Sartika Aryanti : Penanggulangan Gangguan Sendi Temporomandibula Akibat Kelainan Oklusi Secara Konservatif, 2007.
USU Repository © 2009
dilakukan. Analogi yang lain dalam memberikan nasehat kepada pasien adalah dengan perumpamaan seperti pasien dengan kaki keseleo. Keadaan ini akan cepat
membaik bila kaki diistirahatkan dengan menggantung kaki ke atas bukan terus menerus menggunakannya untuk berjalan.
11
3.1.2 Obat-obatan
Perawatan farmakologik dapat membantu meredakan gejala kelainan STM seperti rasa sakit, hiperaktivitas otot, ansietas, dan depresi. Baik pengalaman klinis
maupun studi eksperimental terkendali menunjukkan bahwa farmakoterapi dapat menjadi katalis kuat bagi rasa nyaman pasien dan rehabilitasinya bila digunakan
sebagai program tatalaksana komprehensif. Obat-obat yang bermanfaat dalam perawatan STM terdiri dari analgetika, kortikosteroid, relaksan otot, anti ansietas, dan
anti depresi. Walaupun ada kecendrungan para dokter untuk mengandalkan obat favorit tunggal, sebetulnya tak ada satu pun obat yang benar-benar terbukti manjur
untuk seluruh spektrum STM. Untuk menghindari komplikasi tak diharapkan dan efek interaksi buruk serta mencapai kemujaraban maksimal suatu jenis obat, penting
sekali memahami spektrum obat-obat yang dapat diberikan untuk STM dan masalah yang lain timbul karena pemakaiannya.
1,4,5,9,18
3.1.3 Latihan
Alasan dari perawatan dengan latihan adalah untuk merangsang fungsi mandibula yang normal. Cara ini dapat membantu pasien untuk merelaksasi otot
rahang, leher, dan bahu bagian atas, karena dengan demikian otot-otot letih untuk
Sartika Aryanti : Penanggulangan Gangguan Sendi Temporomandibula Akibat Kelainan Oklusi Secara Konservatif, 2007.
USU Repository © 2009
melakukan aktivitas secara benar sekaligus juga melepaskan ketegangan otot. Biasanya dengan latihan teratur dan terarah keluhan akan hilang dalam waktu 3-5
hari. Latihan ini dilakukan selama 10 menit perhari dalam lingkungan yang sunyi, di depan kaca. Program latihan membuka mulut secara aktif yaitu pergerakan
laterotrusif ke kiri dan ke kanan, dan pergerakan protrusif. Masing-masing pergerakan diulangi 8-10 kali. Pergerakan ini dilakukan secara maksimal dan
mandibula berada pada posisi buka maksimal untuk beberapa detik pada masing- masing pergerakan.
4,5,10,11
3.1.4 Terapi Fisik
Terapi fisik merupakan terapi yang mendukung terapi kelainan STM lainnya yakni terapi oklusal dan terapi psikososial. Terapi ini penting dalam kesuksesan
manajemen terapi kelainan STM. Terapi fisik dibagi dalam dua kategori yakni : modalities dan teknik manual. Modalities adalah cara-cara fisik untuk pengubahan
termal, histokemikal dan fisiologik. Tipe-tipe Modalities terdiri dari terapi panas, terapi dingin, elektroterapi, terapi ultrasound, iontoforesis, dan akupunktur.
1,5,11
Terapi panas dapat mengurangi rasa nyeri dan kekakuan otot. Caranya adalah meletakkan handuk basah hangat selama 10-15 menit pada daerah yang terserang
biasanya pada daerah masseter Gambar 4. Terapi dingin adalah metode yang sederhana dengan menggunakan es yang diletakkan pada area yang spasme untuk
mengurangi rasa nyeri. Peralatan elektroterapi yang menghasilkan perubahan termal, histokemikal, dan fisiologik pada otot-otot sendi dibagi dalam stimulasi tegangan
tinggi stimulasi elektrogalvanik dan stimulasi tegangan rendah stimulasi saraf
Sartika Aryanti : Penanggulangan Gangguan Sendi Temporomandibula Akibat Kelainan Oklusi Secara Konservatif, 2007.
USU Repository © 2009
elektrik transkutan . Cara ini mengurangi aktivitas dan nyeri otot serta mempercepat penyembuhan. Terapi ultrasound digunakan untuk menimbulkan panas yang dalam di
daerah sendi, menyembuhkan kontraktur sendi dengan mempertinggi peregangan jaringan lunak ekstrakapsular, meredakan nyeri kronik, dan kontraksi otot.
Iontoforesis digunakan untuk masalah muskuloskeletal berupa obat preparat anti inflamasiatau analgetika ditarik melalui kulit ke daerah yang terkena pada jaringan
dibawahnya. Akupunktur digunakan untuk peratawan nyeri kronik pada salauran kecil neural.
1,5
Sedangkan pada teknik manual terdiri dari tiga kategori yaitu : mobilisasi jaringan lunak, muscle conditioning, dan joint distraction. Mobilisasi jaringan lunak
merupakan stimulasi dengan cara masase pada daerah nervus sensori kutaneus untuk mengurangi rasa nyeri. Muscle conditioning adalah terapi fisik yang bertujuan
merestorasi fungsi otot menjadi normal. Teknik muscle conditioning ini ada beberapa kategori antara lain membatasi pergerakan mandibula dan terapi relaksasi dengan
mengkontrol stres emosional. Distraksi pasif pada sendi dapat menambah pergerakan dan menghambat aktivitas otot yang menarik melawan sendi sehingga otot dapat
relaksasi. Cara ini dilakukan dengan menekan pada area molar dua bawah menggunakan ibu jari operator.
1
Sartika Aryanti : Penanggulangan Gangguan Sendi Temporomandibula Akibat Kelainan Oklusi Secara Konservatif, 2007.
USU Repository © 2009
Gambar 4. Terapi panas menggunakan handuk basah hangat. Okeson J.P. Management of temporoman-
dibular disorder and occlusion. 4
th
ed. USA : Mosby Year Book, 1998 : 402
3.1.5 Splin Oklusal