Macam-macam Akhlak Peranan guru PAI sebagai pendidik dalam membina akhlak siswa di SMA Negeri 8 Kabupaten Tangerang
Faktor penting dalam penentuan baik dan buruk tingkah laku seseorang yang dapat “mencetak” dan mempengaruhi tingkah laku
manusia dalam pergaulannya yang meliputi:
96
a. Manusia, selaku makhluk yang istimewa dengan kelainan-kelainannya dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya, memiliki kelebihan-
kelebihan juga kekurangan-kekurangan tertentu. Disamping itu karena manusia selaku pelaku akhlak yang memiliki kelebihan akal untuk
berfikir dibandingkan makhluk ciptaan Allah lainnya. b. Inctinct naluri, naluri merupakan tabiat yang dibawa sejak lahir, jadi
merupakan suatu pembawaan asli. Pandangan lain tentang “naluri” ialah sifat yang dapat menimbulkan perbuatan yang menyampaikan
pada tujuan dengan terpikir lebih dahulu ke arah tujuan itu tanpa di dahului latihan itu.
c. Kebiasaan, adalah perbuatan yang selalu diulang-ulang sehingga menjadi mudah dikerjakan.
d. Keturunan, ada beberapa yang biasa diturunkan, pada garis besarnya ada dua: 1 sifat jasmaniah, yakni kekuatan dan kelemahan otot dan urat
saraf orang tua dapat diturunkan kepada anak, 2 sifat rohaniah, yakni lemah atau kuatnya suatu naluri diturunkan pula oleh orang tua yang
kelak mempengaruhi tingkah laku anak cucunya. e. Lingkungan, dalam hubungan ini lingkungan dibagi menjadi dua
bagian: 1 lingkungan alam yang bersifat kebendaan, 2 lingkungan pergaulan yang bersifat rohaniah.
f. Kehendak, salah satu kekuatan yang berlindung dibalik tingkah laku manusia adalah kemauan keras ‘azam. Itulah yang menggerakan
manusia berbuat dengan sungguh-sungguh. g. Suara hati dhamir, fungsi dari suara batin adalah memperingatkan
bahayannya perbuatan buruk dan berusaha mencegahnya. h. Pendidikan yang dimaksud disini ialah segala tuntutan dan pengajaran
yang diterima seorang dalam membina kepribadian. Pendidikan itu
96
Hamzah Ya’kub, Etika Islam Pembinaan,…….., h. 55-56
mempunyai pengaruh yang besar dalam akhlak, sehingga ahli-ahli etika berpandangan bahwa pendidikan adalah faktor yang turut menentukan
dalam etika disamping faktor-faktor yang sebelumnya telah diterangkan.
Pembinaan akhlak seseorang dapat dipengaruhi oleh tiga faktor, diantaranya ialah:
a. Faktor Nativisme Faktor Nativisme yang berpengaruh terhadap pembinaan diri seseorang
adalah faktor pembinaan diri dalam yang bentuknya dapat berupa kecenderungan, bakat, akal dan lain-lain. Faktor Nativisme ini didasari
bahwa pada anak dan orang tua terdapat kesamaan baik fisik ataupun psikis. Setiap manusia memiliki gen, gen inilah yang terdapat dalam
sel-sel kelamin yang dipindahkan dari orang tua kepada anaknya dan merupakan sifat-sifat yang diwariskan. Tokoh utama aliran ini adalah
Athur Schopenhawer.
97
b. Faktor empirisme Faktor Empirisme, faktor dari luar yaitu faktor sosial termasuk
pembinaan dan pendidikan yang diberikan. Faktor ini paling mempengaruhi terhadap pembentukan akhlak. Ketika manusia lahir dan
lingkungan yang baik, maka pengaruhnya kepada pembentukan akhlaknya juga dan ketika ia lahir di lingkungan yang kurang baik,
maka pengaruh akhlaknya juga menjadi tidak baik. Maka disinilah pendidikan dan bimbingan akhlak sangat diperlukan untuk membentuk
dan mengembangkan akhlak manusia. Tokoh utama aliran ini adalah Jhon locke.
98
c. Faktor Konvergensi Kemudian faktor konvergensi berpendapat bahwa: pembinaan akhlak di
pengaruhi oleh faktor internal, yaitu pembawaan si anak, dan faktor dari
97
Ngalim Purwanto,Ilmu pendidikan teoritis dan praktis, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000, cet. Ke13, h. 59
98
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,………………………… h. 60
luar yaitu pendidikan dan pembinaan yang dibuat secara khusus untuk melalui interaksi dan lingkungan sekolah.
99
Faktor-faktor penyebab dari kemerosotan moral dewasa ini sesungguhnya banyak sekali antara lain yang terpenting adalah:
1. kurang tertanamnya jiwa agama pada tiap-tiap orang dalam masyarakat keyakinan beragama yang didasarkan atas pengertian yang sungguh-
sungguh dan sehat tentang ajaran agama yang di anutnya, kemudian diiringi dengan pelaksanaan ajaran-ajaran tersebut merupakan benteng
moral yang paling kokoh. Marilah kita ambil sebagai contoh ajaran islam dimana yang menjadi ukuran bagi mulai atau hinanya seseorang
adalah hati dan perbuatanya, hati yang taqwa dan perbuatan yang baik 2. keadaan masyarakat yang kurang stabil, baik dari segi ekonomi, sosial,
dan politik kepincangan atau ketidakstabilan suasana yang melingkungi seseorang
menyebabkan gelisah dan cemas, akibat tidak dapatnya mencapai rasa aman dan ketentraman dalam hidup. Misalnya apabila keadaan ekonomi
goncang, harga barang-barang naik-turun dalam batas yang tidak dapat diperkirakan lebih dahulu oleh orang-orang dalam masyarakat, maka
untuk mencari keseimbangan jiwa kembali orang terpaksa berusaha keras. Jika ia gagal dalam usahanya yang sehat, maka ia akan
menempuh jalan yang tidak sehat. Disinilah terjadinya penyelewengan- penyelewengan. Pada mulanya karena kebutuhan, tapi bisa tumbuh
menjadi keserakahan 3. pendidikan moral tidak terlaksana menurut mestinya
pembinaan moral seharusnya dilaksanakan sejak si anak kecil, sesuai dengan kemampuan dan umurnya. Karena setiap anak lahir belum
mengerti mana yang benar dan mana yang salah, dan belum tahu batas- batas dan ketentuan moral yang berlaku dalam lingkungannya. Tanpa
dibiasakan menanamkan sikap-sikap yang dianggap baik buat
99
Abuddin Nata,Akhlak Tasawuf, Jakarta: raja Grapindo Persada, 1996, cet ke1, h. 165
penumbuhan moral, anak-anak akan dibesarkan tanpa mengenal moral itu.
4. Suasana rumah tangga yang kurang baik Faktor yang terlihat pula dalam masyarakat sekarang, ialah kerukunan
hidup dalam rumah tangga kurang terjamin. Tidak tampak adanya saling pengertian, saling menerima, saling menghargai, saling mencintai
di antara suami istri. Tidak rukunnya ibu bapak menyebabkan gelisahnya anak-anak, mereka menjadi takut, cemas dan tidak tahan
berada di tengah-tengah orang tua yang tidak rukun. Maka anak-anak yang gelisah dan cemas itu mudah terdorong kepada perbuatan-
perbuatan yang merupakan ungkapan dari rasa hatinya, biasanya mengganggu ketentraman orang lain.
5. Diperkenalkannya obat-obat dan alat-alat anti hamil Seperti kita ketahui bahwa usia muda adalah usia yang baru mengalami
dorongan seksual akibat pertumbuhan biologis yang dilaluinya, mereka belum mempunyai pengalaman dan jika mereka juga belum mendapat
didikan agama yang mendalam dengan mudah mereka dapat dibujuk oleh orang-orang yang tidak baik yang hanya melampiaskan hawa
nafsunya. Maka terjadilah umpamanya obat atau alat-alat itu digunakan oleh
anak-anak muda yang tidak terkecuali anak-anak sekolah atau mahasiswa yang dapat dibujuk oleh orang yang tidak baik itu oleh
kemauan mereka sendiri yang mengikuti arus darah mudanya tanpa kendali. Orang tidak ada yang tahu karena bekasnya tidak terlihat dari
luar. 6. Banyaknya
tulisan-tulisan dan
gambar-gambar yang
tidak mengindahkan dasar-dasar moral
Suatu hal yang belakangan ini kurang manjadi perhatian kita ialah, tulisan-tulisan, bacaan-bacaan, lukisan-lukisan, siaran-siaran, kesenian-
kesenian dan permainan-permainan yang seolah-olah mendorong anak- anak muda untuk mengikuti arus mudanya. Segi-segi moral dan mental