37
Persamaan 2.14 menyatakan persamaan gerak gelombang sekunder S yang
merambat dengan kecepatan: B = N
… … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . . 2.15
B = N 9 + 2
FH B = N
B B = N
9 + 2 G H 9 =
B B = Q3
SUBARJO, 2003
2.2.3 Jenis-Jenis Gempa Bumi
A. Gempa Bumi Berdasarkan Sumber Gempa Ditinjau dari penyebabnya, penyebab terjadinya gempa bumi dapat dibagi
empat penyebab utama yaitu: 1. Gempa tektonik adalah gempa bumi yang berasal dari pergeseran lapisan-
lapisan batuan sepanjang bidang sesar di dalam bumi. 2. Gempa vulkanik adalah gempa bumi yang berasal dari aktifitas atau
letusan gunung berapi, aktifitas tersebut berasal dari pergerakan magma yang berada di dalam gunung berapi.
3. Gempa runtuhan atau gempa longsoran adalah gempa bumi yang berasal dari berasal dari runtuhnya gua kapur atau daerah pertambangan atau
daerah tanah longsor.
38
4. Gempa buatan adalah gempa bumi yang berasal dari adanya aktivitas manusia di kulit bumi atau permukaan bumi yang menyebabkan getaran
yang cukup kuat.
B. Gempa Bumi Berdasarkan Kedalaman Gempa Menurut SUBARJO, 2003, kedalaman sumber gempa bumi adalah jarak
dari titik fokus gempa bumi hipocenter dengan permukaan di atas fokus epicenter
. Berdasarkan kedalaman sumber gempa, gempa dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu:
1. Gempa bumi dangkal, dimana kedalaman hipocenternya kurang dari 66 Km di bawah permukaan bumi.
2. Gempa bumi menengah, dimana kedalaman hipocenternya antara 66 Km – 450 Km di bawah permukaan bumi.
3. Gempa bumi dalam, dimana kedalaman hipocenternya lebih dari 450 Km di bawah permukaan bumi.
C. Gempa Bumi Berdasarkan Kekuatan Gempa a
Magnitude Skala Richter Perhitungan besar gempa bumi dengan skala Richter diukur
berdasarkan perhitungan logaritma basis 10 terhadap nilai amplitude maksimum dari rekaman fase gelombang gempa bumi yang di rekam oleh
seismometer Wood-Anderson , pada jarak 100 Km dari pusat gempa. Skala
Richter pertama kali digunakan untuk mengukur gempa-gempa yang terjadi di
39
daerah California Selatan, namun dalam perkembangannya skala ini banyak diadopsi untuk gempa-gempa yang terjadi di tempat lainnya bahkan hingga di
seluruh dunia. Ada beberapa metode yang biasa dipakai dalam menentukan enegi
gempa bumi, yaitu meneliti besaran simpangan gelombang dengan menggunakan gelombang badan body wave yang merambat di bumi, dikenal
dengan nama Magnitude Body Mb, metode lainnya menggunakan gelombang permukaan surface magnitude yang disebut Magnitude Surface
Ms, dan Magnitude Durasi Md yaitu metode yang bedasarkan rentang waktu gempa bumi. Ketiga metode ini mempunyai korelasi antara satu dengan
yang lainnya sehingga bisa menjadi penentuan magnitude suatu gempa bumi SALEH, MUHAMMAD,. DKK, 2003.
Berdasarkan kekuatan sumber gempa, gempa dapat dikelompokan menjadi empat, yaitu:
1. Gempa sangat besar, M 8,0 2. Gempa besar, 7,0 M 8,0
3. Gempa sedang, 4,5 M 7,0 4. Gempa mikro, 1,0 M 4,5
dimana M adalah Magnitude SUBARJO, 20003. b
Intensitas Skala Mercalli Menurut SALEH, MUHAMMAD,. DKK, 2003, intensitas adalah
ukuran kerusakan akibat gempa bumi yang berdasarkan hasil pengamatan dampak yang ditimbulkan gempa bumi terhadap manusia, struktur bangunan,
40
dan lingkungan pada tempat tertentu. Besar intensitas bervariasi, selain bergantung dari besar kekuatan gempa bumi pada sumber gempa, tetapi juga
tergantung pada jarak tempat atau wilayah tertentu ke sumber gempa bumi, serta kondisi geologisnya.
Skala Mercalli ditemukan oleh seorang ahli gunung berapi berbangsa
Italia yang bernama Giuseppe Mercalli pada tahun 1902. Skala Mercalli ini
didasarkan pada informasi dari orang-orang yang selamat dari gempa bumi. Bedasarkan hal tersebut, Mercalli menemukan 12 ukuran besarnya gempa
bumi, yaitu: 1. Tidak terasa.
2. Terasa oleh orang yang berada di bangunan tinggi. 3. Getaran dirasakan seperti ada kereta yang berat melintas
4. Getaran dirasakan seperti ada benda berat yang menabrak dinding rumah, benda yang tergantung bergoyang-goyang.
5. Dapat dirasakan di luar rumah, hiasan dinding bergerak, benda kecil di atas rak mampu jatuh.
6. Terasa oleh hampir semua orang, dinding rumah rusak. 7. Dinding pagar yang tidak kuat pecah, orang tidak dapat berjalan atau
berdiri. 8. Bangunan yang tidak kuat akan mengalami kerusakan.
9. Bangunan yang tidak kuat akan mengalami kerusakan tekuk. 10. Jembatan dan tangga rusak, terjadi tanah longsor.
11. Rel kereta api rusak.
41
12. Seluruh bangunan hancur lebur. Skala Mercalli tersebut di modifikasi kembali oleh ahli seismologi
yang bernama Harry Wood dan Frank Neumann dan digunakan untuk
tempat-tempat yang tidak terdapat peralatan seismometer. Skala Modifikasi Intensitas Mercalli MMI mengukur kekuatan gempa bumi sebagai berikut:
Skala I MMI: Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luar
biasa oleh beberapa orang biasanya pada orang yang berada di gedung bertingkat.
Skala II MMI: Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda
ringan yang digantung bergoyang.
Skala III MMI: Getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa
getaran seakan-akan ada truk lewat.
Skala IV MMI: Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam
rumah, di luar beberapa orang terbangun, gerabah pecah, jendela pecah, pintu bergemerincing, dinding berbunyi karena pecah-pecah .
Skala V MMI: Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk,
orang banyak terbangun, gerabah pecah, jendela dan sebagainya pecah, barang-barang terpelanting, pohon–pohon, tiang–tiang, dan
lain-lain tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
Skala VI MMI: Getaran dirasakan oleh semua penduduk,
kebanyakan terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap dari pabrik rusak. Kerusakan ringan.
Skala VII MMI: Tiap-tiap orang keluar rumah, kerusakan ringan
42
pada rumah-rumah dan bangunan dengan konstruksi yang baik dan tidak baik, cerobong asap pecah atau retak-retak, terasa oleh orang-
orang yang naik kendaraan.
Skala VIII MMI: Kerusakan ringan pada bangunan-bangunan
konstruksi yang kuat, retak-retak pada bangunan yang kuat, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap dari pabrik-pabrik dan
monument roboh, air menjadi keruh.
Skala IX MMI: Kerusakan pada bangunan-bangunan yang kuat,
rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak-retak pada bangunan yang kuat, rumah tampak agak pindah dari pondamennya,
pipa-pipa dalam tanah putus.
Skala X MMI: Bangunan dari kayu yang kuat rusak, rangka-rangka
rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah, rel kereta api melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah
curam, air bah.
Skala XI MMI: Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap
berdiri. Jembatan rusak, terjadi lembah, pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel kereta melengkung sekali.
Skala XII MMI: Hancur sama sekali, gelombang tampak pada
permukaan tanah, pemandangan menjadi gelap, benda-benda terlempar ke udara.
43
D. Gempa Bumi Berdasarkan Tipe Gempa Berdasarkan tipenya, gempa dikelompokan menjadi tiga tipe, yaitu:
a Tipe I : ini gempa bumi utama diikuti gempa susulan tanpa didahului oleh gempa pendahuluan fore shock.
b Tipe II : Sebelum terjadi gempa bumi utama, diawali dengan adanya gempa pendahuluan dan selanjutnya diikuti oleh gempa susulan yang
cukup banyak. c Tipe III : Tidak terdapat gempa bumi utama. Magnitude dan jumlah
gempa bumi yang terjadi besar pada periode awal dan berkurang pada periode akhir dan biasanya dapat berlangsung cukup lama dan bisa
mencapai 3 bulan. Tipe gempa ini disebut tipe swarm dan biasanya terjadi pada daerah vulkanik seperti gempa Gunung Lawu pada tahun
1979.
2.3 Pola Tektonik Daerah Papua