2.1.3. Gejala klinis
1. Adanya bercak tipis seperti panu pada badantubuh manusia, 2. Pada bercak putih ini pertamanya hanya sedikit, tetapi lama- kelamaan
semakin melebar dan banyak, 3. Adanya pelebaran syaraf terutama pada syaraf ulnaris, medianus,
4. Adanya bintil-bintil kemerahan Leproma, Nodul yang tersebar pada kulit, 5. Alis rambut rontok,
6. Muka berbenjol-benjol dan tegang yang disebut Facies Leomina muka singa Zulkipli,2002.
2.1.4. Patogenesis
Timbulnya penyakit kusta pada seseorang tidak mudah sehingga tidak perlu ditakuti. Hal ini bergantung pada beberapa faktor, antara lain sumber
penularan, kuman kusta, daya tahan tubuh, sosial ekonomi, dan iklim Arif mansjoer,2000.
Sumber penularan adalah kuman kusta utuh solid yang berasal dari pasien kusta tipe MB Multi Basiler yang belum diobati atau tidak teratur berobat
Arif mansjoer, 2000. Bila seseorang terinfeksi Mycobacterium Leprae, sebagian besar 95
akan sembuh sendiri dan 5 akan menjadi indeterminate. Dari 5 interminate, 30 bermanifestasi klinis menjadi determinate dan 70 sembuh Arif
mansjoer,2000. Setelah Mycobacterium Leprae masuk kedalam tubuh, perkembangan
penyakit kusta bergantung pada kerentanan seseorang. Respon tubuh setelah masa tunas di lampaui tergantung pada system imunitas selular cellular
mediated immune pasien. Kalau sistem imunitas selular tinggi, penyakit berkembang ke arah Tuberkuloid dan bila rendah berkembang kearah
Lepromatosa Arif mansjoer, 2000.
Universitas Sumatera Utara
2.1.5. Klasifikasi
Ridley dan Jopling memperkenalkan istilah spektrum Determinate pada penyakit kusta yang terdiri atas berbagai tipe atau bentuk, yaitu:
TT : Tuberkuloid polar, bentuk yang stabil T I : Tuberkuloid Indefinite
BT : Borderlines Tuberculoid BB: Mid Borderline
BL : Borderline Lepramatous L I : Lepromatosa Indefinite
LL: Lepramatosa polar, bentuk yang stabil.
Tabel 2.1. Zona Spektrum Kusta menurut Macam Klasifikasinya KLASIFIKASI
ZONA SPEKTRUM KUSTA Ridley Jopling
TT BT
BB BL
LL Madrid
Tuberkuloid Borderline
Lepromatosa W.H.O
Pausibasiler PB
Multibasiler MB
Puskesmas PB
MB Sumber : Kosasih, 2003.
Tipe I Indeterminate tidak termasuk dalam spektrum. TT adalah tipe Tuberkuloid Polar, yakni Tuberkuloid 100, merupakan tipe yang stabil jadi
berarti tidak mungkin berubah tipe. Begitu juga LL adalah tipe Lepromatosa Polar, yakni Lepromatosa 100, juga merupakan tipe yang stabil yang tidak
mungkin berubah lagi. Sedangkan tipe antara Ti dan Li disebut tipe borderline atau campuran, berarti campuran antara Tuberkuloid dan Lepromatosa. BB adalah
tipe campuran yang terdiri atas 50 Tuberkuloid Lepromatosa. BB dan Ti lebih banyak Tuberkuloidnya, sedangkan BL dan Li lebih banyak Lepromatosanya.
Tipe-tipe campuran ini adalah tipe yang labil, berarti dapat bebas beralih tipe, baik ke arah TT maupun ke arah LL Sulistyowaty, 2005.
Universitas Sumatera Utara
Multibasiler berarti mengandung banyak basil yaitu tipe LL, BL, dan BB. Sedangkan Pausibasiler berarti mengandung sedikit basil, yakni tipe TT, BT dan
I Sulistyowaty, 2005. Menurut WHO pada tahun 1981, kusta dibagi menjadi Multibasiler dan
Pausibasiler. Yang termasuk dalam Multibasiler adalah tipe LL, BL, dan BB pada klasifikasi Ridley-Jopling dengan indeks bakteri IB lebih dari 2+,
sedangkan Pausibasiler adalah tipe I, TT dan BT dengan IB kurang dari 2+. Tabel 2.2. Gambaran Klinis menurut WHO
Tipe PB Tipe MB
1. Lesi Kulit macula
datar, Papul yang meninggi, Nodul
1-5 lesi, hipopigmentasi eritema, distribusi tidak
simetris, hilanya sensasi yang jelas.
Lesi 5, distribusi lebih simetris, hilanya sensasi.
2. Kerusakan cabang
saraf menyebabkan
saraf kehilangan sensasikelemahan
otot yang dipersarafi oleh
sraf yang terkena Hanya satu cabang saraf.
Banyak cabang saraf.
Sumber: WHO,1995.
Untuk kepentingan program pengobatan pada tahun 1987 telah terjadi perubahan. Yang dengan kusta PB adalah kusta dengan BTA negatif pada
pemeriksaan kerokan kulit, yaitu tipe-tipe I, TT dan BT menurut klasifikasi Ridley Jopling. Bila pada tipe-tipe tersebut disertai BTA positif, maka akan
dimasukkan ke dalam kusta MB. Sedangkan kusta MB adalah semua penderita kusta tipe BB, BL dan LL atau apapun Arif mansjoer, 2000.
Universitas Sumatera Utara
2.1.6. Pemeriksaan 1. Pemeriksaan Bakterioskopik