4. Proporsi keuntungan yang akan dibagikan harus disepakati pada saat
membuat perjanjian. 5.
Rasio penanggungan kerugian bersama harus benar-benar sesuai dengan proporsi investasi.
6. Idealnya, modal harus berupa uang, bukan barang. Jika dalam bentuk
barang harus dihitung dalam nilai moneter. 7.
Perjanjian musyarakah berakhir apabila salah satu pihak meninggal atau mengundurkan diri dari kontrak.
D. Kerjasama Bagi Hasil Mudharabah
Selain kerjasama musyarakah, dalam bisnis syari‟ah terdapat juga
kerjasama dengan akad mudharabah. Berikut akan dipaparkan oleh penulis mengenai kerjasama dengan menggunakan akad mudharabah berdasarkan
referensi yang didapat. 1.
Pengertian Mudharabah Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul atau berjalan.
Secara teknis, al-mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama shahibul maal menyediakan seluruh
100 modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak,
sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola.
49
Mudharabah adalah kontrak kerjasama antara paling sedikit dua pihak, yaitu pemilik modal shahibul maal yang mempercayakan
sejumlah dana kepada pengusahapengelola dana mudharib untuk menjalankan suatu aktivitas atau usaha. Mudharabah merupakan kontrak
PLS yang akan memberi pemodal suatu bagian tertentu dari keuntungankerugian proyek yang mereka biayai.
50
Menurut definisi yang dikemukakan oleh Al- Quduri :” mudharabah
adalah bentuk perjanjian untuk berpartisipasi dalam keuntungan dengan modal harta dari suatu mitra dan modal kerja dari mitra lainnya.”
51
Secara singkat mudharabah atau penanaman modal adalah penyerahan modal uang kepada orang yang berniaga untuk mendapatkan
persentase keuntungan berdasarkan kesepakatan bersama.. 2.
Landasan Syari‟ah Secara umum, landasan dasar syari‟ah dalam akad al-Mudharabah
lebih mencerminkan anjuran untuk melakukan usaha. Hal ini seperti yang telah disebutkan dalam Al-
Qur‟an maupun Hadits.
49
Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syari‟ah : Dari Teori ke Praktik, Jakarta : Gema Insani Press, 2001, h. 95.
50
Mervyn K. Lewis dan Latifa M. Algoud, Perbankan Syari‟ah Prinsip, Praktik, dan Prospek,
Jakarta : PT. Serambi Ilmu Semesta, 2001, h. 60.
51
Mervyn K. Lewis dan Latifa M. Algoud, Perbankan Syari‟ah Prinsip, Praktik, dan Prospek,
Jakarta : PT. Serambi Ilmu Semesta, 2001, h.62
a. Al-Qur‟an
...
Artinya : “Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia rezki hasil perniagaan dari Tuhanmu...
” Q.S. Al-Baqarah : 198 b.
Al-Hadits Dari Shalih bin Shuahaib r.a. bahwa Rasulullah SAW
bers abda, “Tiga hal yyang didalamnya terdapat keberkatan : jual
beli secara tangguh, muqaradhahmudharabah, dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk
dijual.”HR. Ibnu Majah no. 2280, kitab At-Tijarah. c.
Ijma‟ Imam Zailai telah menyatakan bahwa para sahabat telah
berkonsensus terhadap legitimasi pengolahan harta yatim secara mudharabah. Kesepakatan para sahabat ini sejalan dengan spirit
hadits yang dikutip Abu Ubaid. 3.
Jenis-jenis Al-Mudharabah Secara umum, mudharabah dibagi menjadi dua jenis: mudharabah
muthlaqah dan mudharabah muqayyadah.
52
52
Muhammad Syafi‟I Antonio, Bank Syari‟ah : Dari Teori ke Praktik, Jakarta : Gema Insani Press, 2001, h. 97.
a. Mudharabah Muthlaqah
Mudharabah Muthlaqah adalah bentuk kerjasama antara shahibul maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi
oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis. b.
Mudharabah Muqayyadah Mudharabah Muqayyadah atau disebut juga dengan istilah
restricted mudharabahspecified mudharabah yang mana si mudharib dibatasi dengan batasan jenis usaha, waktu, atau tempat usaha.
4. Rukun Mudharabah
Jumhur Ulama menyatakan bahwa rukun mudharabah adalah
53
: a.
Shahibul Maal Pemilik Modal b.
Mudharib Pengelola c.
Keuntungan d.
Usaha yang dijalankan e.
Akad Perjanjian
53
M.I Yusanto dan M.K. Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islami, Cet-1, Jakarta : Gema Insani Press, 2002, h. 130.
Gambar 2.3 Skema Al-Mudharabah
Keahlian Modal 100
Nisbah X Nisbah Y
Pengembalian Modal Pokok
Sumber : Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syari‟ah : Dari Teori ke Praktik
Para ahli hukum Islam seperti Imam Al-Ghazali, Ibnu Taimiyah, dan Ibnu Khaldun Siddiqi, 1992 sepakat bahwa mudharabah merupakan bentuk
organisasi bisnis yang sangat bermanfaat, yaitu realita adanya heterogenitas dalam masyarakat baik dalam keterampilan, kekayaan, maupun minat usaha.
Artinya bahwa setiap anggota masyarakat akan memperoleh rezeki dan keuntungan dengan adanya kerjasama usaha ini.
54
54
Jusmaliani, dkk, Bisnis Berbasis Syari‟ah, Jakarta : Bumi Aksara, 2008, h. 52.
Perjanjian Bagi Hasil
Muhammad Syafi‟I
Syari‟ah :
Pembagian Keuntungan
ProyekUsaha
Modal Nasabah
Mudharib Bank
Shahibul Maal
BAB III METODOLOGI PENELITIAN