1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia ditakdirkan sebagai makhluk pribadi dan sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk pribadi, manusia berusaha mencukupi semua kebutuhannya
untuk kelangsungan hidupnya. Dalam memenuhi kebutuhannya manusia tidak mampu berusaha sendiri, mereka membutuhkan orang lain. Itulah sebabnya manusia perlu
berelasi atau berhubungan dengan orang lain sebagai makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk sosial sudah pasti tidak dapat hidup sendiri dan tidak akan pernah
lepas dari kebutuhan akan pasangan hidup. Dalam kehidupan bermasyarakat baik manusia sebagai individu, aktor, komunitas maupun organisasi sosial menjalin
interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tak mungkin ada kehidupan bersama
1
. Interaksi sosial yang terjalin menunjuk pada hubungan-hubungan sosial yang
dinamis dan melalui proses pertukaran makna, simbol, bahasa dan perilakutindakan sosial individu. Pemaknaan dalam interaksi sosial tidak terlepas dari pemahaman,
interpretasipenafsiran yang mendalam dari individu tersebut, sehingga terbentuklah relasi sosial dalam kehidupannya
2
. Hubungan sosial atau relasi sosial saling mempengaruhi dan didasarkan pada
kesadaran untuk saling menolong atau terdapat kesamaan dalam pencapaian tujuan, ketertarikan pada hal yang sama Hobby, atau sebagai bentuk solidaritas
antarindividu
3
. Dalam berinteraksi kaum homoseksual gay membangun relasi sosial antarsesama homoseksual sehingga terbentuklah suatu komunitas berdasarkan
1
Soerjono Soekanto. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hlm. 54.
2
Ibid, hal. 55.
3
Pengertian relasi sosial. Chapter II. Pdf. Diunduh pada tanggal 08 Oktober 2014 jam 14:36 WIB.
2
kesamaan visi, dan atas dasar tergeraknya hati nurani dalam menyetarakan HAM Hak Asasi Manusia bagi kaum yang termajinalkan.
Fenomena homoseksual Gay bukanlah hal yang baru, seiring berjalannya waktu homoseksual mulai menjadi permasalahanfenomena yang menarik untuk
diteliti, menjadi pokok pembicaraan Trending topic, dan pemberitaan di seluruh penjuru dunia. Dampaknya, relasi sosial homoseksual yang awalnya dilakukan secara
sembunyi-sembunyi oleh kaum homoseksual gay mulai secara terang-terangan overt mengungkap diri identitas diri dan pasangan mereka diranah publik.
Kemunculan istilah gay pertama kali pada awal tahun 1869 dan mulai eksis di kota- kota besar. Hal ini didorong oleh faktor globalisasi yang muncul seperti media massa
dan majalah gay Barat yang diimpor ke Indonesia. Majalah dan media massa tersebut mendorong masyarakat untuk lebih terbuka dan menyadari akan keberadaan kaum
homoseksual gay. Media massa mempunyai peran yang sangat penting dalam mempermudah
akses-akses maupun informasi tentang kaum homoseksual gay, baik gaya hidupnya life style, komunitasnya Community, web-web atau situs resmi kaum homoseksual,
dan informasi secara tertulis seperti buku, koran, novel, komik bahkan film yang semakin menjamur di kehidupan masyarakat. Sehingga menggeser nilai-nilai atau
norma-norma yang selama ini dianut oleh masyarakat positivisme maupun masyarakat fungsionalisme.
Semenjak diakuidisahkannya Hak Asasi Manusia HAM yang menjamin hak-hak mendasar manusia baik sebagai individu yang bebas maupun sebagai warna
negara seperti hak untuk hidup, hak untuk bebas dari siksaan dan sebagainya, maka keberadaan kaum gay mulai diterima dan diakui. Bahkan dibeberapa negara sudah
melegalkan pernikahan sesama jenis homoseksual baik pasangan lesbian maupun
3
gay seperti USA, Inggris, Belanda, Skandinavia, dan Denmark
4
. Baru-baru ini pun di Amerika Serikat sudah melegalkan pernikahan sesama jenis dan menjamin hak-hak
serta kebebasan mereka dalam mengaktualisasikan diri. Sebagai negara berkembang, Indonesia merupakan negara yang konservatif
terhadap budaya-budaya yang menyimpang “tabuh” atau keluar dari nilai dan norma yang dianggap baik oleh masyarakat. Majemuknya masyarakat Indonesia bukan
hanya karena letak geografisnya, pertukaran kebudayaankontak dengan budaya luar asimilasi, akulturasi melainkan juga karena munculnya kelompok-kelompok
sosialkomunitas baru dalam masyarakat. Baik kelompok sosial dalam ruang lingkup agama, sosial, budaya maupun solidaritas seperti komunitas Homoseksual gay.
Komunitas homoseksual atau dikenal dengan istilah LGBT Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender sudah tersebar diseluruh wilayah Indonesia sebagai
bentuk upaya penyetaraan Hak Asasi Manusia, media untuk mengaktualisasikan diri, pemberdayaan kaum homoseksual, perlindungan untuk kaum homoseksual terhadap
aksi bully tekanansiksaan yang diterima dilingkungan sosialnya dan pengakuan dari masyarakat. Dalam melindungi hak-hak serta keadilan bagi kaum homoseksual gay
terbentuklah komunitaskelompok sosial yang terlembaga dan terorganisir secara hukum. Besarnya angka individu gay dan makin gencarnya kampanye tentang hak-
hak kaum gay secara sosiologis tentunya dapat menggeser nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Itu artinya dengan keberadaan komunitas homoseksual yang tergolong
tinggi membuat komunitas ini berusaha sedikit demi sedikit melakukan pengungkapan diri terhadap komunitas dan pasangan mereka
5
.
4
Puspitosari,Hesti dan Sugeng Pujileksono. 2005. Waria dan Tekanan Sosial. Malang : UMM Press. Hal. 33.
5
Skripsi Berjudul ”Pola Komunikasi Antar Pribadi Kaum Homoseksual Terhadap Komunitasnya Di Kota Serang”. Oleh: Ilham Akbar. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pdf. Diakses pada tanggal 19 Juli
2014 pkl 14:37 WIB.
4
Penelitian Glenn I. Roisman, Ph. D menunjukkan bahwa hubungan asmara antara pasangan homoseksual gay atau lesbi ternyata memiliki kesamaan dengan
pasangan heteroseksual pria-wanita dalam hal keterikatan dan komitmen. Untuk sampai pada kesimpulannya, para ahli melakukan riset dengan cara membandingkan
hubungan 30 pasangan gay, 30 pasangan lesbian, 50 pasangan bertunangan dan 40 pasangan menikah heteroseksual yang telah matang. Hasil dari analisis
memperlihatkan bahwa mereka yang terlibat hubungan homoseksual mengaku sama puasnya dan sama terikatnya dengan mereka yang heteroseksual dalam jurnal
Developmental Psychology
6
. Proses pengungkapan diri terhadap komunitas dan pasangan homoseksual
dalam kehidupan masyarakat melalui hubungan interaksionalinteraksi-simbolis yang menekankan kemampuan individu untuk berinteraksi dan menggunakan simbol-
simbol, serta mendefinisikan sesuatu dengan cara mereka sendiri dan bertindak sesuai dengan situasi yang mereka buat. Dalam artian, kaum homoseksual tidak
sembarangan mengungkap jati diri dan pasangan mereka diranah publik, pemaknaan kaum homoseksual disesuaikan dengan relationship hubunganrelasi yang mereka
jalin, baik dilingkungan lingkungan kerja, keluarga, sekolahpendidikan, tempat tinggal dan menyesuaikan tindakan apa yang akan dilakukan agar mereka diterima
oleh masyarakat. Terkait fenomena di atas membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian
agar dapat memahami secara mendalam, dapat menjelaskanmendeskripsikan fenomena tersebut secara faktual, mengungkap dan melihat lebih jauh lagi tentang
komunitas kaum gay homoseksual terkait dengan relasi sosial homoseksual dan pemaknaannya serta untuk memperoleh gambaran lebih jelas mengenai apa yang
6
Http: Seputar IGAMAikatan gay malang _www.igama.or.id.htm. Diakses pada tanggal 09 September 2014 pukul 11:37 WIB
5
sedang terjadi dalam subyek penelitian. Maka, penulis melakukan penelitian dengan
judul “Pemaknaan Kaum Gay Tentang Relasi sosial Homoseksual”. 1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah penelitian sebagai berikut : bagaimana pemaknaan kaum gay
tentang relasi sosial homoseksual?
1.3 Tujuan Penelitian