalam pendekatan ini pelacakan dimulai dari tujuan, selanjutnya dicari aturan yang memiliki tujuan tersebut untuk kesimpulannya. Selanjutnya proses pelacakan menggunakan premis untuk aturan tersebut sebagai tujuan baru dan mencari aturan lain dengan tujuan baru sebagai kesimpulannya. Proses berlanjut sampai semua kemungkinan ditemukan. Metode ini sering disebut “goal driven”. Proses pelacakan pada backward chaining dapat ditunjukkan oleh gambar 2.3 .

Gambar 2.3 Proses Backward Chaining

e. Blackboard

Blackboard adalah area kerja memori yang disimpan sebagai database untuk deskripsi persoalan terbaru yang ditetapkan oleh data input, digunakan juga untuk perekaman hipotesis dan keputusan sementara. Tiga tipe keputusan dapat direkam dalam blackboard, yaitu :

• Rencana : bagaimana mengatasi persoalan • Agenda : tindakan potensial sebelum eksekusi

• Solusi : hipotesis kandidat dan arahan alternatif yang telah dihasilkan sistem sampai saat ini.


(26)

f. Fasilitas penjelasan

Fasilitas penjelasan untuk komponen tambahan yang akan meningkatkan kemampuan sistem pakar. Komponen ini menggambarkan penalaran system kepada pemakai. Fasilitas penjelasan dapat menjelaskan perilaku sistem pakar dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut (Turban, 1995):

Mengapa pertanyaan tertentu ditanyakan oleh sistem pakar? • Bagaimana kesimpulan tertentu diperoleh?

• Mengapa alternatif tertentu ditolak?

• Apa rencana untuk memperoleh penyelesaian?

g. Perbaikan pengetahuan

Pakar memiliki kemampuan untuk menganalisis dan meningkatkan kinerjanya serta kemampuan untuk belajar dan kinerjanya. Kemampuan tersebut adalah penting dalam pembelajaran terkomputerisasi, sehingga program akan mampu menganalisis penyebab kesuksesan dan kegagalan yang dialaminya.

2.2 Metode Pencarian

Metode pencarian akan menjelaskan secara umum bagaimana teknik pencarian. Ada dua pendekatan dasar untuk mencari suatu space, yaitu blind search dan heuristic search. Pada dasarnya heiristic search adalah blind search.

Blind search adalah kumpulan prosedur yang digunakan untuk mencari suatu space state. Mulai dari akar, operator digunakan untuk menghasilkan status simpul anak, pencarian dilakukan terus sampai diperoleh solusi. Gagasan penelusuran blindsearch adalah memeriksa semua pohon secara teratur dengan menggunakan semua operator dan membangkitkan sebanyak mungkin simpul anak untuk memperoleh solusi yang diinginkan. Mulai dengan simpul akar, terdapat beberapa prosedur menelusuri pohon, tetapi pendekatan ini tidak efisien (Turban, 1995).

Yang termasuk dalam blind search adalah Depth First Search (DFS) dan Breadth First Search (BFS).


(27)

1) Depth-first search, bekerja denga menelusuri simpul mulai dari akar terus kebawah sampai secara berturut-turut ke level yang lebih dalam. Suatu operator digunakan untuk menghasilkan simpul node berikutnya lebih dalam dengan kata lain simpul anak diperoleh dari simpul ayah. Dapat dilihat pada gambar 2.4.

Gambar 2.4 Teknik Penelusuran Depth First Search

2) Breadth-first search, bekerja dengan cara memeriksa semua simpul dalam pohon pencarian yang dimulai dari akar. Simpul tiap level diperiksa secara lengkap sebelum berpindah ke level berikutnya. Dapat dilihat pada gambar 2.5.

Gambar 2.5 Teknik Penelusuran Breadth First Search

2.3 Representasi Pengetahuan

Dalam pembangunan sistem berbasis pengetahuan, pengetahuan yang telah diekstrak dimasukkan kedalam program komputer oleh proses yang disebut representasi pengetahuan (knowledge representation). Sistem representasi pengetahuan merupakan gabungan dari dua


(28)

elemen yakni struktur data dan prosedur menafsirkan (interpretive procedure) untuk pemakaian pengetahuan yang dimasukkan dalam struktur data (Firebaugh, 1989).

2.3.1 Representasi dalam logika dan skema lainnya

Bentuk representasi pengetahuan yang paling tua adalah logika, yaitu suatu pengkajian ilmiah tentang serangkaian penalaran, sistem kaidah dan prosedur yang membantu proses penalaran. Bentuk umum dari suatu proses logika diilustrasikan pada gambar 2.6.

Gambar 2.6 Penggunaan Logika untuk penalaran (Turban, 1998)

Input untuk proses logika disebut premises atau fact (fakta). Fakta digunakan dalam proses logika untuk membuat output yang merupakan kesimpulan (conclusions) diesbut

Inferences. Dengan proses, fakta yang dikenal bernilai benar akan digunakan untuk mendapatkan fakta baru yang juga harus benar.

2.3.2 Kaidah Produksi

Kaidah produksi adalah bentuk representasi pengetahuan yang paling popular untuk sistem pakar. Pengetahuan direpresentasikan dalam bentuk pasangan kondisiaksi : IF kondisi ini (atau premis atau anteceden) terjadi, THEN beberapa tindakan (atau hasil atau kesimpulan atau konsekuensi) akan (atau sebaiknya) terjadi.

Pada dasarnya penyajian pengetahuan secara kaidah produksi terdiri dari dua hal, yaitu :

1. Anteseden, bagian yang mengekspresikan situasi atau premis (pernyataan berawalan If).

2. Konsekuen, bagian yang menyatakan suatu tindakan, hasil atau kesimpulan yang diperoleh jika premis bernilai benar (pernyataan berawalan THEN).


(29)

Hal ini dapat dituliskan sebagai IF anteseden THEN konsekuen- Konsekuen atau kesimpulan yang dinyatakan pada bagian THEN baru dinyatakan benar. Jika bagian IF pada kaidah tersebut juga bernilai benar atau sesuai ketentuan tertentu.

Kaidah bisa dalam bentuk berbeda seperti contoh dibawah ini :

a. IF premise, THEN conclusion. IF pendapatan tinggi THEN kesempatan pemeriksaan keuangan tinggi.

b. Conclusion, IF premise. Kesempatan pemeriksaan keuangan tinggi pendapatan tinggi.

Ada kemungkinan beberapa premise dan beberapa conclusion didalam satu kaidah, sehingga beberapa premise diberi istilah dengan premise clauses dan beberapa conclusion

diberi istilah conclusion clauses. Sebagai contoh berikut ini diberikan suatu kaidah A yang terdiri dari dua premise clauses dan dua conclusionclauses.

Kaidah A: IF umur mesin mobil baru AND kondisi mobil bagus THEN mobil dapat enak dijalankan dan perjalanan aman

Representasi kaidah memiliki karakteristik-karakteristik seperti yang di tunjukkan pada table 2.1.

Tabel 2.1 Karakteristik dari representasi pengetahuan

2.4 Basis Data


(30)

Menurut Connoly dan Begg (2002), basis data dapat diartikan sebagai sekumpulan data atau entitas tentang suatu benda beserta deskripsinya yang berhubungan satu sama lain secara logika. Basis data dirancang dan diorganisasikan untuk memnuhi logika dan informasi pada suatu organisasi. Semua data di dalam basis data saling terintegrasi sehingga jumlah duplikasi dapat diminimalkan.

2.4.1 Model Data

Model data adalah kumpulan perangkat konseptual untuk menggambarkan data, hubungan data, semantik data dan batasan data (Silberschatz, 2005). Terdapat dua kelompok untuk mempresentasikan model data dalam perancangan sistem basis data :

a. Model lojik data berdasarkan objek (Object-Based Logical Models), yaitu model keterhubungan entitas (Entity-Relationship Model).

Entity Relationship Diagram (ERD) digunakan untuk memodelkan struktur data dan hubungan antardata dengan mengabaikan proses yang harus dilakukan. Model ERD dibangun oleh entitas, relasi, dan atribut. Entitas dapat diidentitasikan secara unik dan dibedakan dari yang lainnya. Setiap entitas memiliki sejumlah atribut yang mendeskripsikan karakteristik setiap entitas. Setiap entitas akan dihubungkan dengan suatu relasi (Hoffer, 1996).

b. Model lojik data berdasarkan record (Record-Based Logical Model), yaitu model Relational (Relational Model).

Model basis data relasional sering pula disebut sebagai model relasional atau basis data relasional. Hingga saat ini, model basis data relasional merupakan model basis data yang paling banyak digunakan. Kemudahan dalam penerapan dan kemampuannya dalam mengakomodasi berbagai kebutuhan pengelolaan basis data yang ada di dunai nyata menjadi alasan mengapa model ini lebih populer untuk diterapkan (Silberschatz, 2005). Gambar 2.8 menunjukkan model basis data relasional.


(31)

Gambar 2.7 Model Basis Data Relasional

Model relasional menggunakan model berupa tabel berdimensi dua (yang disebut relasi atau tabel) dengan memakai kunci tamu (foreign key) sebagai penghubung dengan tabel lain.


(32)

Beberapa sifat yang melekat dalam relasi adalah tidak ada baris yang kembar, urutan tupel tidak penting, setiap atribut memiliki nama yang unik, letak atribut bebas, setiap atribut memiliki nilai tunggal dan jenisnya sama untuk semua baris.

2.4.2 Sistem Manajemen Basis Data (SMBD)

Pengelolaan basis data secara fisik tidak dilakukan oleh pemakai secara langsung, tetapi ditangani oleh sebuah perangkat lunak (sistem) yang khusus atau spesifik. Perangkat lunak ini disebut Sistem Manajemen Basis Data (SMBD) atau sering juga disebut sebagai DBMS (Database Manajemen System). SMBD adalah perangkat lunak yang memungkinkan para pemakai untuk mendeskripsikan, membuat, memelihara, serta mengendalikan akses ke basis data (Connolly & Begg, 2002)


(33)

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Analisis Sistem

Tujuan dari analisis sistem dalam pengembangan sistem pakar ini adalah untuk mendapatkan berbagai kebutuhan pengguna dan sistem, yaitu perihal masukan dan keluaran dan keluaran yang harus disediakan oleh pengguna serta di butuhkan oleh sistem. Proses tersebut akan menjadi masukan bagi proses perancangan sistem secara keseluruhan.

3.1.1 Deskripsi Sistem

Deskripsi sistem merupakan gambaran umum mengenai statu sistem yang akan dikembangkan. Sistem yang akan dikembangkan adalah “Sistem Pakar Untuk Mengidentifikasi Jenis Jagung Berdasarkan Bijinya”. Sistem ini dikembangkan untuk membantu petani, mahasiswa maupun masyarakat umum untuk dapat mengidentifikasi jenis jagung yang didasarkan pada ciri bijinya. Dengan menggunakan sistem ini nantinya seorang pengguna akan dapat mengetahui jenis jagung dengan adanya dukungan dari ciri-ciri biji yang diberikan berdasarkan fakta yang ada serta akan mendapatkan manfaat dari jagung tersebut.

Sesuai dengan struktur sistem pakar secara umum, struktur sistem pakar yang digunakan dalam sistem pakar untuk mengidentifikasi jenis jagung berdasarkan ciri bijinya ini terdiri dari dua lingkungan kerja, yaitu lingkungan pengembangan dan lingkungan konsultasi. Pada lingkungan pengembangan digunakan untuk memasukkan pengetahuan dari pakar dan melakukan perbaikan pengetahuan. Sedangkan pada lingkungan konsultasi merupakan lingkungan kerja yang digunakan untuk user atau pengguna dalam memperoleh informasi.


(34)

Sistem pakar untuk mengidentifikasi jenis jagung berdasarkan cirinya ini mempunyai beberapa komponen utama, yaitu:

1. Antarmuka Pengguna (User Interface)

Antarmuka pengguna ini terdiri dari akses login untuk pakar sehingga pakar bias memanipulasi basis pengetahuan dan basis aturan yang berhubungan dengan jenis jagung.

2. Blackboard (Working Memory)

Merupakan tempat menyimpan aplikasi sistem pakar yang berupa harddisk. 3. Basis Pengetahuan (Knowledge Base)

Basis pengetahuan berisi tentang pengetahuan untuk pemahaman dan penyelesaian masalah. Basis pengetahuan merupakan inti dari dari status sistem pakar, yaitu berupa representasi pengetahuan dari pakar yang tersusun atas dua elemen dasar yaitu, fakta dan aturan. Basis pengetahuan yang digunakan dalam sistem pakar ini terdiri dari jenis jagung, ciri-ciri jagung, manfaat dari jenis jagung, dan kaidah produksi.

4. Mesin Inferensi (Inference Engine)

Mesin inferensi digunakan untuk menganalisa fakta-fakta yang dimasukkan oleh pengguna sehingga dapat ditemukan kesimpulan atau solusi. Sistem pakar ini menggunakan mesin inferensi berupa penelusuran berurutan (Depth-first search). Sedangkan untuk identifikasinya digunakan pelacakan ke belakang (Backward Chaining).

5. Fasilitas Penjelasan

Fasilitas penjelasan dalam sistem pakar ini digunakan untuk menerangkan bagaimana hasil identifikasi diperoleh.

3.1.2 Tahapan Pembangunan Sistem

Untuk membangun sistem pakar ini digunakan langkah-langkah sebagai berikut (Harmon dan King, 1985):

1. Menentukan bahasa pemrograman

2 Mengidentifikasi masalah dan menganalisa pengetahuan yang akan dimasukkan kedalam sistem


(35)

4. Membuat prototype sistem.

3.1.3 Menentukan Bahasa Pemrograman

Sistem pakar untuk mengidentifikasi jenis jagung berdasarkan cirinya dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0. Bahasa pemrograman ini dipilih dengan pertimbangan bahwa bahasa pemrograman Visual Basic merupakan bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat aplikasi Windows yang berbasis GUI (Graphical User Interface). Bahasa pemrograman Visual Basic ini merupakan event-driven programming yang berarti bahwa program menunggu sampai adanya respon dari pengguna berupa event atau kejadian tertentu (seperti aksi tombol di klik, menu dipilih, dan lain-lain). Ketika event terdeteksi, kode yang berhubungan dengan event (prosedur event) tersebut akan dijalankan.

3.1.4 Identifikasi Masalah dan Pengetahuan

Pengembangan suatu sistem pakar diawali dengan mengidentifikasi masalah dan menganalisa pengetahuan yang akan dimasukkan ke dalam sistem pakar. Dalam hal ini dilakukan penentuan jenis jagung yang ada di pasaran serta ciri-ciri bijinya. Hal ini penting dilakukan karena akan menentukan pengetahuan selanjutnya yang diperlukan dalam sistem. Identifikasi dan analisa pengetahuan dilakukan dengan langkah awal menggambarkan operasi keseluruhan dari sistem pakar, yaitu :

1. Memberikan atau menampilkan seluruh ciri yang dimiliki oleh semua jenis jagung yang didasarkan pada bijinya. Pengguna akan memilih ciri yang sesuai dengan hasil pengamatannya.

2. Memberikan hasil identifikasi jenis jagung sebagai kesimpulannya. Dari ciri-ciri yang terpilih tersebut juga akan digunakan pula untuk menghitung prosentase dari jenis jagung dengan membandingkan ciri yang sesuai dengan jumlah ciri yang dimiliki jenis jagung tersebut.


(36)

Proses identifikasi pengetahuan diawali dari akuisisi pengetahuan dan kemudian dilanjutkan dengan representasi pengetahuan.

3.1.4.1 Akuisisi Pengetahuan

Akuisisi pengetahuan pada sistem pakar ini didapat dari :

1. Wawancara dan diskusi yang dilakukan dengan seorang pakar, dimana pakar ini merupakan orang yang sudah banyak berpengalaman dalam penelitian mengenai jagung.

2. Beberapa buku yang berhubungan dengan pengetahuan jagung, seperti : 1) AAK Jagung (AAK, 2003)

2) Jagung (Balit Tanaman Pangan, 1988) 3) Bercocok tanam Jagung (Effendi, 1984) 3. Artikel-artikel dari internet.

3.1.4.2 Representasi Pengetahuan

Representasi pengetahuan bertujuan membuat struktur yang akan digunakan dalam sistem untuk membantu pengkodean pengetahuan ke dalam program. Pengetahuan direpresentasikan ke dalam format tertentu dan akan disimpan dalam suatu basis pengetahuan.

Langkah-langkah atau base rules yang perlu dilakukan untuk membuat representasi pengetahuan sistem pakar ini adalah :

1. Pembuatan table keputusan (decision table) yang berguna untuk mendokumentasikan dan mendeskripsikan pengetahuan.

2. Pembuatan pohon keputusan (decision tree) yang berguna untuk menghilangkan kaidah-kaidah dengan tujuan untuk meniadakan terjadinya perulangan pertanyaan.

3. Konversi pohon keputusan menjadi kaidah produksi

Sistem pakar ini terdiri dari sebuah pohon keputusan untuk identifikasi jenis jagung dan terdiri dari tabel keputusan ciri-ciri jenis jagung, serta himpunan kaidah untuk


(37)

mengidentifikasi jenis jagung. Proses representasi pengetahuan untuk sistem pakar ini diawali dengan proses masuk kedalam sistem dan kemudian sistem ini akan melakukan identifikasi jenis jagung. Untuk mengidentifikasi jenis jagung diawali dengan memilih ciri-ciri biji dari jenis jagung yang sesuai dengan hasil pengamatan. Tabel keputusan ciri biji dapat dilihat pada tabel 3.1.


(38)

Keterangan :

J1 = Jenis jagung Zea mays L. amylacea sturt (jagung tepung atau flour corn). J2 = Jenis jagung Zea mays L. identata sturt (jagung gigi kuda atau dent cirn). J3 = Jenis jagung Zea mays L. indurata sturt (jagung mutiara atau flint corn). J4 = Jenis jagung Zea mays L. everata sturt (jagung berondong atau pop corn). J5 = Jenis jagung Zea mays L. saccharata sturt (jagung manis atau sweet corn). J6 = Jenis Zea mays L. tunicata sturt (jagung bungkus atau pod corn).

J7 = Jenis jagung Zea mays L. Ceratina (jagung pulut atau waxy corn).

Berdasarkan tabel keputusan ciri dari jenis jagung, maka dapat dibuat pohon keputusan yang dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut ini.


(39)

Gambar 3.2 Pohon Keputusan

Berdasarkan analisis dari tabel keputusan dan pohon keputusan pada gambar 3.2 maka dapat dibuat himpunan kaidah produksi data cirri jenis jagung dengan menggunakan IF-THEN. Dimana IF merupakan informasi masukan sedangkan THEN merupakan konklusi atau kesimpulan. Himpunan kaidah tersebut adalah sebagai berikut :

Kaidah 1 (Jenis jagung Zea mays L. amylacea sturt) IF [BB02] Bentuk bijinya agak bulat

AND [EB01] Endospremnya berisi tepung AND [SB01] Bijinya bersifat lunak

AND ( [WB01] Warna bijinya kuning OR [WB02] Warna bijinya putih) THEN [J1] Jenis jagung Zea mays L. amylacea sturt

Kaidah 2 (Jenis jagung Zea mays L. identata sturt) IF [BB01] Bentuk bijinya seperti gigi geraham AND [BB04] Bentuk bijinya panjang

AND [BB05] Bentuk bijinya seperti baji AND [BB06] Bentuk bijinya bersudut AND [BO01] Berat bijinya 0,3 - 0,5


(40)

AND [MB02] Permukaan bijinya keras

AND [MB06] Bagian tepinya diselubungi pati keras

AND ( [WB01] Warna bijinya kuning OR [WB02] Warna bijinya putih) THEN [J2] Jenis jagung Zea mays L. identata sturt

Kaidah 3 (Jenis jagung Zea mays L. indurata sturt) IF [BB02] Bentuk bijinya agak bulat AND [BO02] Berat bijinya 0,1 - 0,7 41

AND [MB01] Permukaan bijinya bersinar AND [MB03] Permukaan bijinya agak keras

AND [MB05] Seluruh permukaan bijinya diselubungi pati keras AND [SB02] Bijinya sangat keras

AND [UB01] Ukuran bijinya kecil

AND ([WB01] Warna bijinya kuning OR [WB02] Warna bijinya putih OR [WB04] Warna bijinya merah)

THEN [J3] Jenis jagung Zea mays L. indurata sturt

Kaidah 4 (Jenis jagung Zea mays L. everata sturt) IF [BB04] Bentuk bijinya agak meruncing AND [BB07] Bentuk bijinya pipih

AND [BB08] Bentuk bijinya bulat AND [BO03] Berat bijinya 0,08 - 0,13 AND [SB03] Bijinya bersifat keras AND [UB01] Ukuran bijinya kecil

AND ([WB01] Warna bijinya kuning OR [WB02] Warna bijinya putih)

THEN [J4] Jenis jagung Zea mays L. everata sturt

Kaidah 5 (Jenis jagung Zea mays L. amyleasaccharata sturt) IF [EB01] Endospermnya berwarna bening

AND [KB01] Kulit bijinya tipis 42


(41)

THEN [J5] Jenis jagung Zea mays L. amyleasaccharata sturt

Kaidah 6 (Jenis jagung Zea mays L. saccharata sturt) IF [BB02] Bentuk bijinya agak bulat

AND [UB01] Ukuran bijinya kecil

AND ([WB02] Warna bijinya putih OR [WB04] Warna bijinya merah)

THEN [J6] Jenis jagung Zea mays L. saccharata sturt

Kaidah 7 (Jenis jagung Zea mays L. tunicata sturt) IF [EB01] Endospremnya berisi tepung lunak AND [MB04]Permukaan bijinya mengkilap AND [SB03] Bijinya bersifat keras

AND [UB01]Ukuran bijinya kecil

AND ([WB02] Warna bijinya putih OR [WB04]Warna bijinya merah OR [WB05] Warna bijinya jernih OR [WB06] Warna bijinya buram)

THEN [J7] Jenis jagung Zea mays L. tunicata sturt

3.2 Perancangan Sistem

Perancangan dalam Sistem Pakar Identifikasi Jenis Jagung Berdasarkan Cirinya ini melalui tiga tahapan, yaitu :

1. Tahap perancangan basis pengetahuan, 2. Tahap perancangan fungsional sistem, 3. Tahap perancangan antarmuka,

3.2.1 Perancangan Basis Pengetahuan

Basis pengetahuan merupakan bagian dari sistem pakar yang digunakan untuk menyimpan semua data, baik data pengetahuan maupun data aturan.


(42)

3.2.1.1 Entity Relationship Diagram

Entity relationship diagram sistem pakar ini dapat dilihat pada gambar 3.3 yang menggambarkan relasi antar entitas, dimana entitas merupakan calon tempat data. Di dalam relasi antar entitas memiliki aturan-aturan penyusunan yang berupa business rules. Adapun

business rules yang berlaku untuk pembuatan relasi entitas dalam sistem pakar ini adalah :

1. Pada umumnya jenis jagung terbagi atas tujuh jenis, yaitu Jenis jagung Zea

mays L. amylacea sturt, Zea mays L. identata sturt, Zea mays L. indurate sturt, Zea mays L. everata sturt, Zea mays L. amyleasaccharata sturt, Zea mays L. saccharata sturt, Zea mays L. tunicata sturt. Dimana untuk setiap jenis jagung terdiri dari beberapa ciri.

2. Untuk satu ciri bisa dimiliki oleh beberapa jenis jagung dan satu jenis jagung bisa memiliki banyak ciri.

3. Sistem ini memiliki tujuh kaidah. Dan setiap kaidah digunakan untuk mendefinisikan satu jenis jagung, dimana satu jenis jagung terdiri atas beberapa ciri.

4. Dari jenis jagung dan cirinya dapat dibuat aturan kaidah nya.

Gambar 3.3 Entity Relationship Diagram

Gambar 3.3 menggambarkan entity relationship diagram antara entitast_Jagung, entitas t_Ciri, dan entitas t_Aturan_ciri. Entitas t_jagung merupakan tempat menyimpan data kode jenis jagung, nama jenis jagung, deskripsi jenis jagung, deskripsi manfaat serta nama file gambarnya. Entitas t_Ciri merupakan tempat menyimpan data kode ciri serta nama cirinya. Dari entitas t_Jagung dibentuk satu kaidah yang digunakan untuk menentukan jenis


(43)

jagung dan dihubungkan dengan entitas t_Aturan_ciri yang menyimpan data kode jagung dan data kode ciri.

3.2.1.2 Perancangan Fisik Basis Pengetahuan

Perancangan fisik basis pengetahuan untuk sistem pakar untuk mengidentifikasi jenis jagung berdasarkan cirinya adalah sebagai berikut :

a. Tabel t_Ciri

Tabel t_Ciri digunakan untuk menyimpan data ciri-ciri dari tiap jenis jagung. Field-field dari tabel t_Ciri dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini.

Tabel 3.2 Tabel t_Ciri

b. Tabel t_Jagung

Tabel t_Jagung digunakan untuk menyimpan data jenis jagung. Field-field dari tabel t_Jagung dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini.


(44)

c. Tabel t_Aturan_ciri

Tabel t_Aturan_ciri menyimpan data kode jenis jagung dan kode ciri yang digunakan untuk menyimpan data tentang ciri-ciri dari tiap jenis jagung. Field-field dari tabel t_Aturan_ciri dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut ini.

Tabel 3.4 Tabel t_Aturan_ciri

d. Tabel t_User

Tabel t_User digunakan untuk menyimpan data pengguna yaitu data login pakar. Field-field dari tabel t_User dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut ini.


(45)

3.2.1.3 Visualisasi Antar Tabel Pada Basis Pengetahuan

Hubungan antar tabel untuk sistem pakat untuk mengidentifikasi jenisjagung berdasarkan cirinya dapat dilihat pada gambar 3.4 berikut ini.

Gambar 3.4 Visualisai Hubungan antar table

3.2.2 Perancangan Fungsional Sistem

Perancangan fungsional sistem merupakan tahap awal untuk merancang semua proses dan aliran data yang terjadi dalam sitem.

a. Diagram Alir Data Level 0

Diagram alir data level 0 atau yang sering disebut sebagai diagram konteks merupakan diagram sisten yang menggambarkan aliran-aliran data yang masuk dan keluar dari sistem dan yang masuk dan keluar dari entitas. Diagram alir data level 0


(46)

dari sistem pakar untuk mengidentifikasi jenis jagung berdasarkan cirinya dapat dilihat pada gambar 3.5 berikut ini.

Gambar 3.5 Diagram Alir Data Level 0

Diagram alir data level 0 berfungsi untuk menunjukkan ruang lingkup dan batasan dari sebuah sistem yang di modelkan, serta menunjukkan adanya interaksi sistem dengan entitas luar. Pada diagram alir data level 0 sistem pakar untuk mengidentifikasi jenis jagung berdasarkan cirinya ini ditunjukkan bahwa entitas-entitas luar yang berhubungan secara langsung dengan sistem adalah pakar dan pengguna umum.

Diagram alir data level 0 tersebut menjelaskan tentang: 1. Pengguna umum

Pengguna umum dapat menggunakan sistem pakar untuk mengidentifikasi jenis jagung berdasarkan cirinya dengan memilih ciri dari daftar ciri yang telah disiapkan oleh sistem sesuai dengan pengamatan terhadap ciri jagung yang telah diamati pengguna. Setelah pengguna memilih ciri jagung yang sesuai, sistem akan menmproses ciri-ciri yang dipilih tersebut sebagai masukan dan akan menampilkan jenis jagung sebagai hasil identifikasi.

2. Pakar

Selain sebagai seoarang pengguna umum, seorang pakar memiliki otoritas yang lebih dari pengguna umum, yaitu dapat melakukan manipulasi terhadap basis pengetahuan dan basis aturan.


(47)

Diagram alir data level 1 merupakan kelanjutan diagram konteks yang menggambarkan proses-proses yang berlangsung dalam sistem. Diagram alir data level 1 dapat dilihat pada gambar 3.6 berikut ini.

Gambar 3.6 Diagram Alir Data Level 1

Pada gambar 3.6 menunjukkan bahwa aplikasi ini memiliki tiga proses, yaitu proses identifikasi, menampilkan data serta manipulasi. Manipulasi yang dimaksud disini adalah melakukan penambahan, pengubahan, serta penghapusan baik dalam basis pengetahuan maupun basis aturan.

Proses identifikasi dilakukan oleh pengguna. Pada proses ini, pengguna dapat memilih ciri-ciri jagung dari daftar ciri yang telah ditampilkan pada halaman konsultasi. Setelah memilih ciri-ciri yang sesuai, maka pengguna dapat mengetahui jenis jagung dari ciri-ciri yang telah dipilih tersebut.

Proses manipulasi dilakukan oleh pakar ataupun seseorang yang bertugas untuk melakukan pengelolaan data basis pengetahuan dan data basis aturan sistem. Data basis pengetahuan terdiri dari data jenis jagung dan data ciri jagung. Hasil dari pengelolaan data basis pengetahuan ini akan disimpan ke dalam t_Jagung dan t_Ciri. Sementara itu data basis aturan akan disimpan pada t_Aturan_ciri.


(48)

c. Perancangan DAD Level 2 Proses Manipulasi Pengetahuan

DAD Level 2 ini merupakan penjabaran dari DAD level 1 dari proses manipulasi pengetahuan yang memuat proses-proses yang ada dalam sistem secara keseluruhan. Proses manipulasi yang dilakukan oleh pakar, terdiri dari proses manipulasi jenis jagung, proses manipulasi ciri, serta manipulasi aturan.

Proses manipulasi jenis jagung merupakan proses untuk melakukan pengubahan, penghapusan, dan penyimpanan data jenis jagung. Hasil dari proses manipulasi jenis jagung akan disimpan ke dalam t_Jagung. Proses manipulasi ciri digunakan untuk melakukan penambahan, penghapusan, pengubahanan, dan penyimpanan data ciri jagung dan hasilnya akan disimpan pada t_Ciri. Proses yang sama juga dilakukan pada proses manipulasi aturan.

Jadi, pada intinya proses manipulasi pengetahuan meliputi proses penambahan, penghapusan, pengubahan, dan penyimpanan, kecuali untuk proses manipulasi jenis jagung, yang hanya terdiri atas pengubahan, penghapusan, dan penyimpanan. Hal ini dikarenakan tidak mungkin jenis jagung tersebut bertambah. Hasil dari setiap prosesmanipulasi akan disimpan ke dalam tabel-tabel yang telah ada.

DAD level 2 proses manipulasi pengetahuan ini dapat dilihat pada gambar 3.7berikut ini.


(49)

Gambar 3.7 DAD Level 2 Proses Update Pengetahuan

d. Perancangan DAD Level 2 Proses Identifikasi

Pada level ini pengguna umum melakukan proses identifikasi, yaitu dengan memilih ciri-ciri dari daftar ciri yang telah ada sesuai pengamatan pengguna. Proses identifikasi meliputi proses menampilkan ciri, validasi pilihan dan proses identifikasi jenis jagung. Proses menampilkan data ciri digunakan untuk menampilkan seluruh data ciri kepada pengguna yang nantinya akan dipilih. Proses validasi merupakan proses mencocokkan pilihan user dengan data yang ada pada basis pengetahuan. Data ciri yang terpilih dan valid akan diolah oleh sistem dengan melakukan penelusuran terhadap ciri-ciri yang terpilih tersebut. Dari hasil penelusuran ini akan didapatkan hasil identifikasi. Proses dimana sistem melakukan pelacakan/penelusuran terhadap ciri yang dipilih oleh pengguna dinamakan sebagai proses identifikasi jenis jagung. Diagram alir data level 2 proses 3(proses identifikasi) dapat dilihat pada gambar 3.8 berikut ini.

Gambar 3.8 Diagram Alir Data Level 2 Proses Konsultasi

e. Perancangan DAD Level 2 Proses Menampilkan Data

DAD Level 2 ini merupakan penjabaran dari DAD level 1 dari proses menampilkan data yang memuat proses-proses untuk menampilkan seluruh data yang ada pada sistem. Proses menampilkan data terdiri dari proses menampilkan hasil identifikasi,


(50)

menampilkan data ciri kepada pengguna umum untuk dipilih saat identifikasi dan kepada pakar untuk proses manipulasi, menampilkan data jenis jagung untuk proses manipulasi oleh pakar, serta menampilkan data aturan. Diagram alir data level 2 proses 2 (proses menampilkan data) dapat dilihat pada gambar 3.9 berikut ini.

Gambar 3.9 Diagram Alir Data Level 2 Proses Menampilkan Data

3.2.3 Perancangan Antarmuka

3.2.3.1 Rancangan Antarmuka Halaman Utama

Perancangan antarmuka pengguna (user interface) merupakan bagian dimana terjadi komunikasi antara sistem dengan pengguna. Antarmuka halaman utama untuk sistem pakar untuk mengidentifikasi jenis jagung berdasarkan cirinya dapat dilihat pada gambar 3.10 berikut ini.


(51)

Gambar 3.10 Rancangan Antarmuka Halaman Utama

3.2.3.2 Rancangan Antarmuka Halaman Login

Rancangan antarmuka untuk login pakar dapat dilihat pada gambar 3.11 berikut ini. Pada halaman ini pakar harus menginputkan username dan password untuk mendapatkan hak otoritasnya.


(52)

3.2.3.3 Rancangan Antarmuka Halaman Pakar

Rancangan antarmuka halaman untuk pakar dapat dilihat pada gambar 3.12 berikut ini.

Gambar 3.12 Rancangan Antarmuka Halaman Menu Pakar

3.2.3.4 Rancangan Antarmuka Halaman Basis Pengetahuan Jenis Jagung

Rancangan antarmuka halaman basis pengetahuan jenis jagung digunakan oleh pakar untuk memanipulasi data jenis jagung. Rancangan antarmuka halaman basis pengetahuan jenis jagung dapat dilihat pada gambar 3.13 berikut ini.

Gambar 3.13 Antarmuka Halaman Basis Pengetahuan Jenis Jagung 3.2.3.5 Rancangan Antarmuka Halaman Basis Pengetahuan Ciri


(53)

Rancangan antarmuka halaman basis pengetahuan ciri digunakan oleh pakar untuk memanipulasi data-data ciri dari tiap jenis jagung sebagai basis pengetahuan data ciri. Rancangan antarmuka halaman basis pengetahuan ciri dapat dilihat pada gambar 3.14 berikut ini.

Gambar 3.14 Rancangan Antarmuka Halaman Basis Pengetahuan Ciri

3.2.3.6 Rancangan Antarmuka Halaman Basis Aturan

Rancangan antarmuka halaman basis aturan yang digunakan oleh pakar untuk memasukkan kaidah-kaidah yang akan menghasilkan identifikasi jenis jagung.

Rancangan halaman basis aturan dapat dilihat pada gambar 3.15 berikut ini.

Gambar 3.15 Rancangan Antarmuka Halaman Kaidah 3.2.3.7 Rancangan Antarmuka Halaman Manajemen User


(54)

Rancangan antarmuka halaman user merupakan tempat menyimpan data pakar yang sudah mendapat akses login berupa username dan password.

Rancangan antarmukanya dapat dilihat pada gambar 3.16 berikut ini.

Gambar 3.16 Rancangan Antarmuka Halaman Manajemen User

3.2.3.8 Rancangan Antarmuka Halaman Identifikasi

Rancangan antarmuka halaman identifikasi merupakan sarana bagi pengguna untuk melakukan identifikasi. Rancangan antarmukanya dapat dilihat pada gambar 3.17 berikut ini.

Gambar 3.17 Rancangan Antarmuka Halaman Identifikasi

3.2.2.9 Rancangan Antarmuka Halaman Hasil Identifikasi

Rancangan antarmuka halaman hasil identifikasi merupakan halaman output dari hasil identifikasi yang berupa jenis jagung dari biji jagung yang ingin diketahui jenisnya, hasil


(55)

perhitungan kemungkinan yang membandingkan jumlah ciri yang dipilih dengan jumlah semua ciri dari jenis tersebut serta deskripsi dan manfaat dari jenis jagung tersebut. Selain hasil tersebut, output juga memberikan kemungkinan jenis jagung yang lain. Rancangan antarmukanya dapat dilihat pada gambar 3.18berikut ini.


(56)

BAB IV

IMPLEMENTASI PROGRAM APLIKASI DAN HASIL

Pada tahap implementasi ini akan dibahas mengenai penerapan dan aplikasi dari hasil analisis dan rancangan yang telah dilakukan, serta perangkat yang dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi ini. Hal ini diharapkan agar aplikasi dapat berjalan sebagaimana mestinya, dan mampu memenuhi kebutuhan pengguna dan pakar sebagai pengguna langsung dari aplikasi ini.

4.1 Deskripsi Pembuatan Aplikasi

Dalam pembuatan aplikasi sistem pakar untuk mengidentifikasi jenis jagung berdasarkan cirinya ini, perangkat lunak yang digunakan mempunyai spesifikasi sebagai berikut :

a. Sistem Operasi : Windows XP Professional SP2.

b. Bahasa Pemrograman : Microsoft Visual Basic versi 6.0

Sedangkan perangkat keras yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Prosesor : AMD Athlon XP 2100.

b. Memori Utama : DDRAM 512 MB.. c. Resolusi Monitor : 1024x768 32 bit.

4.2 Implementasi Program Aplikasi

Aplikasi dari sistem pakar untuk mengidentifikasi jenis jagung berdasarkan cirinya ini diharapkan dapat dengan mudah dioperasikan, baik oleh pengguna umum maupun pakar. Oleh karena itu, aplikasi ini harus didesain sedemikian rupa sehingga pengguna umum


(57)

maupun pakar tidak mengalami kesulitan dalam menggunakannya.Untuk mempermudah dalam penggunaan aplikasi ini, pengguna dapat menggunakan menu bantuan.

4.2.1 Struktur Menu Program

Adapun struktur menu sistem pakar untuk mengidentifikasi jenis jagung berdasarkan cirinya adalah sebagai berikut :

Gambar 4.2 Struktur Menu Program

4.2.2 Tampilan Halaman Utama

Halaman utama merupakan implemetasi dari proses DAD Level 1 pada gambar 3.6. Susunan menu yang ditampilkan dalam halaman utama ini terdiri dari tiga menu utama, yaitu menu Pakar, Identifikasi dan Bantuan. Dari ketiga menu tersebut, hanya menu Identifikasi dan Bantuan yang dapat diakses oleh pengguna umum. Tampilan menu utama merupakan hasil implementasi dari rancangan menu utama yang ditunjukkan oleh gambar 3.9. Tampilan menu utama dapat dilihat seperti pada gambar 4.3.


(58)

Gambar 4.3 Tampilan Halaman Utama

4.2.3 Tampilan Halaman Login

Halaman login merupakan halaman untuk autentifikasi apakah seorang pengguna merupakan seorang pakar atau tidak. Jika pengguna tersebut adalah seorang pakar, maka halaman pakar akan terbuka. Akan tetapi jika pengguna tersebut bukan pakar, maka sistem akan menolaknya. Halaman login merupakan implementasi dari rancangan halaman login seperti pada gambar 3.10. Halaman login dapat dilihat pada gambar 4.4.


(59)

4.2.4 Tampilan Halaman Menu Pakar

Halaman Menu Pakar akan ditampilkan setelah pakar melakukan proses login. Halaman pakar ini merupakan implementasi dari proses DAD Level 2, terdiri atas sub menu Basis Pengetahuan yang terdiri dari menu Jenis Jagung dan Ciri, kemudian ada sub menu Basis Aturan dan Manajemen User. Tampilan halaman menu pakar yang merupakan implementasi dari rancangan halaman menu pakar pada gambar 3.11.

4.2.4.1 Tampilan Halaman Basis Pengetahuan Jenis Jagung

Halaman basis pengetahuan jenis jagung berfungsi untuk mengelola data jenis jagung yang akan digunakan oleh sistem sebagai acuan dalam penentuan hasil identifikasi. Tampilan halaman basis pengetahuan jenis jagung merupakan implementasi dari rancangan halaman basis pengetahuan jenis jagung pada gambar 3.12. Proses manipulasi jenis jagung meliputi proses cari, hapus, ubah, dan simpan. Tampilan halaman basis pengetahuan jenis jagung dapat dilihat pada gambar 4.7.


(60)

4.2.4.2 Tampilan Halaman Basis Pengetahuan Ciri

Halaman basis pengetahuan ciri berfungsi untuk mengelola data ciri dari jenis jagung yang akan digunakan oleh sistem untuk memenuhi kaidah dalam mengidnetifikasi jenis jagung. Proses manipulasi ciri, meliputi proses cari, tambah, hapus, ubah, dan simpan. Proses manipulasi ciri merupakan uraian dari DAD Level 2 proses maipulasi pengetahuan yang ditunjukkan pada gambar 3.7. Tampilan halaman basis pengetahuan jenis jagung merupakan implementasi dari rancangan halaman basis pengetahuan jenis jagung pada gambar 3.13.

Implementasi halaman basis pengetahuan ciri dapat dilihat pada gambar 4.8

Gambar 4.8 Tampilan Halaman Basis Pengetahuan Ciri

4.2.4.3 Tampilan Halaman Basis Aturan

Halaman basis aturan merupakan tempat knowledge rule base untuk menentukan kaidah proses identifikasi. Halaman basis aturan ini merupakan penguraian dari DAD Level 2 proses manipulasi basis aturan yang ditunjukkan pada gambar 3.7. Halaman basis aturan merupakan implementasi dari rancangan antarmuka yang ditunjukkan pada gambar 3.14. Pada halaman basis aturan ini berisi aturan-aturan yang memuat kaidah untuk setiap jenis jagung dan


(61)

ciri-ciri biji jagung yang berperan sebagai evidence untuk hipotesa jenis jagung tersebut. Proses-proses yang terdapat pada menu ini adalah penambahan aturan, dan penghapusan aturan.

Tampilan halaman kaidah ditunjukkan oleh gambar 4.9.

Gambar 4.9 Tampilan Halaman Basis Aturan

4.2.4.4 Tampilan Halaman Manajemen User

Halaman manajemen user merupakan halaman yang digunakan untuk melakukan penggantian username dan password dari seorang pakar yang berfungsi untuk mengelola data pakar yang berhak melakukan manipulasi pengetahuan. Tampilan halaman manajemen user

merupakan implementasi dari rancangan halaman manajemen user pada gambar 3.15. Proses pengubahan data pakar ini ditunjukkan oleh gambar 4.10.


(62)

Gambar 4.10 Tampilan Halaman Manajemen User

4.2.5 Tampilan Halaman Identifikasi

Halaman identifikasi merupakan implementasi dari proses DAD Level 2 Proses Identifikasi yang ditunjukkan oleh gambar 3.8 . Pada halaman ini terdapat dua jenis daftar ciri. Daftar ciri yang pertama menampilkan seluruh data ciri yang ada pada basis pengetahuan. Sedangkan daftar ciri yang satunya digunakan untuk menampung sementara ciri-ciri yang dipilih oleh user. Untuk memilih ciri tersebut adalah dengan meng-klik dua kali ciri yang ada pada daftar ciri yang pertama. Jika telah yakin bahwa ciri yang dipilih tersebut sesuai dengan hasil pengamatan, maka dapat dilakukan proses identifikasi dengan menekan tombol Proses. Tampilan halaman identifikasi yang merupakan implementasi dari rancangan halaman menu konsultasi pada gambar 3.16 ini, dapat dilihat pada gambar 4.11.


(63)

Gambar 4.11 Tampilan Halaman Identifikasi

4.2.6 Tampilan Halaman Hasil Identifikasi

Halaman Hasil Identifikasi merupakan implementasi dari proses DAD Level 2 proses menampilkan data yang di tunjukkan oleh gambar 3.9. Pada halaman ini di tampilkan jenis jagung hasil identifikasi beserta prosentase menghasilkan jenis tersebut. Selain itu dalam halaman ini ditampilkan semua jenis jagung yang mungkin. Tampilan halaman hasil identifikasi yang merupakan implementasi dari rancangan halaman menu konsultasi pada gambar 3.17 ini, dapat dilihat pada gambar 4.12.


(64)

Gambar 4.12 Tampilan Halaman Hasil Identifikasi

4.3 Pengujian Sistem

Pengujian yang dilakukan terhadap ”Sistem Pakar untuk Mengidentifikasi Jenis Jagung Berdasarkan Cirinya” terbagi ke dalam 2 tahap pegujian, yaitu pengujian terhadap menu Pakar yang berisi Basis Pengetahuan dan Basis Aturan serta pengujian pada menu Identifikasi.


(65)

Pada tahap ini akan dilakukan pengujian terhadap proses manipulasi basis pengetahuan oleh pakar. Ketika pakar menekan tombol Pakar pada Halaman Utama, maka sistem akan menampilkan halaman login. Jika username dan password dimasukkan tidak sesuai dengan data pada tabel pengguna, maka akan muncul pesan kesalahan seperti ditunjukkan oleh gambar 4.13.

Gambar 4.13 Pesan Kesalahan Login

Jika pakar telah memasukkan username dan password dengan benar, maka halaman basis pengetahuan akan ditampilkan yang berisi sub menu jenis jagung, ciri jagung, basis aturan, serta manajemen user.

4.3.1.1 Proses Manipulasi Data Jenis Jagung

Proses manipulasi data jenis jagung adalah proses mengubah data jenis jagung yang akan dijadikan sebagai acuan dalam proses identifikasi. Dalam manipulasi data jenis jagung, hanya terdapat proses tambah, ubah, simpan serta hapus. Proses menambah data jenis jagung dilakukan dengan menekan tombol Tambah untuk mengaktifkan kotak teks untuk memasukkan data. Setelah data telah diisi, maka data tersebut akan di validasi. Tidak semua karakter dapat dimasukkan ke dalam basis data. Jika informasi yang dimasukkan tersebut valid, maka informasi tersebut akan disimpan pada basis data. Hasil proses penambahan data jenis jagung dapat dilihat pada gambar 4.14.


(66)

Gambar 4.14 Proses Menambah Data Jenis Jagung

Proses pegubahan data jenis jagung dapat dilakukan dengan memilih terlebih dahulu jenis jagung pada daftar jenis jagung. Setelah memilih jenis jagung, maka dengan menekan tombol Ubah, sistem akan mengaktifkan kotak teks dan pakar dapat mengubahnya. Setelah data selesai diubah maka data akan disimpan ke dalam tabel jagung. Hasil proses mengubah data jenis jagung ditunjukkan pada gambar 4.15.

Gambar 4.15 Proses Mengubah data Jenis Jagung

Proses penghapusan data jenis jagung merupakan proses menghapus record atau data jenis jagung. Proses ini dapat dilakukan dengan memilih data yang akan dihapus pada daftar jenis jagung terlebih dahulu. Setelah data yang akan dihapus telah dipilih, tekan tombol


(67)

Hapus dan sistem akan menampilkan pesan untuk mengkonfirmasi apakah pakar betul-betul akan menghapus data yang dipilih tersebut (Gambar 5.16). Jika pakar menekan tombol Ya pada pesan konfirmasi, maka data Atau record dari data yang terpilih tersebut akan di hapus dari basis data.

Gambar 4.16 Proses Menghapus data Jenis Jagung

4.3.1.2 Proses Manipulasi Ciri Jagung

Proses manipulasi data ciri jagung adalah proses mengubah data jenis jagung yang akan dijadikan sebagai kaidah atau aturan dalam proses identifikasi. Dalam manipulasi data ciri jagung, terdapat proses tambah, ubah, hapus, dan simpan. Proses menambah data ciri dilakukan dengan menekan tombol Tambah untuk mengaktifkan kotak teks untuk memasukkan data. Setelah data telah diisi, maka data tersebut akan di validasi. Tidak semua karakter dapat dimasukkan ke dalam basis data. Jika informasi yang dimasukkan tersebut valid, maka informasi tersebut akan disimpan pada basis data. Hasil proses penambahan data ciri dapat dilihat pada gambar 4.17.


(68)

Gambar 4.17 Proses Menambah Data Ciri Jagung

Proses megubah data ciri jagung dapat dilakukan dengan memilih terlebih dahulu ciri jagung pada daftar ciri. Setelah memilih ciri, maka dengan menekan tombol Ubah, sistem akan mengaktifkan kotak teks dan pakar dapat mengubahnya. Setelah data selesai diubah maka data akan diperiksa apakah data tersebut valid. Jika valid, maka data tersebut akan disimpan ke dalam tabel ciri. Hasil proses mengubah data ciri ditunjukkan pada gambar 4.18.


(69)

Gambar 4.18 Proses Mengubah Data Ciri Jagung

Proses penghapusan data ciri adalah proses menghapus record/data ciri. Proses ini dapat dilakukan dengan memilih data yang akan dihapus pada daftar ciri terlebih dahulu. Setelah data yang akan dihapus telah dipilih, tekan tombol Hapus dan sistem akan menampilkan pesan untuk mengkonfirmasi apakah pakar betul-betul akan menghapus data yang dipilih tersebut (Gambar 4.19). Jika pakar menekan tombol Ya pada pesan konfirmasi, maka data atau record dari data yang terpilih tersebut akan di hapus dari basis data.


(70)

Gambar 4.19 Proses Menghapus Data Ciri Jagung

4.3.2 Pengujian Menu Pakar Submenu Basis Aturan

Pada tahap pengujian basis aturan ini, yang akan diperiksa adalah proses penambahan dan penghapusan kaidah atau aturan. Sebelum melakukan penambahan ataupun penghapusan kaidah, yang perlu di lakukan adalah memilih jenis jagung yang akan dibuatkan kaidahnya. Pemilihan jenis jagung ini dapat dilakukan dengan memilihnya pada combo box yang terletak diatas daftar ciri. Jika jenis jagung telah dipilih, maka daftar ciri akan aktif dan daftar ciri dari jenis jagung akan berisi ciri-ciri dari jagung yang terpilih. Penambahan kaidah dapat dilakukan dengan meng-klik dua kali ciri yang ada pada daftar ciri. Dan untuk menghapus ciri yang tidak sesuai dengan ciri yang dimiliki oleh jenis jagung terebut, maka dapat meng-klik dua kali ciri pada daftar ciri jenis. Setelah aturan itu dianggap telah sesuai, maka dapat menekan tombol Simpan untuk menyimpannya kedalam basis data ataupun menekan tombol Batal untuk menggagalkannya. Proses penambahan kaidah dapat dilihat pada gambar 4.20.


(71)

Gambar 4.20 Proses Menambah dan Menghapus Kaidah

4.3.3 Pengujian Menu Pakar Submenu Manajemen User

Pada tahap pengujian manajemen user ini, yang akan diperiksa adalah proses pencocokan

username dan password lama serta menyimpan username dan password yang baru. Proses pencocokan dilakukan dengan mendekripsi password yang ada dalam basis data dengan

password yang di masukkan oleh pakar serta mencocokkan username-nya. Jika sesuai, maka

username dan password yang baru akan diterima dan disimpan kedalam basis data. Jika data

username dan password tidak cocok, maka akan ditampilkan pesan peringatan bahwa

username atau password salah. Proses manajemen user dapat dilihat pada gambar 4.21 dan pesan peringatan ditunjukkan oleh gambar 4.22.


(72)

Gambar 4.21 Proses Mengganti Username dan Password

Gambar 4.22 Proses Validasi Manajemen User


(73)

Pada tahap pengujian Identifikasi, yang akan diperiksa adalah proses pemilihan ciri dari Daftar Ciri dan menghapus ciri dari Ciri Terpilih serta proses Identifikasinya. Seorang pengguna dapat melakukan filter atau penelusuran terhadap ciri yang dikehendaki dan daftar ciri akan menampilkan apa yang pengguna cari. Untuk memilih ciri yang sesuai, klik dua kali ciri pada daftar ciri. Dari ciri yang di pilih tersebut akan muncul pada ciri terpilih dan ciri terpilih tersebutlah yang kan diproses untuk mengidentifikasi jenis jagung (Gambar 4.23).

Gambar 4.23 Proses Pemilihan Ciri

Jika ciri yang ada pada ciri terpilih tersebut telah sesuai, maka dengan menekan tombol Proses, proses identifikasi akan dijalankan dan hasilnya akan ditampilkan pada halaman Hasil Identifikasi (Gambar 4.24). Pada halaman identifikasi akan ditampilkan jenis jagung hasil identifikasi serta jenis jagung yang mungkin dari ciri-ciri yang telah dipilih tersebut.


(74)

(75)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Sistem Pakar ini berfungsi sebagai alat bantu untuk mengidentifikasi suatu jenis jagung. 2. Sistem ini dapat menghasilkan beberapa jenis jagung sebagai hasil identifikasi, dimana

prosentse tertinggi merupakan keputusan atau hasil akhir sistem.

3. Sistem Pakar ini juga menyediakan fasilitas bantuan untuk mempermudah pemakai dalam memanfaatkan sistem.

4.2 Saran

Beberapa saran yang dapat diajukan adalah :

1. Sistem pakar yang dibangun ini perla dikemabangkan dengan berbasis web sehingga dapat dikenal luas oleh masyarakat melalui jaringan internet.

2. Perlu pegembangan sistem sehingga ditemukan cara yang paling mudah untuk memanipulasi pengetahuan terutama pada kaidah-kaidah atau rule yang digunakan.


(76)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1993. AAK Jagung (Seri Budidaya). Yogyakarta : Kanisius. Arhami, M. 2005. Konsep Dasar Sistem Pakar, Yogyakarta : Andi.

Ayani, AS. 2006. Sistem Pakar Untuk Mengidentifikasi Tanaman Hias Berbunga.

Yogyakarta : Skripsi Ilmu Komputer UGM.

Aziz, A. 1998. Studi Sistem Pakar Untuk Mengidentifikasi Jenis-jenis Makhluk Hidup. Yogyakarta : Skripsi Ilmu Komputer UGM.

Connolly TM dan Begg CE. 2002. Database System: A Practical Approach to Design Implementation and Management, third edition. Essex: Pearson Education Ltd. Kusumadewi, S. 2003, Artificial Inteligence (Teknik dan aplikasinya). Yogyakarta : Graha

Ilmu.

McLeod Jr,R., 1996, Management Information System (Sistem Informasi Manajemen), Jakarta : Jilid I, PT Prenhallindo.

Rukmana, Ir.H.Rahmat, Usaha Tani Jagung, Yogyakarta : Kanisius. Suprapto, HS. 1988. Bertanam Jagung. Penebar Swadaya. Depok

Seniwati, E. 2007. Media Konsultasi Perbaikan Kerusakan Televisi. Yogyakarta : Skripsi Ilmu Komputer UGM.

Silberschatz, H.F. Korth, S. Sudarshan, , 2005, Database System Concept. NewYork : Edisi ke-5. McGraw-Hill Companies.

Turban, Efraim. 1995. Decision Support and Expert System Management System.Edisi ke-4 USA: Prentice-Hall.


(1)

Gambar 4.20 Proses Menambah dan Menghapus Kaidah

4.3.3 Pengujian Menu Pakar Submenu Manajemen User

Pada tahap pengujian manajemen user ini, yang akan diperiksa adalah proses pencocokan username dan password lama serta menyimpan username dan password yang baru. Proses pencocokan dilakukan dengan mendekripsi password yang ada dalam basis data dengan password yang di masukkan oleh pakar serta mencocokkan username-nya. Jika sesuai, maka username dan password yang baru akan diterima dan disimpan kedalam basis data. Jika data username dan password tidak cocok, maka akan ditampilkan pesan peringatan bahwa username atau password salah. Proses manajemen user dapat dilihat pada gambar 4.21 dan pesan peringatan ditunjukkan oleh gambar 4.22.


(2)

Gambar 4.21 Proses Mengganti Username dan Password

Gambar 4.22 Proses Validasi Manajemen User


(3)

Pada tahap pengujian Identifikasi, yang akan diperiksa adalah proses pemilihan ciri dari Daftar Ciri dan menghapus ciri dari Ciri Terpilih serta proses Identifikasinya. Seorang pengguna dapat melakukan filter atau penelusuran terhadap ciri yang dikehendaki dan daftar ciri akan menampilkan apa yang pengguna cari. Untuk memilih ciri yang sesuai, klik dua kali ciri pada daftar ciri. Dari ciri yang di pilih tersebut akan muncul pada ciri terpilih dan ciri terpilih tersebutlah yang kan diproses untuk mengidentifikasi jenis jagung (Gambar 4.23).

Gambar 4.23 Proses Pemilihan Ciri

Jika ciri yang ada pada ciri terpilih tersebut telah sesuai, maka dengan menekan tombol Proses, proses identifikasi akan dijalankan dan hasilnya akan ditampilkan pada halaman Hasil Identifikasi (Gambar 4.24). Pada halaman identifikasi akan ditampilkan jenis jagung hasil identifikasi serta jenis jagung yang mungkin dari ciri-ciri yang telah dipilih tersebut.


(4)

(5)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Sistem Pakar ini berfungsi sebagai alat bantu untuk mengidentifikasi suatu jenis jagung. 2. Sistem ini dapat menghasilkan beberapa jenis jagung sebagai hasil identifikasi, dimana

prosentse tertinggi merupakan keputusan atau hasil akhir sistem.

3. Sistem Pakar ini juga menyediakan fasilitas bantuan untuk mempermudah pemakai dalam memanfaatkan sistem.

4.2 Saran

Beberapa saran yang dapat diajukan adalah :

1. Sistem pakar yang dibangun ini perla dikemabangkan dengan berbasis web sehingga dapat dikenal luas oleh masyarakat melalui jaringan internet.

2. Perlu pegembangan sistem sehingga ditemukan cara yang paling mudah untuk memanipulasi pengetahuan terutama pada kaidah-kaidah atau rule yang digunakan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1993. AAK Jagung (Seri Budidaya). Yogyakarta : Kanisius. Arhami, M. 2005. Konsep Dasar Sistem Pakar, Yogyakarta : Andi.

Ayani, AS. 2006. Sistem Pakar Untuk Mengidentifikasi Tanaman Hias Berbunga. Yogyakarta : Skripsi Ilmu Komputer UGM.

Aziz, A. 1998. Studi Sistem Pakar Untuk Mengidentifikasi Jenis-jenis Makhluk Hidup. Yogyakarta : Skripsi Ilmu Komputer UGM.

Connolly TM dan Begg CE. 2002. Database System: A Practical Approach to Design Implementation and Management, third edition. Essex: Pearson Education Ltd. Kusumadewi, S. 2003, Artificial Inteligence (Teknik dan aplikasinya). Yogyakarta : Graha

Ilmu.

McLeod Jr,R., 1996, Management Information System (Sistem Informasi Manajemen), Jakarta : Jilid I, PT Prenhallindo.

Rukmana, Ir.H.Rahmat, Usaha Tani Jagung, Yogyakarta : Kanisius. Suprapto, HS. 1988. Bertanam Jagung. Penebar Swadaya. Depok

Seniwati, E. 2007. Media Konsultasi Perbaikan Kerusakan Televisi. Yogyakarta : Skripsi Ilmu Komputer UGM.

Silberschatz, H.F. Korth, S. Sudarshan, , 2005, Database System Concept. NewYork : Edisi ke-5. McGraw-Hill Companies.

Turban, Efraim. 1995. Decision Support and Expert System Management System.Edisi ke-4 USA: Prentice-Hall.