Penentuan Koefesien Korelasi METODE PENELITIAN

58 Gambar 3.4 Diagram Wadati

3.3.3 Menentukan Anomali Perubahan Kecepatan Gelombang Primer

Dengan Kecepatan Gelombang Sekunder V p V s Menurut SUBARJO, 2003, harga anomali perubahan kecepatan gelombang primer dengan kecepatan gelombang sekunder dapat dihitung dengan persamaan: ∆ = − A A 100 … … … … … . … … … … … … … … … … … … … … … . … … . 3.5 Dimana: ∆ = besar anomali X = nilai dari data yang digunakan sebagai pembanding Y = nilai pada saat akan terjadi gempa bumi

3.4 Penentuan Koefesien Korelasi

Dalam menganalisa nilai kecepatan gelombang primer dan kecepatan gelombang sekunder , penulis menggunakan persamaan garis linier untuk 59 menentukan nilai C = H + L;. Dari diagram wadati dapat diperoleh nilai pada setiap periode waktu dari gempa bumi yang terjadi di daerah penelitian dengan menggunakan persamaan garis linier, yaitu: 4 − 5 = H + L4 − RS5 dimana nilai b adalah berkisar 0 b 1, di dapat dari persamaan 3.1 dan 3.2, L = 4 5 − 1 4 5 = L + 1 dengan memisalkan: 4 − 5 = C 8 ; 4 − RS5 = ; 8 pada persamaan diatas, maka dapat kita peroleh: C 8 = H + L; 8 + 8 … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … 3.6 i = 1, 2, 3…….n e = error a,b = Konstanta Jumlah kuadrat error kesalahan dihitung dengan persamaan: a = 8 b 8 = C 8 − H − L; 8 b 8 … … … … … … … … … … … … … … … … 3.7 Agar nilai Q minimum, maka persamaan 3.6 diturunkan terhadap konstanta a dan b. Turunan pertama terhadap konstanta a adalah: 6a 6H = 0 penurunanan secara parsial terhadap konstanta a 6 6H C 8 − H − L; 8 b 8 3 = 0 60 −2 C 8 − H − L; 8 b 8 = 0 C 8 − H − L; 8 = 0 … … … … … … … … … … … … … … … … … . … 3.8 Turunan pertama terhadap konstantan b adalah : 6a 6L = 0 penurunan secara parsial terhadap konstanta b. 6 6L C 8 − H − L; 8 b 8 3 = 0 −2 {C 8 − H − L; 8 ; 8 } b 8 = 0 C 8 ; 8 − H; 8 − L; 8 = 0 … … … … … … … … … … … … … … … . … 3.9 Dari persamaan 3.8 dan 3.9 dapat ditulis dalam bentuk : H + ; 8 L = C 8 … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … 3.10 ; 8 H + ; 8 L = ; 8 C 8 … … … … … … … … … … … … … … … … . … 3.11 F 1H H = H Selanjutnya pada persamaan 3.10 dapat ditulis menjadi : H + ; 8 L = C 8 H = − ; 8 L + C 8 H = 1 C 8 − L ; 8 H = 1 C 8 − 1 L ; 8 … … … … … … … … … … … … … … … … … . 3.12 61 H = Cc − L;d … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . 3.13 Interpelasi persamaan 3.7 kedalam persamaan 3.6 ; 8 1 C 8 − L ; 8 + ; 8 L = ; 8 C 8 ; 8 C 8 − ; 8 L + ; 8 L = ; 8 C 8 L e ; 8 − ; 8 f = ; 8 C 8 − ; 8 C 8 H H7 L = g ; 8 C 8 − g ; 8 C 8 g ; 8 − g ; 8 … . … … … … … … … … … … … … … … … . . … 3.14 Untuk mengetahui nilai koefisien korelasi yang berbentuk : \ = N a 8 − a a 8 … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . 3.15 Dengan r adalah koefisien korelasi, sedangkan Q dan Q i diberikan oleh bentuk : a 8 = C 8 − C b 8 … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . 3.16 Sedangkan a = C 8 − H − L; 8 b 8 … … … … … … … … … . … … … … … … … … … … . 3.17 Dari persamaan 3.10, 3.11 dan 3.12 menjadi nilai koefisien korelasi : \ = g ; 8 C 8 − g ; 8 g C 8 hi g ; 8 − g ; 8 ji g C 8 − g C 8 j Gambar 3.5 Alur peng primer Mulai • Mul Pembacaan Data • Wakt • Wakt • Wakt Pengolahan Data • Meng • Meng Hasil • Nila • Nila • Menc • Men Analisa • Meng • Meng Kesimpulan • Kesi Selesai • Sele golahan data penentuan anomali perubahan kecep er dengan kecepatan gelombang sekunder V p V s ulai aktu tiba gelombang primer t p aktu tiba gelombang sekunder t s aktu terjadi gempa bumi OT enghitung selisih t p dan t s t s -t p enghitung selisih t p dan OT t p -OT ilai t s -t p ilai tp-OT encari besar nilai V p V s dengan digram wadati encari besar nilai anomali V p V s enganalisa hasil perubahan nilai V p V s enganalisa hasil perubahan anomali nilai V p V s esimpulan lesai 62 epatan gelombang . s 63

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Langkah yang dilakukan untuk mengolah data dalam penelitian ini adalah dengan cara menganalisa dan yang terekam pada setiap seismograh dari stasiun-stasiun gempa bumi yang berada disekitar wilayah penelitian, kemudian menghitung selisih waktu tempuh gelombang sekunder dengan waktu tempuh gelombang primer 4 − 5 dan selisih waktu tempuh gelombang primer yang dikurangi waktu ketika terjadi gempa bumi 4 − RS5, dimana RS sebagai origin time . Hasil dari analisa tersebut di plot ke dalam diagram wadati dimana data 4 − 5 = sumbu y vertical sedangkan 4 − RS5 = sumbu x horizontal dengan periode waktu tertentu.

4.1. Menentukan Besar Nilai V

p V s Berikut ini adalah analisa data gempa bumi 11 September 2008 yang merupakan salah satu gempa bumi yang terjadi menjelang terjadinya gempa bumi besar pada 4 Januari 2009, dan dilanjutkan analisa data sesudah gempa bumi tersebut terjadi, berdasarkan laporan seismograph dari stasiun-stasiun gempa bumi disekitar wilayah penelitian serta perhitungan untuk menentukan nilai .