PENDAHULUAN Penanggulangan Gangguan Sendi Temporomandibula Akibat Kelainan Oklusi Secara Konservatif

Sartika Aryanti : Penanggulangan Gangguan Sendi Temporomandibula Akibat Kelainan Oklusi Secara Konservatif, 2007. USU Repository © 2009

BAB 1 PENDAHULUAN

Sistem mastikasi merupakan unit fungsional dalam pengunyahan yang mempunyai komponen terdiri dari gigi-geligi, sendi temporomandibula STM, otot kunyah, dan sistem syaraf. 1-3 Otot digerakkan oleh impuls syaraf karena ada tekanan yang timbul dari gigi bawah yang berkontak dengan gigi atas sehingga mandibula dapat melaksanakan aktivitas fungsional dari sistem mastikasi. Keharmonisan antara komponen-komponen ini sangat penting dipelihara kesehatan dan kapasitas fungsionalnya. 2-4 Dalam pelaksanaan sistem mastikasi, banyak otot ikut terlibat. Dengan demikian dalam mengevaluasi baik buruknya fungsi sistem mastikasi interaksi otot- otot itu tidak dapat diabaikan, dan evaluasi harus dilakukan dengan melihat kaitannya dengan pergeseran kontak oklusi gigi-geligi. Oklusi akan berjalan normal dan kedudukan mandibula akan stabil apabila tiap komponen yang terlibat dapat menjalankan aktivitasnya secara normal, dan antara semua komponen terdapat interaksi yang serasi, dan seimbang. Apabila ada perubahan-perubahan kecil dalam hubungan kontak oklusi yang menghambat dicapainya oklusi normal dapat memicu timbulnya kelainan. Kelainan ini termasuk ke dalam salah satu kelompok kelainan STM yang disebut gangguan fungsional. Gangguan fungsional terjadi akibat adanya penyimpangan dalam aktivitas salah satu komponen yang terlibat dalam pelaksanaan fungsi sistem mastikasi yakni kelainan posisi dan atau fungsi gigi-geligi atau otot-otot Sartika Aryanti : Penanggulangan Gangguan Sendi Temporomandibula Akibat Kelainan Oklusi Secara Konservatif, 2007. USU Repository © 2009 mastikasi. Sedangkan kelainan STM yang lain adalah kelainan struktural dimana terjadi perubahan struktur persendian akibat gangguan pertumbuhan, trauma external, penyakit infeksi neoplasma. 4 Dalam beberapa tahun terakhir ini terlihat minat para dokter gigi Indonesia untuk memahami masalah kelainan STM makin meningkat dan juga perhatian para dokter gigi kepada kestabilan fungsi sistem mastikasi makin nyata. Namun di lain pihak masih banyak pula yang belum benar-benar memahami kaitan fungsional antara sistem persendian rahang dengan dinamika oklusi gigi-geligi. Ini berakibat penanganan masalah STM sering kali kurang terarah. Bahkan banyak pula yang kurang menyadari bahwa tindakan perawatan yang dilakukannya terhadap pasien dapat menimbulkan gangguan fungsional pada STM dikemudian harinya. 4 Perawatan yang dilakukan terhadap kelainan STM bertujuan menurunkan rasa nyeri, mengurangi beban yang merusak, serta merestorasi fungsi dan aktivitas normal sehari-hari. Tujuan perawatan akan dicapai secara baik bila kombinasi optimal dan pilihan tahap perawatan diterapkan dalam konteks program perawatan yang menyeluruh yakni secara konservatif dan operatif. Pilihan perawatan secara konservatif meliputi mengistirahatkan rahang, obat-obatan, latihan, terapi panas, splin oklusal, perawatan psikososial, karies dan kelainan patologi yang lain, protesa, terapi oklusal, perawatan faktor pendorong yang lain dan perawatan secara operasi bila pasien gagal memberi respon terhadap terapi konservatif. 4,5 Sartika Aryanti : Penanggulangan Gangguan Sendi Temporomandibula Akibat Kelainan Oklusi Secara Konservatif, 2007. USU Repository © 2009

BAB 2 KELAINAN DAN ETIOLOGI GANGGUAN FUNGSIONAL SENDI