Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

secara Nasional angka prevalensi kusta di Indonesia lebih kecil dari 1 per 10.000 penduduk. Tetapi kenyataannya sampai saat ini masih cukup banyak penderita kusta dengan berbagai permasalahannya. Ada beberapa Provinsi yang angka prevalensinya di atas 110.000 penduduk yaitu Maluku Utara 9,0510.000, Papua 4,6710.000 dan Gorontalo 3,5410.000. Menurut WHO pada tahun 2005, Jumlah penderita kusta di Indonesia yang tercatat sebanyak 21.537 kasus dengan 18.742 kasus 87,02 diantaranya merupakan penderita tipe Multi Basiler MB yang diketahui merupakan tipe yang menular. Di Sumatera Utara, dari hasil penelitian Posmaria L.K.Naibaho 1999- 2000 di Rumah Sakit Kusta Sicanang Medan Belawan terdapat 108 orang penderita kusta dengan proporsi penderita tipe MB 69,4 dan tipe PB 30,6.

1.2. Rumusan Masalah

Dari pembahasan latar belakang di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah : Bagaimana karakteristik penderita kusta yang dirawat di Rumah Sakit Kusta Pulau Sicanang Medan Belawan tahun 2009?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik penderita kusta yang dirawat di Rumah Sakit Kusta Pulau Sicanang Medan Belawan mulai dari Januari-Desember 2009.

1.3.2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui karakteristik penderita kusta berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, Agama, Suku, Daerah Asal dan Tipe Kusta. Universitas Sumatera Utara

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan untuk menambah pengetahuan peneliti tentang kusta dan sebagai bahan untuk menambah pengalaman. 2. Sebagai informasi dan masukan bagi peneliti selanjutnya yang berhubungan dengan penyakit kusta. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kusta 2.1.1. Definisi Istilah kusta berasal dari bahasa India, yakni kushtha berarti kumpulan gejala-gejala kulit secara umum. Penyakit kusta disebut juga Morbus Hansen, sesuai dengan nama yang menemukan kuman yaitu Dr. Gerhard Armauwer Hansen pada tahun 1874 sehingga penyakit ini disebut Morbus Hansen Kosasih,2003. Kusta adalah penyakit infeksi yang kronik, penyebabnya ialah Mycobacterium Leprae yang intraselular obligat Kosasih, 2003.

2.1.2. Epidemiologi

Penyebaran penyakit kusta dari suatu Benua, Negeri dan tempat, ke Benua Neegri dan tempat lain sampai tersebar ke seluruh dunia tampaknya disebabkan oleh perpindahan orang yang telah terkena penyakit tersebut. Masukknya kusta ke pulau-pulau Melanesia termasuk Indonesia diperkirakan terbawa oleh orang- orang Cina Kosasih,2003. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan adalah patogenitas kuman penyebab, cara penularan, keadaan sosial ekonomi dan lingkungan, varian genetik yang berhubungan dengan kerentanan, perubahan-perubahan imunitas, dan kemungkinan-kemungkinan adanya Reservoir diluar manusia. Sri Linuwih, 2003. Frekuensi tertinggi pada kelompok umur antara 25-35 tahun. Faktor sosial ekonomi kiranya memegang peranan, makin rendah sosial ekonominya makin subur penyakit kusta. Sebaliknya, faktor sosial ekonomi tinggi membantu penyembuhan. Sehubungan dengan iklim, ternyata penyakit ini kebanyakan terdapat di daerah tropis dan subtropis yang panas dan lembab. Ada variasi reaksi terhadap infeksi Mycobacterium Leprae yang mengakibatkan variasi gambaran Universitas Sumatera Utara