Pengertian Kiblat PENGERTIAN ARAH KIBLAT DAN LANDASAN HUKUMNYA

BAB II PENGERTIAN ARAH KIBLAT DAN LANDASAN HUKUMNYA

A. Pengertian Kiblat

Kiblat menurut bahasa adalah Bait Al-Haram di Mekkah, Al-Ghurfatu kamar , kullu baitin murabba’in setiap bangunan yang berbentuk persegi empat 1 . Ka’bah disebut juga dengan Baitullah, Baitul Haram dan Baitul Atiq atau rumah tua yang dibangun kembali oleh Nabi Ibrahim dan puteranya Nabi Ismail atas perintah Allah SWT. Menurut kamus lengkap bahasa Indonesia antara Ka’bah dan Kiblat terdapat sedikit perbedaan dalam pengertiannya. Dalam kamus lengkap bahasa Indonesia Ka’bah adalah bangunan dari batu berbentuk kubus dalam masjid yang terdapat di Mekkah, sedangkan pengertian Kiblat adalah arah ke Mekkah pada waktu shalat 2 . Ka’bah merupakan bangunan yang terdiri dari empat sudut. Keempat sudut bangunan Ka’bah mempunyai nama-nama tersendiri, yaitu : 1. Sudut Hajar Aswad Di sudut ini terdapat batu hitam yang menjadi tempat dimulai dan diakhirinya thawaf. Hajar Aswad terletak pada ketinggian 1,5 m dari tanah, berbentuk seperti 1 Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia, Yogyakarta : Unit Pengadaan Buku-buku Ilmiah Keagamaan PP “Al-Munawwir” Krapyak, 1984 , hal 1305. 2 Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, Jakarta: Pustaka Amani , hal 155 187. 12 bulat telur. Jarak Hajar Aswad dengan pintu Ka’bah disebut Multajam, tempat doa mustajab seperti dicontohkan Rasulullah SAW. 2. Sudut Iraqi Sudut yang mengarah ke negeri Iraq. Lebar antara sudut Hajar Aswad dan sudut Iraqi kurang lebih 11 m, dan pada sudut inilah terletak pintu Ka’bah. 3. Sudut Syaami Sudut yang mengarah ke negeri Syam. Lebar sudut Iraqi dengan sudut Syaami kurang lebih 10 m , 22 cm. 4. Sudut Yamani 3 Sudut yang mengarah ke negeri Yaman. Lebar antara sudut Syaami dan Yamani kurang lebih 10 m, 13 cm. Kiblat adalah arah ummat Islam menghadap ketika mengerjakan shalat. Dalam hal ini ialah arah dimana Ka’bah terletak, yaitu di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi. Pernah ummat Islam berkiblat ke Masjidil Aqsa di Yerussalem, Palestina selama 16 bulan. Menghadap ke kiblat termasuk salah satu dari rukun shalat, kecuali dalam keadaan tidak mampu atau genting 4 . Bagi orang yang melihat Ka’bah wajib menghadap langsung kearahnya, sedang bagi orang yang bertempat tinggal jauh dari Ka’bah boleh hanya menghadap kearahnya saja. 3 M. Abdul Mujieb, Mabruri Tholhah, Kamus IstilahFiqih, Jakarta, Pustaka Firdaus, 1994 , cet 1, hal 146. 4 Ibid, hal 167.

B. Sejarah Kiblat